Kesimpulan Kongres Pgri

  • Uploaded by: Arwin Zoelfatas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesimpulan Kongres Pgri as PDF for free.

More details

  • Words: 4,017
  • Pages: 19
No Kongres 1 Kongres I Tanggal 24 – 25 November 1945 di surakarta

Kesimpulan 1) Pada kongres ini disampaikan pretes kepada seluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut adalah sebagai berikut : 1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan maksud penduduk. 2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti karena negara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman dalam negeri 3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara arab juga akan diberi tahu. 2) Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu seperti berikut : Ketua umum : Amin Singgih Wakil ketua : 1. Rh. Koesnan 2. Soekitro Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita 2. Siswa Widjojo Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif) 2. Martosoedigdo 3. Reksosoebroto (Siswowadodjo) 4. Parmoedjo. 3) Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 setelah kemerdekaan turut membantu membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan PGRI ketika didirikan, yaitu memperkuat bedirinya republik Indonesia.

Menurut pendapat sendiri / saya Menurut pendapat saya kesimpulan seluruh kongres adalah, pada kongres “pertama”membicarakan tetang disampaikannya tentang protes kepada seluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di indonesia dengan tujuan agar kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut membantu membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya republik Indonesia. Kongres “kedua” membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatan tekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru. Kongres “ketiga” pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi. Kongres “keempat” Kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at. Menurutnya PGRI merupakan pencereminan semangat juang para guru sebagai pendidik rakyat dan bangsa. Kongres “Kelima” Membicarakan tetang konsolidasi organisasi mulai nyata lebihlebih dalam pelaksanaan ART, komisariskomisaris daerah dibentuk serta susunan pengurusnya. Kongres “Keenam” disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang organisasi. Kongres “Ketujuh” Dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama. Kongres “Kedelapan” Pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang organisasi.

Kongres “Kesembilan” Dalam mongres ini ditarinya kembakli dukungan terhadap masalah PSPN ke dalam soksi akan keluar. Kongres “Kesepuluh” Pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh PGRI. Kongres “Kesebelas” Dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRI yang unitraristik, indevendent dan non partai politik. Kongres “Keduabelas” Pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI. Kongres “Ketigabelas” Membicarakan tetang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadi kepala sekolah RI di Tokyo. Konres “Keempatbelas” Ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI). Kongres “Kelimabeas” Didirikannya proyek pelaksanaan Pembagunan GGI. Kongres “Keenambelas” Disusunnya PBPGRI masa bakti XVI (1989-1994). Kongres “Ketujuhbelas” Disusunya tim penulis buku sejara PGRI dari masa ke masa. Kongres “Kedelapanbelas” Dirubahnya susunan pengrus PB_PGRI kalau pada masa lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua calon ketua umum. 2

Kongres II tanggal 21-23 November 1946 di Surakarta

1) Adapun komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut : Ketua I : Rh. Koesnan Ketua II : Soejono Kromodmoeljo Ketua III : Soejono Penulis I : J. Soetemas

Penulis II : Hj. Hoasodo Bendahara I : Soemedi Adisasmita Bendahara II : Dinneman Ketua bagian pendidikan I : D. Notohamidjojo Ketua bagian pendidikan II : Sosro Ketua bagian pendidikan III : Slamet I 2) Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu : 1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional 2. Gaji guru supaya tidak dihentikan. 3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan, Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan menjadi anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersma Zachir diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi mentri perburuhan dan sosial pada kaminet hatta 3) Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan sistem pendidikan kolonial kparah sistem pendidikan nasional. 3

Kongres III 27-29 Februari 1984 di Madiun

1) Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan PGRI menyelenggarakan kongres ke III. Kongres yang berangsung dalam keadaan darurat menghasilkan keputusan-keputusan bahwa untuk menghasilkan efektivitas organisasi, dilakukan dengan memekarkan cabang-cabang yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satu cabang menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah sedikitnya 100 orang, diharapkan bahwa yang lebih kecil itu dapat lebih efektif, dalam cakupan daerah yang cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing-masing ternyata dapat

memajukan aktivitas dan vitalitas yang tinggi sekali. 2) Adapun pengurus besar hasing kongres ke III adalah sebagai berikut : Ketua I : Soejono Kromodmoeljo Ketua II : Soedjono Ketua III : Soedarsono Panitera umum I : Brahim Prawirosoemitro Panitera umum II : Inda Karjoso Ketua bagian pendidikan : Soepojo Ketua bagian perburuhan : Sostrowignjo Bendahara : Dinneman 3) Setelah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke Yogyakarta. Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat di Yogyakarta adalah sebagai barikut : Ketua I : Soejono Kromodmoeljo Ketua II : Soedjono Ketua III : Soedarsono Sekretaris umum I : Soebakti Sekretaris umum II : Soewandi Bendahara : Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban Ketua bagian perburuhan : Sosro Ketua bagian publisit it : Hj. Soemato 4

Kongres IV 26-28 Februari 1950 Di Yogyakarta

1) Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya perngurus pusat serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung besama dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000 yang terseber di 76 cabang. Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut : 1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI.

2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para guru yang politik yang memecah belah wilaya republik Indonesia. 3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalah persatuan demi perjuangan untuuk menghasilkan kemerdekaan. 2) Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah : Ketua I : Rh. Keosnan Ketua II : Soedjono Ketua III : Soedjono Kromo Dimoeljo Sekretaris Jendral I : Soekimo Sekretaris Jendral II : Moehamad Hidajat Bendahara I : Soetinah Benahara II : Soetedja Ketua bagian pendidikan : Soedarsono Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo 3) Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut : 1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI 2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tetang penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL) 3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang. 5

Kongres V 19-24

1) Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan

Desember 1950 di Bandung

kongres V. Pada rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut : 1. Menegaskan kembali pancasila seabgai azaz organisasi 2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kongra politik. 3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat daerah 2) Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah : 1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan sulawesi kedalam PGRI yang mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat digaji menurut sesuai dengan standar dari pusat. 2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolahsekolah lanjutan, jumlah honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi. 3) Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti berikut : Ketua I : Soedjono Ketua II : M.E. Soebiandinata Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja Redaksi suara majalah guru :J.M.S. Hutagalung dan Soedjono

6

Kongres VI 24-20

1) Kongres yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20

November 1952 di Malang

Npvember 1952 ini menyepakati hal-hal berikut : 1. Dalam bidang organisasi 2. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat. 3. Dalam bidang hukum.. 4. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil tindakat (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi. 2) Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut : Ketua I : Soedjono Ketua II : M.E. Soebiandinata Panitera umum : Moehamad Hidajat Panitera organisasi/tata usaha : Soebahdri Panitera perburuhan : Ahmad Sanoesi Panitera pendidikan : Ktut Nara Panitera penerangan : Soeparno Panitera keuangan dan usaha : Soetardjo Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II Komisaris umum DTU prburuhan : Alamsjahroeddin Komisaris umum DTU keuangan : .... Komisaris umum DTU perburuhan dan pendidikan wanita : NJ. S. Soemardi Redaksi suara majalah guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri 3) Peristiwa penti yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut : 1. PB-PGRI membangu panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh F. Wachen droff dengan tugas yang sangat luas. 2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI) 3. Ikutserta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai

4.

5. 6. 7. 7

Kongres VII 24 Nov-1 Des 1954 di Semarang

konferensi lain baik yang berhubungan dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi pendidikan. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi hal-hal berikut : a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB) b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953 Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tgl 22-27 Juli 1954 Dibidang perburuhan

1) Hasil kongres VII antara lain seperti berikut : a. Dalam bidang hukum b. Dalam bidang pendidikan c. Dalam bidang perburuhan d. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari GBSI dan menyatakan diri sebagai organisasi nin Vaksentral 2) Adapun pengurus besar hasil kongres VII seperti berikut : Ketua I : Soedjono Wakil ketua I : M.E. Soebinadinata Wakil ketua II : Hermanoe Adi Panitra umum : Moehamad Hidajat Panitera Organiasi : Soebandri Panitera Perburuhan : Alamsjaroeddin Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea Panitera Penerangan : Soepardo Panitera Keuangan : Soetardjo Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II Komisaris umum DTU prburuhan : N.J.S. Soenardi

Komisaris umum DTU keuangan : .... Komisaris umum DTU perburuhan dan pendidikan wanita : Redaksi suara majalah guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri 3) Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti berikut : a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untuk wilayah Nusatenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera Selatan (11-13 Juli 1955) c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggotaanggota PGRI dengan cara antara lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota PGRI didaerah-daerah. d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI, seperti persatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah (IGM) persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI) 8

Kongres VIII Oktober 1956 di Bandung

1) Pada saat berlangsungnya kongres VII, anggota PGRI berjumlah 107.032 orang yang tersebar di 511 cabang di seluruh Indonesia, kongres ini dihadir oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres ini diputer film ”Membolos) karya NH. Karya Harapan PGRI. 2) Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VIII adalah sebagai berikut : Ketua umum : ME. Soebiadinata Ketua I : Soedjono Ketua II : M. Hoesein Panitera umum I : Soebandri Panitera umum II : Widodo Panitera organisasi : Soekandri Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin

Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea Panitera keuangan : A. Zachri Panitera sosial/ekonomi :A. Harahap Komisaris umum : Nj. S. Soenardi Komisaris umum : P.J. Karamoy Komisaris umum :.......... 3) Peristiwa yang terjadi pasca kongres VIII adalah sebagai berikut : 1. Terbentuk komisariat kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua Sanoesi dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua Ibrahim Siagian 2. Diadakannya kursus kader tingkat khusu pada waktu tgl 23 Desember 1957 s/d Januari 1958 dengan di Jakarta dengan ketentuan setiap 15 cabang mengirim satu orang peserta. 3. Mengadakan dialog segi tiga antara PB-PGRI, materi PP & K, dan mentri dalam negeri dikantor mentri PP & K tetang tuntan PGRI untuk menaikkan anggara belajar kementrian PP & K hingga 25%. 4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP & K hingga 25% kepada para anggota. 5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam kementrian PP & K 6. Mendesak pemerintah untuk segera mengubah sistem pendidikan yang mengandung unsur-unsur pendidikan kolonia menjadi sistem pendidikan yang lebih bersifat nasional. 7. Dikembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi pemeriksaan kesehatan murid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan obat-obatan disekolah. 8. Ditolaknya rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1956/1957. penolakan ini dilakukan PGRI organisasi pelajar.

9. Dikeluarkannya buletin khusus yang berjudul ”Marilah kita berantas bacaan cabul” dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno. 10. Menjadi permasalahan dalam simposium Badan Musyawarah Nasional (BMN) di Denpasar. 11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI, yaitu 6 KG A, 2 SMA, 2 SMP pada periode 1956 – 1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG A, 6 SG B, 3 KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya. 12. Mengusahakan agar ditetapkannya Hari Pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25 November sebagai Hari Pendidikan. 13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal 30 September sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka belum diusulkan naik pangkat. 14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam panitia sebagai wakil PGRI. 15. Diperhitungkannya masa kerja guru SR di sekolah-sekolah swasta 9.

Kongres IX 31 Oktober – 4 November 1959 di Surabaya

1) Adapun susunan PG PGRI sebagai berikut : Ketua Umum : M.E. Subiadinata Ketua I : M. Hoesein Ketua II : Soebandri Panitia Umum : Soekarno Prawira Panitia Umum dan Keuangan : A. Zachari Panitia Perburuhan : Moejono Panitia Pendidikan : L. Manusama Panitia Keuangan : A. Zachari Panitia Organisasi : Moersid Idris Panitia Sosial / Ekonomi : Ismartojo Komisaris Umum Urusan Perburuhan : A. Sanoesi Komisaris Umum Urusan Pendidikan : A.H. Arahap Komisaris Umum Urusan Perburuhan : Alam Sjahroeddin Komisaris Umum Urusan Keuangan : Nj. Soenardi

2) Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yang kecil (Rp 150), melainkan pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timur sangat seret. Dari beberapa cabang yang setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebut diserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI. Meskipun demikian kegiatan PGRI berjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para guru. 3) Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang diputuskan dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidak mengubah kekompakan di lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanya kejelasan pada semua pihak pada saat itu. Bahwa dukungan tersebut dengan sendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh PB. PGRI, yakni ”soksi bukan merupakan vaksentral dan nama soksi harus diganti”, tidak terpenuhi. 10

Kongres 10 Oktober 1962 di Glora BungKarno, Jakarta.

1) Adapun susunan PB. PGRI perserikatan X yang terakhir adalah sebagai berikut : Ketua Umum : M.E. Subiadinata Ketua I : M. Hoesein Ketua II : H.M. Hidajat Panitera Umum : A.A. Abduracman Panitera Keuangan : Obing H. Tambri Panitera Kesejahteraan : Drs. M. Rusli Yunus Panitera Pendidikan : Nj. Soenardi Panitera Organisai : Drs. M. Rusli Yunus Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf Panitera Teknik Kejuruan : Ur. GB Dhr masetia Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I

2) PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru PSII ( Serikat Islam Indonesia ), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), Persatuan Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia dan Persatuan Guru PERTI membentuk KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP, kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai provinsi. 3) Tugas utama KAGI adalah : a. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru Tekhnik Indonesia ). b. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI c. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yagng tidak unitaristik, tetapi juga independen dan non partai politik. 11

Kongres XI tgl. 15-20 Maret 1967 di Bandung

1) Kongres berlangsung dalam situasi perjuangan orde baru terasa sekali susunan peralihan dari masa orde lama ke orde baru. Orde lama dimasukkan sebagai tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 2) Adapun susunan PB PGRI masa perserikatan XI (1967 – 1970) sebagai berikut : Ketua Umum : M.E. Subiadinata Ketua I : Drs. Men. S. Wanaen Ketu II : Maderman, BA. Sekretaris Jendral: Drs. Estiko Soeparjo Sekretaris Keuangan : Ny Dahniar Zein Sekretaris Tenaga Kerja : M. Hatta Sekretaris Pendidikan / Keuangan : Drs. WDF Rindorindo Sekretaris Organisasi : Drs. M. Rusli Yunus

Sekretaris Poleksos : Drs. A. Latief Zachri Sekretaris Perguruan Tinggi : Sekretaris Kewanitaan : Ny. S. Soenardi Sekretaris Olahraga : Moh. Djunardi Sekretaris Kemasyarakatan / Kebudayaan : Slamet I Sekretaris Penerangan : T. Simbolin Sekretaris Hubungan Luar Negeri: Soehoed Tjokroadmodjo 3) Kongres PGRI ke XI ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang unitaristik, Independen dan non partai politik. 12

Kongres XII Tanggal 29 Juni4 Juli 1970 dibandung

1) Susunan PB. PGRI Periode XII ( 1970-1973 ) adalah sebagai berikut : Ketua Umum : Basyuni Surimaharja Ketua I : Selamet I Ketua II : Maderman, BA Sekretaris Jendral : AMD Jusuf Sekretaris Keuangan : Ny. S. Soenardi Sekretaris Pendidikan : Drs. WDF Rindorindo Sekretaris Perburuhan : M. Hatta Sekretaris Organisasi : Bambang Siswojo Sekretaris Kewanitaan : Ny Dahniar Zein 2) Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut : Ketua Umum : Basyuni Surimaharja Ketua I : Moderman Ketua II : Drs. WDF Rindorindo Sekretaris Jendral : M. Hatta Sekretaris Keuangan : Sekretaris Pendidikan : Sekretaris Perburuhan : Sekretaris Organisasi : Sekretaris Kewanitaan : Sekretaris Keuangan = Drs.H. Ghazali Dunia

Sekretaris Pendidikan = Prof.Dr. Winarno Surakhad Sekretaris Perburuan = Soeharto Padmoatmojo Sekretaris Organisasi = Satyono, Ba. Sekretaris Kewanitaan = Ny. Daniar Zein 3) Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai PGRI, yaitu struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massa sebelumnya : 4 sekretaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnya jumlah personalia PB-PGRI pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28 orang. Istilah sekretaris perburuan harus diganti sekretaris kesejahteraan. 13

Kongres XIII Tgl 21-25 November 1973 di jakarta.

1) Susunan PB-PGRI Periode XIII (1973-1979) adalah sebagai berikut : Ketua Umum : Basyuni Suria Miharja Ketua I : Porf.Dr. Winarno Surakhmad Ketua II : Drs. Maderman Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo Sekbid Organisasi : Moh. Hatta Sekbid Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia Sekbid Kewanitaan : Ny. Dahniar Zein Sekbid Kesejataraan : Drs.M. Rusli Yunus Sekbid Peerencanaan & Evaluasi : Dr. Har Tilar Sekbid Pendidikan Guru : Drs.Mien. S. Warnean Sekbid Pendidikan Saint : Drs.R. Wiriadinata M.Sc. Sekbid Pendidikan Tinggi : H.B. Layito. Sekbid Pendidkan Sosial Budaya : Suryono Sekbid Agama : Dr. Nuhibuddin Waly.MA. Sekbid Pendidikan Kemasyarakatan : Soeharto Padmodormojo. Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs.M. Yunus Akbar Sekbid Pengurus Swasta : Ki Suratman 2) Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi kepala sekolah RI di TOKYO, Jepang, tugasnaya digantikan /dirangkap oleh Sekbid Keuangan

Drs.H. Ghazali Dunia. 3) Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI ”mendapat” bimbingan dari Dewan Pmbina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Dalam Negeri, Mrntri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan ”bahterai” PGRI dari amukan badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanya struktur Dewan Pembina yang tiga orang anggotanya secar Ex-officio terdiri atas tiga orang mentri. 14

Kongres XIV Tgl 26-30 Juni 1979 di Jakarta

15

Kongres XV, Tgl 16-21 Juli 1984 di Jakarta

1) Kongres PGRI XIV sangat akomodatif terhadap pengaruh pemerintah baik dalam suasana personalia PB-PGRI maupun dalam prokram demi kemaslahatan organisasi. 2) PB-PGRI membantu YPLP-PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI) dengan Akte Notaris Moh.Ali No.24 tanggal 31 Maret 1980 berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1980 dengan SK.PB.PGRI. 3) Diangkat PB YPLP – PGRI yang pertama sebagai berikkut : Ketua : Slamet. I. Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodiputro Sekretaris : Suardilani Wakil Sekretaris : D. Somantri Wiradisata. Bandahara : Drs. Chasan Mintara Anggota : Dr.M. Hustasdit. Anggota : Anwar Jasin.M.ed. 1) Kongres PGRI XV menghasilkan 31 orang Personil PB-PGRI jajaran ketua yang lazimnya sebanyak 3 orang menjadi 7 orang, 6 ketua; Sekretaris Jenderal yang biasanya satu sampai dua orang menjadi 4 orang; Bendahara menjadi 3 orang dan Sekbid menjadi 17 orang; Dewan Pembina dari 3 orang mentri menjadi 5 orang mentri ditambah satu orang lagi yaitu ketua umum satu oraganisasi politik. 2) Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung Indonesai (GGI) jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnya kurang lebih 4.000 m2 diatas tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung ini menampung 200 orang atau untuk standing reception dapat

menampung kurang lebih 500 wisma penginapan dap menampung 66 orang, ruang perkantoran, parkir dan lain-lain dasar untuk 30 mobil. 3) Proyek pelaksanaan pembangunan GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri atas : 1. Pengendali/Pengawas Proyek : H. Soedarmono.SH. 2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja 3. Satgas Pelaksana Pembangunan : Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka. Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus Bendahara : Slamet. I. Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed. Komisaris : Drs. WDF Rindorindo 16

Kongres XVI Tgl 3-8 Juli 1989 di Jakarta

Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVI (1989-1994) sebagai berikut: Ketua Umum : Basyuni Suramiharja Ketua : Drs.I. Gusti Agung Gde Oka. Ketua : Dr.Anwar Jasin,M.Ed. Ketua : Dra. Mien.s. Warnaen. Ketua : H.R. Taman Sastra Dikarna Ketua : Taruna .SH. Ketua : Drs. Soetrisno Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.H. Sigit Poernomo Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.H. Samad Thaha Bendahara : Drs. HKA Mooyoto Wakil Bendahara : Drs. Udjat S. Suwarno. Wakil Bendahara : Ny. Martha Mijardi.

17

Kongres XVII Tgl 1) Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVII (1994-1998) adalah 3-8 Juli 1994 di sebagai berikut : Jakarta Ketua Umum : Basyuni Suramiharja Ketua : Drs.I. Gusti Agung Gde Oka.

Ketua : Dr.Anwar Jasin,M.Ed. Ketua : Dra. Mien.s. Warnaen. Ketua : H.R. Taman Sastra Dikarna Ketua : Taruna .SH. Ketua : Prof..Dr. Marsetio Danu Saputro Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.M. Rusli Yunus Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.H. Sigit Poernomo Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya Bendahara : Drs. HKA Mooyoto Wakil Bendahara : Drs. Udjat S. Suwarno. Wakil Bendahara : Ny. Martha Mijaidi. 2) Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat. 3) Susun Personalia Tim Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai berikkut : Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya Angggota : Drs. Hudadaya Anggota : J.Ch. Lesilolo Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik 18

Kongres XVIII Tgl 25-28 1998 di Bandung

1) Kehidupan guru pada masa ini sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk mendesak pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring angin segar reformasi yang menguak kebebasan bersuara. 2) Kongres telah menetapkan susunan PB-PGRI masa bakti XVIII (1998-2003) : Ketua Umum : Porf.Dr. Mohammad Surya Ketua : Drs.H. Alwi Nurdin. M M. Ketua : Drs. WDF Rindorindo Ketua : Drs. Soekarno Ketua : Prof.Dr. Amaran Halim Katua : Koesrin Wardjojo. SIP. SH.

Ketua : Dr.M. Ali. SH. DIPI.Ed. M. Sc. Sekretaris Jenderal : Drs. Sulaiman SB Ismaya Wakil Sekretaris Jenderal : Drs. Rusli Yunus Wakil Sekretaris Jenderal : Drs.H. Hudaya Bendahara : Drs.H. Sjafroedin. DA. Wakil Bendahara : Ny.Hj. Jajoek, M. Asat, BA. 3) Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang diganti ketua.

Related Documents

Kesimpulan Kongres Pgri
December 2019 29
Kesimpulan
May 2020 34
Booklet Kongres
May 2020 13
Kongres 1
November 2019 18
Kesimpulan
June 2020 30
Artikel Pgri
August 2019 48

More Documents from "Reza"

Islam Dan Pancasila
December 2019 52
Pembangunan Pendidikan
December 2019 36
Fungsu Puisi
December 2019 49
Belajar Dan Pembelajaran
December 2019 49
Demokrasi Dan Kepemipinan
December 2019 45