Kerangka konsep kemitraan Dari urain tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan terdapat tiga institusi utama organisasi atau unsur pokok yang terlibat didalamnya. Ketiga institusi pokok tersebut adalah : 1. Unsur pemerintah, dimana unsur inti terdiri dari berbagai sektor pemerintah terkait dengan kesehatan, sebagai sektor kuncinya, sektor pendidikan, pertanian, kehutanan, agama, lingkungan hidup, industri, dan pedagangan dan sebagainya. 2. Dunia usaha, atau unsur swasta (private sectors) atau kalangan bisnis, yakni : dari kalangan pengusaha, industriawan dan para pemimpin berbagai perusahaan. 3. Unsur organisasi non-pemerintah atau sering disebut Ornop atau non goverment organization (NGO), yang meliputi dua unsur penting yakni : a) Unsur lembaga-lembaga swdaya masyrakat (LZM) dan organisasi masa (Ormas) termasuk yayasan-yayasan bidang kesehatan b) Organisasi-organisasi profesi seperti IDI, PDGI, IAKMI, PPNI, dsb. Didalam institusi pemerintah itu sendiri, misalnya departemen kesehatan terdiri dari berbagai program, yang sebgaiannya terlebih dahulu melakukan jaringan kerja lintas program juga. Setelah itu baru dikembangkan kemitraan yang lebih luas yang melibatkan sektor pemerintah yang lain, LSM, organisasi profesi, dan swasta. Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam membangun kemitraan kesehatan secara konsep yang terdiri 3 tahap, yang selanjutnya merupakan pilar-pilar kemitraan bidang kesehatan, yakni: 1. Tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri: direktorat promosi kesehatan dengan program-program kesehatan dilingkungan departemen kesehatan antara lain: kesehatan keluarga, pemberantasan penyakit menular dan lingkungan, gizi masyarakat dan sebagainya. 2. Tahap kedua adalah kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintahan, antara lain : departemen kesehatan sebagai sektor utama (leading sector), departemen pendidikan nasional, departemen pertanian, kehutanan, departemen perhubungan, dan sebagainya. 3. Tahap ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas lintas program, lintas sektoral, lintas bidang, dan lintas organisasi yang mencakup: a. Unsur dunia usaha (bisnis) b. Unsur LSM dan organisasi massa c. Unsur organisasi profesi
Kemitraan bukanlah sebagai output atau tujuan, tetapi juga bukan sebuah proses,namun suatu sistem. artinya,dalam mengembangkan dan sekaligus untuk mengevaluasi kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem,yakni : 1. Input Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masingmasing unsur yang terjalin dalam kemitraan,terutama sumber daya manusia, dan sumber daya yang lain seperti: dana,sistem informasi,teknologi dan sebagainya.di samping itu,jumlah atau banyaknya "mitra" yang terlibat dalam jaringan kemitraan juga merupakan input. 2. Proses proses dalam kemitraan pada hakikatnya nya adalah kegiatan-kegiatan untuk membangun kemitraan tersebut. Kegiatan-kegiatan untuk membangun kemitraan antara lain melalui: pertemuan-pertemuan,seminar,loka karya,pelatihanpelatihan,semiloka,dan sebagainya. 3. Output Adalah terbentuknya jaringan kerja atau networking, aliansi,forum, dan sebagainya yang terdiri dari berbagai unsur seperti telah disebutkan diatas dan tersusunnya program dan pelaksanaannya berupa kegiatan bersama dalam rangka pemecahan masalah kesehatan.disamping itu juga tersusunnya uraian tugas dan fungsi untuk masing-masing anggota (mitra) juga merupakan output kemitraan tersebut. Outcome Outcam adalah dampak dari pada kemitraan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu outcam kemitraan dapat dilihat dari indikator-indikator derajat kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan akumulasi dampak dari upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian autan kemitraan adalah menurunnya angka atau indikator kesehatan ( negative ), misalnya menurunnya angka kesakitan dan atau angka kematian. Atau meningkatnya indikator kesehatan ( positif ), misalnya : meningkatnya status gizi anak balita, meningkatnya kepemilikan jamban keluarga, meningkatnya persentase penduduk yang terakses air bersih dan sebagainya.