Ipggg.docx

  • Uploaded by: Feby
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ipggg.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,782
  • Pages: 7
SOAL : 1) 2) 3) 4) 5)

Menurut saudara, jelaskan tahapan dalam belajar gerak ! Sebutkan faktor yang mempengaruhi belajar motorik serta berikan contoh ! Jelaskan fungsi dan tujuan perkembangan motorik ! Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik ! Jelaskan perbedaan pertumbuhan, perkembangan, kematangan !

JAWABAN : 1) Tahapan dalam belajar bergerak yaitu : a. Tahap Kognitif (Cognitive stage) Tahap pemahaman, bagaimana konsep-konsep dipahami. Sifatnya lebih pada pengetahuan ( informasi rencana) dimana seseorang sedang menerima rangsangan pada alat-alat reseptor. nya sebagai masukan bagi sistem memorinya. b. Tahap Asosiatif (Asosiatif stage) Tahap kedua dari belajar gerak adalah tahap latihan. Dengan pemahaman dan sudah mulai dicoba diasosiasikan dan diimplementasikan sesuai dengan kemampuan pola gerak yang telah terbentuk dalam sistem memori sedang diunjuk kerjakan dengan tingkat koordinasi yang rendah. c. Tahap Otomatis (Autonomous stage) Tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar. Gerakkan otomatisasi merupakan hasil dari seringnya latihan yang dilakukan dengan efektif. Gerakkan otomatisasi dapat terjadi karena terjadinya hubungan yang permanen antara reseptor dengan efektor. Gerakkan otomatiasi dalam mekanismennya tidak lagi dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada jalur singkat pada sistem saraf otonom.

2) Faktor yang mempengaruhi individu dalam belajar motorik adalah perkembangan fisik dan usianya. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Seperti, gerakan-gerakan tubuh terjadi karena adanya kerja sama antara otot, otak, dan saraf yang disebut motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, dan mata, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.

o Contoh Perkembangan Fisik Pada Bayi di Setiap Usianya yang Mempengaruhi Proses Belajar Motorik : USIA PERKEMBANGAN FISIK 1 Bulan o Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm. o Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru o Memiliki gerakan refleks alami. o Memiliki kepekaan terhadap sentuhan. o Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh. o Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum. o Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya. o Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari tersebut. o Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur. 2 Bulan o Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara. o Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah. o Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras. 3 Bulan

o Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat. o Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan. o Tertawanya sudah mulai keras. o Bisa membalas senyum di saat Anda o mengajaknya bicara atau tersenyum. o Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta kontak.

4 Bulan

o Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang. o Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat. o Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya. o Mulai memperluas jarak pandangannya. o Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil. o Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri. o Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.

5 Bulan

6 Bulan

7 Bulan

8 Bulan

9 Bulan

10 Bulan

11 Bulan

12 Bulan

o Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya. o Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang ceria. o Sudah bisa bermain sendiri. o Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain. o Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila. o Mulai belajar merangkak. o Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba. o Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya. o Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya. o Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata. o Bisa memegang dan makan kue sendiri. o Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar. o Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat badannya. o Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya. o Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya. o Senang melempar-lemparkan benda atau mainan. o Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri. o Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat. o Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan. o Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik. o Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut. o Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar. o Senang diajak bermain cilukba. o Mulai berjalan dengan dituntun. Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama. o Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja. o Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya. o Reaksi cepat terhadap suara berbisik. o Sudah bisa mengenal anggota keluarga. o Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak dikenal/asing.

3) Fungsi Perkembangan Motorik Hurlock mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi perkembangan individu, yaitu : a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat- alat mainan lainnya. b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri). c. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanakkanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris berbaris, dan persiapan menulis. 4) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik meliputi 6 persayaratan: perkembangan usia, tercapainya kematangan organ-organ fisik, kontrol kepala, kontrol tangan, kontrol kaki dan lokomosi. Adapun penjelasan tentang persayaratan yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sebagai berikut: a. Perkembangan Usia usia mempengaruhi individu untuk melakukan suatu aktivitas. Karena dengan pertambahan usia, berarti menunjukkan tercapai kematangan organ-organ fisik. Kemudian ditopang pula oleh berfungsinya sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan organ-organ tubuh, sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas motorik kasar dan motorik halus. b. Tercapainya Kematangan Organ-organ Fisiologis Kematangan organ fisik ditandai dengan tercapainya jaringan otot yang makin komplek, kuat dan bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan bayi maupun anak, kematangan fisiologis ini dipengaruhi oleh faktor usia, nutrisi dan kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang, makin matang organ-organ fisiologisnya. Namun kematangan ini, tak lepas dari faktor nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang baik yaitu makan-makanan yang mengandung gizi, vitamin, protein akan menjamin kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi sehat cenderung memiliki kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau anak yang sering terkena penyakit. c. Kontrol Kepala Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala terbaring di atas tempat tidur. Ia belum mampu untuk mengkurap, karena kontrol untuk mengangkat kepala belum dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi karena otototot bagian leher belum berkembang dengan baik, sehingga belum mampu untuk menopang kepalanya. Sejalan dengan perkembangan usianya, bayi akan mampu untuk tengkurap dan menopang kepalanya. Awal mulanya, bayi belajar untuk memindahkan posisi dari posisi terlentang menjadi posisi tengkurap. Keberhasilan

untuk mencapai posisi tengkurap ini, akan diikuti dengan kemampuan untuk mengangkat dan menopang kepalanya. Kemampuan mengontrol kepala (head control skill) merupakan dasar untuk perkembangan gerakan-gerakan kepala yang bermanfaat bagi seorang anak yang akan melakukan aktivitas olahraga, misalnya gerakan memutar atau menggeleng kepala. d. Kontrol Tangan Sejak lahir bayi akan menggenggam benda-benda yang datang dan menyentuh telapak tangannya. Awal mulanya bayi tidak mampu untuk memegang dan menggenggam suatu benda dengan baik, tetapi dengan pengaruh perkembangan usia dan kematangan otot-otot, maka bayi akan mampu dengan sendirinya untuk melakukan tugas menggeggam/mengepal suatu benda secara kuat. Reflek ini merupakan dasar timbulnya gerakan-gerakan motorik halus, seperti: menggengam, menulis, menggambar atau menggunting. Kemampuan melakukan koordinasi otototot tangan yang bermanfaat untuk keterampilan tangan dinamakan kemampuan control tangan (hand control ability). e. Kontrol Kaki Kemampuan mengontrol kaki (legs control) diatur oleh sistem syaraf pusat. Namun pada diri seorang bayi, kaki bergerak karena ada suatu benda yang mungkin menyentuhnya atau digerakkan oleh ibunya. Hal ini bukan berarti si bayi cenderung pasif dan hanya bergerak, kalau ada rangsangan dari luar dirinya. Bayi dapat menggerakkan kaki semdiri sebagai respons atau reflek rasa senang atas kehadiran orang yang memiliki kedekatan emosional. Jadi kakinya memang belum cukup kuat untuk berjalan. Sebagaimana halnya, kaki merupakan organ penting untuk melakukan kegiatan motorik kasar (berjalan, melompat, berlari), namun untuk dapat melakukannya perlu persiapan dan kematangan fisik. Tentu hal ini sesuai dengan perkembangan usianya. Makin tinggi usianya, misalnya usia 1,5-2,0 tahun, maka bayi (anak) akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti: merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan kemampuan ini, control kaki berfungsi secara sempurna f. Lokomosi Lokomosi(locomotion) ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan bertambahnya usia dan tercapainya kematangan organ-organ fisik, serta berfungsinya sistem syaraf pusat. Dengan demikian kemampuan bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor internal yangbersifat fisiologis. Secara implisit, kemampuan lokomosi sudah ada bersamaan dengan timbulnya gerakan-gerakanreflex, seperti: reflex penempatan (placing reflek), berjalan, berenang. Namun kemampuan reflekks itu cenderung tidak terkontrol oleh sistem syaraf, sehingga dapat dikatakan bahwa reflek merupakan sebagai tanda perkembangan awal dari lokomosi (pre-locomotion). Hal ini kemudian berkembang secara bertahap, sampai benar-benar tercapai kemampuan lokomosi. Diantara tahapan itu, misalnya: sejak bayi mampu mencapai posisi tengkurap, maka muncullah perilaku-perilaku sebagai tanda-tanda perkembangan kemampuan lokomosi yang makin baik dan sempurna. Dari posisi tengkurap, berarti bayi akan atau sudah mampu untuk mengangkat kepala (kontrol kepala), meningkat menjadi kemampuan untuk mengangkat badan, merangkak, belajar berjalan, berjalan, berlari dan melompat.

5) Perbedaan pertumbuhan, perkembangan, kematangan :

Pertumbuhan merupakan:  

Perubahan progresif yang bersifat kuantitatif (struktural): ada batasan. Perubahan-perubahan fisik atau biologis ke arah kematangan fisiologis, yaitu: o Organ-organ tubuh dapat bersifat secara optimal o Hanya terjadi sekali dan tidak berulang

Perkembangan merupakan: o o o o

Perubahan progresif yang bersifat kulitatif (fungsional): tidak terbatas atau dapat dikatakan dengan proses dinamik yang berlangsung terus-menerus. Pertumbuhan-pertumbuhan psikologis atau mental yang dialami individu dalam proses menjadi dewasa. Perkembangan ada dua macam, yaitu: Faktor yang mempengaruhi perkembangan: a. Pembawaan. 

Hereditas, misalnya ras dan gen.



Pembawaan atau perseorangan.

b. Lingkungan. 

Fisik, misalnya makanan dan material.



Non fisik, misalnya sosial budaya,

Kematangan : Kematangan seseorang merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu, perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan menjadi kompleksitas dalam proses kematangan itu sendiri. o Kematangan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Kematangan psikologi Yang dimaksud dengan kematangan dari sisi psikologi adalah kedewasaan 2. Kematangan fisiologi Kematangan ini bersifat organ-organ tubuh secara optimal (dicapai hampir tanpa proses belajar Contoh : Kematangan alat kelamin sekunder

TUGAS ILMU PERKEMBANGAN GERAK

Oleh : Ni Putu Peby Ayu Setyawati (16121001049) Program Studi Fisioterapi (2B)

Diserahkan Kepada Dosen I Putu Darma Wijaya, S.Si., M.Si Sebagai Tugas dari Mata Kuliah Ilmu Perkembangan Gerak (IPG)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG-BALI 2017

More Documents from "Feby"

Chapter 5.docx
May 2020 32
Bab Two Eby.docx
May 2020 35
328669_bab 4 Rai.docx
April 2020 33
Ipggg.docx
April 2020 36
328669_bab 4 Rai.docx
May 2020 23