Kepdas Fix!!!!.docx

  • Uploaded by: Rizky Gisma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kepdas Fix!!!!.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,019
  • Pages: 15
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Model Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Florence Naightingale” tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta, September 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan

keperawatan

dengan

disiplin

ilmu

lain

dan

bertujuan

untuk

menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. Maka dalam dunia kesehatan terdapat teori-teori dalam keperawatan dan konsep-konsep keperawatan. Konsep Keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengadung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai perawat. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk biopsiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional, 1983) Pandangan model konsep dan teori merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusi berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawaratan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan,yang memiliki keyakinan,dan nilai yang mendasarinya,tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.dan salah satunya adalah “Model Konsep Dan Teori Keperawatan Florence Naigtingale dan Sister Callista Roy”. Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Firenze Italia dan meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usianya yang ke-90 tahun.Florence Nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada, namanya diambil dari kota tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst sebuah rumah besar dan mewahmilik ayahnya yang bernama William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan ibunya adalah keturunan ningrat dan terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan yang bernama Parthenope.Pada masa remajanya Florence Nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga akhirnya pada usianya yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawatorang-orang yang sakit, Florence Nightingale menghidupkan konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Kemudian, Florence Nightingale dikenal dengan nama‟Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takutmengumpulkan korban perang pada perang Krimea.Florence Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan

ilmu

keperawatan.

TeoriFlorence

Nightingale

lebih

mengemukakan

tentang

lingkungan.Pandangan model konsep d an teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanankeperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkantindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawaratan berdasarkanpandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nila`i yangmendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.Salah satunya adalah “Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigthingale”. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan teknologiumat manusia, teori-teori tersebut makin berkembang baik

kualitas maupun maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini. Apa yang tertulis dalammakalah ini sangat bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang perawat. Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles. Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli. Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model. Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy

mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Florence Nightingale dalam dunia keperawatan ? 2.Bagaimana teori keperawatan menurut Florence Nightingale ? 3.Bagaimana model konsep keperawatan menurut Florence Nightingale ? 4.Bagaimana sejarah Sister Callista Roy dalam dunia keperawatan? 5.Bagaimana teori keperawatan menurut Sister Callista Roy? 6.Bagaimana model konsep keperawatan menurut Sister Callista Roy?

1.3 Tujuan 1.Memahami Teori konsep Florence Nightingale 2.Memahami Teoril model konsep Callista Roy 3.mengetahui sejarah Florence Nightingale dalam dunia keperawatan 4.Mengetahui sejarah Sister Callista Roy dalam dunia keperawatan

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Florence Nightingale Teori Florence fokus utama terhadap lingkungan. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk terhadap masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kebersihan, kenyamanan lingkungan, ketenangan dan nutrisi baik (Nightingle, 1860; Torres, 1986). Beberapa aspek yang mempengaruhi faktor lingkungan yaitu: 1. Fisik : kebersihan sebagai komponen utama 2. Psikologis : pengaruh pikiran pada tubuh sangat berpengaruh terhadap kondisi mental pasien dan juga lingkungan fisik mempengaruhi lingkungan psikologis 3. Sosial : lingkungan sosial (komunitas) harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk peningkatan kesehatan pasien. Konsep utama paradigma keperawatan menurut nightingale: 1. Manusia Terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Nightingale lebih focus terhadap aspek fisik. 2. Lingkungan Lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang digali secara lebih terperinci. 3. Kesehatan Keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Kesehatan bukan hanya berorientasi terhadap lingkungan rumah sakit tetapi juga untuk komunitas. 4. Keperawatan Merupakan

ilmu

kesehatan

dan

menguraikan

keperawatan sebagai usaha mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien secara sendirinya.

Lima komponen lingkungan dalam mempertahankan kesehatan individu 1. Udara segar 2. Air bersih 3. Cahaya 4. Kebersihan 5. Saluran pembuangan yang efesien Teori yang berkaitan dengan Nightingale 1. Teori adaptasi Dikemukakan oleh Sister Callista Roy. Keberhasilan atau tidak berhasilnya tanggapan adaptatif manusia dapat dilihat dengan meninjau kekuatan lingkungan yang dijelaskan oleh Nightingale. Lingkungan yang kondusif membuat adaptasi berlangsung lebih cepat. 2. Teori kebutuhan Teori ini dikemukakan oleh Maslow. Teori ini lebih menekankan hubungan kebutuhan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Penekanan Nightingale pada lingkungan fisik yang mempengaruhi fungsi fisiologis manusia mendukung teori Maslow. 3. Teori stress Teori ini dikemukakan oleh Betty Neuman. Stress yang tidak dapat ditanggulangi oleh pasien dapat menimbulkan tekanan pada pasien. Penempatan pasien yang optimal dapat meminimalkan efek stressor

B. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Florence Nightingale (Teori Nightingale). Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.Orientasi pemberian asuhan

keperawatan

/tindakan

keperawatan

lebih

diorientasikan

pada

pemberian

udara,lampu,kenyamanan lingkungan,kebersihan,ketenangan,dan nutrisi yang adequate,dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain. Model

konsep

ini

memberikan

inspinisi

dalam

perkembangan

praktik

keperawatan,sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar,akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien,sehingga perlu diperhatikan.

Inti konsep Florence Nightingale,pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan,terdiri dari lingkungan fisik,lingkungan psiklologis dan lingkungan social. 1. Lingkungan fisik (physical environment) Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selau akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam runagan harus bebas dari debu,asap.bau-bauan.

2. Lingkungan psikologi (psychology environment) Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.Oleh karena itu ditekankan

kepada

pasien

menjaga

rangsangan

fisiknya.Mendapatkan

sinar

matahari,makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua factor untuk dapat mempertahankan emosinya. 3. Lingkungan Sosial (social environment) Observasi dari lingkungan social terutama hubungan spesifik,kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,sangat penting utnuk pencegahan penyakit.Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus- kasus secara spesifik lebih sekadar data- data yang ditiunjukan pasien pada umumnya. A. Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep keperawatan a.

Individu/manusia Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi penyakit.

b.

Keperawatan Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.

c.

Sehat/sakit Fokus perbaikan untuk sehat

d.

Masyarakat/lingkungan Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu,focus pada ventilasi,suhu,bau,suara dan cahaya.

2. Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan a. Pengakjian/pengumpulan data Data

pengkajian

Florence

Nighitngale

lebih

menitiberatkan

pada

kondisi

lingkungan(lingkungan fisik,psikhis,social) b. Analisa data Data dikelompokan berdasarkan lingkungan fisik,social dan mental yang berakaitan engan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. c. Masalah Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya d. Diagnosa Keperawatan Berbagai masalah klien yang berhungan dengan lingkungannya. e. Implementasi Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan fisik dan perkembangan individu. f. Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu. C.

Model Konsep Dan Teori Keperawatan Sister Callista Roy

Model konsep dan teori Keperawatan sister Callista Roy merupakan model teori yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkaktkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilakunya secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif. Dalam memahami konsep ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan ataukeyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya : 1. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi, dan sosial yang selalu berinteraksidengan lingkungan. 2. Untuk mencapai homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuaidengan perubahan yang terjadi.  Terdapat 3 tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy, diantaranya: a. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu

b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif. c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi. 

Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi diantaranya: a. Fungsi fisiologis, komponen sistem adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integrasi kulit,indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin. b. Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain c. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dlamberhubungan dengan orang lain. d. Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukana melalui hubungan secara interpersonal padatingkat individu maupun kelompok.

Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampumelaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dankeunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.Secara ringkas, pandangan roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme kopinguntuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksiterhadap perubahan lingkungan.Jadi tujuan asuhan keperawana adalah membantu untuk beradaptasi terhadap perubahankebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehatsakit. Kebutuhan yang dimaksud rot antara lain: 1. Kebutuhan fisiologis dasar. 2. Pengembangan konsep diri positif . 3. Penampilan peran social. 4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan. 5.  Macam-macam adaptasi 1. Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk me,pertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau memperngaruhi keadaan menjadi tidak seimbang contohnya masuknya kuman penyakit, maka secara fisiologis tubuh berusaha untuk mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah masuk dalam tubuh.

Adaptasi

secara

fisiologis

dapat

dibagi

menjadi

dua

yaitu

LAS

(Local

AdaptationSyndroma) atau proses adaptasi bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulitterkena infeksi, maka akan terjadi daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri,

panas, dan lain-lain yang sifatnya lokal. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi maka menyebabkan gangguan secara sistemik, tubuh akan melakukanproses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-lain, keadaan inidisebut GAS (General Adaptation Syndroma).Ada tiga tahap dalam adaptasi fisiologis yaitu: a)

Tahap alarm reaction

Merupakan tahap awal dari proses adaptasi dimana individu siap untuk menghadapi stressor yang akan masuk ke dalam tubuh. Tahap ini dapat diawalidengan kesiagaan (flight or fight), dimana terjadi perubahan fisiologis yaitupengeluaran hormon oleh hipotalamus yang dapat menyebabkan kelenjar adrenalmengeluarkan adrenalis yang dapat meningkatkan denyut jantung danmenyebabkan pernafasan menjadi cepat dan dangkal, kemudian hipotalamus jugadapat melepaskan hormon ACTH (adrenikortikotropik) yang dapat merangsangadrenal untuk mengeluarkan kortikoid yanga kan mempengaruhi berbagai fungsitubuh, apabila respon tubuh terhadap stresor mengalami kegagalan, tubuh akanmelakukan countershock untuk mengatasinya. b)

Tahap resistensi

Merupakan tahap kedua dari fase adaptasi secara umum dimana tubuh akanmelakukan proses penyesuaian dengan mengadakan berbagai perubahan dalamtubuh yang berusaha untuk mengatasi stressor yang ada, seperti jantung kerjalebih keras untuk mendorong darah yang pekat untuk melewati arteri dan venayang menyempit. c)

Tahap terakhir (stage of exhaustion)

Tahap ini dapat ditandai dengan adanya kelelahan, apabila selama proses adaptasitidak mampu mengatasi stressor yang ada, maka dapat menyebar ke seluruh tubuhefeknya dapat menyebabkan kematian tergantung dari stressor yang ada.2. 2. Adaptasi psikologis Merupakan proses penyesuaian secara psikologi akibat stressor yang ada, dengan caramemberikan mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat melindungi ataubertahan dari serangan-serangan atau hal-lal yang tidak menyenangkan. Ada dua cara dalam adaptasi psikologis untuk mempertahankan diri dari berbagai stressor yaitu koping yang orientasinya pada tugas (task oriented) yang dikenal problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme pertahanan diri

a) Task oriented reaction Reaksi ini merupakan koping yang digunakan dalam mengatasi masalah denganberorientasi pada proses penyelesian masalah, meliputi afektif (perasaan), kognitif dan psikomotor. Reaksi ini dapat dilakukan seperti: berbicara dengan orang laintentang masalah yang dihadapi untuk dicari jalan keluarnya. b) Ego oriented reaction Reaksi ini dikenal dengan mekanisme pertahan diri secara psikologis agar tidak mengganggu psikologis yang lebih dalam. Di antara mekanisme pertahanan diriyang dapat digunakan untuk melakukan proses adaptasi psikologi antara lain :  Rasionalisasi Merupakan

suatu

usaha

menghindari

dari

masalah

psikologis

dengan

selalumemberikan alasan-alasan secara rasional, sehingga masalah yang dihadapi dapat teratasi.  Displacement Merupakan

upaya

untuk

mengatasi

masalah

psikologis

dengan

melalkukanpemindahan perilaku kepada objek lain, sebagai contoh apabila seseorangterganggu akibat situasi yang ramai, maka temannya yang disalahkan.  Kompensasi Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara mencari kepuasaan pada situasiyang lain seperti seseorang memiliki masalah karena menurunnya daya ingatmaka akan menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.  Proyeksi Merupakan mekanisme pertahanan diri dengan menempatkan sifat batinsendiri kedalamsifat batin orang, seperti dirinya membenci orang lainkemudian mengatakan pada orang bahwa orang lain yang membencinya.  Represi Upaya untuk megatasi masalah dengan cara menghilangkan pikiran masa laluyang buruk dengan meupakannya atau menahan kepada alam bawah sadar dansengaja dilupakan.



Supresi

Upaya untuk mengatasi masalah dengan menekan masalah yang tidak diterima dengan sadar dan individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan. 

Denial

Upaya pertahan diri dengan cara penolakan terhadap masalah yang dihadapiatau tidak mau menerima kenyataan yang dihadapinya. 3. Adaptasi sosiam budaya Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dengan masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan. 4. Adaptasi spiritual Proses penysuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan padakeyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya. Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan ibadah

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiri yang meletakan dasar-dasar teoti keperawatan yang melalui model konsep dan teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya. Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien. Sister Callista Roy dalam konsep-konsepnya tentang person (individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik). Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat

Daftar pustaka http://askep-askeb.cz.cc/2009/12/florence-nightingale.html file:///C:/Users/IRMAMU~1/AppData/Local/Temp/wilis3.html Asmadi (2005),Konsep Dasar Keperawatan, EGC, Jakarta

Related Documents


More Documents from "Ika Yuni Wulandari"