Agama Islam Dan Zaman Modern.docx

  • Uploaded by: Rizky Gisma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Islam Dan Zaman Modern.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,293
  • Pages: 15
I.

PERKEMBANGAN MODERN DI INDO-PAKISTAN A. KEADAAN INDIA MASA PEMERINTAHAN INGGRIS - Di waktu Inggris telah memulai menanam kekuasaannya di India dan kemajuan keberadaban Barat telah mulai dirasakan rakyat India, baik yang beragama Islam maupun yang beragama Hindu. - Keterbelakangan ummat Islam disegi-segi vital internal sangat menonjol; kebodohan dari segi iptek, kemiskinan ekonomi, ketertinggalan dalam peranperan politik pemerintahan, bahkan dari segi agama pun terlihat kemandegan berpikir, terutama berpikir rasional. - Gambaran keadaan ummat Islam umumnya dalam dimensi teologi kurang berkembang dengan baik, akidah Islam yang benar sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah sangat rapuh. - Praktik teologi yang sangat akulturatif dengan budayabasli dan Hindu justru lebih menonjol. B. GERAKAN MUJAHIDIN DAN NASIONALISME HINDIA - Lahirlah tokoh-tokoh pembaharuan yang membangkitkan kesadaran ummat Islam tentang ajaran Islam yang benar dan memberi motivasi kebangkitan perlawanan jihad terhadap pemerintahan Inggris, di antara mereka itu Syah Waliullah, Abdul Aziz, yang kemudian berpengaruh dalam gerakan melaksanakan ajaran-ajaran adalah Sayyid Ahmad Syahid, dan lain-lain. - Tokoh yang berpengaruh menyadarkan keterbelakangan ummat Islam ketika berada di bawah belenggu penjajahan Inggris adalah Sayyid Ahmad Syahid lahir tahun 1786 di Rae Bareli. - Sayyid Ahmad Syahid berkeyakinan bahwa ummat Islam India mundur karena agama yang mereka anut tidak lagi Islam murni, tapi Islam yang telah bercampur-baur dengan paham dan praktik yang berasal dari Persia dan India baik ajaran agama Zoroaster maupun ajaran Hindu yang mengarahkan hidup kepada mematikan nafsu dan menjauhi dunia secara berlebihan. - Pokok kunci yang harus dibersihkan adalah tauhid dan keyakinan teologi yang dianut ummat Islam India. - Dengan landasan jihad yang berkobar membuat Sayyid Ahmad lebih bertindak toleran dalam mengemban ide pembaharuannya. C. KONSTRIBUSI ALIGARH-DEOBAND MENGHIDUPKAN AJARAN ISLAM - Pembaharuan Islam di India secara lebih berkesan dan berpengaruh memang tidak bisa dipisahkan dari peranan Perguruan Aligarh dan Deoband. - Sejarah modernisasi di India mencatat tentang peranan sekaligus keberhasilan Universitas Aligarh dalam meneruskan tradisi ilmiah dan gerakan pembaharuan, serta Darul Ulum, sebagai PT yang ounya komitmen kuat atas cita-cita para kelompok Mujahidin. - Ide-ide Waliyullah yang kemudian ditonjolkan oleh Sayyid Ahmad dan gerakan Mujahidin yang menjadi pegangan bagi Darul Ulum Deoband.

-

Peranan tokoh ini selain menyebarkan ide-ide Ahmad Khan melalui majalah Tahzibul Akhlaq, juga mendorong terciptanya integritas visi tokoh ulama antara Deoband dan Aligarh. - Tokoh ini juga ahli dalam bidang politik, ini diperlihatkannya dalam peran membentuk delegasi Ummat Islam India tahun 1906. D. IQBAL-JINNAH-MAUDUDI TENTANG NEGARA ISLAM - Pertikaian Muslim dan Hindu memang tidak hanya dalam bidang kemasyarakatan, tapi sudah mengarah kepada sikap politik kenegaraan. - Pemikiran Muhammad Iqbal di bidang kenegaraan dan aktivitasnya dalam mewujudkan negara islam, dimulai ketika beliau dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin 1930. - Pada saat itu beliau mengemukakan tujuan pembentukan negara Islam. - Pemikiran kenegaraan ini dalam bentuk lain sebenarnya mengambil inti gerakan Pan-Islamisme, meskipun Iqbal menganut paham nasionalis, tapi pertimbangan nasionalisme itu diarahkan semata-mata untuk keuntungan persatuan Muslim. - Muhammad Ali Jinnah II. PERKEMBANGAN MODERN DI MESIR A. MESIR SEBELUM GAGASAN MODERNISME - Peta sejarah perkembangan pemerintahan Mesir sebagai bagian dari wilayah Timur Tengah yang dekat dengan peradaban Arab, memiliki beberapa dinasti penguasa yang bertahta di negeri ini. Sehingga dinamika kekhalifahan dan sistem kesultanan pun naik turun. - Sejarah Mesir akan lebih menarik dimulai dengan melacak munculnya (kekhalifahan) dinasti Fatimiyah, sebab pada masa ini dibangun Universitas Al-Azhar yang merupakan perguruan tinggi Islam besar tertua. Al-Azhar dianggap mewakili peradaban dan basis ilmiah-intelektual pasca-klasik sampai modern, dimana sampai saat ini dianggap masih ada dan tidak terhapus oleh keganasan perang. - Setelah Baghdad runtuh, Al-Azhar dapat disimbolkan sebagai khasanah pewarisan bobot citra keagamaan yang cukup berakar di dunia Islam, yang selanjutnya dapat membawa Mesir memiliki aset potensial dalam gagasangagasan modernism. - Dinasti Fatimiyah mula-mula didirikan oleh Ubaidilla di Tunis tahun 909 M. - Selanjutnya digantikan oleh Sunni dari Dinasti Salahuddin al-Ayyubi. - Sultan al-Ayyubi memulai memerintahkan Mesir pada tahun 1174 M. Disinilah kepiawaian Salahuddin al-Ayyubi dalam mengatasi peperangan Salib yang melelahkan yang berdampak pada kekuatan kaum muslim dari berbagai segi;

sosial-politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan bahkan agama menjadi melemah. - Kemudian kekuasaan berpindah ke kaum Mamluk (sebagian besar adalah tentara-tentara Salahuddin sendiri yang banyak berpengaruh dan berkuasa di Mesir) yaitu Aybak (1250-1257 M) sebagai yang pertama. Pemimpin yang termasyhur adalah Sultan Baybars (1260-1277 M). - Mesir di bawah kekuasaan Kaum Mamluk kian menurun pamornya. - Pemikiran keagamaan juga mengalami pemandegan, kuatnya dominasi paham Asy’ariyah sebagai kelompok Sunni membuat aktivitas intelektual kurang begitu hidup. - Perkembangan intelektual di Al-Azhar menjadi gelap, konsentrasi produktif para ilmuwan banyak sedikitnya tersita oleh kemelut peperangan yang berkepanjangan ini yaitu Perang Salib. - Al-Azhar sebagai pusat ilmiah terbesar setelah runtuhnya Nizamiyah di Bagdad mengalami penyusutan pendalaman agama. - Metode penguasaan ilmu yang sangat doctrinal seperti menghafal di luar kepala tanpa ada pengkajian dan telaah pemahaman, membuat ajaran-ajaran Islam seperti dituangkan demikian rupa ke kepala murid dan mahasiswa. - Kondisi sosial-keagamaan demikian, sebagaimana dilukiskan oleh Muhammad al-Bahy telah membuat rakyat Mesir dan dunia Islam pada umumnya lebih mementingkan tindakan individual. - Lebih jauh Muhammad Abduh menggambarkan bahwa metode pendidikan yang otoriter juga merupakan salah satu pendorong mandegnya kebebasan intelektual. B. NAPOLEON DAN PERSENTUHAN MESIR DENGAN EROPA - Sejak Sultan Salim I berkuasa, MEsir di bawah Dinasti Mamluk sama sekali tidak berdaya dan harus takluk serta membayar upeti. - Lama-kelamaan jiwa dan prestise keperkasaan Usmani terhadap wilayahwilayah yang dikuasainya pun kian pudar, sebagian daerah jajahannya tidak mau tunduk dan membayar pajak, termasuk Mesir. - Bukti kelemahan Turki Usmani terlihat ketika Tentara Perancis di bawah komando Panglima Napoleon Bunaparte mendarat di Alexandria tanggal 2 Juni 1798 dan keesokan harinya pelabuhan yang penting itu jatuh ke tangan mereka, perlawanan tentara Mamluk di bawah kekuasaan Turki Usmani itu tidak berdaya. - Kedatangan Napoleon tersebut secara umum membawa semangat imperialisme (kolonialisme) - Institut d’Egypte sangat terbuka untuk dikunjungi oleh rakyat dan para ulama Mesir.

-

Ketakjuban rakyat Mesir dapat dilihat dari pendapat seorang ulama sekaligus mewakili kaum muslimin ketika itu, Abd al Rahman al Jabarti guru besar Al Azhar mengunjungi lembaga ilmiah pada tahun 1799 yang kemudian ia lukiskan dengan indah sebagai berikut: “Saya lihat di sana benda-benda dan percobaan-percobaan ganjil yang menghasilkan hal-hal yang besar untuk dapat ditangkap oleh akal sepertinyang ada pada diri kita”. - Mengiringi kutipan tersebut, Harun Nasution memberikan komentar sebagai berikut: “Demikian kesan seorang Cendekiawan Islam pada waktu itu terhadap kebudayaan Barat. Ini menggambarkan betapa mundurnya umat Islam ketika itu. Keadaan menjadi terbalik seratus delapan puluh derajat. Kalau di Periode Klasik orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban Islam. Di periode Modern kaum Islam yang heran melihat kebudayaan dari kemajuan Barat.” - Ada hal-hal baru selain kemajuan materi yang dianggap sebagai ide-ide hasil Revolusi Perancis yang dibawa Napoleon, yaitu memperkenalkan: 1. Sistem pemerintahan Republik 2. Ide persamaan (egalite) yaitu adanya persamaan kedudukan antara penguasa dengan rakyat yang diperintah, serta turut berperan aktifnya rakyat dalam pemerintahan. 3. Ide kebangsaan yang terkandung dalam maklumat Napoleon bahwa orang Perancis merupakan suatu bangsa (nation), dan Kaum Mamluk adalah orang asing yang datang ke Mesir dari Kaukasus, jadi sungguhpun orang Islam tapi berlainan bngsa dengan rakyat Mesir. - Beberapa gambaran ide-ide Napoleon tersebut merupakan kontak pertama antara Mesir dengan Barat (Eropa) dan walaupun belum mempunyai pengaruh nyata yang kuat kepada rakyat Mesir, namun lambat laun telah membuka mata umat Islam tentang kelemahan dan kemunduran mereka selama ini. - Dengan ide-ide yang menghasilkan keuntungan positif inilah yang nantinya menghidupkan gairah intelektual untuk banyak-banyak menyerap peradaban Barat dalam semua aspeknya. - Setelah persentuhan peradaban Eropa terhadap MEsir itulah, kondisi umat Islam kian menata diri memperhitungkan kemungkinan langkah-langkah modernism yang bisa mengangkat citra kaum muslimin. C. PELETAKAN DASAR MODERNISME DI MESIR - Percikan dan bibit munculnya modernism di Mesir berawal dari bangkit kekuatan kaum muslimin untuk melawan tentara Napoleon di bawah komando Usmani.

-

-

-

-

-

-

-

Situasi politik yang tidak menentu di Mesir, Kaum Mamluk yang dikejar-kejar oleh tentara Napoleon dahulunya kini kembali ingin berkuasa. Walaupun Muhammad Ali memerintah dengan cara dictator, namun ia dapat dianggap sebagai orang yang mula-mula mengungkap citra rakyat Mesir dan mengadakan perubahan di sektor-sektor pendidikan, ekonomilapangan pertanian. Hal yang ia lakukan pun cukup menghebohkan, diantaranya merampas kekayaan para pengusahan Mesir dan memanfaatkan harta kaum Mamluk yang sudah ditaklukannya. Kendati buta huruf, perhatiannya terhadap dunia pendidikan sungguh sangat besar. Langkah-langkah Muhammad Ali tersebut sangat baru bagi rakyat Mesir, tentu saja mereka menyambut dengan gembira. Para pelajar dan sarjana yang selesai tugas belajarnya disuruh pulang untuk mengabdikan ilmunya. Sejumlah ilmu pengetahuan modern karya-karya besar seperti Voltaire, Rousseau, Montesquieu dan lain-lain menjadi khazanah baru di dalam pemikiran rakyat Mesir. Program-program fisik hasil ide Muhammad Ali pun mengalir deras, meski belum banyak menyentuh secara vital terhadap sumber-sumber penting dalam Islam. Kemudian munculah program gagasan pembaharuan al-Tahtawi Mendukung program penguasaan bahasa Perancis, al-Tahtawi sampai menggaji seseorang secara khusus untuk menguasai bahasa tersebut. Tahun 1836 ia kembali ke Mesir dan mendirikan Sekolah Penerjemahan yang kemudian diubah namanya menjadi Sekolah Bahasa-bahasa Asing. Al-Tahtawi berkeyakinan, kalau umat Islam Mesir mau maju dan sejajar dengan bangsa Eropa, mereka mesti menguasai iptek. Tentang dunia pemerintahan, selanjutnya ia menjelaskan bahwa jalan yang terbaik memperlancar suskesnya pemerintahan ialah dengan memajukan ekonomi. Masyarakat suatu Negara, menurut pendapatnya tersusun dari empat golongan: raja, kaum ulama dan ahli-ahli, tentara dan kaum produsen. Al-Tahtawi juga berkeyakinan bahwa umat Islam perlu berpegang teguh kepada agamanya, dan budi pekerti yang baik. Tujuan pendidikan bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan , tapi yang utama sekali membentuk rasa kepribadian dan untuk menanamkan nilai patriotisme. Mengenai soal fatalisme ia mencela orang Paris karena mereka tak percaya pada kada dan kadar, sedang pendapat yang semestinya menurut al-Tahtawi

ialah orang harus percaya pada kada dan kadar Tuhan, tapi seseorang tetap dituntut untuk berusaha. - Ide dinamisme yang diajarkan islam sangat logis dan dapat membawa umat kepada kemajuan, asalkan dapat memahami dengan benar konsep yang diajarkan oleh al-Quran dan Sunnah Rasul. - Tahtawi sangat besar pengaruhnya dalam menancapkan modernisasi di Mesir. D. KIPRAH AL-AFGHANI-ABDUH DALAM MEMAJUKAN RAKYAT MESIR Riwayat Hidup dan Aktivitas Al-Afghani - Jamaluddin al-Afghani merupakan seorang aktivis pembaruan dalam Islam yang tempat tinggal dan gerakannya sering berpindah dari satu Negara Islam ke Negara Islam lain. - Jamaluddin lahir di Afghanistan tahun 1839 M dan meninggal dunia di Istanbul tahun 1897 M. - Keadaan dunia Islam pada abad ke-18 sudah sebagian besar dijajah oleh bangsa Eropa. Hal inilah yang mendorong Al-Afghani yang melihat situasi tersebut untuk berjuang membebaskan umat Islam. - Selam berada di Mesir, al-Afghani selain mengadakan dialog secara khusus kepada penguasa setempat juga memberikan pengertian dalam setiap ceramah terhadap pentingnya menyetukan visi politik Islam di bawah panjipanji Pan-Islamisme. Ia juga mengecam keras tindakan imperialisme Barat atas wilayah-wilayah Islam. - Daya tarik terbesar yang muncul dalam pribadi al-Afghani terletak ada citacitanya untuk menyatukan seluruh semangat kaum Muslimin di bawah satu atap persaudaraan Islam. - Para mahasiswa dan kaum intelektual Mesir sangat antusias mencermati ideide brilian al-Afghani, salah satu di antara murid atau pengikutnya yang amat mendalam dan setia adalah Muhammad Abduh. - Selang beberapa bulan di Mesir al-Afghani pun lantas melanglang buana ke Paris, di negara ini aktivitas politiknya masih menggebu, dan kemudian ia mendirikan perkumpulan Al-‘Urwah Al-Wusqa. - Tahun 1889 al-Afghani diundang datang ke Persia untuk menolong mencari penyelesaian tentang persengketaan Rusia-Persia yang timbul karena politik pro-Inggris yang dianut pemerintah Persia ketika itu. - Atas undangan Sultan Abdul Hamid, al-Afghani selanjutnya pindah ke Istanbul di tahun 1892. - Walau kerja sama antara al-Afghani sebagai pemimpin yang mempunyai pemikiran-pemikiran demokratis tentang pemerintahan dengan Abdul Hamid sudah berjalan baik namun selaku Sultan, ia masih mempertahankan

-

-

-

-

kekuasaan otokrasi lama, sehingga hasil maksimal dari kerja sama itu tidak bisa tercapai sepenuhnya. Al-Afghani lebih banyak bersifat pemimpin politik daripada pemimpin dan pemikir pembaharuan dalam Islam. Umat Islam mundur menurutnya, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar dan asling bagi Islam. Lemahnya rasa persaudaraan Islam juga merupakan sebab bagi kemunduran umat Islam. Jalan untuk memperbaiki umat Islam, menurut al-Afghani ialah melenyapkan pengerti-pengertian salah yang dianut umat pada umumnya, dan kembali kepada ajaran-ajaran dasar Islam yang sebenarnya. Lebih dari itu, persatuan umat Islam mesti diwujudkan kembali. Semasa hidupnya al-Afghani memang berusaha untuk mewujudkan persatuan itu. Yang terkandung dalam ide Pan-Islame ialah persatuan seluruh umat Islam. Jamaluddin al-Afghani sebagaimana dikatakan Hamka adalah: Laksana seekor Rajawali yang selalu memiliki wawasan yang tajam, cemerlang dan sangat ditakuti lawan. “Sang Rajawali” tidak pernah memiliki sarang rendah, tempatnya pun selalu berpindah-pindah. Wibawanya terpancar dari kekuatan mata yang siap melumpuhkan lawan. Memang kehidupan al-Afghani yang unik, selalu berpindah, mempunyai kepedulian yang kuat terhadap persaudaraan (ukhuwah Islamiah) telah membuat ia begitu diagungkan oleh umat Islam.

Muhammad Abduh Penerus Al-Afghani -

-

Salah seorang tokoh yang turut memainkan peranan penting dalam pembaruan Mesir adalah Muhammad Abduh. Lahir di daerah Propinsi Gharbiah Hilir. Abduh disuruh belajar menulis dan membaca agar kemudian dapat dengan mudah menghafal al-Quran. Meneruskan studi ke Al-Azhar di tahun 1866 Atas bimbingan dan motivasi yang kuat dari al-Afghani, Abduh menjadi sangat antusias mendidik rakyat Mesir supaya menguasai semua dimensi kemajuan Barat ketika itu. Tahun 1877 studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat gelar Alim. Ia mulai mengajar pertama di Al-Azhar kemudian di Dar Al-Ulum juga di rumahnya sendiri. Pembaruan dengan Usaha Praktis: pembaruan bidang pendidikan, pembaruan bidang keagamaan, pembaruan bidang kenegaraan

-

Pengaruh Abduh di Dunia Islam: H.A.R Gibb menilai dengan adanya posisi Abduh selaku pembaru, maka secara tidak langsung telah mengenalkan pengetahuan dan kemajuan Eropa kepada kaum muslimin yang tadinya dianggap kolot. Dalam hal ini Abduh telah berjasa besar dalam menyatukan Agama dengan pengetahuan modern, sebagaimana dikatakan oleh seorang orientalis M. Michell. Hal senada dikatakan Horten bahwa Abduh ibarat lampu lilin yang terang, bukan saja karena keadaan sekelilingnya gelap, walaupun ia sendiri kurang mengenalnya namun situasi pada masa itu cenderung menentangnya, hingga boleh jadi sinarnya tak terlihat. Abduh, sebagaimana pemikir Islam yang lain, sangat punya perhatian atas kemurnian dan ketegaran Islam. Kalau al-Ghazali disebut Hujjatul Islam, maka Abduh telah mencoba berusaha mempertahankan citra positif dari nilai Islam, seperti dikatakan oleh Majid Fakhri bahwa Abduh dianggap sebagai pembela Islam dari serangan kaum Orientalis.

E. MURID-MURID ABDUH TURUT MENIMBULKAN BIAS PEMIKIRANNYA BAGI UMAT ISLAM 1. Rasyid Ridha Rasyid Ridha termasuk ulama Al-Azhar yang cukup dekat dengan Abduh, sehingga dengan demikian ide-ide pembaruannya mempunyai kemiripan. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan yang cukup berjarak. Rasyid Ridha mempunyai pemikiran yang tidak seradikal Abduh, tapi untuk kalangan ulama Al-Azhar, pemikiran Ridha termasuk kontraversial. 2. Pengikut dan Murid Abduh yang lain Al-Syaikh Mustafa al-Maraghi disebut sebagai murid Muhammad Abduh yang terbesar di kalangan orang-orang Al-Azhar. Murid-murid lainnya seperti Qasim Amin, Taha Husain, Syaikh Ali Abd. Raziq. Yang sehaluan dengan Abduh juga adalah Sa’ad Zaghul. Pengikut Abduh yang gigih membantu perjuangan Nasionalisme Mesir adalah Luthfi Sayyid. Pengikut Abduh yang cukup berpengaruh di masa tahun 1950-an adalah Syekh Khalid Muhammad Khalid.

III. MODERNISASI DI TURKI A. KEKHALIFAHAN ISLAM DI TURKI - Sepeninggal Sultan Sulaiman al-Qanuni (1566 M), kerajaan Turki Usmani memasuki masa kemunduran, meski kemunduran itu secara tidak langsung. - Para khalifah Turki Usmani silih berganti, ada yang kuat tapi lebih banyak yang lemah. - Di bidang keagamaan, tidak berbeda dengan kondisi Mesir di abad 16-17. Hanya saja, kaum ulama di Turki tidak bernaung di bawah suatu lembaga pendidikan tertentu. - Menjelang abad ke-19 kekuasaan Turki sudah kian memudar, ini disebabkan perasaan loyalitas umumnya orang-orang Turki tidak tertuju kepada Turki Usmani yang kekuatannya sudah tidak dapat diperhitungkan lagi. - Ungkapan sejarah kerapuhan kekuatan dan kekuasaan Turki Usmani itulah yang mendorong adanya modernitas bercorak lain, termasuk tarik-menarik anatar nilai Islam dengan nilai modern yang mulai masuk berdasarkan persentuhan dengan Barat. - Mempertahankan posisi kekhalifahan baik secara fisik maupun esensial sudah tidak memungkinkan lagi, maka sisa-sisa kekuatan Turki Usmani yang ada pun ingin dimodifikasi kea rah tuntutan zaman. B. FASE AWAL MUNCULNYA GERAKAN MODERN DI TURKI 1. Generasi Pembaruan Pertama - Usaha modernisasi di Turki sebenarnya lebih awal dibandingkan Mesir. Periodesasi modern di Turki mulai muncul sejak kekalahan-kekalahan mereka di medan perang melawan bangsa Eropa. - Kekalahan-kekalahan ini telah menyadarkan orang Turki untuk mengevaluasi diri dan menyelidiki sebab-sebab kekalahan itu. - Tahun 1720 Ceelebi Mehmed pergi ke Negara Perancis selaku Duta dengan tujuan untuk mengamati secara langsung perkembangan industri, sistem militer, iptek dan perundangan kenegaraan. - Hubungan yang baik antara Perancis dengan Turki Usmani, membuat mereka saling mengadakan kerja sama. - Salah seorang tokoh pembaru awal di Turki yang cukup berpengaruh adalah Ibrahim Mutafarrika (1670-1754) berdarah Hongaria. - Usaha pembaruan mula-mula adalah membuka percetakan dan penerjamahan. - Ibrahim Mutafarrika juga seorang pengarang ulung, sejumlah buku dari berbagai disiplin pengetahuan ditulisnya.

-

Sejumlah Sultan Turki yang peduli pada ide pembaruan terutama iptek Barat adalah Sulaiman (1520-1566). Selain itu ada juga Sultan Salim III (17891807). - Mahmud II berusaha membersihkan sisa-sisa dominasi kekuasaan Turki Usmani yang feodal dan absolut dalam pemerintahan. - Di bidang pendidikan juga mengalami perubahan penting dengan dibukanya selokan-selokan umum; Sekolah Sastra, Sekolah Pengetahuan Umum, Sekolah Kedokteran dan sebagainya. - Memperluas dan memperdalam bahasa Perancis untuk selanjutnya dikirim siswa dan mahasiswa yang berbakat ke Eropa, yang kemudian setelah mereka kembali ke tanah air banyak membantu jalannya pemerintahan termasuk juga dalam menerjemahkan literatur Barat. - Pengetahuan modern juga dihubungkan dengan pengetahuan agama, seperti manusia mempunyai kekkuatan untuk mengolah, mengubah dan memperbaiki nasibnya agar tidak mesti bergantung kepada nasib dan ketentuan mutlak Tuhan. - Paham umat Islam tentang penyakit sebelumnya sangat fatalis, pasien yang sakit karena kehendak Tuhan yang tentu tidak boleh diobati. - Sehingga informasi tentang penyakit dalam buku kedokteran membuka cakrawala umat Islam tentang keyakinannya yang salah selama ini. - Namun kemudian persepsi generasi Turki menjadi berubah, pengaruh pengetahuan modern telah mampu membentuk sikap mental mereka yang tentu saja di kemudian hari dapat berubah menjadi sikap mental teologis yang lebih baik. - Apa yang dilakukan Mahmud II dianggap sebagai langkah lebih maju lagi atas program pembaruan yang sebelumnya pernah dirintis oleh Mutafarrika dan lainnya. 2. Kelompok Tanzimat Kelompok Tanzimat adalah suatu generasi pelanjut dari ide-ide Mahmud II yang banyak berperan mengadakan usaha perbaikan, pengaturan dan penyusunan undang-undang baru baik bidang ekonomi, pendidikan, militer, pemerintahan dan sosial di Turki pada waktu gencar-gencarnya usaha modernisasi Turki. Para tokoh Tanzimat yang dianggap paling berpengaruh ialah Mustafa Rasyid Pasha, Mustafa Sami Pasha, Mahmed Syadiq Rifat Pasha, Ali Pasha dan Fuad Pasha. C. KEBANGKITAN USMANI MUDA DAN TURKI MUDA 1. Gerakan Usmani Muda - Gerakan Usmani Muda atau Ittipak-i-Humayat mula-mula muncul tahun 1865. Bertujuan untuk mengadakan perlawanan secara rahasia terhadap kekuasaan absolut sultan.Beberapa tokoh dari gerakan itu membawa angin

baru tentang demokrasi dan konstitusional pemerintahan yang menjunjung tinggi kekuasaan rakyat bukan kekuasaan absolut. Di antara tokoh itu ialah Zia Pasha, Namik Kemal, dan Midhat Pasha. 2. Gerakan Turki Muda Gerakan Turki Muda merupakan kelanjutan dari gerakan-gerakan pembaruan sebelumnya. Ada tiga tokoh yang dianggap sebagai pelopor gerakan ini yaitu; Ahmed Riza, Mehmed Murad dan Pangeran Sabahuddin. D. GERAKAN NASIONALISME, WESTERNISME DAN NASIONALISME Sebagaimana dikemukakan oleh Harun Nasution, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu; pertama gerakan yang berorientasi dan masih berpegang secara ketat pada prinsip Islam yang disebut Islamisme. Kedua, gerakan yang banyak mengadopsi (mengambil) pemikiran, sikap hidup berdasarkan pola-pola kehidupan Barat, atau terilhami oleh Barat (terbaratkan). Kelompok ini dinamakan Westernisme. Ketiga, gerakan yang menitikberatkan ke dalam terutama mengenai aspek keaslian Turkisme atau lebih tepat secara kenegaraan mereka selalu mementingkan sikap, pola pikir dan tindakan nasional. Mereka tidak mau mengambil sesuatu yang berbau Barat dan juga tidak mau mengambil sesuatu yang terilhami oleh perasaan keagamaan (Islam). Sehingga rasa patriotisme yang tinggi membawa mereka lebih mengutamakan nasionalitas di atas segala-galanya. Kelompok yang berpaham demikian dinamakan Nasionalisme. E. KONDISI TURKI PASCA-MODERNISME - Situasi pembaruan setelah langkah-langkah yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk tidak berubah sepenuhnya ke arah yang amat modern sebagaimana yang dikehendaki pendiri Republik Turki ini. - Orang-orang Turki merasa lekat dengan agama yang mereka anut semenjak berabad-abad lampau, mereka bahkan marah kalau dikatakan bahwa ia bukan orang Islam. - Rakyat Turki merasa punya ketertarikan yang kental dengan Islam. - Beberapa hal lain yang tadinya sudah dianggap tabu pun bangkit kembali :  Lembaga penerbitan Islam kembali menyiarkan ide-ide tentang Islam  Para buruh, petani yang tadinya mengikuti ajaran Tarikat, Nampak mulai berani  Bidang politik Islam yang tadinya dibubarkan dan dimusuhi oleh penguasa pembaru juga mulai memainkan peranan.  Sejumlah tokoh yang walaupun tidak terlalu anti dengan ide pembaruan, namun sangat berkompeten untuk menggerakkan citra Islam mencoba membangun kembali kekuatan Islam yang sungguh berbeda dari sebelumnya.

 Secara kehidupan bernegara, konstitusi Turki tahun 1961 yang berlaku hingga sekarang ini, mengatur agama baik dalam teksnya sendiri maupun dalam rujukannya kepada serangkaian hukum organis.  Kondisi Turki dewasa ini hanya meninggalkan warisan sejarah tentang upaya modernism yang dijiwai oleh sekularisasi, namun sekularisasi itu sendiri boleh dikata kurang berhasil dengan sepenuhnya. IV. Islam Kontemporer di Indonesia Pemikiran Islam kontemporer maksudnya adalah pemikiran Islam yang berkembang pada masa modern (abad 19 masehi) hingga sekarang. Ciri khas pemikirannya adalah bersifat agresif yang berkembang dengan metode pemikiran baru dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan peradaban Islam. Gagasan untuk mengkaji islam sebagai nilai alternatif mengenai kemampuan islam memberikan solusi baru kepada temuan-temuan di semua dimensi kehidupan yang semakin merebak luas. Penguasaan lebih mendalam mengenai wawasan pemikiran scara filosofis, terutama penjelajahan intelektual terhada gagasan-gagasan berpikir barat.Pemikirpemikir muslim sedang bergelut kuat untuk menemukan ide-ide sebagai akibat modernisasi radikal yang diterapakan barat. Slain itu, terdapat pula pemikiran-pemikiran islam kontemporer dan gerakan-gerakan islam kontemporer yang muncul di Indonesia karena moernisasi yang terjadi. Indonesia menjadi semacam studi pendahulu bagi konsep-konsep pemikiran kontemporer. ada beberapa alasan mengapa demikian. Diantaranya yaitu: a. Pemikir-pmikir kontemporer di Indonesia yang mempunyai kapasitas intelektual lebih mencurahkan secara praktis bagi penerapan ide-idenya. Contohnya Nur Chalish dan Abdurrahman Wachid. b. Indonesia saat ini mempunyai prospek yang bisa diperhitungkan sebagai penggagas bagi sentralisasi kebangkitan dunia islam secara berklanjutan dan militan. c. Pengkajian terhadap teks-teks klasik saat ini berkmbang dengan pesat, bukan hanya dari psantren, tapi sudah merambah lebih jauh an meluas. d. Munculnya nuansa pengkajian islam dalam bentuk dialog terbuka baik dalam forum-foum ilmiah yang saait ini menjadi trend baru bagi pengluasan keterbukaan wawasan pemikiran Indonesia yang sebelumnya masih terasa asing. e. Munculnya sejumlah jurnal-jurnal yang khas berkarakter pengkajian islam secara lebih mendalam. Contohnya jurnal Ulumul Quran.

f. Munculnya gelombang intelektual islam di Indonesia, yang tidak hanya sekedar obsesi melainkan berwujud kenyataan. A. Pemikiran Islam kontemporer di Indonesia a) Fundamentalis.

Model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam sebagai satu-satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia. Mereka biasanya dikenal sangat commited pada aspek religius budaya Islam. Bagi mereka, Islam telah mencakup segala aspek kehidupan sehingga tidak memerlukan segala teori dan metode dari luar, apalagi Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali Islam sebagai agama, budaya sekaligus peradaban, dengan menyerukan untuk kembali pada sumber asli (al-Qur’an dan Sunnah) dan mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana yang dilakukan Rasul dan Khulafa’ al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah Rasul harus dihidupkan kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk kebangkitan Islam. b) Tradisionalis ( salaf ).

Yaitu, model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan dengannya. Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang diterima hanya sampai pada khulafa’ al-rasyidin , sedang tradisionalis melebarkan sampai pada salaf al-shalih , sehingga mereka bisa menerima kitab-kitab klasik sebagai bahan rujukannya. Hasan Hanafi pernah mengkritik model pemikiran ini. Yaitu, bahwa tradisionalis akan menggiring pada ekslusifisme, subjektivisme dan diterminisme. c) Reformis. Yaitu, model pemikiran yang berusaha merekonstruksi ulang warisan budaya Islam dengan cara memberi tafsiran baru. Menurut mereka, Islam telah mempunyai tradisi yang bagus dan mapan. Akan tetapi, tradisi ini tidak dapat langsung diaplikasikan melainkan harus dibangun kembali secara baru dengan kerangka berpikir modern dan prasyarat rasional, sehingga bisa survive dan diterima dalam kehidupan modern. Karena itu,

mereka berbeda dengan tradisionalis yang menjaga dan menerima tradisi seperti apa adanya. d) Postradisionalis. Yaitu, model pemikiran yang berusaha mendekonstruksi warisa Islam berdasarkan standar modern. Model ini sesungguhnya sama dengan reformis yang menerima tradisi dengan interpertasi baru. Perbedaannya, postadisionalis mempersyaratkan dekonstruktif atas tradisi, bukan sekedar rekonstruktif, sehingga yang absolut menjadi relatif dan yang ahistoris menjadi historis. e) Moderinis. Yaitu, model pemikiran yang hanya mengakui sifat rasional-ilmiah dan menolak kecenderungan mistik. Menurutnya, tradisi masa lalu sudah tidak relevan, sehingga harus ditinggalkan. Karakter utama gerakannya adalah keharusan berpikir kritis dalam soal keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka ini biasanya banyak dipengaruhi cara pandang marxisme. Meski demikian, mereka bukan sekuler. Sebaliknya, mereka bahkan mengkritik sekuler selain salaf. Menurutnya, kaum sekuler telah bersalah karena berlaku eklektif terhadap Barat, sedang kaum salaf bersalah menempatkan tradisi klasik pada posisi sakral dan shalih likulli zaman wa makan . Sebab, kenyataannya, tradisi sekarang berbeda dengan masa lalu. Modernis menjadikan orang lain (Barat) sebagai model, sedang salaf menjadikan masa lalu sebagai model. Keduanya sama-sama ahistoris dan tidak kreatif, sehingga tidak akan mampu membangun peradaban Islam ke depan. Itulah kecenderungan atau model pemikiran yang tampil dalam buku ini, yang terdiri atas 19 orang tokoh pemikir Islam kontemporer, dari Timur Tengah, Asia, Afrika dan Amerika. B. Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia 1. Indigenized Islam. Indigenized Islam adalah sebuah ekspresi Islam yang bersifat local, secara formal mereka mengaku beragama Islam tetapi biasanya mereka lebih mengikuti aturan-aturan lokalitas ketimbang ortodoksi

Islam. Karakteristik ini paralel dengan apa yang disebut Clifford Geerts sebagai Islam Abangan untuk konteks Jawa. 2. Kelompok tradisional Nahdlatul Ulama (NU) NU adalah penganut aliran Sunny terbesar di Indonesia yang dianggap memiliki ekspresinya sendiri karena disamping ia memiliki kekhasan yang tidak dimiliki kelompok lain seperti basis yang kuat di pesantren dan di pedesaan, hubungan guru murid yang khas. 3. Islam modernis Mereka terutama berbasis pada Muhammadiyah. Sasaran utamanya adalah pelayanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Ia memperkenalkan ide-ide modernisasi dalam pengertian klasik. 4. Islamisme (islamis) Gerakan ini tidak hanya mengusung Arabisme dari konseruatisme tetapi juga di dalam dirinya terdapat paradigma ideologi Islam Arab. Tidak heran jika jihad dan penerapan syari’ah Islam menjadi karakter utama dari kelompok ini. 5. Neo-modernisme Islam Ia lebih dicirikan dengan gerakan intelektual dan kritiknya terhadap doktrin Islam yang mapan. Mereka berasal dari berbagai kelompok termasuk kalangan tradisional maupun dari kalangan modernis. Kelompok ini sangat kritis terhadap penerapan syariah Islam tanpa perubahan dan kritik terhadap doktrin terlebih dahulu, serta membela kesetaraan perempuan, pluralisme dan toleransi.

e-journal.kopertis4.or.id/file.php?file=karyailmiah

Related Documents

Islam Agama
November 2019 54
Agama Islam
June 2020 41
Agama Islam
June 2020 44
Agama Islam
May 2020 35
Agama Islam
June 2020 33

More Documents from ""