A. KONSEP KELUARGA 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1988). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999). Jadi, dapat di simpulkan Keluarga adalah unit terkecil yang saling berinteraksi, memenuhi kebutuhan, yang dibentuk berdasarkan sebuah ikatan perkawinan yang sah, yang tinggal dalam satu atap dalam keadaan yang saling ketergantungan. 2. Ciri-ciri keluarga Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut: 1. Diikat dalam satu perkawinan 2. Ada ikatan batin 3. Ada tanggung jawab masing anggota 4. Ada pengambilan keputusan 5. Kerjasama di antara anggota keluarga 6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga 3. Tipe Keluarga 1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu : a. Keluarga Tradisional 1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anakanak yang hidup dalam rumah tangga yang sama. 2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan. 3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. 4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri 5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja. 6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis. b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya). 2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak 3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah 4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama. 2. Menurut Allender dan Spradley (2001) a. Keluarga tradisional 1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat 2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi 3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak 4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian. 5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja 6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut. b. Keluarga non tradisional 1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah 2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah 3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga. 3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005) a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
4. Fungsi Keluarga a. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan kelangsungan keturunan, tetapi juga memelihara dan membesarkan anak dengan gizi yang seimbang, memelihara dan merawat anggota keluarga juga bagian dari fungsi biologis keluarga. b. Fungsi psikologis Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga memberikan identitas keluarga. c. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai budaya. d. Fungsi ekonomi Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya untuk mencari sumbersumber penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak dan jaminan hari tua. e. Fungsi pendidikan Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak dalam rangka untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku anak,, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. 5. Struktur Keluarga Menurut Setiadi (2008), Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacammacam, diantaranya adalah : a. Patrilineal Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawin
Keluarga kawin adalah hubungan sepasang suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara menjadi bagian keluaga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 6. Peran Keluarga Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier, 1995). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga. Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998), adalah sebagai berikut: mengenal masalah kesehatan; keluarga mampu mengidentifikasi masalahmasalah dalam keluarga. Fungsi keluarga membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, yaitu keluarga mampu membuat keputusan dan merencanakan tindakan keperawatan keluarga, dalam melakukan perawatan keluarga yakni keluarga mampu merawat anggota keluarga sebelum anggota keluarga membawa anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan. Keluarga juga mampu mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, untuk kelangsungan hidup anggota keluarga, serta tetap mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat. Keluarga akan menggunakan fasilitas kesehatan sesuai dengan kemampuan keluarga. 7. Tugas keluarga di Bidang Kesehatan Menurut Setiadi (2008), Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi : a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan tindak lanjut atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan kesehatan yang ada). 8. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1999) : a. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing : 1) Membina hubungan intim yang memuaskan 2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial 3) Mendiskusikan rencana memiliki anak b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : 1) Persiapan menjadi orang tua 2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga 3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan c. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman 2) Membantu anak untuk bersosialisasi 3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : 1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga e. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa : 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya 2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan 4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal : 1) Mempertahankan kesehatan 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak 3) Meningkatkan keakraban pasangan h. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan 2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya). 9. Istilah dalam keluarga 1. Keluarga Sejahtera Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. a. Prasejahtera Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB b. Sejahtera I Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. c. Sejahtera II Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi d. Sejahtera III Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. e. Sejahtera III plus Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 2. Kemandirian keluarga Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab.
10. Peran Perawat Keluarga 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. 2. Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit. 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga. 5. Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. 6. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. 7. Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll). 8. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah. 9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KELUARGA LANSIA 1. Definisi Lansia Usia lanjut atau lansia adalah bagian akhir dari perkembangan hidup manusia. Usia lanjut merupakan tahap perkembangan psikososial yang terakhir dalam teori Erik Erikson. Perkembangan psikososial lansia adalah tercapainya integritas diri yang utuh (Keliat, dkk, 2006 dalamSyarniah, 2010). Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Wulansari, 2011). 2. Batasan Lansia Batasan usia lansia menurut WHO meliputi (Santi, 2009): a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun. c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun Batasan Lansia menurut Depkes RI meliputi: a. Menjelang usia lanjut (45-54 thn) : masa vibrilitas b. Kelompok usia lanjut (55 – 64 thn) : masa presenium c. Kelompok usia lanjut (> 64 thn) : masa senium 3. Kebutuhan Hidup Lansia Secara lebih detail, kebutuhan lansia terbagi atas (Subijanto et al, 2011): 1) Kebutuhan fisik, yang meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan. 2) Kebutuhan psikis, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati dan mendapatkan perhatian lebih dari sekelilingnya. 3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar. 4) Kebutuhan ekonomi, meskipun tidak potensial lansia juga mempunyai kebutuhan secara ekonomi sehingga harus terdapat sumber pendanaan dari luar, sementara untuk lansia yang potensial membutuhkan adanya tambahan keterampilan, bantuan modal dan penguatan kelembagaan. 5) Kebutuhan spiritual, spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan spiritual diidentifikasi sebagai kebutuhan dasar segala usia. Fish dan Shelly mengidentifikasi kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan akan makna dan tujuan, akan cinta dan keterikatan dan akan pengampunan (Stanley, 2006). 4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut (Hurlock, 1980):
a. Perubahan Fisik 1) Perubahan penampilan Saat seseorang memasuki usia lanjut, penampilan secara fisik akan berubah. Misal sudah mulai terlihat kulit keriput, bentuk tubuh berubah, rambut mulai menipis. 2) Perubahan fungsi fisiologis Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah meningkat, berkurangnya jumlah waktu tidur. 3) Perubahan panca indera Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap, sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuain dengan perubahan tersebut. Misal, kacamata dan alat bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi penurunan kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran. 4) Perubahan seksual Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada fase ini klimakterik pada lansia laki – laki dan menopause pada wanita. Tapi, hal itu juga tidak membuat potensi seksual benar – benar menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan potensi seksual juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan penyesuain seksual yang dilakukan di awal. b. Perubahan Kemampuan Motorik 1) Kekuatan Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia lebih cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihkan diri dari keletihan dibandingkan orang yang lebih muda. 2) Kecepatan Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia enam puluhan. 3) Belajar keterampilan baru Lansia yang belajar keterampilan baru cenderung lebih lambat dalam belajar dibanding dengan yang lebih muda dan hasil akhirnya juga cenderung kurang memuaskan. 4) Kekakuan Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh. Selain itu, lansia juga melakukan sesuatu dengan tidak hati – hati dan dikerjakan secara tidak teratur. c. Perubahan Kemampuan Mental 1) Belajar Lansia lebih berhati – hati dalam belajar, memerlukan waktu yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasiakan jawaban mereka dan kurang
mampu mempelajari hal – hal baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa lalu. 2) Berpikir dalam memberi argument Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan, baik dalam alasan induktif maupun deduktif. 3) Kreativitas Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif bagi lansia cenderung berkurang. 4) Ingatan Lansia pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal – hal yang baru dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal – hal yang telah lama dipelajari. 5) Mengingat kembali Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor usia dibanding pemahamam terhadap objek yang ingin diungkapkan kembali. Banyak lansia yang menggunakan tanda – tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerakan, untuk membantu kemampuan mereka dalam mengingat kembali. 6) Mengenang Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat semakin tajam sejalan dengan bertambahnya usia. 7) Rasa humor Kemampuan lansia dalam hal membaca komik berkurang dan perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan bertambahnya usia. 8) Perbendaharaan kata Menurunnya perbendaharaan kata yang dimiliki lansia menurun dengan sangat kecil, karena mereka secara konstan menggunakan sebagian besar kata yang pernah dipelajari pada masa anak – anak dan remajanya. 9) Kekerasan mental Kekerasan mental tidak bersifat universal bagi usia lanjut. d. Perubahan Minat 1) Minat Pribadi Minat pribadi meliputi minat terhadap diri sendiri, minat terhadap penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang. Minat terhadap diri sendiri pada lansia cenderung meningkat, sedangkan minat terhadap uang dan penampilan cenderung menurun. 2) Minat Kegiatan Sosial Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin berkurang. 3) Minat Rekreasi Lansia cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah minat
tersebut kalau betul – betul diperlukan. 4) Minat Kegiatan Keagamaan Sikap sebagian besar lansia terhadap agama mungkin lebih sering dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan atau apa yang telah diterima pada saat mencapai kematangan intelektualnya. Bagaimanapun juga, perubahan minat dan sikap terhadap kegiatan keagamaan merupakan ciri orang berusia lanjut dalam beberapa kebudayaan dewasa ini. 5) Minat Mengenai Kematian Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akherat dan lebih mementingkan tentang kematian itu sendiri serta kematiannya sendiri. C. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas kepala keluarga b. Komposisi keluarga komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan dengan kk, dan imunisasi bagi balita dan disertai genogram keluarga tersebut c. Tipe keluarga Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut d. Suku bangsa (etnis) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat tinggala keluarga, dan kegiatan keagamaan. e. Agama dan kepercayaan Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama mereka. f. Status social ekonomi Status social ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga. g. Aktifitas rekreasi keluarga Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga untuk makan bakso , dll 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga berdasarkan duvall 2. Tahap perkembangan keluarga yang belu terpenuhi Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya 3. Riwayat kesehatan inti
Yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasinganggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Disini diuraikan riwayat kepala keluarga sebelum membentuk keluargasampai saat ini. 3. Data Lingkungan 1. Karakteristik rumah 2. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas 3. Mobilitas geografis keluarga Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5. System pendukung keluarga Yang termasuk system pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat. 4. Struktur keluarga 1. Struktur peran Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga 2. Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan 3. Pola komunikasi keluarga Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan kualitas komunikasi 4. Strukur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilakunya 5. Fungsi keluarga 1. Fungsi ekonomi 2. Fungsi mendapatkan status social 3. Funsi pendidikan 4. Fungsi sosialisasi 5. Fungsi perawatan kesehatan a. Mengenal masalah kesehatan b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat c. Merawat anggota keluarga yang sakit d. Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat e. Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di masyarakat 6. Fungsi religious Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media. Suharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkurtural. Jakarta : EGC Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Friedman, M. M. (1988). Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek Edisi 3. Jakarta : EGC. Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha https://id.pdfcoke.com/doc/149182213/LAPORAN-PENDAHULUAN-keluarga Maret 2019,jam:10.21
diakses:19
Achjar K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto. Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Friedman M. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC, 1998. Herawati. 2012. Konsep keluarga sejahtera dan keluarga mandiri. Slide Presentasi Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Semester 7 tahun 2012/2013. Maryam RS, Mia FE, Rosidawati, Ahmad J, Irwan B. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Santi NF. 2009. Hubungan antara Senam dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare. 2006.Buku Ajar KeperawatanGerontik, ed 2. Jakarta: EGC Subijanto HAA, Dhani R, Yoni FV.2011. Modul Pembinaan Posyandu Lansia guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC, 2004.
Tim Penyusun. Buku Praktikum Keperawatan Keluarga. Banjarbaru: Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unlam, 2012. https://id.pdfcoke.com/document/362425078/Lp-Keluarga-Lansia 2019,jam:17.09
diakses:19
Maret