Kelompok 7.ppt

  • Uploaded by: prasita
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 7.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,717
  • Pages: 43
POSTMODERNISM AND HEALTH PROMOTION Nama Anggota Kelompok: 1. Prasita Ayu W 101511133066 2. Neula Armyttha R.R 101511133077 3. Yohana Nensy L 101511133182 4. Sonia Elka Amalia 101511133185

Postmodernisme •

Jean-Francois Lyotard

 Postmodernisme sebagai segala kritik atas pengetahuan

universal, atas tradisi metafisik, fondasionalisme maupun atas modernisme. •

Kesimpulan : Postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak, mengkritisi atau yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan

terhadap modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia.

Ciri – ciri pemikiran postmodernisme •

Dekonstruktif : Klaim adanya teori-teori yang baku, standar, yang tidak dapat diganggu gugat, itulah yang ditentang oleh pemikir postmodernisme



Relativisme : Postmodernisme menganggap bahwa segala sesuatu itu relatif dan tidak boleh absolut, karena harus mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.



Pluralisme : Pluralisme memiliki arti bahwa mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya.

Perbedaan Modernisme dan Postmodernisme pada Media No.

Aspek

Modernisme

Posmodernisme

1

Metafisika

Realisme, naturalisme

Anti realisme

2

Epistemologi

Obyektivisme pengalaman dan pemikiran

Subyektivisme sosial

3

Hakekat manusia

Tabularasa dan Otonomi

Konstruksi sosial dan konflik

Perbedaan Pandangan Modernisme dan Posmodernisme terhadap Analisis Media No.

Aspek 1

Fakta

Modernisme

Posmodernisme

Bersifat riil yang diatur oleh kaidah tertentu yang Konstruksi atas realitas, kebenarannya bersifat bersifat universal

relatif, sesuai dengan konteks

2

Eksistensi media

Media sebagai saluran pesan

Media sebagai agen konstruksi pesan

3

Eksistensi berita

Cermin dan refleksi dari kenyataan.

Yang terbentuk merupakan konstruksi atas realitas

4

Sifat berita

Berita bersifat obyektif

Berita bersifat subyektif

5

Penerimaan berita

Diterima sama dengan yang dimaksud oleh si Khalayak memiliki penafsiran sendiri yang bisa pembuat berita.

jadi berbeda dari pembuat berita

Wartawan sebagai partisipan

6

Eksistensi wartawan

Wartawan sebagai pelapor

7

Eksistensi Nilai etika

Nilai, etika, opini, dan pilihan moral berada di Nilai etika atau keberpihakan wartawan tidak bisa luar proses peliputan berita.

dipisahkan dari proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa.

Definisi Promosi Kesehatan •

Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence Green, 1984)



Promosi

Kesehatan

adalah

Proses

membuat

orang

mampu

meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1986)

Strategi Promosi Kesehatan 1.

Strategi global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO adalah sebagai berikut :



Advokasi : Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers) baik di bidang kesehatan maupun dibidang luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap publik



Dukungan sosial : Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal yang

mempunyai pengaruh terhadap masyarakat •

Pemberdayaan : Ditujukan kepada masyarakat langsung

sebagai sasaran primer atau utama promkes.

Peran berbagai pihak dalam Promkes 1.

Peran tingkat pusat – Pusat Promosi Kesehatan

– Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dapat mengembangkan: •

Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional



Mengkaji

metode

dan

teknik-teknik

promosi

pengembangan model promosi kesehatan di daerah

kesehatan

yang

efektif

untuk

– Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di tingkat pusat – Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait – Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional

– Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi

2. Peran Tingkat Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi) – Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi kesehatan lokal (provinsi) – Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi

kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.

3. Peran Tingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) -

Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan

-

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat

Perubahan Promosi Kesehatan 1. Era propaganda (Masa kemerdekaan sampai 1960an) • Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980) – Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960

– Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)

Perubahan Promosi Kesehatan • Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995) –

Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)



Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)



Munculnya Posyandu



Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron, dll)

Perubahan Promosi Kesehatan 2. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005) Pada tahun 1997, diadakan konvensi internasional promosi kesehatan, dengan melahirkan “The Jakarta Declaration”. Namun sebelum itu, telah dilakukan beberapa konferensi seperti:



Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada (1986)



Konferensi II bertempat di Adelaide, Australia (1988)

Perubahan Promosi Kesehatan •

Konferensi III : Selanjutnya pada tahun 1991 diselenggarakan Konferensi ke III di Sundval, Swedia.



Konferensi ke IV di Jakarta Bahwa untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul terhadap kesehatan

diperlukan

kerjasama

yang lebih erat,

menghilangkan

mengembangkan mitra baru antara berbagai sektor,

sekat-sekat penghambat, serta

Perubahan Promosi Kesehatan • Promosi Kesehatan Abad 21 adalah :  Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan,  Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan,  Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan,  Meningkatkan kemampuan perorangan  Memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan.

Kaitan antara Postmodern, Promosi Kesehatan, dan Politik Kesehatan

Keterkaitan Post Modernisasi dengan Promosi Kesehatan Diperlukan post modernisasi dalam penanganan kesehatan. Hal tersebut dapat berjalan beriringan dan saling mempengaruhi. Tidak hanya itu, post modernisasi juga berpengaruh terhadap penyelesaian masalah kesehatan. Post modernisasi dengan perubahan dan perkembangan total masyarakat, pelaksanaan promosi kesehatan juga mengalami perkembangan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh pekembangan media yang memudahkan masyarakat untuk mengkases informasi. Melalui media pula, tenaga kesehatan dapat menanamkan semua hal mengenai kesehatan dibawah alam sadar masyarakat. Namun, akan menjadi tantangan baru bagi tenaga kesehatan untuk memahami kondisi masyarakat agar tetap sustainable.

Keterkaitan Post Modernisasi dengan Politik 1.

Pendekatan Tradisional

2.

Pendekatan Modern (Tingkah Laku)

3.

Pendekatan Post Modern (Pasca Tingkah Laku)

Postmodernisme adalah sebuah estetika, sastra, politik, atau filsafat sosial, yang merupakan dasar dari upaya untuk menggambarkan suatu kondisi, atau suatu keadaan. Seperti contoh Perkembangan televisi sekarang tidak lagi digunakan sebagai sarana hiburan tetapi bisa jadi sarana politik.

Dalam era postmodern saat ini didalam bidang politik segala cara di media terutama di pertelevisian untuk berkampanye menjadi alternatif untuk mengajak masyarakat memilih partai politik atau calon presiden yang muncul di televisi.

Selain itu, kepala negara perlu memperjuangkan status kesehatan warganya guna lebih produktif dan berguna bagi negaranya. Perubahan dan keinginan untuk berubah dan menuju masyarakat yang kurang sehat menuju masyarakat yang sehat dan produktif itu merupakan salah satu dari kegiatan politik.

Seperti halnya, pemerintah perlu memikirkan strategi penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat dan melihat dari sisi negatif maupun positif dari media yang digunakan. Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda antara pembuat dengan penerima informasi.

Analisis Jurnal Potret Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Urban di Era Digital

• Kini masyarakat mudah untuk mengakses informasi kesehatan melalui media digital. • Namun akurasi informasi kesehatan dari media digital masih diragukan.

Informasi yang sering dicari masyarakat masih seputar kuratif dan rehabilitatif, yakni ketika mengalami suatu gejala, maka masyarakat akan

mencari informasi mengenai gejala tersebut dahulu melalui media online sebelum kemudian memeriksakan kondisinya ke tenaga kesehatan yang

berkompeten.

Karena kebebasan dalam menulis atau menyebar informasi melalui media digital, beberapa masyarakat meragukan kebenaran berita tersebut.

Sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengakses informasi melalui media online dengan portal khusus kesehatan yang terpercaya.

Hambatan dalam menggunakan media informasi kesehatan, yakni 1. Hambatan Psikologis Berupa rasa khawatir, cemas, dan tidak mudah percaya dengan informasi kesehatan yang diberikan oleh media. 2.

Hambatan Semantik/Bahasa Penyampaian informasi yang terkadang menggunakan bahasa yang sulit dimengerti.

Upaya yang dapat dilakukan 1.

Memperjelas peraturan atau undang-undang mengenai ITE atau media online untuk meminimalisir berita hoax (bohong)

2. Membuat portal khusus yang memuat informasi kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif di media online yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dibidangnya.

Analisis Pada Peran Media Dalam masyarakat yang semakin individual dan heterogen ini, media massa

memainkan peranan penting sebagai salah satu atau bahkan satu- satunya sumber sosialisasi dari realitas sosial di masyarakat. Media sekarang ini telah berfungsi

membentuk kehidupan di masyarakat karena membuat kecenderungan mengikuti tren dan

kalau

tidak

mengikuti

dianggap

mengalami

ketinggalan

informasi.

Sosialisasi melalui media merupakan suatu proses pembentukan sub-dunia di

masyarakat yang lebih bersifat memaksa atau meminjam istilah Foucault yaitu mendisiplinkan pengetahuan dengan kekuasaan. Michel Foucault menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan produk pemaksaan dari orang-orang yang memiliki pengetahuan

kepada

mereka

yang

awam

(Best

&

Kellner,

1991)

Analisis Pada Perbedaan Modernisme dan Posmodernisme No

Aspek

Modernisme

Posmodernisme

1

Media yang digunakan

Masyarakat akan lebih memilih untuk Masyarakat akan lebih memilih untuk menerima informasi kesehatan apabila mencari informasi kesehatan melalui media informasi

tersebut

ditulis

oleh

ahli online yang dimuat oleh portal khusus

kesehatan yang berkompeten atau dengan kesehatan sumber yang ilmiah dan jelas seperti buku.

diakses.

karena

akan

lebih

mudah

Lanjutan 2

Kemudahan dalam mengakses informasi

Masyarakat harus mengeluarkan effort

Masyarakat akan lebih mudah

kesehatan

lebih untuk mendapatkan informasi

mengakses

kesehatan, karena informasi kesehatan

kesehatan

tersebut akan sulit diakses di beberapa

media online dimana saja dan

bagian masyarakat.

kapan saja.

informasi menggunakan

No 3

Aspek Sikap masyarakat mengenai informasi yang didapat

Modernisme Dalam modernisme, media sebagai sumber informasi yang nyata, yang mana masyarakat akan menerima informasi tersebut.

Posmodernisme Pada posmodernisme, informasi dari beberapa sumber menjadi dipertanyakan seiring berkembangnya zaman. Oleh karenanya masyarakat akan memungkinkan untuk menyunting dan menyesuaikan informasi dengan keadaan saat ini.

4

Aspek Penerimaan Berita

Informasi kesehatan memiliki kesamaan arti dengan yang ingin disampaikan.

Saat ini banyak informasi kesehatan yang cenderung memiliki makna tidak sesuai antara komunikator kepada komunikan akibat tulisan hoax sehingga menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).

Peran SKM 1.

Memberikan informasi kesehatan berupa promotif dan preventif untuk masyarakat dengan menyesuaikan media yang sering digunakan masyarakat.

2.

Melakukan upaya advokasi kepada penentu kebijakan agar informasi

yang dikeluarkan teruji kebenarannya agar pesan yang diterima sesuai.

3. Bekerjasama dengan beberapa lintas sektor seperti Dinas Kesehatan untuk memperoleh bahan publikasi informasi, sehingga masyarakat akan lebih percaya dan tidak menganggap bahwa informasi tersebut bohong 4. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara menggunakan

dan menambah pengetahuan terkait portal khusus kesehatan yang terpercaya.

Daftar Pustaka •

Green, Lawrence. 1980. Health Education Planning A Diagnostic Approach. Baltimore. The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co



Hanif. M. 2011. Studi Media dan Budaya Populer dalam Perspektif Modernisme

dan Postmodernisme. •

Setiawan. J dan Ajat. S. 2018. Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya terhadap Ilmu Pengetahuan.

Daftar Pustaka Who. 1986. The Ottawa Charter For Health Promotion. Geneva: WHO.

Prasanti, Ditha. 2017. Potret Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Urban Di Era Digital

TERIMAKASIH 

Related Documents

Kelompok
May 2020 52
Kelompok
May 2020 50
Kelompok
May 2020 61
Kelompok
June 2020 49
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53

More Documents from "lisa evangelista"