Kelompok 2.praktikum Trafo Beban Nol Dan Berbeban.docx

  • Uploaded by: Desi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2.praktikum Trafo Beban Nol Dan Berbeban.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 760
  • Pages: 7
Nama Kelompok : 1. Aryo Wijoseno (1802011) 2. Denson Siburian (1802016) 3. Ezra Tahta Kristian (1802023) LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke-2 TRANSFORMATOR DENGAN BEBAN NOL DAN BERBEBAN A. TUJUAN Menentukan tegangan, arus dan daya tanpa beban dan berbeban B. DASAR TEORI Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban, tegangan sisi primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impedansi bocor primer Z1 = R1 + JX1 Karena umumnya Z1 jauh lebih kecil dari Zm , maka Z1 biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 1.7). Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tegangan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominalnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : 1 Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ; 2 Alat-lat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat. C. ALAT DAN BAHAN 1. Trafo 220/24 V 2. Wattmeter 3. Multimeter 4. Tang Ampere

D. SKEMA RANGKAIAN 1. Rangkaian Trafo dengan beban nol

2. Rangkaian Trafo berbeban

E. LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Memeriksa dan kalibrasi alat yang akan digunakan. 3. Memasang rangkaian percobaan sesuai skema rangkaian yaitu rangkaian dengan beban nol dan berbeban. 4. Menentukan tegangan primer dan sekunder pada trafo. 5. Menentukan letak besaran yang akan diukur.

6. Mengamati hasil dari voltmeter dan tang ampere atau multimeter. 7. Mencatat hasil rangkaian percobaan. F. DATA HASIL PERCOBAAN 1. Percobaan trafo hubung singkat/ beban nol No Tegangan 1 (V1) Arus 1 (A1) Arus 2 (A2) 1 6,12 V 0,107 A 0,98 A 2 11,46 V 0,207 A 1,879 A 3 16,75 V 0,302 A 2,722 A 4 22,70 V 0,407 A 3,674 A 5 30,41 V 0,540 A 4,850 A

2. Percobaan trafo berbeban No

Beban

V1

A1

P1

1 2 3

2 lampu 4 lampu 6 lampu

227 V 226 V 226 V

0,030 A 0,040 A 0,055 A

6W 8W 12 W

V2

A2

25,55 V 0,093 A 25,32 V 0,151 A 25,19 V 0,311 A

P2

(P2 : P1) x 100%

1,663 W 2,676 W 5,483 W

27,81% 33,45% 45,69%

G. KESIMPULAN 1. Trafo tanpa beban akan menyebabkan shortcircuit 2. Trafo berbeban akan menambah daya pada trafo 3. Semakin banyak beban maka semakin banyak daya trafo yang dikeluarkan dan perbandingan antara P2 dengan P1 4. Semakin banyak beban maka semakin besar pula arus, tegangan dan daya yang dibutuhkan

H. PERTANYAAN DAN JAWABAN Pertanyaan. 1. Mengapa trafo hanya bekerja pada tegangan AC? 2. Apa yang dimaksud dengan reaktansi?

3. Apa yang dimaksud dengan resistansi? 4. Apa yang dimaksud dengan impedansi? 5. Apa yang dimaksud dengan rangkaian ekivalen? 6. Bagaimana rangkaian ekivalen trafo? 7. Apa yang dimaksud dengan perbandingan transformasi (a)? 8. Apa yang dimaksud dengan polaritas trafo aditif dan subtraktif? Jawab 1. Prinsip kerja transformator adalah adanya induksi elektromagnet di ujung kumparan. Karena arus DC searah, maka arus DC tidak akan menimbulkan induksi di ujung kumparan sehingga tidak akan timbul ggl induksi. Oleh karena itu, sebuah trafo hanya akan bekerja jika terdapat perubahan fluks magnetik. 2. Reaktansi adalah perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan arus listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Reaktansi yang terdapat pada trafo merupakan reaktansi induktif. Reaktansi Induktif atau Inductive Reactance adalah hambatan atau tahanan Induktor terhadap arus listrik AC (sinyal AC).

Yang mana : XL

= Reaktansi Induktif dalam satuan Ohm (Ω)

π (pi) = 3,142 (desimal) atau 22÷7 (fraksi) f

= Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)

L

= Induktansi dalam satuan Henry (H)

3. Resistansi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan/menghambat aliran arus listrik. Satuan hambatan atau resistansi dinyatakan dengan Ohm "Ω".

4. Impedansi pada transformator sebenarnya adalah perbandingan antara arus saat transformator beroperasi normal dengan keadaan beban penuh atau lebih dikenal dengan istilah Full Load Ampere (FLA) dengan arus yang timbul pada kondisi transformator terhubung singkat. 5. Rangkaian ekivalen disebut juga dengan rangkaian pengganti. Pada trafo, rangkaian ekivalen adalah rangkaian pengganti yang digunakan untuk mengukur daya, tegangan, dan arus dengan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. 6. Rangkaian ekivalen trafo

7. Perbandingan transformasi adalah adalah perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator.

8. Ketika arus mengalir dalam arah yang sama dalam 2 terminal primer dan sekunder yang berdekatan. polaritas transformator dikatakan subtraktif, dan ketika arus mengalir pada arah yang berlawanan, polaritas dikatakan aditif.

Pada polaritas aditif, tegangan VX lebih besar dari tegangan VTR, sehingga besar tegangan VX adalah VX = VTT + VTR

Sedangkan pada polaritas subtraktif, tegangan VX lebih kecil dari tegangan VTR, sehingga besar tegangan VX adalah VX = VTT - VTR

Related Documents


More Documents from "anon-767742"