Kelompok 2(agama).docx

  • Uploaded by: Madha Fadilah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2(agama).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,334
  • Pages: 7
PENGERTIAN MAHRAM, DASAR HUKUM, DAN MACAM-MACAM MAHRAM Agama Islam II

Rochmad Afandi, M.Pd.I

Cahya Aji Saputra (16310730064) Muhammad Uri Fadilah (16310730081)

| Universitas Islam Kadiri Teknik Elektro 2017

BAB I PENDAHULUAN I.

Latar Belakang Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini berpasang-pasangan. Siang berpasangan dengan malam, negatif berpasangan dengan positif, jantan berpasangan dengan betina, laki-laki berpasangan dengan perempuan. Allah berfirman dalam surat Adz-Dhariyat : 49 yang artinya, “Segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah. Akan tetapi berpasang-pasangan manusia lakilaki dengan perempuan berbeda cara dan aturannya dengan binatang dan benda-benda lainnya. Tentang cara aturan berpasang-pasangan atau perjodohan antara laki-laki dengan perempuan, Allah telah tentukan dengan cara perkawinan islam yang mempunyai syarat,rukun, dan batas-batasnya tersendiri. Salah satunya adalah muhram/mahram nikah atau siapa-siapa saja yang haram untuk dinikahi.

II.

Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan mahram? 2. Apa dasar hukum mahram? 3. Jelaskan macam-macam mahram.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mahram Mahram merupakan seluruh orang yang haram untuk dinikahi selamanya sebab karena keturunan, persusuan serta pernikahan dalam syariat Islam. Muslim pada Asia Tenggara sering salah dalam memakai istilah mahram ini dengan kata muhrim, sebenarnya kata muhrim memiliki arti yang berbeda. Dalam bahasa arab, kata “muhrimun” yang artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul. Sedangkan kata mahram “mahramun” memiliki arti orang-orang yang merupakan lawan jenis kita, namun haram “tidak diperbolehkan” kita nikahi sementara ataupun selamanya. Tetapi kita diperbolehkan berpergian dengannya, boleh untuk berboncengan, boleh menjabat tangannya, boleh melihat wajahnya, dan seterusnya. 1 Menurut Syaikh Sholeh Al-Fauzan, “mahram adalah semua orang yang haram dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab seperti bapak, anak, dan saudaranya, atau dari sebab-sebab mubah yang lain seperti saudara sepersusuannya, ayah ataupun anak tirinya”. 2 B. Dasar Hukum Mahram Dasar hukum mahram nikah ini adalah dalil Al-qur’an yang terdapat dalam surat An-nisa, ayat 22-24. An-Nisa ayat 22

ُ‫ف ۚ ِإناه‬ ِ ‫س‬ َ ‫اء ِإ اَل َما قَ ْد‬ َ ِ‫َو ََل ت َ ْن ِك ُحوا َما نَ َك َح آبَا ُؤ ُك ْم ِمنَ الن‬ َ َ ‫سل‬ ً ‫س ِب‬ ‫يل‬ َ ‫اح‬ ِ َ‫َكانَ ف‬ َ ‫سا َء‬ َ ‫شةً َو َم ْقتًا َو‬

Artinya : “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).3

1

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-mahram-beserta-contoh-dan-pengelompokannya/ Sahrani Sohari, Fikih Munakahat, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 98. 3 Al-Qur’an dan terjemahannya, Q.S. An-Nisa ayat 22, hal 120. 2

An-Nisa ayat 23

َ ‫ع امات ُ ُك ْم َوخ‬ ْ ‫ُح ِر َم‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم أ ُ ام َهات ُ ُك ْم َوبَنَات ُ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم َو‬ َ ‫ت‬ ِ‫َاَلت ُ ُك ْم َوبَنَاتُ ْاْلَخ‬ ‫ت َوأ ُ ام َهات ُ ُك ُم ا‬ ُ‫ع ِة َوأ ُ ام َهات‬ ِ ‫َوبَنَاتُ ْاْل ُ ْخ‬ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم ِمنَ ا‬ َ ‫الر‬ َ ‫اللتِي أَ ْر‬ َ ‫ضا‬ ‫سائِ ُك ُم ا‬ ‫سا ِئ ُك ْم َو َر َبا ِئبُ ُك ُم ا‬ ‫الل ِتي دَخ َْلت ُ ْم ِب ِه ان فَإِ ْن لَ ْم‬ َ ‫ور ُك ْم ِم ْن ِن‬ َ ‫ِن‬ ِ ‫الل ِتي ِفي ُح ُج‬ ‫ص َلبِ ُك ْم َوأَ ْن‬ ْ َ‫علَ ْي ُك ْم َو َح َل ِئ ُل أَ ْبنَائِ ُك ُم الاذِينَ ِم ْن أ‬ َ ‫تَ ُكونُوا دَخ َْلت ُ ْم بِ ِه ان فَ َل ُجنَا َح‬ ‫ف ۗ ِإ ان ا‬ َ َ‫َّللاَ َكان‬ ‫ورا َر ِحي ًما‬ ً ُ ‫غف‬ َ ‫تَ ْج َمعُوا بَيْنَ ْاْل ُ ْختَي ِْن ِإ اَل َما قَ ْد‬ َ َ‫سل‬ Artinya : Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudarasaudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nisa ayat 24

ْ ‫اء إِ اَل َما َملَ َك‬ ‫اب ا‬ ‫علَ ْي ُك ْم ۚ َوأ ُ ِح ال لَ ُك ْم َما‬ ِ ‫س‬ َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ۖ ِكت‬ َ ِ‫صنَاتُ ِمنَ الن‬ َ ‫َو ْال ُم ْح‬ َ َ‫صنِين‬ ‫سافِ ِحينَ ۚ فَ َما ا ْستَ ْمت َ ْعت ُ ْم بِ ِه ِم ْن ُه ان‬ ِ ‫َو َرا َء َٰذَ ِل ُك ْم أَ ْن تَ ْبتَغُوا ِبأ َ ْم َوا ِل ُك ْم ُم ْح‬ َ ‫غي َْر ُم‬ ۚ ‫ض ِة‬ َ ‫ض ْيت ُ ْم ِب ِه ِم ْن بَ ْع ِد ْالفَ ِري‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم ِفي َما تَ َرا‬ َ ‫ور ُه ان فَ ِري‬ َ ‫ضةً ۚ َو ََل ُجنَا َح‬ َ ‫فَآتُو ُه ان أ ُ ُج‬ ‫ِإ ان ا‬ ‫ع ِلي ًما َح ِكي ًما‬ َ َ‫َّللاَ َكان‬ Artinya : Kamu miliki Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian(yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.4

4

Al-Qur’an dan terjemahannya, Q.S. An-Nisa ayat 23-24, Hal 120-121.

C. Macam-macam Mahram Dilihat dari ayat Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 22-24 diatas, Mahram di sini terbagi menjadi dua macam: 1. Mahram Muabbad, Mahram muabbad artinya tidak boleh dinikahi selamanya.Mahram muabbad dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor keturunan, persusuan, dan disebabkan karena pernikahan. a. Mahram muabbad yang dipengaruhi oleh keturunan diantaranya : 1) Ibu dari ibunya (nenek), ibu dari bapak, dan seterusnya sampai ke atas. 2) Anak dan cucu, dan seterusnya ke bawah. 3) Saudara perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya. 4) Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya. b. Mahram muabbad yang dipengaruhi oleh persusuan diantaranya : 1) Ibu yang menyusuinya. 2) Saudara perempuan sepersusuan c. Mahram muabbad yang dipengaruhi oleh pernikahan diantaranya : 1) Ibu istri (mertua). 2) Anak tiri, apabila sudah campur dengan ibunya. 3) Istri anak (menantu) 4) Istri bapak (ibu tiri) 5 2. Mahram Muaqad Mahram muaqad artinya tidak boleh dinikahi pada kondisi tertentu saja dan jika kondisi ini hilang maka menjadi halal kembali. Diantara yang termasuk kedalam mahram muaqad ialah : a. Saudara perempuan istri (ipar), sampai si istri diceraikan dan menyelesaikan masa iddahnya atau setelah istrinya meninggal dunia. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah : “Dan Diharamkan bagi kalian menghimpun( dalam satu pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (An-Nisa’:23) b. Bibi dari istri, baik dari pihak bapak maupun ibu. Ia tidak boleh dinikahi, kecuali setelah putri saudara laki-laki atau saudara perempuannya itu (istri) diceraikan serta menyelesaikan masa iddahnya atau istrinya telah meninggal dunia. c. Wanita yang bersuami (Muhshanah), sehingga diceraikan oleh suaminya dan menyelesaikan masa iddahnya. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah : “Dan diharamkan juga bagi kalian menikahi wanita-wanita yang bersuami.”(An-Nisa’:24)6

5 6

H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Jakarta, Sinar Baru Algesindo,2007), hlm. 389. Syaikh Kamil Muhammad , Fiqh Wanita, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar,2008), hlm. 415.

BAB III PENUTUP Demikianlah makalah tentang konsep mahram telah kami sampaikan. Dalam mahram ini dapat diketahui bahwasanya mahram merupakan seluruh orang yang haram untuk dinikahi selamanya sebab karena keturunan, persusuan serta pernikahan dalam syariat Islam. Mahram dibagi menjadi dua yaitu ada mahram yang sifatnya tetap, yakni mahram muabbad. Dan adapula mahram yang hanya disebabkan adanya faktor tertentu, seperti adanya pernikahan atau disebut dengan mahram muaqad.

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan terjemahannya. http://www.gurupendidikan.com/pengertian-mahram-beserta-contoh-dan-pengelompokannya/ Sahrani, Sohari. 2009. Fikih Munakahat. Jakarta:RajaGrafindo Persada Rasyid, Sulaiman. 2007. Fiqh Islam. Jakarta:Sinar Baru Algesindo. Muhammad, Syaikh Kamil. 2008. Fiqh Wanita. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar

Related Documents

Kelompok
May 2020 52
Kelompok
May 2020 50
Kelompok
May 2020 61
Kelompok
June 2020 49
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53

More Documents from "lisa evangelista"