ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKIMIA
OLEH : KELOMPOK 2 I Gusti Ayu
Murtini
I Dewa Ayu
Agung Yuli Umardewi (183222909)
Ni Luh Putu Very Yanthi
(183222932)
Ni Luh Ayu Karmini
(143222930)
Ni Putu Sri Apriantini
(183222945)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2018
(183222910)
KATA PENGANTAR “Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan laporan pendahuluan dan laporan kasus keperawatan anak II ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih Om”
Denpasar, 23 September 2018
Kelompok
2
DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................................ii Daftar Isi.............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................2 C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2 D. Manfaat Penulisan...................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Pendahuluan (Konsep Dasar Penyakit 1 Pengertian Leukimia.........................................................................................3 2 Insidens ............................................................................................................3 3 Etiologi .............................................................................................................3 4 Tanda dan Gejala...............................................................................................4 5 Klasifikasi ........................................................................................................5 6 Phatofisiolog ....................................................................................................6 7 Pathway ............................................................................................................7 8 Komplikasi .......................................................................................................8 9 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................8 10 Pengobatan Penyakit Leukimia ........................................................................9 B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.......................................................................10 1 Pengkajian ........................................................................................................10 2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................17 3 Perencanaan Keperawatan................................................................................18 4 Implementasi Keperawatan ..............................................................................19 5 Evaluasi ............................................................................................................19 BAB II Laporan Kasus..................................................................................................20 BAB IV PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................................57 B. Saran ......................................................................................................................57 DAFTAR PUSTAKA
58
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan. Komponen sistem peredaran darah, Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel- sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ). Komposisi plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 % l. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di sebut sentrifugasi. Fungsi darah yaitu Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh, Mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh, Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida, urea,dan asam laktat kealat ekskresi seperti Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang membutuhkan, Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit serta melakukan mekanisme pembekuan darah. Kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah seperti 1 Anemia ( Kurang Darah ). Dikarenakan kurangnya darah Hb atau kurangnya jumlah eritrosit dalam darah. 2 Varisis,adalah pelebaran pembuluh darah di betis. 3 Hemoroid ( Ambien ), Adalah perebaran pembuluh darah disekitar dubur (anus). 4 Arterios klerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena timbunan atau endapan kapur. 5 Atherosklerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak. 6 Embolus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak. 7 Trombus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena bendah yang tidak bergerak. 8 Hemofilia, ialah kelainan darah sukar membeku karena faktor hereditas atau keturunan. 9 Leukimia ( kangker darah ) ialah bertambahnya leukosit secara tak terkendali. 10 Penyakit kuning pada bayi ( eritroblastosis Fetalis ), adalah merusaknya eritrosit bayi atau janin akibat aglutinasi dari antibodi ibu, apabila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+.
B. Rumusan Masalah
1
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah yaitu Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit leukimia 2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia 3. Untuk mengetahui bagaimana contoh asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia. 2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui bagaimana cara untuk menyusun sebuah asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia dan dapat menerapkannya dalam melakukan tindakan keperawatan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Laporan Pendahuluan (Konsep Dasar Penyakit) 1. Definisi Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam. Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel – sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Leukemia ini mrupakan penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferase abnormal dari sel – sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang(Sunaryanti, 2011). Leukimia adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leokusit), leukosit yang dihasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan leukosit tersebut melakukan infansi dalam berbagai organ tubuh, sel-sel leukemik berinfilstrasi ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur sel-sel yang normal(Betz Lynn. C & Sowden.AL, 2009). Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukemia(Tarwoto & Wartonah, 2008). 2. Insidens a) Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi : ALL terjadi pada 80 % kasus leukemia anak. b) Insidens paling tinggi terjadi pada anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun. c) Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-laki. d) Sedikitnya 60 % sampai 70 % akan mencapai menyembuhan atau kelangsungan hidup jangka panjang. e) Anak afrika, amerika mempunya frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kesintasan midian yang lebih rendah. 3. Etiologi Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti.Oleh sebab itu, sangat sulit bagi kita untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi terhadap frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain(Sunaryanti, 2011) yaitu : a)
Radiasi Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi. Sedang LLK sendiri jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Jadi ada kemungkinan pegawai radiologi bisa memiliki kemungkinan terkena serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak 3
sendiri meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak itu, mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini. b)
Faktor Leukemogenik Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti
benzena,
Insektisida,
obat-obatan
terapi
kaya
kemoterapi
juga
akan
memungkinkan terjadinya Leukemia. c)
Virus Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel darah putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.
d)
Herediter Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding yang normal.
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari leukimia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015) yaitu : a) Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa lelah, penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan fisis hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus.
Juga
sering
didapatkan
hepatomegali.Kadang-kadang
ada
nyeri
tekan
purpura,
pada
tulang
perdarahan
dada
retina,
dan
panas,
pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang priapismus. b) Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, petekie, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum.Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan mielomonositik. c) Leukemia limfositik kronik
4
Gejala
LLK
antara
lain
limfadenopati,
splenomegali,
hepatomegali,
infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik, trombositopenia, hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga penderita mudah terserang infeksi. d) Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa infeksi, purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan berat badan dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada pemeriksaan
fisis
ditemukan
splenomegali
(86%),
hepatomegali,
limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan perdarahan retina. 5. Klasifikasi Leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan leukemia kronik.Pembagian ini tidak menggambarkan lamanya harapan hidup tetapi menggambarkan kecepatan timbulnya gejala dan komplikasi. Pada garis besarnya pembagian leukemia adalah sebagai berikut(Sunaryanti, 2011) yaitu : a) Leukimia limfositik akut (LLA) Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.Penyakit ini juga terdapat pada orang dewasa, terutama mereka yang telah berumur 65 tahun atau lebih. b) Leukemia mielositik akut (LMA) Penyakit yang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut. c) Leukimia limfositik kronis (LLK) Penyakit ini sering di derita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anakanak. d) Leukimia mielositik kronis (LMK) Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit kemungkinannya.
6. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet.Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.Sel batang dapat dibagi ke 5
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang. ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang.Biasanya dijumpai tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal.Derajat kementahannya merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor. Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.Sakit tulang juga sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntahmuntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif & Kusuma, 2015).
PATHWAY
FACTOR PENCETUS
-
Genetik Radiasi Obat – obatan
6 - kelainan kromosom - infeksi virus - paparan bahan kimia
Sel neoplasma berproliferasi didalam sumsum tulang
Infiltrasi sumsum tulang
Penyebaran ekstramedular
Sel onkogen
Pertumbuhan berlebih Melalui sirkulasi darah
Melalui sistem limfatik
Pembesaran hati dan limfe
Nodus limfe
Hepatosplenomegali
Kebutuhan nutrisi meningkat
Limfadenopati Hipermetabolisme
Penekanan ruang abdomen
Peningkatan tekanan intra abdomen
Sel normal digantikan oleh sel kanker
Nyeri Akut(D.0077)
Depresi produksi sumsum tulang
Suplai oksigen ke jaringan inadekuat
Penurunan eritrosit Penurunan trombosit
Defisit Nutrisi(D.0019)
Perfusi perifer tidak efektif(D.0009) Risiko perdarahan(D.0012)
Anemia Trombositopenia
Penurunan fungsi leukosit
Daya tahan tubuh
Infiltrasi periosteal
Kelemahan tulang
Kecenderunga perdarahan
Risiko infeksi(D.0142)
Tulang lunak dan lemah Fraktur fisiologis Intoleransi aktivitas (D.0056)
7. Komplikasi Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut ((Betz Lynn. C & 7
Sowden. AL, 2009) : a) Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka anemiadapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses terapi Leukemiajuga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah. b) Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) padakeadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom. c) Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi. Keadaanini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal yangberkembang pesat. d) Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaanleukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar,bahkan beresiko untuk pecah. e) Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke. f) Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan kadarleukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif. g) Kematian.
8. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita leukemia sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015 ; Ngastyah, 2005) yaitu : a) Pemeriksaan darah tepi Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukimia. b) Sumsum tulang Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder). 8
c) Biopsi limfe Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp cell. d) Cairan serebrospinalis Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia meningeal.Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remisi maupun keadaan kambuh.Untuk mencegahnya diberikan metrotreksat (MTX) secara intra tekal. 9. Pengobatan Penyakit Leukimia Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu antara lain sebagai berikut : a)
Kemoterapi dengan obat Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker patologis yang menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat mengakibatkan kanker baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini ditambahkan dengan obat penghambat munculnya penyakit baru. Biasanya obat yang digunakan adalah hydrea / hydroksiurea, mercapto purinetol dan myleran. Rosy Periwinkle di hutan madagaskar sering juga digunakan untuk penyembuhan Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini terancam punah.
b)
Transplantasi Sumsung tulang belakang Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat. Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.
c)
Radioterapi Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
d)
Terapi terfokus Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
e)
Terapi biologis Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker. (Tarwoto dan Wartonah. 2008).
B. Konsep Dasar AsuhanKeperawatan 9
1. Pengkajian : Penting dilakukan Pengkajian terhadap Klien secara holistik (Biologis, Psikologis,Social dan Spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis. Adapun metode yang dapat dipakai dalam Proses Pengkajian yaitu : a. Status kesehatan 1) Status kesehatan saat ini 2) Status kesehatan masa lalu 3) Riwayat penyakit keluarga 4) Riwayat kehamilan dan kelahiran 5) Riwayat imunisasi 6) Riwayat Tumbuh Kembang a.
Pertumbuhan Fisik Berat badan BBL
: 2500 gr – 4000 gr
3 - 12 bulan
: umur (bulan) + 9 2
1 - 6 tahun
: umur (tahun) x 2 + 8
6 - 12 tahun
: umur (tahun) x 7 – 5 2
b.
Tinggi Badan Tinggi badan lahir
: 45 - 50 cm
Umur 1 tahun
: 75 cm
2 - 12 tahun
: umur (tahun) x 6 + 7
Atau
c.
1 tahun
: 1,5 x TB lahir
4 tahun
: 2 x TB lahir
6 tahun
: 1,5 x TB setahun
13 tahun
: 3 x TB lahir
Dewasa
: 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
Perkembangan tiap tahap usia Berguling
: 3-6 bulan
Duduk
: 6-9 bulan
Merangkak
: 9-10 bulan 10
Berdiri
: 9-12 bulan
Jalan
: 12-18 bulan
Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan Bicara
: 2-3 tahun
Berpakaian tanpa dibantu
: 3-4 tahun
b.
Pola kebutuhan dasar
1.
Persepsi dan Penanganan Kesehatan Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. Komponen: a.
Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
b. Alasan kunjungan dan harapan, c.
Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan: 1)
Kepatuhan terhadap pengobatan
2)
Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
3)
Penggunaan obat resep dan warung,
4) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi (misal : rokok, alkohol) 5) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko timbulnya penyakit 6) 2.
Gambaran kesehatan keluarga
Nutrisi-Metabolik Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan. Komponen: a. Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack) b. Tipe dan intake cairan 11
c. Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan dan nafsu makan d. Penggunaan obat diet e. Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi f. Penggunaan suplemen makanan g. Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln, h. Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal) i. Proses penyembuhan luka (cepat-lambat) j. Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit sensori,penurunan mobilitas) 3.
Eliminasi Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Komponen : a. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin b. Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi c. Gambaran pola BAB, karakteritik d. Penggunaan alat bantu e. Bau bdn, Keringat berlebih,lesi & pruritus
4. Aktivitas-Latihan Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Komponen: a. Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga b. Aktivitas saat senggang/waktu luang c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5) 5.
Tidur-Istirahat Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi. Komponen: a. Berapa lama tidur dimalam hari b. Jam berapa tidur-Bangun 12
c. Apakah terasa efektif d. Adakah kebiasaan sebelum tidur e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur 6.
Kognitif-Persepsi Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman, persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan. Komponen: a. Kemampuan menulis dan membaca b. Kemampuan berbahasa c. Kemampuan belajar d. kesulitan dalam mendengar e. Penggunaan alat bantu mendengar/melihat f. Bagaimana visus g. Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya h. Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri i. Apakah merasa nyeri(Skala dan karaketeristik)
7.
Persepsi Diri – Konsep Diri Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri. Komponen: a.
Bagaimana menggambarkan diri sendiri
b.
Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c.
Apa hal yang paling menjadi pikiran
d.
Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
8. Peran – Hubungan Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya. Komponen: a.
Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
b.
Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c.
Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
d.
Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik 13
e.
Bagaimana keadaan keuangan
f.
Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9. Seksualitas – Reproduksi Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi. Komponen: a.
Apakah kehidupan seksual aktif
b.
Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
c.
Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
d.
Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
10. Koping – Toleransi Stres Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem pendukung. Komponen: a.
Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b.
Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c.
Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai sekarang?
11.
d.
Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e.
Adakah penggunaan obat/zat tertentu
Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup. Komponen:
c.
a.
Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
b.
Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
c.
Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d.
Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan
Pemeriksaan Fisik 1 Keadaan Umum 14
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis selama belum terjadi komplikasi. 2 Tanda-Tanda Vital Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg) Nadi : Suhu : meningkat jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu 3 Antropometri -
TB
: Tinggi badan
-
BB
: Berat badan
-
LLA
: Lingkar lengan atas
-
LK
: Lingkar kepala
-
LD
: Lingkar dada
-
LP
: Lingkar perut
4 Pemeriksaan fisik Head To Toe a.
Pemeriksaan Kepala Bentuk : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia betuk kepala simetris. Rambut : Perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene Nyeri tekan: Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan.
b.
Pemeriksaan Mata Palpebra
: Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva :Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis. Sclera c.
: Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
Pemeriksaan Hidung Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip.Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d.
Pemeriksaan Mulut
15
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah. e.
Pemeriksaan Telinga Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen.Palpasi nyeri tekan.Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan.Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f.
Pemeriksaan Leher Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g.
Pemeriksaan Thorak Jantung : Inspeksi : Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus terlihat Palpasi
: Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi
: Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru – paru : Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal. Palpasi
: Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi
:
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler. h.
Pemeriksaan abdomen Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi : Bising usus normal Palpasi
: Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi
: Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i.
Pemeriksaan Ekstremitas Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian. 16
d. Pemeriksaan Penunjang 1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
anemia normositik. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml Retikulosit : jumlah biasaya rendah Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm) SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature PTT : memanjang LDH : mungkin meningkat Asam urat serum : mungkin meningkat Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik Copper serum : meningkat Zink serum : menurun
2. Diagnosa Keperawatan a. b.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
c. d. e. f.
psikologi. Intoleransi fisik berhubungan dengan kelemahan umum. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati inheren (mis.,trombositopenia). Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat. Ketidakefektifan perfusi perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit.
17
3. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Nyeri akut Berhubungan dengan agen cedera
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC
Intervensi NIC
Pain control
Pain management
Indicator
Aktivitas
a) Mengenali onsetnyeri
Melakukan pengkajian
b)Menjelaskan factor penyebab
nyeri termasuk lokasi,
c) Melaporkan perubahan nyeri
karateristik, onset/durasi,
d)Melaporkan gejala yang tidak
frekuensi, kualitas atau
terkontrol
keparahan nyeri, dan
e) Menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengurangi nyeri f) Mengenali gejala nyeri yang
factor pencetusnyeri Observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan,
berhubungan dengan
terutama pada pasien
penyakit
yang tidak bisa
g)Melaporkan nyeri terkontrol
berkomunikasi secara efektif Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalama nyeri pasien dan respon pasienterhadap nyeri Kaji pengetahuandan kepercayaan pasien tentang nyeri Tentukan dampak dari nyeri terhadap kualitas hidup (tidur, selera makan, aktivitas,dll) Evaluasi keefektifan manajemen nyeri yang
18
pernah diberikan sebelumnya Control factor lingkungan yang dapat mempengaruhi ketidaknyamanan pasien Kolaborasi dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain untuk implementasi manajemen nyeri nonfarmakologi Dukung pasien untuk menggunakan pengobatan nyeri yang adekuat
Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan
NOC:
NIC
a. Nutritional status: Adequacy ofnutrient
Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh Berhubungan dengan factor psikologi
Kaji adanya alergimakanan
b. Nutritional Status : foodand FluidIntake
untuk
menentukan
kalori
dan
jumlah
nutrisi
yang
dibutuhkanpasien
c. WeightControl Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….x 24 jam, diharapkan nutrisi
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi
serat
untuk mencegahkonstipasi Ajarkan pasien bagaimana
kurang teratasi dengan kriteria membuat catatan makanan
hasil :
harian.
Albuminserum Pre albuminserum
Monitor adanya penurunan BB dan guladarah Monitor lingkungan selama
Hematokrit
makan
Hemoglobin
Jadwalkan 19
pengobatan
dan
Total iron bindingcapacity
tindakan tidak selama jam makan
jumlah limosit
Monitor turgorkulit Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadarHt Monitor mual danmuntah Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva Monitor intakenuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga
tentang
manfaat
nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapatdipertahankan. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selamamakan Kelola pemberan anti emetik Anjurkan banyakminum Pertahankan terapi IVline Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik apa bila lidah dan cavitas oval
20
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
NOC a. b. c.
Energy conservation Activity tolerance Self care : ADLs
NIC Manajemen energy
Kaji status fisiologi pasien yang
Kriteria Hasil:
menyebabkan
kelelahan - Berpartisipasi dalam aktivitas
nadi dan RR - Mampu melakukan aktivitas -
sehari-hari secara mandiri Tanda-tanda vital normal Energy psikomotor Level kelemahan Mampu berpindah dengan
usia
dan
perkembangannya
Anjurkan
pasien
mengungkapkan secara
verbal
perasaan mengenai
keterbatasan yang dialami
Pilih
intervensi
untuk
mengurangi kelelahan baik
atau tanpa alat bantu - Status kardiopulmonari
secara
farmakologis
maupun non farmakologis,
adekuat - Sirkulasi status baik - Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat
dengan
konteks
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
sesuai
dengan tepat
Tentukan
jenis
dan
banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
Monitor
intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui sumber
energy
yang
adekuat
Lakukan ROM aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot Bantuan perawatan diri
Pertimbangan usia pasien ketika
21
meningkatkan
aktivitas perawatan diri
Berikan lingkungan yang terapeutik
dengan
memastikan yang
(lingkungan)
hangat,
santai,
tertutup dan (berdasarkan) pengalaman individu
Berikan
peralatan
kebersihan pribadi (mis; sikat gigi dan sabun)
Dorong
kemandirian
pasien, tapi bantu ketika pasien
tak
mampu
melakukannya
Ajarkan orangtua/keluarga untuk
mendukung
kemandirian membantu pasien
dengan hanya
tak
ketika mampu
melakukan (perawatan diri) Risiko
Infeksi
NOC
NIC Label :
berhubungan
dengan
a) Immune status
Infection control (control
b) Knowledge : infection
infeksi)
pertahanan
tubuh
primer
tidak
adekuat
yang
Pertahankan teknik isolasi
control
Bersihkan lingkungan
c) Risk control Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam,
setelah dipakai pasien lain Instruksikan pada
diharapkan tidak terjadi resiko
pengunjung untuk
infeksi dengan kriteria hasil :
mencuci tangan saat
a) Klien bebas dari tanda dan
berkunjung dan setelah
gejala infeksi
berkunjung meninggalkan 22
b) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor
pasien. Gunakan sabun
yang mempengaruhi
antimikrobia untuk cuci
penularan serta
tangan
penatalaksanaannya c) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
Perhatikan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Tingkatkan intake nutrisi
infeksi d) Jumlah leukosit dalam batas normal
Berikan terapi antibiotic bila perlu infection
e) Menunjukkan perilaku hidup sehat
protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko Inspeksi kulit dan membrane mukosa kemerahan, panas, drainase Instruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
23
Resiko Pendarahan
NOC
NIC
Berhubungan
dengan
a) Blood lose severity
Bleeding precautions
koagulopati
inheren
b) Blood koagulation
(mis.,trombositopenia)
Setelah
diberikan
Monitor ketat tanda-tanda asuhan
perdarahan
keperawatan selama…x 24 jam,
Catat Hb dan HT sebelum
diharapkan tidak terjadi risiko
dan sesudah terjadinya
pendarahan dengan kriteria hasil
perdarahan Monitor nilai lab
: a) Tidak ada hematuria dan hematemesis b) Kehilangan
(Koagulasi) yang meliputi PT, PTT, Trombosit
darah
yang
terlihat
Pertahankan bedrest selama perdarahan aktif
c) Tekanan darah dalam batas
Kolaborasi dalam
normal sistol dan diastole
pemberian produk darah
d) Tidak ada distensi abdominal
(platelet atau fresh frezen
e) Hamoglobin dan hematokrit
plasma)
dalam batas normal f) Plasma, PT, PTT, dalam batas normal
Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang banyak mengandung vitamin K Bleeding reduction : Identifikasi penyebab perdarahan Monitor tekanan darah dan parameter hemodinamika (Cvp, pulmonary capillary atau artery wedge pressure) Monitor status caitran yang meliputi intake dan output
24
Pertahankan patensi IV line
Perfusi
perifer
tidak
efektif berhubungan kurang
dengan
pengetahuan
tentang proses penyakit
NOC
NIC
a) Circulation status
Peripheral sensation
b) Tissue perfusion : cerebral
management (manajemen
Setelah
diberikan
asuhan sensari perifer)
keperawatan selama..x 24 jam,
Monitor adanya daerah
diharapkan perfusi perifer tidak
tertentu yang hanya peka
efektif dengan kriteria hasil :
terhadap panas/ dingin/
a) Tekanan systole dan diastole
tajam/ tumpul
dalam
rentang
yang
Intruksikan keluarga
diharapkan b) Tidak
ada
Monitor adanya paratese
tanda-
peningkatan
tanda
untuk mengobservasi
tekanan
kulit jika ada isi laserasi
intracranial (tidak lebih dari
Gunakan sarung tangan
15 mmhg)
untuk proteksi
c) Berkomunikasi dengan jelas dan
sesuai
dengan
kemampuan
Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
d) Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan orientasi e) Memproses informasi
Monitor kemampuan BAB Kolaborasi pemberian analgetik Monitor adanya
25
tromboplebitis Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
4. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi : keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah: a) Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi b) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan c) d) e) f) g)
peningkatan toleransi aktifitas. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman Masukan nutrisi adekuat Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman. h) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik. i) Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. 26
BAB III LAPORAN KASUS Pasien, Laki-laki, berusia 5 tahun 4 bulan, 14 kg, status gizi kurang, perawakan normal, datang dengan keluhan badan lemas. Pasien dikeluhkan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu, keluhan dirasakan sepanjang hari, pasien juga tampak pucat dan mengeluh pusing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 2 minggu, demam tidak begitu tinggi, turun naik tidak menentu. Pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien pernah di rawat di RSUP NTB selama 7 hari karena demam berdarah. Pasien memiliki riwayat transfusi
8 kantong. Didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran kompos
mentis, N :118x/menit, RR: 30x/menit, T: 37,6 ºC, CRT <2 detik. Pada pemeriksaan fisik konjungtiva anemis +/+, ikterik +/+, hepar 1/3 1/3 teraba rata permukaan tajam, lien shufner III, terdapat pembesaran KGB leher dan inguinal. Pemeriksaan penunjang ditemukan anemia derajat berat hipokromik mikrositer, blast > 30% (kemungkinan limfoblast) dan trombositopenia serta hepatosplenomegali.
27
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RA DENGAN LEUKIMIA A. PENGKAJIAN 1
Identitas Identitas Pasien Nama pasien
: An. RA
Jenis kelamin
: Laki – laki
Tanggal lahir
: 01 April 2007
Umur
: 5 tahun 4 bulan
Alamat
: Karang Nangka, Tanjung, Kabupaten Lombok Utara
Status dalam keluarga
: Anak kandung
Identitas Keluarga Ibu
Ayah
Nama :
Ny. H
Tn.F
Umur :
21 tahun
26 tahun
Pendidikan / berapa tahun :
SD
SMA
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Tanggal Masuk RS
: 07-08-2012
Diagnosis MRS
: Anemi hipokromik mikrositer e.c susp defisiensi besi dd/ penyakit kronik; keganasan; malaria
Tangggal Keluar RS
: 13-08-2012
Lama perawatan
: 6 hari
Keadaan saat Keluar RS : Rujuk ke RSU Sanglah Anamnesis (Tanggal 07 Agustus 2012, Heteroanamnesis dari ibu pasien) 2
Keluhan Utama : Badan lemas
3
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merupakan rujukan Puskesmas Tanjung, dibawa ke UGD RSUP NTB dengan dikeluhkan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu, keluhan dirasakan semakin 28
memberat dan berlangsung sepanjang hari. Pasien menjadi kurang aktif dan mudah lelah ketika beraktivitas sehingga jarang bermain seperti biasa, sebagian besar waktu dihabiskan pasien dengan beristirahat di rumah. Pasien juga dikatakan tampak semakin pucat dan terkadang merasakan pusing berputar, riwayat pingsan (-), sesak (-). Pasien juga dikeluhkan demam sejak 2 minggu terakhir, demam dirasakan tidak begitu tinggi, turun naik tidak menentu, demam tidak disertai menggigil, keringat banyak ataupun kejang. Kemerahan pada kulit (-), perdarahan spontan pada kulit, gusi, hidung ataupun telinga (-), nyeri tenggorokan (-). Pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu, dahak putih kental dan terkadang sulit untuk dikeluarkan, batuk disertai dahak bercampur darah (-), pilek (-). Pasien tidak mengeluhkan mual muntah ataupun nyeri pada tulang. Nafsu makan pasien menurun sejak sakit, berat badan diperkirakan menurun, pasien terlihat semakin kurus. BAK 3-4 kali sehari, warna kekuningan, darah (-), nyeri saat BAK (-). BAB terakhir kemarin 1 kali, konsistensi lunak warna kuning, darah (-), lendir (-). 4
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah dirawat di RSUP NTB karena terkena penyakit demam berdarah ± 1,5 bulan yang lalu, pasien dirawat kurang lebih selama 7 hari. Pada saat itu, sebelum dirawat pasien dikeluhkan demam selama 6 hari, demam dirasakan turun naik, selain demam pasien juga dikatakan mual muntah dan mengalami mimisan. Karena keluhan tersebut pasien dibawa ke Puskesmas Tanjang dan langsung dibawa ke RSUP NTB. Selama perawatan di RSUP NTB pasien mendapatkan transfusi sebanyak 8 kali, masing-masing 6 kali transfusi trombosit dan 2 kali transfusi darah merah. Setelah diperbolehkan pulang pasien melakukan kontrol ke Puskesmas karena kondisi pasien masih lemah dan belum dapat beraktivitas seperti sebelumnya. Pada saat berusia 6 dan 11 bulan pasien pernah di rawat di Puskesmas karena mengalami
diare.
Ibu
pasien
lupa
mengenai
lama
perawatannya. Pasien juga sering mengalami demam dan batuk pilek berulang hampir setiap bulan, namun keluhan tidak berat dan membaik setelah diobati ke Puskesmas. Pasien tidak pernah mengalami batuk lama sebelumnya, riwayat penyakit asma (-). 5
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan badan terasa lemah, pucat, demam ataupun batuk seperti pasien. Riwayat keluarga dengan batuk lama (-), keluarga yang terkena TB (-), asma (-), penyakit keganasan (-). 29
6
Riwayat Pengobatan : Untuk keluhan saat ini pasien belum pernah mendapat pengobatan. Sebelumnya, pasien hanya melakukan kontrol ke puskesmas setelah pulang dari rumah sakit ± 1,5 bulan yang lalu.
7
Riwayat Pribadi -
Riwayat kehamilan dan persalinan : Selama kehamilan ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) pada saat posyandu, ibu pasien melakukan ANC lebih dari 4 kali, saat kehamilan berusia 6 bulan ibu pasien pernah mengalami demam tinggi selama 2 minggu namun tidak di obati, riwayat rontgen selama hamil (-), riwayat minum obat atau jamu-jamuan selama hamil (-). Pasien merupakan anak pertama, lahir secara normal, cukup bulan dan langsung menangis, berat badan lahir 2.500 gram. Riwayat kuning/biru setelah lahir (-).
-
Riwayat Nutrisi : Pasien diberikan ASI sampai umur 2 tahun. Selama usia 0-6 bulan pasien hanya diberi ASI saja, sedangkan PASI diberikan setelah berusia lebih dari 6 bulan. Pada usianya saat ini, pasien makan nasi, lauk pauk, sayur dan buah sebanyak 3-4 kali sehari. Namun sejak sakit nafsu makan pasien menurun menjadi hanya 1-2 kali sehari.
-
Perkembangan dan Kepandaian : Orang tua pasien menyatakan perkembangan anaknya cukup baik. Pasien bisa merangkak saat berusia 7 bulan dan mulai bisa berjalan sekitar umur 1,5 tahun. Pasien bisa berbicara sejak usia 1 tahun.
Motorik Kasar
-
Motorik Halus
Berjalan Menggambar Berlari Melompat Berdiri dengan 1
Bicara
Sosial
- Bicara cukup jelas dan
- Bermain dengan anak
dapat dimengerti - Mampu
lain - Komunikasi
mengungkapkan
kaki
isi
pikiran dalam kalimat 30
baik
dan
cukup pasien
cukup mengerti apa
yang
diperintahkan
oleh orang tuanya
Saat ini pasien telah mengikuti pendidikan anak usia dini dan dapat mengikuti pelajaran yang diberikan. Pasien termasuk anak yang aktif dan sering bergaul dengan teman-teman seumurannya, namun semenjak sakit pasien jarang bermain dan lebih banyak diam dirumah. -
Riwayat Imunisasi : Ibu
pasien
mengaku
anaknya
sudah
mendapat
imunisasi lengkap sesuai
dengan umur dan jadwal imunisasi. -
Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan: Pasien
merupakan
anak
pertama
dari pernikahan kedua orang tuanya. Pasien
tinggal serumah bertiga dengan kedua orang tua. Bapak pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan tidak menentu rata-rata 750.000-1.000.000 per bulannya. Skoring diagnosis TB anak Parameter
0
Kontak TB
√
Uji tuberculin
√
Berat
1
2
√
badan/keadaan gizi Demam tidak
yang
√
diketahui
penyebabnya Batuk kronik
√
Pembesaran
√ 31
3
KGB Pembengkakan
√
tulang
8
Foto thoraks
√
Jumlah skor
4
Aktifitas sehari-hari a.
Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan Ibu pasien mengatakan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu, keluhan dirasakan sepanjang hari, pasien juga tampak pucat dan mengeluh pusing. Selain itu pasien demam sejak 2 minggu, demam tidak begitu tinggi, turun naik tidak menentu. Pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu batuk berdahak, dahak berwarna putih kental. Dirumah pasien sempat dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
b.
Pola nutrisi Ibu pasien mengatakan dirumah pasien makan nasi, lauk pauk, sayur dan buah sebanyak 3-4 kali sehari. Namun sejak sakit nafsu makan pasien menurun menjadi hanya 1-2 kali sehari.
c.
Pola eliminasi BAK 3-4 kali sehari, warna kekuningan, darah (-), nyeri saat BAK (-). BAB terakhir kemarin 1 kali, konsistensi lunak warna kuning, darah (-), lendir (-).
d.
Pola gerak dan aktivitas Saat ini pasien telah mengikuti pendidikan anak usia dini dan dapat mengikuti pelajaran yang diberikan. Pasien termasuk anak yang aktif dan sering bergaul dengan teman-teman seumurannya, namun semenjak sakit pasien jarang bermain dan lebih banyak beristirahat dirumah.
e.
Pola tidur dan istirahat Dirumah pasien biasa tidur siang pukul 12.00 sampai pukul 13.00. malam hari pasien tidur pukul 21.00 sampai pukul 06.00.
32
Selama sakit pasien lebih sering beristirahat di rumah, pasien lebih sering tidur dan jamnya tidak menentu di siang hari. Malam hari pasien tidur pukul 21.00 sampai 06.00 f.
Pola persepsi- Kogntif Pasien belum mengerti dengan gambaran tentang dirinya sendiri dan tingkat pendidikan.
g.
Pola Konsep Diri-Perepsi Diri Pasien belum mengerti tentang konsep diri dan persepsi diri.
h.
Pola Hubungan –Peran Pasien belum mengerti tentang hubungan dan perannya.
i.
Pola Reproduktif-sekusualitas Pasien belum mengerti tentang pola reproduksi dan sessualitas
j.
Pola Tolerans Terhadap Stres-Koping Ibu pasien mengatakan jika pasien merasa tidak nyaman maka pasien akan menangis
k.
Pola Keyakinan-Nilai Pasien belum mengerti tentan keyakinan dan nilai budaya yang dimiliki.
9
Pemeriksaan Fisik (Tanggal 09-08-2012) 1
Kesan umum : Sedang
2
Kesadaran
: Compos Mentis
3
GCS
: E4V5M6
4
Vital Sign
5
Nadi
: 118 x/menit, isi dan tegangan kuat, irama teratur
Pernapasan
: 24 x/menit, teratur tipe torakoabdominal
Temperature
: 37,60C
CRT
: < 2 detik
Status Gizi Berat Badan
: 14 kg
Tinggi Badan
: 109 cm
Umur : 5 tahun 4 bulan Kesimpulan status gizi : BB/TB
= Di bawah persentil 5
BB/U
= Di bawah persentil 5 33
6
TB/U
= Di antara persentil 25-50
Interpretasi
= Gizi Kurang
Lingkar Kepala
= 47 cm (normocephalic)
Status General : Kepala dan Leher : a.
Bentuk
: Normocephalic
b.
Mata
: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (+/+), pupil isokor,
refleks pupil (+/+), edema palpebra (-/-) THT a.
Telinga
: Struktur dan ukuran telinga normal, otorhea (-)
b.
Hidung
: Napas cuping hidung (-), rinorhea (-)
c.
Tenggorok : Faring hiperemis (-), tonsil tidak membesar Mulut : Bibir sianosis (-), lidah dan mukosa mulut normal, struktur gigi atas dan bawah normal, palatum normal Leher : Pembesaran KGB superficial leher bagian servikal, mastoideal dan parotideal (+), ukuran < 1 cm, multiple, mobile, tidak nyeri tekan, Pembesaran KGB Supraklavikula (-), Pembesaran KGB aksiler (-)
Thorax : a.
Inspeksi
: Retraksi intercostal (-), pergerakan dinding dada simetris
b.
Palpasi
: Gerakan dinding dada simetris, fremitus vokal sama antara
kiri dan kanan c.
Perkusi
:
Pulmo : Sonor pada kedua lapang paru Cor: Batas atas : SIC 2 Batas bawah : SIC 4 Batas Kanan: Garis Parasternal kanan Batas kiri : Garis axilla anterior sinistra d.
Auskultasi: Pulmo : Vesikuler (+/+) , Ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) 34
Abdomen : a.
Inspeksi
: Massa (-), distensi (+)
b.
Auskultasi
: BU (+) N, Metallic sound (-)
c.
Perkusi
: Timpani
d.
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), Hepar 1/3 1/3 permukaan rata tepi
tajam, Lienshufner III
Anggota Gerak: Tungkai Atas
Akral hangat
Tungkai Bawah
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
+
+
+
+
Edema Pucat Kelainan bentuk Pembengkakan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pembesaran KGB Aksiler Axilla
_
_ _ +
_
_ _ +
_ _ +
+
Inguinal
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening inguinal, ukuran < 1 cm, multiple, mobile, tidak nyeri tekan. 35
Kulit : Ikterus (-), pustula (-), peteki (-) Urogenital : flank mass (-), Nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-); genital tidak dilakukan pemeriksaan Vertebrae : tidak tampak kelainan 7
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium Darah Lengkap Tanggal (07 – 09 – 2012) WBC
: 13,0 x 103/ Lᵤ
(N = 4x103 – 11x103/ Lᵤ)
RBC
: 1,42 x 103/ Lᵤ
(N = 3,5x103 – 5,0x103/ Lᵤ)
HGB
: 3,64 g/dl
(N = 12 – 16 g/dl)
HCT
: 10,7%
(N = 37 – 48%)
MCV
: 75,1 fL
(N = 82 – 95 fL)
MCH
: 25,6 pg
(N = 27 - 31 pg)
PLT
: 97,1 x 103/ Lu(N = 150x103 – 400x103/ Lu)
Retikulosit
: 0,2%
ICT Malaria
:-
(N = 0,2 – 2 % )
Pemeriksaan kimia klinik (09 – 09 – 2012) Bilirubin Total : 0,61mg% Bilirubin Direk
(N = < 1.0)
: 0,10mg%
(N = < 0.2)
SGOT/AST
: 43 U/L
(N = < 40)
SGPT/ALT
: 33 U/L
(N = < 41)
Alkali phospatase: 114U/L
(N = 115)
Total Protein : 4,9gr%
(N = 6.4 – 8.3)
Albumin
: 3,2gr%
(N = 3.5 – 5.0)
Globulin
: 1,7gr%
(N = 2.9 – 3.3)
Morfologi Darah Tepi Tanggal (07 – 08 – 2012) -
Kesan eritrosit : Mikrositik hipokromik, NRBC (+)
-
Kesan leukosit: Jumlah meningkat, ditemukan blast > 30% (kemungkinan limfoblast)
-
Kesan trombosit
: Jumlah menurun, trombosit besar 36
-
Kesimpulan
: Observasi bisitopenia dengan gambaran kemungkinan
keganasan hematologi akut suspek ALL dd AML.
Hasil Pemeriksaan Radiologi : Cardiomegali (RVH, LVH, LAH), corakan vascular paru meningkat, USG Abdomen (09 – 08 – 2012) didapatkan hepatosplenomegali dan nefritis bilateral 8
Klasifikasi Data a.
Data Subjektif
1)
Keluarga mengatakan anaknya mengeluh badan terasa lemas yang berlangsung sejak 2 minggu yang lalu,
2)
Keluarga mengatakan pasien menjadi kurang aktif dan mudah lelah ketika beraktivitas sehingga jarang bermain seperti biasa, sebagian besar waktu dihabiskan pasien dengan beristirahat di rumah.
3)
Keluarga mengatakan pasien juga demam sejak 2 minggu terakhir, demam dirasakan tidak begitu tinggi, turun naik tidak menentu, demam tidak disertai menggigil, keringat banyak ataupun kejang.
4)
Keluarga mengatakan pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu, dahak putih kental dan terkadang sulit untuk dikeluarkan, batuk disertai dahak bercampur darah (-), pilek (-).
5)
Keluarga mengataakan nafsu makan pasien menurun sejak sakit, berat badan diperkirakan menurun. Selama sakit pasien hanya makan 1-2 kali sehari
6)
Keluarga klien mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anaknya, maka dari itu anaknya di bawa ke RS.
b.
Data Objektif
1) Klien selama di RS nampak gelisah dan menangis : 118 x/menit, Pernapasan : 24 x/menit,Temperature: 37,6 0C,
2) Nadi CRT
< 2 detik
3) Berat Badan
: 14 kg
4) Tinggi Badan
: 109 cm
5) Klien tampak lemas 6) Klien tampak pucat 7) Klien tampak kurus 37
8) Keluarga klien nampak gelisah dan selalu menanyakan kondisi anaknya.
9 Analisa Data
No 1
Data : ibu
DS
Etilogi pasien Prifilasi sel kanker
Masalah Ketidakseimbangan
mengatakan selama sakit
nutrisi kurang dari
nafsu
kebutuhan tubuh
makan
anaknya sel onkoge
menurun. Selama sakit pasien hanya makan 1-2 pertumbuhan kali sehari. DO
berlebih
: -
Pasien
tampak
kurus -
BB 14 kg
kebutuhan
nutrisi
meningkat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
2
DS
:
kebutuhan pasien Kelemahan tulang
Ibu
mengatakan
mengeluh
badan terasa lemas yang Tulang lunak dan berlangsung
sejak
2 lemah
minggu yang lalu, pasien menjadi kurang aktif dan Fraktur fisiologs mudah
lelah
beraktivitas
ketika sehingga Hambatan mobilitas
jarang bermain seperti fisik biasa,
sebagian
besar
waktu dihabiskan pasien dengan
beristirahat
di
rumah. DO : -
Pasien
tampak
lemas 38
Intoleransi aktivitas
3
Pasien
tampak
DS
pucat :
Depresi
DO
:
sumsum tulang
-
Pembesaran KGB
superficial
leher
bagian
servikal, mastoideal
dan
parotideal
(+),
produksi Resiko infeksi
Penurunan
fungsi
leukosit Resiko infeksi
ukuran < 1 cm, multiple, mobile, tidak nyeri tekan
B. Diagnosis Kerja - Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor psikologi - Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum - Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh skunder C. Intervensi No
Dx
Tujuan dan kriteria hasil
1
Ketidakseimbangan
nutrisi Setelah dilakukan asuhan NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3 x berhubungan
dengan
Intervensi
faktor 24
psikologi
jam
diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan
Manajemen cairan
- Monitor status hidrasi (misalnya, membrane mukosa
NOC :
lembab, denyut nadi
- Status nutrisi : intake
adekuat, dan
makanan dan cairan
tekanan darah ortostatik)
39
Kriteria Hasil : - Adanya berat
- Jaga intake/asupan
peningkatan badan
sesuai
dengan tujuan - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi - Tidak ada tanda tanda malnutrisi
yang akurat dan catat output pasien
- Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori harian
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan cairan
- Tidak terjadi penurunan
dengan tepat
berat badan yang berarti
- Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
- Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik Monitor nutrisi
- Timbang berat badan pasien
- Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Monitor adanya mual dan muntah
- Monitor diet dan asupan kalori
- Identifikasi perubahan nafsu makan dan aktivitas akhir-akhir ini 40
- Tentukan pola makan (misalnya, makanan yang disukai dan tidak disukai, konsumsi yang berlebihan terhadap makanan siap saji)
- Monitor adanya pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva yang kering Manajemen
berat
badan
- Diskusikan dengan pasien mengenai kondisi medis apa saja yang berpengaruh terhadap berat badan
- Diskusikan dengan pasien mengenai kebiasaan, budaya, dan factor herediter yang mungkin mempengaruhi berat badan
- Kaji motivasi pasien untuk mengubah pola makannya 41
- Hitung berta badan ideal pasien
- Dorong pasien untuk mengkonsumsi air yang cukup setiap hari
- Bantu pasien membuat perencanaan makan yang seimbang dan konsisten dengan jumlah energy yang dibutuhkan setiap harinya 2
Intoleransi berhubungan
aktivitas Setelah dilakukan asuhan NIC dengan keperawatan selama 3 kali
kelemahan umum
24 jam diharapkan klien mampu aktivitas
melakukan seperti
biasa
dengan baik dengan
yang sesuai
dengan konteks usia dan perkembangannya - Anjurkan
pasien
mengungkapkan
Kriteria Hasil: - Klien meningkat dalam dan
peningkatan mobilitas - Memverbalisasikan 42
pasien kelelahan
Gerakan : aktif Level Mobilitas Perawatan diri : ADLs Transfer performance
aktivitas fisik - Mengerti tujuan
- Kaji status fisiologi menyebabkan
NOC -
Manajemen energy
perasaan verbal
secara mengenai
keterbatasan dialami
yang
perasaan
dalam
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan
berpindah - Memperagakan penggunaan alat
- Pilih untuk
intervensi mengurangi
kelelahan
baik
secara farmakologis maupun
non
farmakologis, Bantu untuk mobilisasi
dengan tepat
(walker) - Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan
untuk
menjaga
ketahanan - Monitor intake/asupan nutrisi
untuk
mengetahui sumber energy
yang
adekuat - Lakukan
ROM
aktif/pasif
untuk
menghilangkan ketegangan otot Bantuan
perawatan
diri - Pertimbangan pasien
usia ketika
meningkatkan aktivitas perawatan diri - Berikan lingkungan 43
yang
terapeutik
dengan memastikan (lingkungan)
yang
hangat,
santai,
tertutup
dan
(berdasarkan) pengalaman individu - Berikan
peralatan
kebersihan
pribadi
(mis; sikat gigi dan sabun) - Dorong kemandirian pasien, tapi
bantu
ketika
pasien tak mampu melakukannya - Ajarkan orangtua/keluarga untuk
mendukung
kemandirian dengan membantu ketika
hanya
pasien
tak
mampu melakukan (perawatan diri) 3
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan NIC : dengan
pertahanan
tubuh keperawatan selama 3 kali
primer yang tidakadekuat
24 jam diharapkan pasien dapat terhindar dari risiko infeksi dengan NOC : 44
Perlindungan infeksi
- Monitor tanda
adanya dan
gejala
infeksi sistemik dan local
- Status imun
- Monitor kerentanan
- Pengetahuan
: kontrol
infeksi
terhadap infeksi
- Batasi
jumlah
- Kontrol resiko
pengunjung,
Kriteria Hasil :
sesuai
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
mempengaruhi
keluarga mengenai serta
penatalaksanaannya, - Menunjukkan untuk timbulnya
dan
gejala
infeksi dan kapan melaporkannya kepada
pemberi
layanan kesehatan
- Jumlah leukosit dalam
- Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
batas normal hidup sehat
tanda harus
infeksi
- Menunjukkan
berisiko
penyakit,
factor
mencegah
pasien
- Anjurkan istirahat yang - Ajarkan pasien dan
penularan
kemampuan
- Pertahankan asepsis untuk
- Mendeskripsikan proses
penularan
yang
perilaku
cara
menghindari
infeksi Identifikasi risiko
- Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti
yang
menunjukkan adanya
penyakit
medis,
diagnosa
keperawatan keperawatan
serta
perawatannya
- Kaji 45
ulang
data
yang
didapatkan
dari
pengkajian
risiko secara rutin
- Implementasikan aktivitas-aktivitas pengurangan risiko D. IMPLEMENTASI Tanggal No 1
dan Waktu Kamis, 27/09/2018
Pelaksanaan
Respon klien
- Memonitor status hidrasi (misalnya, -
BB : 14 kg
membrane mukosa lembab, denyut
Pasien mengatakan tidak
nadi adekuat, dan tekanan darah
nafsu makan
ortostatik)
- Menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien
- Memonitor makanan/cairan yang
-
Pasien d
-
Pasien tampak menolak saat
dikonsumsi dan hitung asupan kalori harian
- Memonitor tanda-tanda vital
- Memberikan cairan dengan tepat
diberikan makan
- Nadi :118 x/menit, Pernapasan :24 x/menit, Temperature : 37,60C CRT : < 2 detik
- Menukung pasien dan keluarga untuk
-
Terpasang infuse RL 500 ml
membantu dalam pemberian makan
Ibu pasien mengatakan
dengan baik
pasien minum air sekitar 600
- Menimbang berat badan pasien - Memonitor turgor kulit dan mobilitas
46
ml - Keluarga pasien kooperatif
- Memonitor adanya mual dan muntah - BB : 14 kg - Memonitor diet dan asupan kalori
- Turgor kulit baik, pasien tampak lemas dan beristirahat diatas tempat tidur - Ibu pasien mengatakan hari
- Mengidentifikasi perubahan nafsumakan dan aktivitas akhir-akhir ini
ini anaknya tidak ada muntah - Ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 sendok
- Menentukan pola makan (misalnya, makanan yang disukai dan tidak
makan bubur , - Ibu pasien mengatak nafsu
disukai, konsumsi yang berlebihan
makan anaknya menurun dan
terhadap makanan siap saji)
aktifitasnya kurang aktif karena anaknya merasa lemas dan cepat lelah.
- Memonitor adanya pucat, kemerahan - Ibu pasien mengatakan dan jaringan konjungtiva yang kering
- Mengkaji motivasi pasien untuk mengubah pola makannya
anaknya tidak suka makan sayu, hanya sayur tertentu seperti sayur bayam.
- Menghitung berta badan ideal pasien
Makanan yang d sukai pasien adalah ayam. - Pasien tampak pucat
- Mendorong pasien untuk mengkonsumsi air yang cukup setiap hari
- Membantu
pasien
membuat
- Pasien tampak diam
perencanaan makan yang seimbang dan konsisten dengan jumlah energy yang dibutuhkan setiap harinya - Mengkaji status fisiologi pasien yang 47
- Berat badan ideal pasien seharusnya 18,8 kg.
menyebabkan dengan
kelelahan
konteks
sesuai
usia
- Pasien kooperatif
dan
perkembangannya - Menganjurkan
pasien
mengungkapkan
perasaan
secara
- Pasien kooperatif
verbal mengenai keterbatasan yang dialami - Memilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis maupun non farmakologis, dengan - ibu pasien mengatakan tepat
anaknya ajak cepat merasa
- Menentukan jenis dan banyaknya aktivitas
yang
dibutuhkan
untuk
- Melakukan ROM aktif/pasif untuk menghilangkan ketegangan otot
meningkatkan aktivitas perawatan diri lingkungan dengan
setelah selesai bermain mobil-mobilan, dan ingin tidur
- Mempertimbangan usia pasien ketika
terapeutik
aktivitas - pasien mengatakan capek
menjaga ketahanan
- Memberikan
lelah saat melakukan
- Pasien kooperatif
yang
memastikan
(lingkungan) yang hangat, santai, tertutup
dan
(berdasarkan)
pengalaman individu - Memberikan
peralatan
kebersihan
pribadi (mis; sikat gigi dan sabun) - Mendorong kemandirian pasien, tapi bantu
ketika pasien
melakukannya
- Pasien kooperatif
tak mampu
- Pasien kooperatif - Pasien kooperatif - Pasien kooperatif
48
- Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan local - Pasien kooperatif
- Membatasi jumlah pengunjung, yang sesuai
- Pasien tampak masih dibantu
- Menganjurkan istirahat - Mengajarkan pasien dan keluarga
saat makan, menuci muka dan menggosok gigi oleh
mengenai tanda dan gejala infeksi dan
orang tua pasien
kapan harus melaporkannya kepada - Terjadi pembengkakan
pemberi layanan kesehatan
- Mengajarkan pasien dan keluarga
kelenjar getah bening di leher, aksila
bagaimana cara menghindari infeksi
- Keluarga koopertif
- Pasien kooperatif - Keluarga dan pasien tampak kooperatif
- Keluarga dan pasien tampak kooperatif Jumat,28/09/ - Memonitor status hidrasi (misalnya, 2018 membrane mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik) 49
-
Mukosa bibir pasien tampak kering. Nadi : 110 x/mnt.
- Menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien
-
Pasien kooperatif. Hari ini pasien BAB 1 konsenstrasi padat dan tidak keras, BAK 2
- Memonitor makanan/cairan yang
kali warna kekuningan.
dikonsumsi dan hitung asupan kalori -
harian
Ibu pasien mengatakan anakanya pagi ini makan 3 sendok bubur dan 1 buah
- Memonitor tanda-tanda vital
pisang. -
- Memberikan cairan dengan tepat
Suhu : 360C
- Mendukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik
Nadi : 110 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt -
- Menimbang berat badan pasien - Memonitor turgor kulit dan mobilitas -
Terpasang infuse RL dengan tetesan 28 x/mnt Keluarga dan pasien tampak kooperatif
- Memonitor adanya mual dan muntah
- Memonitor diet dan asupan kalori - Mengidentifikasi perubahan nafsu
-
Berat badan 14 kg
-
Turgor kulit pasie baik. Pasien tampak duduk di tempat tidur.
makan dan aktivitas akhir-akhir ini -
Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada muntah hari ini
- Mendiskusikan dengan keluarga mengenai kebiasaan, budaya, dan factor herediter yang mungkin mempengaruhi berat badan 50
-
Pasien kooperatif
-
Pasien har ini sudah mau makan buah . untuk aktivitas
pasien sudah tampak duduk
- Mengkaji motivasi pasien untuk
di atas tempat tidur sambil
mengubah pola makannya
bermain game. -
Keluarga pasien kooperatif
verbal mengenai keterbatasan yang dialami
Pasien mengatakan pagi ini
- Mendorong pasien untuk mengkonsumsi air yang cukup setiap hari - Menganjurkan
pasien
mengungkapkan
perasaan
secara
dan bubur
- Melakukan ROM aktif/pasif untuk menghilangkan ketegangan otot
sudah makan buah pisang
-
Pasien kooperatif
-
Pasien kooperatif
(berdasarkan) -
Pasien kooperatif
- Mempertimbangan usia pasien ketika meningkatkan aktivitas perawatan diri - Memberikan
lingkungan
terapeutik
dengan
yang
memastikan
(lingkungan) yang hangat, santai, tertutup
dan
pengalaman individu - Memberikan
peralatan
kebersihan
-
Pasien kooperatif
tak mampu -
Pasien kooperatif
pribadi (mis; sikat gigi dan sabun) - Mendorong kemandirian pasien, tapi bantu
ketika pasien
melakukannya
- Mengajarkan orangtua/keluarga untuk mendukung
kemandirian
dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan diri)
- Memonitor adanya tanda dan gejala 51
-
Pasien kooperatif
-
infeksi sistemik dan local
Pasien mampu makan sendiri, menggosok gigi
- Memonitor
kerentanan
sendiri
terhadap
infeksi
- Membatasi jumlah pengunjung, yang sesuai
-
Keluarga kooperatif
-
Terdapat pembengkakan pada
- Mempertahankan asepsis untuk pasien berisiko
kelenjar getah bening di
- Menganjurkan istirahat - Mengajarkan pasien dan keluarga
leher, aksila
mengenai tanda dan gejala infeksi dan -
Suhu tubuh pasien 360C
kapan harus melaporkannya kepada pemberi layanan kesehatan
- Mengajarkan pasien dan keluarga -
Keluarga kooperatif
bagaimana cara menghindari infeksi
- Mengimplementasikan aktivitas pengurangan risiko
aktivitas-
Lingkungan tempat tidur pasien tampak bersih, barang-barang pasien tersimpan dengan rapi
-
Pasien kooperatif
-
Keluarga dan pasien kooperatif
-
Keluarga dan pasien kooperatif
52
Pasien dan keluarga mulai
membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan ketika ingin dan setelah makan dan mencuci tangan setelah BAB ataupun BAK. Sabtu, 29/09//2018
- Memonitor status hidrasi (misalnya, -
Mukosa bibir pasien masih tampak kering
membrane mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
- Menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien
-
Ibu pasien mengatakan pasien mampu menghabiskan 1 porsi bubur yang di sediaka. Minum setengah gelas air. BAB 1 kali BAK 2
- Memonitor makanan/cairan yang
kali
dikonsumsi dan hitung asupan kalori -
harian
- Memonitor tanda-tanda vital - Memberikan cairan dengan tepat - Mendukung pasien dan keluarga
dan setengah gelas air minum
-
Suhu tubuh 360C. nadi 110 x/mnt. Pernafasan 24x/mnt
untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik
Pasien makan 1 porsi bubur
-
- Menimbang berat badan pasien - Memonitor turgor kulit dan mobilitas -
Terpasang infuse RL Pasien dan keluarga kooperatif
- Memonitor adanya mual dan muntah
-
Berat badan 14,2 kg
-
Turgor kulit baik. Pasien sempat berjalan-jalan kehalaman belakang kamar
53
pasien di damping oleh ayah
- Mengidentifikasi perubahan nafsu
psien.
makan dan aktivitas akhir-akhir ini -
Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada mual dan muntah
-
Ibu pasien mengatakan nafsu makan pasien hari ini sudah mulai membaik. Aktivitas yang dilakukan pasien hari ini dari bangun tidur diamencuci muka dan
- Memonitor adanya pucat, kemerahan
menggosok gigi secara mandiri dan berjalan-jalan
dan jaringan konjungtiva yang kering
- Menghitung berta badan ideal pasien
sebentar ke taman di belakang kamarnya bersama
- Mendorong pasien untuk
ayahnya.
mengkonsumsi air yang cukup setiap -
hari - Menganjurkan
pasien
mengungkapkan
perasaan
secara
verbal mengenai keterbatasan yang dialami - Memberikan terapeutik
Pasien tampak segar
lingkungan dengan
Berat badan pasien 14,2 kg
-
Pasien kooperatif
-
Pasien kooperatif
yang
memastikan
(lingkungan) yang hangat, santai, tertutup
dan
(berdasarkan)
pengalaman individu - Memberikan
peralatan
kebersihan
pribadi (mis; sikat gigi dan sabun) - Mendorong kemandirian pasien, tapi bantu
ketika pasien 54
tak mampu
-
Pasien kooperatif
- Memonitor adanya tanda dan gejala -
Pasien kooperatif
melakukannya
- Mengajarkan orangtua/keluarga untuk mendukung
kemandirian
dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan diri) infeksi sistemik dan local -
- Memonitor
kerentanan
Pasien mampu mencuci muka dan menggosok gigi secara
terhadap
mandiri namun tetap
infeksi
- Membatasi jumlah pengunjung, yang
didampingi oleh keluarga ke toilet.
sesuai
- Mempertahankan asepsis untuk pasien berisiko
-
Keluarga kooperatif
-
Masih terdapat
Menganjurkan istirahat
pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan aksila
55
-
Suhu tubuh pasien 360C
-
Keluarga kooperatif
-
Keluarga pasien kooperatif
-
Pasien kooperatif
E. EVALUASI No
Tanggal dan
Evaluasi
Waktu 1
Minggu, 23/09/2018
S: ibu pasien mengatakan anaknya mampu menghabiskan 1 porsi bubur dan minum setengah gelas air O: baret badan 14,2 kg A:
Masalah
ketidakseimangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi P: Pertahankan intervensi deficit nurtisi 2
Sabtu, 22/09/2018
S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau mencuci muka sendiri, menyikat gigi sendiri namun masih tetap didampingi ke toilet. Dan di pagi hari anaknya sempat berjalanjalan di teman belakang kamar dengan ayahnya. O : pasien tampak segar A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi P : Pertahankan intervensi intoleransi aktivitas
56
Paraf
3
Minggu , 23/09/2018
S : keluarga dan pasien mengatakan mencuci
tangan
sebelum
dan
sesudah makan dan setelah datang dari kamar mandi O : masih tampak pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan aksila pasien. Lingkungan tempat tidur pasien tampak bersih dan barang-barang
pasien
tersimpan
dengan rapi A : Masalah risiko infeksi teratasi P : Pertahankan intervensi risiko infeksi
57
BAB IV PENUTUP A. Simpulan Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam. Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel – sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Leukemia ini mrupakan penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferase abnormal dari sel – sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang. Adapun klasifikasi leukemia yaitu Leukimia limfositik akut (LLA), Leukemia mielositik akut (LMA), Leukimia limfositik kronis (LLK), dan Leukimia mielositik kronis (LMK). B. Saran Perawat diharapkan mampu memahami tentang konsep penyakit leukimia pada anak dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan
58
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah.2008. Keperawatan Hematologi. Jakarta : Trans Info Media.
Medikal
Bedah
gangguan
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan. Jogjakarta : FlashBooks. Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Nuratif Huda.A & Kusuma Hardhi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2.Jogjakarta : Medication. Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Edisi 1): DPP PPNI.
59