Kelompok 2: Alif Faridhi Akbar Cindy Rahayu Putri Johana Susilowati Ratna Puspitawati Yana Ellina Suci

  • Uploaded by: Ellindt AdhiAdmaja
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2: Alif Faridhi Akbar Cindy Rahayu Putri Johana Susilowati Ratna Puspitawati Yana Ellina Suci as PDF for free.

More details

  • Words: 837
  • Pages: 13
Kelompok 2 1.

Alif faridhi akbar

2.

Cindy rahayu putri

3.

Johana susilowati

4.

Ratna puspitawati

5.

Yana Ellina suci

TEORI MENUA

Teori psikologis proses menua Pengertian proses penuaan Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur seseorang tersebut. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi-fungsi organ tubuh. Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut dapat dibagi atas dua bagian yaitu : Faktor genetic Faktor lingkungan

Faktor genetic 

a. Perbaikan DNA



b. Respon terhadap stress



c. Pertahanan terhadap antioksidan

Faktor lingkungan 

a. Pemasukan kalori



b. Penyakit-penyakit



c. Stress dari luar (misalnya : radiasi, bahan-bahan kimia)

Teori penuaan Secara umum beberapa teori yang berkenaan dengan proses penuaan, yakni: 1) Faktor

Biologis

2) Faktor

Psikologis

3) Faktor

Sosial

4) Faktor

Spiritual

Teori Psikologis pada lansia  Pengertian

teori psikologis Teori ini akan menjelaskan bagaimana seseorang berespon pada tugas perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut telah menua.

Dalam Teori ini ada beberapa teori yang berfokus pada teori psikologis yaitu: 1.

Teori Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow (Maslow’s Hierarchy of Human Needs). Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar menusia dibagi dalam lima tingkatan dari mulai yang terendah kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.

2.

Teori Individualism Jung (Jung’s Theory of Individualism). Menurut Carl Jung sifat dasar menusia terbagi menjadi dua yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang telah mencapai lansia dia akan cenderung introvert, dia lebih suka menyendir, seperti bernostalgia tentang masa lalunya

3.

Teori Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Erikson’s Eight Stages tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai individu adalah ego individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka dia akan berkembang dan bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa hidup penuh bertanggung jawab dan kehidupannya berhasil).

of Life). Menurut Erikson integrity vs disapear. Jika menjadi individu yang arif arti, menjadi lansia yang

4. Optimalisasi Selektif dengan Kompensasi (Selective Optimization with Compensation) Menurut teori

ini, kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3 elemen yaitu: 1. Seleksi Adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses penuaan maka mau tidak mau harus ada peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari.

2. Optimalisasi Lansia tetap menoptimalkan kemampuan yang masih dia punya guna meningkatkan kehidupannya.

3.Kompensasi Aktivitas-aktivitas yang sudah tidak dapat dijalakan arena proses penuaan diganti dengan aktifitas-aktifitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi lansia.

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Psikologis 

a. Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. 

b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

1)

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

2)

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia

3)

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

4)

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

5)

Pasangan hidup telah meninggal.

6)

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.

Lanjutan… 

C. Perubahan Aspek Psikososial



Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.



D. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan



Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.



E. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat



Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.

5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut: 1) Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), contoh pribadi yang selalu tenang. 2) Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya. 3) Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), contohnya keluarga yang harmonis atau yg berduka apabila ada masalah ataupun kebahagian. 4) Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya.

5) Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.

SEKIAN TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Devesh Gupta"