DESKRIPSI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN
LAPORAN PROYEK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keanekaragaman Tumbuhan yang dibina oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.Si dan Andik Wijayanto, M.Si
Oleh : Kelompok 14 Offering I 2016 Ika Yana Novi Saputri Novika Dwi Utamining T
(160342606210) (160342606294)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Mei 2018
Data Hasil Pengamatan No. 1. 2.
Organ Akar
-
Batang (Caulis) Tumbuhan berbatang jelas Bentuk batang Permukaan batang
Arah tumbuh batang Percabangan pada batang Arah tumbuh cabang
3.
Gambar
Keterangan
-
Tumbuhan menahun Batang berkayu (lignosus) Bulat (teres) memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu tegak lurus (erectus). simpodial cabang condong ke atas (patens).) Termasuk daun tidak lengkap Warna daun permukaan atas :hijau tua, permukaan bawah :lebih muda dari pada permukaan atas dan agak keputih-putihan Kedaan permukaan
Daun
atas :licin (laevis) dan terlihat
mengkilat
(nitidus). permukaan bawahnya : terasa berbulu halus dan rapat atau disebut villosus. Filotaksis
tersebar sparsa).
(folia
Bagian Daun
Susunan Daun Ujung Daun (Apex folii)
1. Tangkai Daun (petiolus) 2. Helaian Daun (lamina) Daun bertangkai Ujung daun (apex folii)
acuminatus
(meruncing).
Pangkal Daun (Basis folii)
Tumpul (obtusus)
Susunan tulang daun (Nervatio)
a. Ibu tulang (costa) b. Tulang cabang (nervus lateralis) c. Urat daun (vena) Daun bertulang menyirip (penninervis)
Tepi Daun (Margo folii)
integer atau rata.
Pertulangan daun
Menyirip (Penninervis) kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar flos lateralis atau flos axillaris(ketiak daun) anthotaxis atau
Daging daun (intervenium)
4.
Bunga
Letak bunga Susunan bunga
inflorescentia (bunga majemuk tak terbatas) bunga ini memiliki ciri-ciri ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya
terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk silinder. Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious),
5.
Buah
Bagian buah
6.
Biji Bagian biji (semen)
- buah semu majemuk 1. Pedunculus ( ibu tangkai) 2. tepala (tenda bunga) 3. biji
- tumbuhan berbiji tertutup - tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae).
1. kulit biji - Lapisan kulit luar (testa) - lapisan kulit dalam (tegmen) 2. inti biji - lembaga (embryo) - putih lembaga (Albumen)
Deskripsi Tentang Nangka (Artocarpus heterophyllus) Klasifikasi :
Nangka (Artocarpus heterophylla) Kingdom
: Plantae
Divisio
: spermatophyta
Class
: magnoliopsida
Ordo
: uricales
Family
: moraceae
Genus
: artocarpus
Spesies
: Artocarpus heterophylla
1. Daun (Folium)
Bagian-bagian daun
Helai daun (Lamina) Tangkai daun
Seperti yang ditunjukkan pada gambar,
Daun Artocarpus
heterophyllus mempunyai petiolus yang bentuknya silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Berdasarkan bagian-bagian Artocarpus heterophyllus yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan ini memiliki daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang tidak lengkap, tumbuhan ini digolongkan dalam daun bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri dari petiolus dan lamina saja. Selain bagian-bagian tersebut di atas, daun pada tumbuhan ini mempunyai alat tambahan atau pelengkap yaitu berupa stipula (daun penumpu). Stipula ini berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda. Daun penumpu ini mudah sekali gugur.
Gambar stipula pada Artocarpus heterophyllus
Daun
Artocarpus
heterophyllus
memiliki
bentuk
daun
(Circumscriptio) jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1. Apex folii (ujung daun) pada daun Artocarpus heterophyllus memiliki bentuk acuminatus (meruncing).
Apex folii acuminatus
Bentuk basis folii (Pangkal daun) pada daun Artocarpus heterophyllus yaitu obtusus (tumpul).
basis folii obtusus
Nervatio atau Vernatio merupakan susunan tulang-tulang daun. Bagianbagian daun Artocarpus heterophyllus ada tiga yaitu : (1) ibu tulang daun (costa) yang merupakan terusan dari tangkai daun,
memiliki
ukuran paling besar dibandingkan dengan dua bagian tulang yang lain dan terletak di tengah sehingga membelah daun, (2) tulang-tulang cabang (nervus lateralis) merupakan cabang dari costa dan memiliki ukuran yang lebih keci dari pada costa, ada dua bentuk yaitu tulang cabang tingkat 1 yaitu tulang cabang yang langsung berasal dari costa dan tulang cabang tingkat 2 yang merupakan cabang dari tulang tingkat 1. (3) urat-urat daun (vena) merupakan tulang-tulang cabang yang kecil dan membentuk susunan seperti jala. Tulang-tulang cabang tingkat 1 memperlihatkan sifat tulang-tulang cabang tadi dekat tepi daun lalu membengkok ke atas, dan bertemu dengan tulang cabang yang ada di atasnya, demikian berturut-turut. Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, Daun Artocarpus heterophyllus dapat digolongkan ke dalam daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip-sirip pada ikan. Oleh karena itu dinamakan daun bertulang menyirip.
Bagian-bagian daun Artocarpus heterophyllus
Costa Tulang cabang tingkat 1 Vena vena
Tulang cabang tingkat 2 Margo folii (tepi daun) pada Daun Artocarpus heterophyllus yaitu integer atau rata. Intervenium (Daging daun) pada Daun Artocarpus heterophyllus yaitu seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar. Salah satu yang bisa menjadi tanda bahwa Daun Artocarpus heterophyllus memiliki Intervenium papyraceus jika daun ini disobek maka akan terdengar suara “krek”. Warna daun Artocarpus heterophyllus pada permukaan atas dan bawahnya berbeda. Pada permukaan atas warnanya hijau tua, sedangkan pada permukaan bawah warnanya lebih muda dari pada permukaan atas dan agak keputih-putihan.
Permukaan atas
Permukaan bawah hijau muda agak keputih-putihan
Hijau tua Kedaan permukaan atas pada daun Artocarpus heterophyllus ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus). Sedangkan pada permukaan bawahnya jika diraba akan terasa berbulu halus dan rapat atau disebut villosus.
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis)
Seperti yang terlihat pada gambar di atas bahwa pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja, oleh sebab itu tata letak daun Artocarpus heterophyllus ini dinamakan: tersebar (folia sparsa). Jika diamati untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama, melalui garis spiral yang terbentuk akan mengelilingi batang sebanyak dua kali, dan daun yang dilewati selama itu sebanyak 5 daun, maka diperoleh rumus daun 2/5. Sehingga sudut divergensinya diperoleh 2/5 x 3600 = 1440. arah putaran garis spiralnya yaitu berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Batang (Caulis) Batang pada Artocarpus heterophyllus keras dan kuat sehingga disebut sebagai batang berkayu (lignosus). Jika dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya, maka batang Artocarpus heterophyllus ini dapat digolongkan ke dalam bentuk bulat atau teres.
Seiring dengan bertambahnya usia maka batang akan mengalami pertumbuhan. Arah tumbuh batang pada Artocarpus heterophyllus ini adalah lurus ke atas maka disebut tegak lurus (erectus). Batang ini memiliki percabangan, sama halnya dengan batang, cabang juga mengalami pertumbuhan. Arah tumbuh cabang pada tumbuhan ini adalah percabangan simpodial, dimana batang pokok sukar ditemukan, karena dalam perkembangnnya mungkin terhenti atau kalah besar atau pertumbuhannya kalah cepat dengan cabangnya. Jika dilihat cabang dengan batang pokok ini membentuk sudut kurang lebih 450, oleh sebab itulah disebut arah tumbuh cabang condong ke atas (patens). Menurut panjang atau pendeknya umur, maka tumbuhan Artocarpus heterophyllus ini digolongkan ke dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras. Artocarpus heterophyllus ini dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati.
3. Bunga Bunga Artocarpus heterophyllus menurut letaknya digolongkan ke dalam flos lateralis atau flos axillaris yaitu bunga yang terletak di ketiak daun. Susunan bunganya berkumpul membentuk suatu rangkaian yang disebut bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia).
Gambar. Artocarpus heterophyllus tergolong flos lateralis atau flos axillaris
Bertalian dengan urut-urutan mekarnya bunga, maka bunga Artocarpus heterophyllus ini digolongkan ke dalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa). Pada bunga ini ibu tangkai dapat tumbuh terus dan tidak bercabang, memiliki susunan yaitu semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai, mekarnya berturut-turut dari bawah ke atas. Dalam golongan ini bunga
Artocarpus heterophyllus
masuk ke dalam bunga periuk (hypanthodium), karena bunga ini memiliki ciri-ciri ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk silinder. Memiliki seludang bunga (spatha), yaitu pelindung bunga yang besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3-8 cm, dengan cincin berdaging
yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua. 4. Buah Buah pada Artocarpus heterophyllus tergolong dalam buah semu, ini karena bagian yang dominan dari buah tersebut bukan berasal dari bakal buah atau ovarium, tetapi berasal dari tenda bunga (tepala) dan ibu tangkai (pedunculus). Pedunculus dan semua tepala akan tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-akan hanya hanya menjadi satu buah saja. Buah ini termasuk buah semu majemuk. Seperti yang telah disebutkan di atas, dikatakan semu karena bagian dominan bukan berasal dari ovarium tapi dari pedunculus yang tebal dan berdaging serta tepala yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain. Sedangkan dikatakan majemuk karena buah ini berasal dari bunga majemuk (banyak bunga) dan banyak bakal buah (ovarium).
Pedunculus Tepala Biji
5. Biji (semen) Artocarpus heterophyllus tergolong tumbuhan Angiospermae yaitu tumbuhan berbiji tertutup. Hal ini di tandai dengan biji Artocarpus heterophyllus terbungkus oleh carpell (daun buah atau daging buah). Karena Artocarpus heterophyllus ini termasuk tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), maka kulit biji atau spermodermisnya terdiri atas dua lapisan yaitu Lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). Jika dilihat pada kulit luar biji ini dapat ditemukan bagian yang kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Bagian ini disebut pusar biji (hilus). Hilus merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar. Tegmen
Hillus
Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen) yang berisi cadangan makanan. Pada lembaga memperlihatkan tiga bagian utama yaitu (1) radicula (akar lembaga atau calon akar) yang nantinya pada Artocarpus heterophyllus ini akan terus tumbuh menjadi akar tunggang. (2) daun lembaga (cotyledo) merupakan tempat penimbun makanan, tempat melakukan asimilasi dan sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. (3) batang lembaga (cauliculus) yang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu internodium epicotylum (ruas batang di atas daun lembaga) dan internodium hypocotylum (ruas batang di bawah daun lembaga). Batang lembaga beserta calon-calon daun disebut pucuk lembaga (plumula).
Kunci dikotom : Moraceae Pohon, tanaman memanjat atau perdu, jarang semak, sangat kerap dengan getah. Daun duduknya sangat berlain-lainan, tunggal. Daun penumpu rontok atau tidak rontok;kalau meninggalkan bekas yang jelas kadang-kadang bersatu. Bunga tersusun dengan bermacam cara, kadang-kadang dalam bulir rapat, kerapkali pada dinding bagian dalam dari dasar bunga utama yang berdaging (buah periuk). Buah periuk bentuk bola atau bentuk “buah peer” dan hanya terbuka pada ujung (mulut). Bunga berkelamin satu, berumah 1 atau 2. Bunga jantan : daun tenda bunga 4; benang sari kerapkali sebnayk itu ; kepalaa sari beruang 2. Bunga betina : daun tenda bunga kerapkali 4, lepas atau melekat, tidak rontok dan kerapkali memebesar setelah mekar; bakal buah menumpang atau tenggelam, beruang 1, bakal biji 1; tangkai putik 1-2. Sebagian dari bunga kadang-kadang berganti bentuk menjadi bunga gal (bunga yang disebabkan sekresi serangga dipacu pertumbuhannya menjadi melembuang, peny.) b. Daun penumpu pada tiap daun2 , dengan kedua tepi masing-masing menutup. Karangan
bunga
suatu
bulir
bertangkai,
jantan
atau
betina……………………………………………………………..…2. Artocarpus 2. Artocarpus a. karangan bunga pada pangkal dengan cincin berdaging yang jelas. Ranting, daun penumpu dan daun gundul atau berambut pendek. Buah panjang 30-90 cm………………………………………………………Artocarpus heterophylla
Moraceae Flowers (hermafrodit) or (female) (male), sometimes solitary, mostly in severalflowered inflorescenses, sometimes enveloped in fleshy receptacle, perianth-lobes (often 4, sometimes none) free or connate, in betina whether or not enlarged after anthesis; male :stamens usually as many as perianth-lobes, opposite them, rarely 1-3; filaments in bud straight or incurved; anthers 2-celled; cells longitudinally dehiscent; betina: ovary 1, 1-celled, 1-ovuled; ovule pendulous from apex of ovary-cell; styles 1-2; fruits mostly small and free. Sometimes united into a syncarp, or enclosed in a fruit-like receptacle; seeds albuminous or not. Leaves simple, with persistent or caduceus stipules. Herbs, shrubs, trees or climbers, sometimes spiny, often laticiferous.
1b. Flowers not in such inflorescences ………………………………..………….2 2b. Trees or shrubs…………………….………….………………...…………….4 4b. Twigs unarmed. Shrubs trees…………………/\.……………………………..6 6b. Stem erect………………………………………………………..…………….8 8b. Otherwise……………………………………………………………….……..9 9a. Flowers male……….……………………………..………………………….10 10b. Stamens even in bud straight, not far exserted……………………..……….13 13b. Otherwise…………………………...……………………………..………..14 14b. Perianth 2-4 lobes; stamen 1.stipules small or large, in latter case leaving an annular scar. Native or cultivated…………………………………. 9. Artocarpus 17b. Otherwise…………………………………………………………………..18 18b. Milky juice present. Perianthseven during anthesis mutually coherent or immersed in raxhis of inflorescence, later becoming fleshy and forming a syncarp. Leaves serrate or pinnatilobed-pinnatipartite (sometimes young ones bipinnatipatite), neither serrate nor dentate, pinnately nerved………………..19 19b. Perianth (excl. apical mouth) entire; style undivided or 2-branched. Stipules whether or not leaving an annular scar when they are shed. Native or cultivated……………………………………………………………9. Artocarpus
9. Artocarpus 1a. Stipules well-developed, often large, leaving an annular scar when they are shed, semipersistent. Male: perianth-lobes 2, rounded; Betina: perianth with free apices; free apices developing into conspicuous prickles or tubercles on syncarp…………………………………………………….……………….……..2 2b. Fruiting apices of perianths short, tuberculate………..……………………..5 5a. Young twigs, petioles and midrib of young leaves covered with minute, erecto-patent. Acute bristles, older ones glabrous; leaves elliptic-oblong-obovate, with cuneate, subdecurrent base, firmly coriaceous, 10-20 cm by 5-10 cm; petiole 2-4 cm; stipules 1,5-5 cm. Inflorescences borne on short, thick, few-flowered lateral shoots (arising from stem and thick branches), light green, 4-6 cm; betina 1-2 together in axils of lowest leaves; male higher, more numerous; betina inflorescence on thicker stalk than male, with fleshy ring at base; stigma clavate; syncarp el-lipsoid, light yellow, 30-90 cm by 25-50 cm. 10.00-20.00; I-XII; W.C.E.; 1-1000; cultivated as a fruit-tree, often spontaneously springing up (A. integrifolia Auct. non L.)………………………………........A. heterophylla Lmk
DAFTAR RUJAKAN Backer, C. A and Brink Jr, B. Van Ben. 1963. Flora of Java Vol II. Netherlands. Netherlands organisatievoor-Zuiver-Wetwnschappeluk Onderzoek. Gandersen, Alfred. 1950. Families of Dicotyledons. USA. Chronica Botanica Company. Jaques, H.J. 1949. Plant Families How To Know Them. WCB/ Mc Graw-Hill.