Kelompok: 1. Bunga Dewi Arum Sari 2. Fikih Prihantoro 3. Veronica Apriliani Putri 4. Yuniar Dewanti

  • Uploaded by: Bunga Dewi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok: 1. Bunga Dewi Arum Sari 2. Fikih Prihantoro 3. Veronica Apriliani Putri 4. Yuniar Dewanti as PDF for free.

More details

  • Words: 729
  • Pages: 20
1. 2. 3. 4.

Bunga Dewi Arum Sari Fikih Prihantoro Veronica Apriliani Putri Yuniar Dewanti

kelompok

4

SURVEILANS VEKTOR

pengamatan yang sistematis dan terus - menerus terhadap vector pembawa atau penular agent penyakit yang digunakan sebagai dasar untuk memahami dinamika penularan penyakit dan upaya pengendaliannya

Yang memengaruhi dinamika penularan penyakit adalah sebagai berikut  Perjalanan penyakit alamiah  Penyakit yang ditularkan melalui vector Faktor-faktor yg mempengaruhi penularan penyakit meliputi inang termasuk perilaku masyarakat, agen dan lingkungan

Data yang diamati: • Keadaan luas wilayah, termasuk keadaan pemukiman, keadaan penduduk, pola sosial budaya • Keadaan topografi • Keadaan iklim • Pengamatan bioekologi vector termasuk kepadatan, distribusi penyebaran, jenis dan identifikasi vector serta fluktuasinya • Susceptibilitytest atau uji kerentanan

Pengamatan vector meliputi beberapa hal yaitu: • • • • •

Survei bionomic atau perilaku vector Identifikasi vector Identifikasi habitat Survey kepadatan vector Faktor risiko lain yang memengaruhi kehidupan vektor

Hal-hal yang dilakukan yaitu survey nyamuk dewasa, baik menggunakan metode landing collection atau umpan badan dan menggunakan metode resting collection atau pada saat nyamuk istirahat. Selain itu pengamatan juga dilakukan terhadap jentik nyamuk yaitu pada saat di breeding places dan menggunakan ovitrap. 1. Penangkapan nyamuk dengan umpan badan Tujuan penangkapan ini:  Mengetahui perilaku nyamuk sehingga dapat diinterpretasikan apakah nyamuk bersifat atropopilic serta menghitung berapa persen paraousitas sehingga dapat mengetahui berapa umur nyamuk tersebut.  Mengetahui densitas/banyaknya nyamuk yang menggigit manusia yang dapat digunakan sebagai ukuran besarnya kontak antara nyamuk dan manusia.

Man Hours Density:

Jumlah nyamuk yang tertangkap pada saat menggigit Jumlah umpan x Jumlah jam penangkapan

2. Penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding Tujuan penangkapan:  Mengetahui perilaku istirahat nyamuk  Mengetahui jumlah kontak nyamuk dengan dinding  Mengetahui apakah nyamuk yang hinggap di dinding dalam keadaan perut kosong atau tidak 3. Penangkapan Jentik Bertujuan untuk mengetahui breeding places nyamuk, mengetahui angka kepadatan jentik serta mengetahui flora dan fauna yang terdapat di sekitar breeding places

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae, lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (Shock).

Surveilans Vektor DBD meliputi proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, analisis dan interpretasi data vektor serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak instansi terkait secara sistematis dan terusmenerus. Sebagai dasar untuk melakukan surveilans vektor terlebih dahulu harus memahami tentang pengertian dan tujuan surveilans vektor DBD, metode surveilans vektor DBD (Penentuan lokasi surveilans, Waktu pengamatan, cara pengamatan/pengukuran vektor DBD dan Peralatan surveilans) serta Morfologi, Identifikasi dan Bio-ekologi vektor DBD (perilaku, distribusi dan hubungannya dengan iklim, sosial budaya dan bersifat lokal spesifik, yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit DBD.

Surveilans vektor merupakan unsur penting dalam pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD antara lain dalam pengambilan keputusan / kebijakan dan menentukan tindak lanjut dari data yang diperoleh dalam rangka menentukan tindakan pengendalian vektor secara efisien dan efektif.

Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah persentase rumah dan/atau Tempat Umum yang tidak ditemukan jentik, pada pemeriksaan jentik berkala. Untuk mengetahui ABJ perlu dilakukan perhitungan CI, HI, BI dengan rumus sebagai berikut:

a. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah yang diperiksa.

b. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari seluruh kontainer yang diperiksa

c. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus rumah.

HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Density figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari HI, CI, dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel berikut : Tabel Larva Index Density figure (DF)

House Index (HI)

Container Index

Breteau Index

1

1–3

1–2

1–4

2

4–7

3–5

5–9

3

8 – 17

6–9

10 – 19

4

18 – 28

10 -1 4

20 – 34

5

29 – 37

15 – 20

35 -49

6

38 – 49

21 – 27

50 – 74

7

50 -59

28 – 31

75 – 99

8

60 – 76

32 – 40

100 – 199

9

>77

>41

>200

Berdasarkan hasil survei larva kita dapat menentukan density figure. Density Figure ditentukan setalah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas 5 risiko penularan tinggi.

TERIMAKSIH

Related Documents


More Documents from ""