Kelola Energi Anda

  • Uploaded by: bondan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelola Energi Anda as PDF for free.

More details

  • Words: 1,679
  • Pages: 6
Kelola Energi Anda, Bukan Waktu Senin, 31 Maret 2008 - 16:43 WIB

Dari hari ke hari, organisasi terus dituntut untuk semakin perform. Akibatnya, para karyawan pun tak henti-henti mencoba untuk meningkatkan kinerjanya. Tak jarang, hal itu menimbulkan kelelahan, bosan dan sakit. Panjangnya jam kerja di kantor tidak banyak membantu karena waktu merupakan sumber daya yang terbatas. Tapi, energi setiap orang merupakan sumber daya yang senantiasa bisa diperbaharui. Oleh karenanya, jika ingin sukses di era yang kompetitif saat ini, organisasi perlu mendorong karyawan untuk memperhatikan management energi mereka. Manajemen waktu sudah tidak relevan lagi. Kolumnis dari Harvard Business Review, Tony Schwartz dan Catherine McCarthy mengatakan, ada 4 dimensi besar dari energi kita yang perlu diupayakan pembaharuannya terus-menerus. Yakni, Fisik, Emosional, Mental dan Spiritual. Lebih jauh, keduanya merekomendasikan sejumlah latihan untuk menyegarkan masing-masing energi tersebut. Energi Fisik: -- Tidur lebih awal dan kurangi, atau kalau perlu hindari, konsumsi alkohol. -- Hindari stres dengan rajin berolah raga. -- Makanlah makanan ringan setiap 3 jam sekali. -- Antisipasi tanda-tanda penurunan energi seperti kecapekan, lapar dan sulit konsentrasi. -- Sering-seringlah istirahat sebentar, tinggalkan meja kerja setiap 90 hingga 120 menit. Energi Emosional: -- Hindari perasaan-perasaan negatif seperti mudah tersinggung, tidak sabaran, kesepian --dengan selalu menarik nafas dalam-dalam. -- Sebaliknya: timbulkan perasaan-perasaan positif dalam diri Anda dan orang lain dengan menunjukkan sikap-sikap yang apresiatif, obrolan ringan, saling berkirim email humor atau artikel menarik lainnya. Energi Mental: -- Kurangi berbagai interupsi dengan berkonsentrasi-tinggi pada pekerjaan-pekerjaan, dan menjauhkan diri dari telepon dan email. -- Merespon email maupun voice mail pada waktu-waktu tertentu yang sudah didesain. -- Setiap malam, tentukan tugas paling mendesak yang harus diselesaikan esok hari.

Prioritaskan hal itu ketika tiba di kantor pada pagi hari. Energi Spriritual: -- Temukan "sweet spot" dari aktivitas-aktivitas Anda --yakni hal-hal yang membuat Anda merasa efektif, bersemangat dan tertantang. -- Alokasikan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang Anda anggap paling penting. Misalkan, buatlah diri Anda rileks pada 20 menit terakhir sebelum pulang, sehingga begitu sampai di rumah, Anda langsung bisa "nyambung" dengan keluarga. -- Kenali keunggulan maupun kelemahan yang Anda miliki. Misalnya Anda merasa sulit tepat waktu, maka usahakan bersiap diri jauh-jauh sebelum jadwal meeting. Bagaimana Perusahaan Membantu? Untuk mendorong dan membantu karyawan mewujudkan usaha menyegarkan energi mereka, pihak perusahaan bisa melakukan hal-hal sebagai berikut: -- Sediakan ruangan khusus yang bisa digunakan oleh karyawan untuk bersantai. -- Mensubsidi keanggotaan klab senam atau fitness bagi karyawan. -- Mendorong para manajer untuk mengizinkan karyawan memiliki "midday workouts". -- Menyarankan setiap orang untuk berhenti mengecek email selama meeting berlangsung. Buatlah Kopimu Sendiri: Tips Tenang di Tempat Kerja Selasa, 22 Januari 2008 - 16:48 WIB

Dalam menyelesaikan pekerjaan kantor sehari-hari, ketenangan merupakan faktor kunci yang harus selalu diupayakan ada dalam diri setiap karyawan. Bagaimana bisa bekerja dengan baik bila diri berada dalam kondisi yang tidak tenang? Ketenangan pada diri seseorang tentu saja tidak hanya menyangkut ketenangan batin tapi ketenangan fisik juga tak kalah penting. Banyak karyawan yang sebelum memasuki kantor sudah was-was duluan. Hati degdegan, jantung berdebar-debar dan perasaan seperti diburu-buru. Seperti ada yang mengejar-ngejar dari belakang dan itu membuat orang jadi panik. Lebih-lebih, kalau sejak di perjalanan sudah ditelepon oleh bos dan diingatkan bahwa hari ini akan ada meeting penting dengan klien. Atau, misalnya hari ini adalah jadwal Anda untuk presentasi memperebutkan tender tertentu, maka sebelum sampai di kantor pun rasanya "kemrungsung", ada kekhawatiran akan gagal dan sebagainya sehingga mengganggu keseimbangan psikis dan fisik.

Terlepas dari situasi-situasi luar biasa yang harus dihadapi dengan kesiapsediaan dan persiapan khusus, bagaimana pun ketenangan merupakan suatu keadaan yang selalu diperlukan. Bekerja dengan tenang yang terjaga akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Atau, dengan kata lain, ketenangan yang maksimal akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya, senantiasa diperlukan karyawan-karyawan yang tenang, tidak gampang panik, dalam segala situasi dan kondisi. Untuk mencapai sikap tenang sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan. Setiap individu bisa melakukannya dengan usaha-usaha kecil, namun efektif untuk membantu menenangkan diri setiap saat, sepanjang hari. 1. Memberi salam saat memasuki kantor Ucapkan asalamualaikum atau pun selamat pagi dengan tulus, sambil menebar pandangan ke seisi ruangan, menatap satu per satu teman-teman yang sudah lebih dulu hadir di kantor. Mereka akan bersautan menjawab salam Anda dan itu akan memberikan efek kebersamaan yang kuat. Anda akan mendapatkan energi positif dari situ. 2. Mengecek email sebelum yang lain Chatting, brosing, nge-blog, posting di milis sudah bukan rahasia lagi telah menjadi bagian keseharian kita di kantor. Lakukan saja. Tapi, sebelum itu semua sebaiknya cek email terlebih dahulu agar jangan sampai ada janji meeting, surat penawaran dari calon klien, pertanyaan yang harus dijawab segera dan hal-hal penting lain berkaitan dengan pekerjaan yang terlewat atau pun terlupa. Jawab segera email yang memang mendesak untuk dijawab, jangan ditunda. Dengan mengawali hari seperti itu akan membuat Anda tenang untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya. 3. Menjaga sikap duduk yang tenang Sikap dan posisi duduk yang benar, dagu yang selalu mendongak, tubuh yang senantiasa tegap akan memberikan efek ketenangan pada keseluruhan fisik dan juga jiwa Anda. 4. Melepas sepatu Tidak, Anda tidak salah dengar. Ini memang disarankan karena dengan telapak kaki yang terbebas dari sepatu, dan langsung menatak ke lantai/karpet, akan menstimulasi perasaan tenang. 5. Bunga di vas dan bola remas Kalau bunga "beneran" merepotkan, maka bunga plastik yang ditaruh dalam vas kecil di atas meja pun akan menjadi pemandangan yang menyegarkan. Bola remas yang biasa Anda jumpai di toko-toko "serba lima ribu" bisa membantu Anda di saat-saat tertentu ketika Anda panik atau khawatir. Dengan meremas-remas bola itu, ketegangan yang

menyelimuti tubuh Anda akan mengendor sehingga Anda menjadi lebih tenang. 6. Makan siang lebih awal Berkantor di pusat perkantoran yang padat membuat Anda harus mengantri panjang saat makan siang di kantin. Dengan memajukan waktu makan siang sedikit lebih awal dari yang lain, Anda akan bisa menikmati makan siang Anda lebih santai, dan selesai juga lebih cepat sehingga memberikan ketenangan untuk menghadapi separo hari kerja yang masih harus dilewati. 7. Buatlah kopimu sendiri Menjelang sore mungkin Anda perlu secangkir kopi atau teh. Tunggu, tidak perlu menyuruh office boy untuk melakukannya. Pergilah sendiri ke pantri untuk membuatnya dan itu memberi kesempatan bagi Anda untuk bergerak, meregangkan otot-otot tubuh yang kecapekan duduk, hingga akhirnya Anda mendapatkan ketenangan. 8. Selalu berpikir positif Ya, berpikir positif bukan sekedar lawakan yang selalu diulang-ulang oleh Tukul di acara Empat Mata. Meski ini klise, tapi dampaknya nyata. Berpikir positif bahwa klien yang akan Anda hadapi 1-2 jam lagi adalah orang yang kooperatif dan ramah akan membuat Anda tenang. 9. Jangan meributkan hal-hal kecil Teman sebelah meja Anda lupa mengembalikan pulpen yang dipinjamnya dari Anda? Tidak perlu nyolot dengan misalnya, "Kebiasaan, deh!" Bilang saja, "Pulpennya udah belum? Kalau udah taruh sini lagi ya, biar besok kalau mau minjam lagi gampang." 10. Kembangkan rasa humor Jika Anda memiliki bos yang berselera humor dan suka melucu, bersyukurlah. Tapi, kalau tidak, Anda sendiri bisa menciptakan atmosfer kantor yang selalu diwarnai dengan humor. Komentari sesuatu dengan lucu agar tercipta suasana keakraban yang hangat dan menenangkan hati. Mudah bukan? Pindah Tanpa Gegabah Rabu, 09 Januari 2008 - 14:22 WIB

Tahun baru, segepok resolusi. Ada yang berharap, tahun ini harus dapat promosi. Ada yang "sekedar" memimpikan kenaikan gaji. Namun, tak sedikit juga yang bertekad untuk pindah kerja! Boleh-boleh saja. Lebih-lebih, bagi yang merasa sudah "mentok" di perusahaan mereka yang sekarang, pindah ke perusahaan lain barangkali bisa menjadi

awal untuk meningkatkan karier sesuai cita-cita. Namun, jangan lupa, pindah kerja juga ada etikanya. Konon, watak sejati seorang pekerja atau profesional tidak hanya bisa dilihat dari perilakunya ketika datang pertama kali ke sebuah kantor untuk melamar pekerjaan. Melainkan, juga bisa dilihat bagaimana yang bersangkutan ketika mau resign. Seorang karyawan yang memiliki integritas akan mengundurkan diri dengan cara sebaik-baiknya. Ibarat kata, datang tampak muka, pergi tampak punggung. Gegabah Hal-hal paling mendasar yang perlu diperhatikan oleh seorang karyawan ketika hendak mengundurkan diri mungkin sudah sering Anda dengar atau baca. Misalnya, mengajukan surat pengunduran diri dengan sopan minimal sebulan sebelum tanggal keluar; mengembalikan barang-barang milik kantor dalam keadaan baik; mendatangi temanteman untuk pamitan; melunasi utang-utang uang maupun pekerjaan sampai tuntas; mengucapkan terimakasih dengan hangat. Semuanya itu begitu sederhana, namun pada kenyataannya tak sesederhana itu ketika tiba saat untuk mempraktikkannya. Yang banyak terjadi justru kebalikannya, orang cenderung memperlihatkan sikap yang tinggi hati begitu mendapat pekerjaan baru, sehingga kemudian meninggalkan kantor lama dengan gegabah. Misalnya, berjalan keluar dari kantor pada hari terakhir dengan dada membusung kepala mendongak dan membanting pintu; pamit dengan teman kantor dan atasan dianggap tak seberapa perlu; utang pekerjaan tidak dituntaskan, juga tidak dititipkan --apalagi utang duit. Bahkan, ada yang mencuri barang properti kantor yang serasa sudah jadi milik sendiri. Ada juga orang yang pada hari-hari terakhirnya ogah-ogahan bekerja sambil terus saja gembar-gembor sana-sini bahwa ia mendapat gaji 5 kali lipat di tempat baru. Atau, mengambil cuti beberapa minggu sebelum pindah, padahal dia sudah masuk kantor baru --semua itu cuma akal-akalan supaya dia masih dapat gaji dan uang transportasi dari perusahaan yang akan ditinggalkannya. Ironisnya, dia menunggu semua itu sambil menjelek-njelekkan bosnya dengan pikiran, ah sebentar lagi mau pindah ini, nggak bakal ketemu lagi ini! Dunia Sempit Satu hal yang perlu diingat oleh orang yang hendak resign, jangan congkak dan tinggi hati. Dunia ini sempit. Jangan meninggalkan permusuhan dengan bos maupun rekan sekerja di kantor lama. Bukan hal yang mustahil bahwa suatu saat kelak, kita akan bertemu lagi dengan mereka, sebagai bos ataupun teman sekerja. Di samping itu, kita juga mungkin suatu saat masih membutuhkan bantuan mereka, misalnya meminta surat rekomendasi untuk melamar kerja di tempat yang lain lagi, atau untuk mengajukan beasiswa. Beranikah kita datang ke kantor lama menghadap bekas bos --dan bertemu lagi dengan teman-teman lama-- yang sudah kita jelek-jelekkan?

Sekali lagi, dunia sempit. Reputasi seseorang bisa menyebar dengan luas di luar dugaan. Seorang karyawan yang keluar dari satu perusahaan dan pindah ke perusahaan lain dengan baik-baik niscaya reputasi profesionalnya akan terus terjaga dan sampai ke telinga calon bos-bos atau calon teman-teman baru. Seorang supervisor yang biasa menginterview calon karyawan bersama pimpinan HRD di perusahananya menceritakan pengalamannya. "Setiap mendengar calon karyawan menjelek-jelekkan bekas bos dan perusahaannya, kami saling berpandangan dan mengangkat alis, isyarat bahwa kami tidak akan menerima dia, betapa pun cemerlangnya hasil tes dia di tahap rekruitmen sebelumnya. Interview segera ditutup dan kami menginterview calon karyawan berikutnya."

Related Documents

Kelola Energi Anda
October 2019 10
Anda
November 2019 50
Anda
June 2020 31
Anda Adalah Anda
July 2020 28

More Documents from "dhe2"

Guyon Suroboyowan
October 2019 26
Kelola Energi Anda
October 2019 10
File Aravi 1.docx
December 2019 11
Hasdes Artro.docx
April 2020 7