Kelahiran dan Masa Kecil Tsabit ibnu Qurrah, nama lengkapnya adalah Abu al Hasan Tsabit bin Qurrah bin Marwan al-Sabi al-Harrani. Dilahirkan pada tahun 221 H (836 M), dari keluarga Ash-Shaibah di Harran, suatu daerah yang terletak di antara sungai Dajlah dan Furat di Mesopotamia atau dikenal sebagai Turki sekarang. Beliau adalah anggota dari sekte Sabian-kelompok penyembah bintang. Pada zamannya, sekte ini telah melahirkan sederet astronom dan matematikus berkualitas. “Sekte ini memiliki hubungan yang kuat dengan Peradaban Yunani, sehingga mengadopsi kebudayaannya” papar O’Connor dan Robertson. Ketika Islam berkembang makin meluas, sekte Sabian yang awalnya berbahasa Yunani akhirnya berada dalam kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Perlahan namun pasti, anggota sekte Sabian pun mulai memeluk Islam. Mereka pun mulai menggunakan bahasa Arab mengganti bahasa Yunani. Tsabit telah memperlihatkan kecerdasannya sejak kecil dan juga ketika beliau masih belajar atau menimba ilmu. Ia menguasai bahasa Arab, Yunani, dan Syriac. Ada beberapa catatan sejarah yang mengatakan bahwa Tsabit ketika muda adalah seorang money changer (pedagang penukaran mata uang), tetapi beberapa sejarawan tidak setuju atas pernyataan tersebut. Yang terpenting dari catatan tersebut itu menunjukkan bahwa Tsabit mewarisi kekayaan keluarga besar dan pasti berasal dari keluarga berada dan berpengaruh di komunitasnya. Dikisahkan pada suatu hari, beliau berbeda pendapat dengan kumpulan pelajar seperguruannya tentang beberapa hal yang membuat menganggap beliau telah keluar dari kumpulan tersebut sehingga mereka melarang beliau untuk masuk ke tempat peribadatan mereka. Karena peristiwa tersebut, Tsabit akhirnya berhijrah ke suatu daerah yang dikenali sebagai Kafrutuma. Di sana, beliau bertemu dengan seorang ilmuwan terkemuka dari Baghdad, yaitu Muhammad Ibnu Musa ibnu Shakir yang ketika itu sedang berkunjung Harran. Ibnu Musa sungguh terkagum-kagum dengan pengetahuan bahasa yang dikuasiTsabit muda. “Sungguh seorang anak muda yang sangat potensial” cetus Ibnu Musa. Sang ilmuwan pun kemudian menyarankan agar Tsabit hijrah ke Baghdad kota metropolis intelektual. Ibnu Musa memintanya agar mau belajar matematika pada dirinya dan saudaranya. Tawaran itu tak disia-siakan Tsabit. Ia pun hijrah meninggalkan tanah kelahirannya untuk menimba ilmu matematika dan belajar kedokteran Bait al-Hikmah yang berada di kota Baghdad.
Setelah menamatkan pendidikannya, dia sempat kembali ke kota kelahirannya Harran. Sayangnya, dia harus berhadapan dengan pengadilan lantaran pemikirannya yang dianggap berbahaya. Guna menghindari hukuman, Tsabit meninggalkan Harran dan diangkat menjadi astronom pengadilan di Baghdad. Tsabit pun mendapatkan perlindungan dari Khalifah AlMu’tadid salah seorang khalifah Abbasiyah yang terkemuka yang memerintah pada tahun 892– 902 M karena beliau sudah mengetahui kemampuannya dalam berbagai bidang termasuk bidang astronomi.