LAPORAN HASIL MINI RISET PENGAMATAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA DI DAERAH PERBATASAN DESA TANJUNG GUSTA, JALAN KLAMBIR 5 DUSUN LIMA,KEL.SUNGGAL,KAB.DELI SERDANG,KOTA MEDAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
D I S U S U N Oleh : 1. Binur Yuni Artha Pardosi
(11831171010)
2. Heny Vricya Silalahi
(
3. Rismaini Gihon Sinaga
(1183371008) PenMas Reg-B 2018
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019 1
KATA PENGANTAR Puji
syukur
kami
panjatkan
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa, Dengan
pertolongan, Hidayah dan Inayah-Nya lah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan mini riset ini sebagai bahan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan dan Pemberdayaan Keluarga , yang dibimbing oleh Ibu Dosen Dr.Farihah M.Pd. Mini riset ini ini dilakukan di
Kami menyadari bahwa laporan mini riset yang telah dibuat ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan didalam penyusunannya. Namun demikian, kami selaku peneliti dan pengamat telah berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh kemampuan yang kami miliki untuk menyelesaikan laporan mini riset ini dengan sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan dalam menyusun laporan mini riset selanjutnya yang kami buat dikemudian hari. Akhir kata, semoga laporan mini riset ini bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca umumnya dan kami penulis khususnya.
Medan, 23 Maret 2019
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI COVER MAKALAH.......................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2 DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3 Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5 1.4 Manfaat...................................................................................................................5 Bab II Kajian Pustaka ...................................................................................................... 6 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................................... 6 Bab III Metode Penelitian ................................................................................................ 9 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 9 3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 9 3.3 Instrumen Penelitian .............................................................................................. 10 Bab IV Pembahasan ......................................................................................................... 11 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................... 11 4.2 Pembahasan ............................................................................................................ 12 Bab V Kesimpulan dan Saran..........................................................................................13 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 13 5.2 Saran.......................................................................................................................13 Lampiran ........................................................................................................................... 14
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Keluarga dan pendidikan adalah dua sisi yang saling berkaitan. Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan. Keluarga memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain. Di keluarga, pendidikan bukan berjalan atas dasar ketentuan yang memang diformalkan, akan tetapi tumbuh dari kesadaran moral sejati antar orangtua dan anak. Anak adalah manusia yang masih kecil dan berasal dari sesuatu atau dilahirkan (Poerwadarminta, 1984: 38). Anak merupakan titipan dari Tuhan yang memang harus dijaga oleh keluarga. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan anak dan dianggap sebagai lembaga yang paling dekat dengan anak karena keluarga mempunyai waktu lebih lama dengan anak. Tentu saja keluarga mempunyai andil yang besar dalam perkembangan dan pendidikan anak. Di keluargalah anak memulai proses pendidikannya. Pendidikan yang pertama tenu saja mengenai pendidikan nilai dan norma. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan namun keluarga yang memberikan pengaruh perama kali terhadap anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling penting karena keluarga adalah lembaga yang paling berpengaruh dibandingkan lembaga yang lain (Santhut, 1998:16). Keluarga mempunyai banyak waktu bersama dengan anak dibanding dengan pusat pendidikan yang lainnya. Anak dalam masa usia BALITA merupakan fase emas dalam perkembangan anak. Orang tua memegang peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak, mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju ini, membuat pola asuh dalam keluarga menjadi berubah. Tingginya tingkat kebutuhan hidup mengakibatkan semakin banyak wanita yang ikut terlibat secara langsung dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, dan lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, sehingga hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kualitas pola asuh terhadap sang anak. Pola asuh mengenai pendidikan anak mengalami perubahan. Dukuh Pandanan merupakan salah satu wilayah yang hampir sebagian besar warganya bekerja. Berbagai mata pencaharian digeluti oleh penduduk untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pekerjaan tersebut mulai dari petani, buruh tani, buruh pabrik, wiraswasta, dll. Kesibukan orang tua dalam bekerja tidak jarang akan mengubah pola asuh dalam keluarga, apalagi ketika isteri atau ibu ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Waktu untuk mengurus anak menjadi terganggu 4
dan pada akhirnya anak akan diasuh oleh pihak ketiga (pembantu, nenek atau kakek) Segala masalah yang harus dialami oleh orang tua, terkadang memaksa situasi ataupun pola asuh dalam keluarga menjadi berubah. Tidak semua keluarga mempunyai pola asuh yang sama. Pola asuh inilah yang akan mempengaruhi proses interaksi orang tua terhadap anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses kegiatan sehari-hari ditinjau dari aspek-aspek yang diteliti? 2. Bagaimana pengaruh aspek-aspek proses kebiasaan itu terhadap hubungan anak dan orangtua? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana effect dari pola asuh orangtua di daerah perbatasan 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh aspek-aspek pola asuh orangtua tersebut terhadap pertumbuhan anak 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain, yaitu : (1) Mendeskripsikan pemahaman orang tua tentang pola asuh anak, (2) mengetahui pola yang diterapkan orang tua dalam pendidikan anak, dan (3) mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak di daerah perbatasan
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis Kerangka teoritis merupakan landasan berfikir untuk melaksanakan sebuah penelitian. Landasan berfikir yang dimaksud berupa teori-toeri, konsep-konsep serta generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk melaksanakan sebuah penelitian. 1. Tinjauan tentang Keluarga a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Masyarakat terbentuk karena adanya beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, keluarga diartikan sebagai orang-orang yang menghuni rumah, seisi rumah terdiri atas bapak beserta ibu dan anak-anaknya (Fajri 2000: 445). Horton mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu kelompok kekerabatan yang menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusiawi tertentu lainnya. Keluarga merupakan kelompok yang ditandai dengan adanya ciri saling kenal mengenal sesama anggota, serta kerja sama yang erat dan bersifat pribadi (Leibo, 1994: 54). Keluarga sebagai sebuah institusi adalah merupakan pola-pola tingkah laku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi untuk melahirkan (menurunkan keturunan dan berfungsi sebagai kelengkapan masyarakat di dalam membentuk warga yang mencerminkan identitas setempat) (Leibo, 1994: 52). Dari berbagai pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dan hubungan sosial yang terjalin relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan yang sah menurut agama dan negara. b. Ciri-ciri Keluarga Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi yang mempunyai kekhasan tersendiri. Kekhasan tersebut yang membedakan keluarga dengan agen sosialisasi yang lainnya. Ciri-ciri yang menonjol dari sebuah keluarga menurut Mac Iver and Page antara lain : 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan 2) Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara 3) Suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan 4) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhankebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesaran anak 5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah 6
tangga walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok keluarga. (Khairuddin, 1985: 12) c. Fungsi Keluarga Fungsi yang mendasar dari sebuah keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggotannya. Secara psikososiologis keluarga mempunyai fungsi sebagai : 1) pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya dan sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis, 2) sumber kasih sayang dan penerimaan, 3) model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, 4) pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat serta pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan, 7 5) pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibuttuhkan untuk penyesuaian diri, stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat, 6) pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, 7) sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan (Yusuf, 2007: 38-39). 2. Tinjauan tentang Pola Asuh a. Pengertian Pola Asuh Kata pola asuh berasal dari dua kata yaitu pola dan asuh. Pola dapat diartikan sebagai corak tenun, corak batik, potongan kertas yang dipakai mal untuk memotong bakal baju (Fajri, 2000:662). Sedangkan asuh berarti memelihara dan mendidik anak kecil (Fajri, 2000:89). Secara umum pola asuh dapat diartikan sebagai corak atau model memelihara dan mendidik anak. Yang dimaksud pola asuh dalam penelitian ini yaitu sistem, cara atau pola yang digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terhadap anak. Sistem atau cara tersebut meliputi cara mengasuh, membina, mengarahkan, membimbing dan memimpin anak. Pola ini tentu saja dalam setiap keluarga mempunyai pola yang berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. b. Macam-macam Pola Asuh Pola asuh orang tua yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi pola asuh otoriter, pola asuh demokrasi dan pola asuh permisif. 1) Pola Asuh Otoriter Otoriter itu sendiri berarti sewenang-wenang. Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku dimana orangtua akan membuat berbagai aturan 8 yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak (Godam, 2008). Pola asuh ini adalah pola asuh yang keras. Orang tua tidak enggan untuk menghukum anak baik secara mental maupun fisik ketika anak tidak melakukan apa yang diperintahkan. Kebebasan anak dalam berkreasi sangat di batasi oleh orang tua. Sisi baik dari pola asuh ini adalah bahwa sikap orang tua yang otoriter paling tidak menunjang 7
perkembangan kemandirian dan tanggung jawab sosial. Anak menjadi patuh, sopan, rajin mengerjakan pekerjaan sekolah, tetapi kurang bebas dan kurang percaya diri. 2) Pola Asuh Demokrasi Pola asuh demokrasi adalah jenis pola asuh dimana anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan maupun keinginannya. Jadi anak dapat berpartisipasi dalam penentuan keputusan-keputusan di keluarga dengan batas-batas tertentu. Pola asuh demokrasi ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginanya. Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Anak yang dibesarkan di keluarga yang mempunyai pola asuh demokrasi, perkembangan anak akan lebih luwes dan anak dapat menerima kekuasaan secara rasional (Ahmadi, 2004: 180). Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut : a. Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan alasanalasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak b. Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan 9 c. Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian d. Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga e. Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta sesama keluarga. (Idris, 1992:88) 3) Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak (Godam, 2008). Jadi apa pun yang akan dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya. Pola asuh orang tua permisif bersikap terlalu lunak, tidak berdaya, memberi kebebasan terhadap anak tanpa adanya norma-norma yang harus diikuti oleh mereka. Pola asuh ini cenderung membebaskan anak tanpa batas, tidak mengendalikan anak, lemah dalam keteraturan hidup, dan tidak memberikan hukuman apabila anak melakukan kesalahan, dan tidak memiliki standart bagi perilaku anak, serta hanya memberikan sedikit perhatian dalam membina kemandirian dan kepercayaan diri anak (Besembun, 2010). Biasanya pola pengasuhan anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.
8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Gusta, Jalan klambir 5 dusun lima, Kel.Sunggal, Kab.Deli Serdang. Peneliti memilih desa ini Karena sepengetahuan peneliti desa ini dianggap relevan untuk meneliti pola asuh anak terlebih lagi menurut peneliti orangtua pada desa ini memiliki kriteria aspek-aspek yang ingin dikaji oleh peneliti sehingga memudahkan penulis dalam melakukan proses penelitian.
2. Waktu Penelitian ini dilakukan pada pagi hari saat keluarga yang dikunjungi peneliti sedang tidak memiliki kegiatan yang padat, tepatnya pada hari jumat 22 Maret 2019. Penelitian dilakukan dalam waktu satu hari. 3.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2009:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi atau studi sensus”. Berdasarkam teori Arikunto tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang terlibat termasuk orangtua dan anak-anak. 2. Sampel Menurut Arikunto (2002:20) “sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”. Berdasarkan teori Arikunto tersebut maka dalam penelitian sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan peneliti (Sugiono : 299). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 2keluarga dan 4 orang anak Desa Tanjung Gusta, Jalan klambir 5 dusun lima,Kel.Sunggal,Kab.Deli Serdang.
9
3.3 Instrument Penelitian 1. Observasi Observasi adalah cara yang dominan dalam melakukan penelitian ini, karena dengan observasi peneliti dapat mengadakan pengamatan secara langsung terhadap proses menggambar anak. Aspek-aspek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah bagaimana proses perkembangan anak dilihat dari perkembangan kognitif dan bagaimana anak tersebut berinteraksi dengan orang sekitarnya. 2. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumentasi objek penelitian berupa hasil gambar/video anak dan foto dengan cara memotret objek yang nanti dipergunakan untuk melengkapi laporan hasil penelitian. Objek yang dimasukkan dalam dokumentasi adalah proses saat anak sedang menggambar dan hasil gambar anak. 3. Wawancara Wawancara merupakan proses pengumpulan data dilapangan untuk menjelaskan datadata yang sudah terkumpul. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah bertanya langsung dengan orangtua mengenai pola asuhnya bterhadap anak serta wawancara terhadap anak dengan menggunakan pendekatan dengan mewarnai sehingga dapat dilihat bagaimana anak tersebut berinterkasi dengan teman sebayanya.
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung oleh peneliti terhadap proses menggambar siswa PG-TK HOLY KIDS. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan mengambil sebanyak 2 sampel, yaitu 2 orang anak. Berikut ini hasil pengamatan yang dapat peneliti simpulkan : 1. Chikka Gambar : 4.1. Proses Mewarnai Chika No
Aspek yang diobservasi
1
Cara memegang warna
2
Posisi tubuh
3
Gesture tubuh
4
Mimik wajah
Fakta yang ditemukan
cat Seperti yang terdapat pada gambar graps atau pola menggambar Chika sudah pada tahapan yang cukup baik sesuai dengan tahapan perkembangan usianya. Posisi tubuh Chika pada saat menggambar berapa tidak tepat di depan buku gambarnya namun hampir berada didepan buku gambarnya. Saat menggambar Chika suka bengong dan sesekali memandang ke arah temannya seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu, dan masih malu-malu. Tampak sangat serius ketika sedang mewarnai.
2. Putri Gambar : 4.2 : Proses Mewarnai Putri No 1
2 3 4
Aspek yang diobservasi Fakta yang ditemukan Cara memegang cat Cara Putri memegang cat warna hampir sama dengan cara warna yang dilakukan Chika, hanya saja Putri lebih sedikit Berlepotan. Posisi tubuh Posisi Putri pada saat mewarnai berada tepat didepan buku dengan posisi wajah sedikit miring ke samping. Gesture tubuh Pada saat menggambar Putri sesekali suka tertawa-tawa sendiri melihat hasil sebagian objek yang telah ia gambar. Mimik wajah Mimik wajah yang ditunjukkan Putri pada saat menggambar cenderung riang dan suka tertawa.
11
3. Raihan Gambar : 4.2 : Proses Mewarnai Raihan No 1 2
3 4
Aspek yang diobservasi Fakta yang ditemukan Cara memegang cat Cara Raihan memegang cat warna sudahlah baik, tetapi warna Raihan mewarnai lebih lama dari teman-temannya. Posisi tubuh Posisi Raihan pada saat mewarnai berada tepat didepan buku dengan posisi wajah yang tepat didepan buku gambar. Gesture tubuh Pada saat menggambar Raihan terlihat sedikit gelisah karna dia agak lebih lambat dari temaan-temannya.. Mimik wajah Mimik wajah yang ditunjukkan Raihan pada saat menggambar cenderung Serius.
4. Albi
Gambar : 4.2 : Proses Mewarnai Putri No 1 2 3 4
Aspek yang diobservasi Fakta yang ditemukan Cara memegang cat Albi memegang cat warna harus didampingi oleh peneliti. warna Karena Albi sama sekali belum pernah mewarnai. Posisi tubuh Posisi Albi pada saat mewarnai berada tepat didepan buku dengan posisi wajah sedikit miring ke samping. Gesture tubuh Pada saat menggambar Albi tidak serius dan cendrung hanya bermain-main saja dengan cat warna itu. . Mimik wajah Mimik wajah yang ditunjukkan Putri pada saat menggambar cenderung riang dan suka tertawa.
Pembahasan Berdasarkan data yang telah diambil dari tabel diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cara anak mewarnai, posisi dan gesture tubuh serta mimik wajah anak ketika menggambar mempengaruhi gambar yang dihasilkan. Cara anak mengoleskan warna secara keseluruhan berada pada tahap yang baik yaitu sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Hasil gambar Chika dan Putri cenderung masuk kedalam kriteria cukup baik. Hal ini dikarenakan cukup banyak objek yang dituangkan kedalam hasil gambar. Pada saat melakukan proses menggambar juga, gesture tubuh dan mimik wajah mereka seperti berekspresi dan memiliki banyak ide-ide untuk dituangkan kedalam isi gambar. Selain itu, posisi tubuh mereka pada saat menulis hampir berada didepan buku dengan posisi wajah sedikit miring kesamping. Hal ini memungkinkan gambar yang dihasilkan oleh keduanya masuk kedalam kriteria cukup baik. 12
Dan dari hasil penelitian kami terhadap Orangtua mengenai bagaimana perkembangan buah hati mereka dalam menggambar, mereka sangat senang terhadap hasil gambar anak, walau sejelek apapun, mereka tetap mengatakan hasil gambaran anak buah hati mereka adalah terbaik, karena apa? Karena sudah bisa menggunakan warna-warni gambar, imajinasi dalam menggambar, dan bagaimana mimik mereka dalam menggambar sangat menggemaskan.
13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka serta pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana cara anak memegang cat warna. Gesture dan posisi tubuh serta bagaimana mimik wajah anak 2. Cara anak memegang cat warna secara keseluruhan sudah masuk kedalam kriteria baik karena sudah sesuai dengan tahapan perkembangan usianya. 3. Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini berpengaruh terhadap gambar yang dihasilkan anak. Gesture tubuh dan mimik wajah anak yang menggambarkan memiliki banyak ide akan menghasilkan gambar yang baik begitupun sebaliknya. B. Saran Berdasarkam kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu: Bagi guru, sebaiknya ketika anak mewarnai memberi arahan terhadap anak sehingga dalam proses mewarnai anak mendapatkan kenyamanan dan dapat menghasilkan gambar yang baik.
14
LAMPIRAN
15