2.1 Definisi Kekurangan energi kronis adalah keadaan dimana ibu menderita kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (Simbolon D, dkk., 2016). Untuk menentukan wanita usia subur (WUS) mengalami kurang energi kronis diukur dengan pita lingkar lengan atas (LILA) kurang dari sama dengan 23,5 cm. 2.2 Etiologi Penyebab dari kekurangan energi kronik menurut Simbolon D, dkk. (2016) ada 2 faktor, yaitu: 1. Faktor penyebab langsung Ibu hamil mengkonsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit 2. Faktor penyebab tidak langsung Persediaan makanan yang tidak cukup, pola asuh dan kesehatan lingkungan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial. 2.3 Upaya Pencegahan Upaya mencegah terjadinya ibu hamil KEK dengan beberapa cara menurut Simbolon D, dkk. (20160: 1. Mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan) serta seuplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, dan iodium. 2. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti cacingan, malaria, HIV, TBC. 3. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan selalu menggunakan air bersih. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif dan meninimbang balita setiap bulan merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada wanita usia subur (WUS), calon pengantin, dan ibu hamil.
4. Segera mengatasi masalah yang timbul pada WUS, dalon pengantin dan ibu hamil KEK. 5. Mendapatkan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) terpadu (10 T) di pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan antenatal terkait gizi yang harus dilakukan adalah: a. Penimbangan berat badan b. Pengukuran tinggi badan c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) d. Pemberian tablet tambah darah e. Penyuluhan dan konseling gizi 2.4 Dampak KEK Menurut Simbolon D, dkk. (2016), KEK pada ibu hamil berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu, bayi dan proses persalinan.
Bagi ibu Ibu hamil beresiko dan komplikasi seperti anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi bahkan meningkatkan kematian ibu
Bagi anak Gangguan pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Proses persalinan Kondisi KEK berisiko menurunkan keuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga berisiko terjadinya persalinan sulit dan lama, persalinan prematur, perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi caesar cenderung meningkat.