MAKALAH KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Oleh : Nama : Hj. Suparmi, Amd.Keb NIM
: P07224317073
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG POLTEKKES PERMENKES KALIMANTAN TIMUR 2017 1
DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………………….
1
Daftar Isi………………………………………………………………………..
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………………
3
B. Tujuan……………………………………………………………………….
3
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian………………………………………………………….......……
5
B. Etiologi………………………………………………………………...........
6
C. Tanda & Gejala ……………………………………………………….........
7
D. Diagnosa ………………………………………………………..............….
7
E. Penanganan....................................................................................................
10
F. Komplikasi …………………………………………………………………
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………
11
B. Saran………………………………………………………………………..
11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penananaman blastosit berlangsung dimanapun, kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus. Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba fallopi, ovarium dan abdomen (Varney,dkk, 2006). Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan. Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba, adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau endometriosis, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya, meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, abortus provokatus, tumor yang mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu ovalasi (Saifuddin, 2006). Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau ketika tidak dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan wanita tersebut menunjukkan tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan medis lebih lanjut diperlukan. Bidan dapat melakukakan pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kehamilan serta evaluasi laboratorium, termasuk pemeriksaan ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan ektopik tidak dapat disingkirkan, maka bidan harus berkonsultasi dengan dokter (Varney, dkk, 2006). B. Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian KET 2. Dapat mengetahui Tanda dan Gejala kehamilan KET 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami diagnosa KET
3
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara penanganan KET 5. Agar mahasiswa dapat mengetahui komplikasi KET
4
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian KET Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali di endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007) Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005) Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal. (Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005) Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008) Kehamilan ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis tubah dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan 5
ini disebut kehamilan ektopik terganggu. ( fadiun & feryanto, ahmad , asuhan kebidanan patologis. 2011. hal 46 – 47) B. Etiologi 1. Faktor dalam lumen tuba a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu. b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endosalping. c. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit. 2. Faktor pada dinding tuba a. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba. b. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu. 3. Faktor diluar dinding tuba a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur. b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba. 4. Faktor lain a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur. b. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel telur yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam rahim wanita). 5. Bekas radang pada tuba 6. Kelainan bawaan tuba 7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal 8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
6
9. Abortus buatan 10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu 11. Infeksi pasca abortus 12. Apendisitis 13. Infeksi pelvis 14. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) ( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006) C. Tanda dan Gejala Bentuk kehamilan apabila masih utuh akan ada rasa sakit atau tidak nyaman. Namun bila sudah pecah menimbulkan perdarahan intraabdominal. Gejala klinisnya meliputi trias gejala klinik: 1. Amonorea (terlambat datang bulan) Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid. 2. Akan terasa mual, pusing dan sebagiannya 3. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di daerah bahu dan seluruh abdomen. 4. Terdapat perdarahan melalui vaginal D. Diagnosa Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak(akut) biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan pervaginam. Yang
menonjol
ialah
penderita
tampak
kesakitan,pucat,dan
pada
pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan servik yang nyeri bila digerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba. Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis apitik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan gejala kehamilan
7
muda tidak jelas,demikian pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis. ( Hanifa wiknjosastro , 2000) Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan
implantasinya
ke
jaringan
sekitarnya,misalnya
ligamentum
latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya. Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan inspeksi,palpasi. 1. Anamnesa a. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan haid disertai nyeri perut bagian bawah dan tenesmus. b. Dapat terjadi pendarahan pervaginam c. Gejala subjektif kehamilan lainnya (mual,pusing ,pucat dan nampak kesakitan) d. Nyeri perut , lokal maupun menyeluruh bisa sampai pingsan atau nyeri bahu e. Pendarahan pervaginam 2. Pemeriksaan fisik Dapat ditemukan : a. Tanda – tanda syok hipovolemik a) Hipotensi b) Takikardi c) Pucat ,anemis , eksterimitas dingin b. Nyeri abdomen a) Perut tegang
8
b) Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen 3. Pemeriksaan ginekologis Perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan: 1) Nyeri goyang serviks (pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri) 2) Korpus uteri sedikit membesar dan lunak ,nyeri pada perabaan 3) Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat teraba masa tumor 4) Kavum douglas bisa menonjol karena berisi cairan darah nyeri tekan (+) 4. Pemeriksaan penunjang 1) Laboratorium Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus menerus terjadi didalam rongga perut. 2) USG Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis pastinya ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa komplek di rongga panggul. 3) Kuldosentesis Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu. 4) Laparoskopi Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri
9
perubahan-perubahan pada tuba dan darah yang terkumpul dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture pada tuba. ( pantikawati, ika & saryono.2010.hal 130) E. Penanganan Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit. F. Komplikasi Kehamilan EktopikTerganggu (KET) Komplikasi yang dapat terjadi yaitu ; − Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi. − Infeksi − Sterilitas − Pecahnya tuba falopii − Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali di endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007) Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008) B. Saran Setelah diagnosa ditegakkan, segera mungkin dilakukan laparatomi. Selain itu dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
11
DAFTAR PUSTAKA 1. Fadlun & feryanto, ahmad.2011.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salema Medika. 2. Cunningham, F.Gary.2006.Obstretri Williams.Edisi 21.Jakarta : EGC. 3. Wiknjosastro , Hanifa . 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Helen Varney .2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC 5. Winkjosastro, Hanifa.2005.Ilmu Kandungan. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Halaman 250-60. 6. Saifuddin, Abdul Bari. 2008.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
12