Nama
: Oktavianti Noor Rachmadi
NIM
: 131711133048
Kelas/Angkatan
: A1/2017
Materi
: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Konsep Dasar Eliminasi Proses pembuangan/pengeluaran sisa metabolisme tubuh melalui rongga tubuh, baik berupa urin maupun feses Defekasi : suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan Miksi : proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi Ekskresi : proses pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yg tidak berguna lagi bagi tubuh Sekresi : proses pengeluaran zat oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan Kebutuhan Eliminasi Alvi Proses pengeluaran sisa makanan yg disebut feses. Sistem tubuh yg berperan dalam proses eliminasi alvi adl sistem gastroistestinal bawah, meliputi usus halus dan usus besar. Usus Halus Panjang ± 4-6 meter, diameter ± 2,5 cm. Terletak diantara lambung dan usus besar. A. Duodenum : panjang ± 25 cm, berbentuk C, terdapat pankreas & duktus biliaris yg sekresi dalam satu lubang (kadang2 dua lubang bisa membuka) dikontrol oleh sfingter Oddi B. Jejunum & ileum: panjang ± 300-900 cm, tidak ada perbedaan yg jelas diantaranya, keduanya terletak didalam ronga peritoneum kecuali sepanjang garis perlekatannya. Fungsi usus halus : Sekresi cairan usus Menerima empedu & getah pankreas Pencernaan makanan Absorbsi air, garam, & vitamin Gerakan usus halus oleh segmental pendek dan “rush wave” yg menggerakkan isi sepanjang usus lebih cepat. Usus Besar (COLON) Panjang ± 1,5 meter, diameter ± 5-6 cm. Menerima makanan yg sudah berbentuk chyme (kimus) yakni makanan setengah padat/cairan kenyal utk diabsorbsi lagi air, nutrien, & elektrolit. A. Caecum : Ileum masuk melalui belahan kirinya pd lubang ileosekal (celah oval yg dikontrol sfingter otot). Apendiks membuka ke arah caecum dibawah lubang ileosekal. Caecum berlanjut ke atas menjadi colon ascenden.
B. Apendiks : tonjolan dgn lumen yg sempit dan banyak jaringan limfe. Defekasi Produk defekasi : Feses (75 % air + 25 % materi padat) Sterkobilin (pemberi warna coklat pada feses), sebagian diserap lagi dan dikeluarkan melalui ginjal memberi warna urin (urobilin) Bau (aktivitas mikroorganisme) Refleks defekasi: A. Reflek defekasi intrinsik : Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi. B. Reflek defekasi ekstrinsik : Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter anus, maka terjadilah defekasi. Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Faktor pengaruhi defekasi : Kehamilan Pembedahan degan anestesi Pemeriksaan diagnostik Permasalahan pada defekasi : ~Konstipasi ~ Inkontinensia usus ~Impaksi fekal ~ Kembung ~Diare ~ Hemorroid Faktor pengaruhi defekasi : ~Usia ~ Diet ~ Psikologis ~Asupan cairan ~ Tonus otot ~ Pengobatan ~Penyakit ~ Nyeri ~ Aktivitas ~ Posisi saat defekasi ~Gaya hidup Perawatan Gangguan Alvi 1. Pemberian Spuit Gliserin Memberikan gliserin spuit adalah suatu tindakan memasukkan cairan minyak gliserin melalui anus ke dalam rektum dengan menggunakan spuit gliserin. Tujuan : Merangsang peristaltik sehingga pasien bisa BAB. Persiapan tindakan operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan radiologi. Memberi rasa nyaman 2. Penggunaan Pispot Memberikan pertolongan pada pasien yang hendak BAK / BAB karena pasien masih harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukannya sendiri.
Tujuan: Membantu memenuhi eliminasi BAK / BAB, Mengurangi pergerakan pasien, Menolong pasien yang tidak dapat/tidak boleh bergerak ke kamar mandi (bedrest), Untuk pemeriksaan feses/urine secara langsung atau pemeriksaan specimen. 3. Huknah A. Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum. B. Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkancairan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus.Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) dan pasien yangmengalami obstipasi. Kebutuhan Eliminasi Urine Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.Bagian-bagian: 1. Ginjal/ renal Terletak di belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada dinding abdomen. Sepasang ginjal terletak di belakang abdomen, di belakang peritoneum yg melapisi rongga abdomen, shg disebut retroperitoneal. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Fungsi ginjal : Mengeluarkan zat toksik/ racun Keseimbangan cairan Keseimbangan asam basa Mengeluarkan sisa metabolisme (ureum, kreatin dll) Mengeluarkan hormon eritropoietin & hormon renin. 2. Ureter Terdiri dari 2 pipa yang masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih. Lapisan tengah (otot polos) dinding ureter terjadi gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang mendorong urine melalui ureter. 3. Vesika Urinaria Sebuah kantung yg berfungsi sebagai penampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang dan mengempis. 4. Uretra Saluran yg menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual pada pria, sebagai saluran pengeluaran air mani. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine ~Diit dan asupan makanan ~ Kebiasaan seseorang ~Respon keinginan awal untuk berkemih ~ Tonus otot ~Gaya hidup ~ Pembedahan
~Stres psikologis ~Tingkat aktivitas ~Tingkat perkembangan (usia) ~Kondisi penyakit
~ Pengobatan ~ Pemeriksaan diagnostik ~Sosiokultural
Perubahan Eliminasi Urine Frekuensi Urgensi Disuria Poliuria Urinari suppresi Anuria dan atau oliguria (renal desease, heart desease, luka bakar, syok hipovolemik) Pemeriksaan Penunjang 1.Pemeriksaan USG 2.Pemeriksaan foto rontgen 3.Pemeriksaan laboratorium urin (urin biasa; urin steril; urin 24 jam) Tindakan Keperawatan A. Bladder Training B. Latihan Kegel C. Delay Urin D. Scheduled Bathroom Trip