Eliminasi Alvi.docx

  • Uploaded by: Fitria Andriana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Eliminasi Alvi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,915
  • Pages: 11
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN ELIMINASI URINE

A. Definisi Eliminasi urine adalah cairan yang di keluarkan dari ginjal sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di glumerolus(Tarwoto dan Wartonah.2015) B. Organ yang terlibat dalam eliminasi urine (tarwoto dan wartonah. 2015) 1. Ginjal Terdiri dari 1-4 juta nefron Fungsi ginjal secara umum a. Pengaturan volume dan komposisi darah b. Pengaturan jumlah dan konsentrasi elektrolit pada acara ekstrasel c. Mempertahankan keseimbangan PH darah d. Pengaturan tekanan darah e. Pengeluaran dan pembersihan hasil metabolisme tubuh f. Pengeluaran komponen komponen asing seperti obat Fungsi secara mekanik Filtrasi secara glomerolus Normalnya sekitar 20% 180 liter perhari plasma masuk ke glomerolus untuk Difiltrasi. Besarnya volume plasma yang difiltrasi plasma yang di filtrasi oleh glomerolus permenit di sebut laju filtrasi glomerolus ,dimna laki laki 125ml/menit ,atau 180l/jam ,perempuan 110 ml/menit. Faktor yang mempengaruhi adalah tekanan filtrasi efektif dan permeabilitas dari glomerolus dalam pengeluarannya

C=UXV

KET:

U

C = Clearance v = volume urine U =kadar zat dalam urine P =kadar zat dalam plas,a

Zat yang paling penting untuk di sekresi adalah kreatinin karena bersihan kreatinin merupakan acuan dalam fungsi renal dearance sekresi kreatinin = UXV

2.

Sekresi tubulus Reabsorbsi sebagian besar terjadi di tubulus proksimal (70%). Proses reabsorbsi dilakukan melalui transfer passy dan aktif

3.

Sekresi tubulus Kebalikan dari reabsorbsi , merupakan proses aktif yang memudahkan zat keluar kapiler, perikapilermelalui epitel sel di tubuh masuk ke lumen nefron untuk dikeluarkan dalam urine.

2. Ureter Memiliki 3 lapisan untuk epitel mukosa, otot polos lapisan fibrosa, berperan aktif dalam transpor urine,rangsangan syaraf simpatis dan parasimpatis juga mengontrol kontraksi ureter mengeluarkan urine 3. Kandung kemih Merupakan organ berongga dan berotot yang berfungsi menampung urine sebelum di keluarkan melalui uretra. Pada dasar kandung kemih terdapat segitiga yang disebut trigone yang di dalamnya terdapat 3 muara yaitu 2 muara meter uretra. Kapasitas maksimum di kandung kemih pada dewasa 300-450 ml dan anak anak 50-200ml

4. Memanjang dari leher kandung kemih sampai ke meatus, pada wanita panjangnya sekitar 4cm .sedangkan pada lakilaki 20cm.fungsi uretra adalah mengeluarkan urine

dari kandung kemih ke luar.adanya spingter uretra adalah mengontrol adanya kemungkinan pengeluaran urin

C. Proses pembentukan urine 1. Filtrasi glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan aferen sehingga terjadi penyerapan darah 2. Reabsorbsi tubulus pada tubulus bagian atas,terjadi penyerapan kembali sebagian besar zat zat penting seperti glukosa, natrrium, klorida, sulfat, dan ion bikarbonat 3. Sekresi tubulus mekanisme ini merupakan cara kedua bagi darah masuk ke dalam tubulus samping melalui filtrasi glomerolus

D. Dasar berkemih urine (tarwoto dan wartonah. 2015) Urine di produksi oleh ginjal sekitar 1ml/menit tetapi dapat berfariasi antara 0,52ml/menit.aturan urine masuk ke kandung kemih di kontrol oleh gelombang peristltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Banyaknya aliran urine pada uretra di pengaruhi oleh refleks uretrovencial. Kandung di persyarafi oleh syaraf dan pelvis, baik sensori dan metabolisme. Pengaktifan syaraf pada pada simpatis menyerahkan kontraksi dari otot detrusos,makin banyak urine yang berkumpul makin besar pula tekanannya Proses berkemih juga terkontrol oleh syaraf pusat,ketika terjadi rangsangan peregangan pada dinding otot detrusor akibat adanya pengisian urine di kandung kemih melalui saraf sensori di nervus pelvis stimulus tersebut di hantarkan ke korteks selebri .selanjutnya korteks mengirim sinyal ke spingker interna eksterna, sehingga terjadi relaksasi dan pengeluaran urine terjadi Faktor yang mempengaruhi urine terjadi a. Adanya produksi urine pada nefron b. Adanya obstruksi saluran kemih c. Destraksi obstruksi saluran kemih d. Adekuatnya otot spingter interna dan eksterna

E. Karakteristik urine (tarwoto dan wartonah. 2015)

a. volume pada orang dewasa 250-400 ml tergantung dari intake dan kehilangan cairan b. Warna urine normal warnanya kuning jernih c. Bau berfariasi tergantung komposisi d. Kadar ph sedikit asam antara 4,5-8 atau rata 6,0 e. Berat jenis 1.009-1030 f. Komposisi air 93-91% g. Osmolaritas 855-1.33 m. 05mlliter h. Bakteri tidak ada

F. Komposisi urine a. Zat buangan nitrogen seperti urea yang merupakan hasil dari deaminasi asam amino oleh hati dan ginjal b. Hasil nutrien dari metabolisme seperti karbohidrat , lemak dan asam amino c. Ion-ion seperti natrium ,clorida calsium dan magnesium

G. Faktor yang mempengaruhi urine (Fitri Respati A. 2014) a. Pertumbuhan dan perkembangan

jumlah urine yang ekskresikan dapat di

pengaruhi oleh usia dan berat badan seseorang b. Asupan cairan dan makanan, kebiasaan mengonsumsi jenis makanan dan minuman tertentu c. Kebiasaan ata gaya hidup ada kaitannya dengan seseorang ketika berkemih, d. Faktor psikologis, kondisi stress meningkatkan stimulasi berkemih e. Faktor psikologis, aktifitas dan tonus oto f. Kondisi patologis , demam menyebabkan penurunan produksi urine g. Prosedur pembedahan h. Pemeriksaan diagnostik i. Medikasi penggunaan obat obatan tertentu dapat meningkatkan haluan urine

H. Masalah pada pola berkemih (Fitri Respati A. 2014)

a. inkontinensia urine. Kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu di kontrol oleh spingter eksterna b. Retensi urine . kondisi tertahnnya urine di dalam kandung kemih akibat tergangguanya proses pengosongan kandung kemih sehingga kandung kemih menjadi regang c. Enuresis. Peristiwa berkemih yang tidak di sadari pada anak yang artinya melampaui batas usia normal kontrol kandung kemih dan seterusnya teratur d. Sering berkemih. Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa di sertai peningkatan cairan tubuh e. Urgensi . perasaan yang sangat kuat utuk berkemih f. Disuria . rasa nyeri dan kesulitan saat berkemih

I. Perubahan pola berkemih (tarwoto dan wartonah. 2015) a. Frekuensi . meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat ,yang biasanya terjadi pada sintesis stres b. Urgensi. Perasaan ingin segera berkemih c. Disuria. Rasa sakit dan kesulitan berkemih d. Urinary suppessor . keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine secara normal e. Poliuria. Produksi urine melebihi normal,tanpa peningkatan intake cairan f. Anoria. . keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine secara normal g. Oligaria. Keadaan dimana produksi urine kurang dari 30ml/jam h. Nukturia . miasi yang sering terjadi pada malam hari

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarok.Wahid. Nurul Chayatin.2007.kebutuhan dasar manusia teori +Aplikasi dalam praktik .Jakarta – Buku Kedokteran EGC

Nanda 2015-2017. Nanda International Inc. Diagnosa keperawatan. Jakarta. Buku Ajar Kedokteran EGC

Respati Ambarwati. Fitri. 2014. Konsep Dasar Kebutuhan Manusia. Yogyakarta. Dua Satria Of Fsel

Wrtonah dan Tarwoto. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ELIMINASI ALVI

A. DEFINISI Eliminasi fekal adalah proses pengeluaran sisa pencernaan melalui usus. Makanan yang mudah di cerna sisanya di keluarkan dalam bentuk feses ( Tarwoto,Wartonah .2015 ). Saluran pencernaan bawah meliputi usus halus dan usus besar, usus halus terdiri atas tiga bagian,sedangkan usus besar terdiri atas empat bagian ( Fitri Respati Ambarwati 2014 ) B. KONSEP DASAR ( Tarwoto,Wartonah 2015 ) Organ saluran pencernan di bagi menjadi dua bagian yaitu : organ gastrointestinal bagian atas dan organ gastrointestinal bagian bawah . C. SALURAN GASTROINTESTINAL BAGIAN ATAS (Tarwoto,Wartonah 2015 ) 1. Mulut Mulut merupakan jalan masuk yang dilalui makanan pertama kali untuk sistem pencernaan. Ronnga mulut di lengkapi dengan alat pencernaan,serta kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan di rongga mulut,makanan yang masuk akan di cerna secara mekanin dengan cara di catok dan di kunyah,serta secara kimiawi melalui peran dan enzim di saliva. 2. Faring Merupakan organ yang menghubungan rongga mulut dengan esofagus di dalam faring terdapat tonsil ( Amandel ) yaitu kumpulan kelenjar limfe dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. 3. Esofagus Merupakan bagian saluran pencernaan yang panjangnya 25 cm dan berdiameter 2 cm. Fungsinya adalah menyalurkan makanan dari mulut ke

lambung dengan bantuan gerakan peristaltik mendorong makanan menuju ke lambung. 4. Lambung Merupakan organ pencernaan yang paling fleksibel karena dapat menampung makanan sebanyak 1-2 liter. Fungsi utamanya adalah menyimpan makanan yang suda bercampur dengan cairan yang di hasilkan lambung ( getah bening ) makanan yang masuk dari esofagus ke lambung melalui otot berbentuk cincin yang di sebut spingter yang berfungsi mencegah kembalinya makanan ke dalam esofagus. sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting. Yaitu mukus , asam klorida, dan prekursos pepsin hasil pencernaan makanan di lambung adalah kimus ( chyme ). D. SALURAN GASTROINTESTINAL BAGIAN BAWAH ( Tarwoto, Wartonah 2015 ) 1. Usus halus Merupakan kelanjutan dari lambung yang terletak di antara sistem pilasus lambung dengan katub ileosekal yang merupkan bagian awal usus besar,usus halus memiliki panjang saluran paling panjang dari saluran pencernaan dengan panjang 3 meter dengan lebar 2,5 cm walaupun tiap orang memiliki ukuran yang berbeda-beda. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu : duodenum ( 25 cm ) , jejenum ( 2,5 cm ) , serta ileum ( 3,6 cm ). Fungsinya menerima sekresi hati dan pankreas, mengabsorbsi sari pati makanan dan menyalurkan sisa hasil metabolisme ke usus besar. 2. Usus besar atau kolon Merupakan usus besar yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus, panjangnya 1,5 meter dan berbentuk seperti huruf U terbalik, di bagi menjadi 3 yaitu : kolon Asenden, tranversum, desenden.. fungsinya menyerap air selam proses pencernaan, membentuk massa feses dan mendorong feses keluar dari tubuh. 3. Rektum

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh selama di buang lewat anus, feses akan di tampung terlebih dahulu pada bagian rektum. Otot spingter ani yang menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan lurik. E. PROSES DEFEKASI ( Tarwoto, Wartonah 2015 ) Defekasi adalah proses pembuangan atas pengeluran sisa metabolisme berupa feses dan flaur yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Dalam proses defekasi terjadi dua macam reflek meliputi : 1. Reflek defekasi instrinsik Berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga terjadi distensi rektum. Yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. 2 . Reflek defekasi parasimpatis Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian di teruskan ke medula spinal yang kemudian di kembalikan ke kolon desenden,siamord dan rektum yang menyebabkan intensifnya panstaltik relaksasi, sinater, maka terjadilah defekasi. F. PRODUK DEFEKASI ( Fitri Respati Ambarwati .2014 ) Proses defekasi yang utama adalah feses . feses terdiri atas 75% air dan 25% materi padat warnanya coklat akibat pengaruh starkobilik dan urobirin serta aktivitas bakteri, baunya sendiri khas karena pengaruh mikroorganisme, konsistensinya lembek namun berbentuk, selain itu defekasi juga di sertai pengeluaran gas yang di hasilkan dari pencernaan usus besar dalam 24 jam produksi gas yang sangat besar biasanya terjadi karena pemberian anastesi dan narkotika, atau tindakan pembedahan abdomen. G. FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI ( Tarwoto, Wartonah 2015 ) 1. Usia 2. Diet 3. Intake cairan 4. Aktivitas

5. Fisiologis 6. Pengobatan 7. Gaya hidup 8. Prosedur diagnostik 9. Penyakit 10. Anastesi dan Pembedahan 11. Nyeri 12. Kerusakan sensorik dan motorik H. MASALAH PADA POLA DEFEKASI ( Wahid Mubarok, nurul chayatin 2007 ) 1. Konstipasi Gangguan pada pola eliminasi akibat adanya feses kering atau keras yang melewati usus besar perjalanan feses yang lama karena jumlah air yang di absobsi sangat kurang menyebabkan feses menjadi kering dan keras. 2. Impaksi feses Merupakan usaha keras yang terasa di lipatan rektum akibat retensi dan akumulasi feses berkepanjangan penyebabnya adalah defikasi yang tidak teratur, konstipasi asupan yang kurang diet rendah serat tonus otot yang lemah. 3. Diare Kurangnya feses cair dan meningkatnya frekuensi buang air besar akibat perjalanan kimaks yang cepat sewaktu melewati usus sehingga usus tidak mempunyai cukup waktu untuk menyerap air jika berlangsung lama klien akan mengalami dehidrasi. 4. Inkontinensia Alvi Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui spingter anus berakibat kerusakan. Fungsinya spingter atau persyarafan di daerah anus. Penyebabnya melemahnya otot spingter anus dan meningkatnya tekanan rongga perut. Gangguan psikogoriaktif . penyakit fisik, serta tumor pada spingter anus eksterna. 5. Flatulensi

Rasa kembung pada perut yang di tandai dengan flatus yang berhenti-hentihan di usus. Sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi usus berupa nyeri. Penyebabnya antara lain konstipasi penggunaan obat-obatan dan ansietas konsumsi makanan yang banyak mengandung gas. 6. Hemoroid Merupakan pelebaran vena di daerah anus akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut. Penyebabnya antara lain konstipasi kronis. Peregangan maksimal pada saat defekasi serta obesitas.

Related Documents


More Documents from "Jefri Johanes"