Kearifan Mnang Kabau.pdf

  • Uploaded by: Yoga Maulidin Cahria
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kearifan Mnang Kabau.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,493
  • Pages: 13
Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera Barat Revitalization of Minangkabau Local Wisdom In School Program Implementation In West Sumatera Dwi Astuti Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat Jln. Sudirman No.51 Padang, Telp.(0751) 7054555 [email protected] Naskah Masuk: 01-12-2017

Naskah diterima: 04-12-2017

Naskah disetujui: 16-12-2017

Abstract The program grabs adiwiyata program is part of the of environmental education school based on school , that is oriented toward the effort to enhance the knowledge environment in a bid to settle the existing environmental problems more complex .This study descriptive nature of the decrees issued based on the qualitative , the technique of the collection of data deal is the objective of the interview and the tracing documents .The results of the study show that the program grabs adiwiyata school got a when he is a part the national program for rural but has experienced a fall in when the program was delegated to schools as a program mandiri has been somewhat successful. The decline caused by various for , : environmental awareness not woke up , application of the system certification bustle and teachers with activities the fulfillment of standard teaching hours , the curriculum does not support , initiative leaders , and support human resources and the funds .To in overcome it projected can be built back when empower local knowledge minangkabau based on two the concept , namely budi is a basis of value understanding its natural environment while the concept of self-esteem as the base work ethic hard for achievement and progress in all sectors in life . Abstrak Program Adiwiyata adalah program pendidikan lingkungan berbasis sekolah, yang berorientasi pada upaya peningkatan pengetahuan lingkungan dalam upaya mengatasi masalah lingkungan yang makin kompleks. Kajian ini bersifat deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data adalah wawancara dan penelusuran dokumen. Hasil kajian menunjukkan bahwa Program Sekolah Adiwiyata mendapat sambutan ketika ia menjadi bagian program nasional tetapi mengalami penurunan ketika program tersebut diserahkan kepada sekolah sebagai program mandiri. Penurunan tersebut diakibatkan oleh berbagai sebab, yaitu: kesadaran lingkungan belum terbangun, penerapan sistem sertifikasi dan kesibukan guru-guru dengan kegiatan pemenuhan standar jam mengajar, kurikulum yang tidak mendukung, kepeloporan pimpinan, dan dukungan sumber daya manusia dan dana. Untuk mengatasi persoalan tersebut diproyeksikan dapat dibangun kembali apabila memberdayakan kearifan lokal Minangkabau yang berbasis pada dua konsep, yakni “budi” dan “harga diri”. Konsep “budi” merupakan basis nilai pemahaman alam lingkungan sedangkan konsep “harga diri” sebagai basis etos kerja keras untuk meraih prestasi dan kemajuan di seluruh sektor kehidupan. Kata kunci : adiwiyata, lingkungan, kearifan lokal, Minangkabau

PENDAHULUAN

berbagai sendi kehidupan terutama

Permasalahan lingkungan hidup

antara

pilihan

yang kita hadapi saat ini sudah sangat

kelestarian

kompleks

mengambil

karena

menyangkut

mempertahankan

lingkungan keuntungan

atau ekonomi

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 217

setinggi-tingginya. teknologi

yang

lingkungan, yang

Di

lain,

Salah satu kebijakan yang sedang

ramah

digalakkan dan dikembangkan dalam

masyarakat

rangka mengantisipasi kerusakan dan

tidak

kesadaran

rendah,

sisi

dan

komitmen

pencemaran

lingkungan

adalah

pemerintah yang lemah, menyebabkan

pengembangan program Adiwiyata.

masalah lingkungan tidak dapat segera

Program ini digagas oleh Kementerian

teratasi dengan tuntas. Berbagai upaya

Lingkungan Hidup Republik Indonesia,

dan program telah dilakukan oleh

yang

pemerintah

untuk

peningkatan

permasalahan

lingkungan,

mengatasi

berorientasi

pada

pengetahuan

upaya dan

namun

pemahaman lingkungan bagi anak-

secara kasat mata belum mampu untuk

anak (generasi muda) terutama yang

menciptakan lingkungan yang lebih

berada

baik.

sekolah dasar dan menengah. Program

pada

jenjang

pendidikan

Untuk mengatasi permasalahan

itu bertujun untuk membentuk watak

lingkungan yang sudah sedemikian

dan karakter anak sejak dini agar

rumit dan kompleks, tidak mungkin

bersikap dan berperilaku peduli serta

dapat dilakukan dalam waktu satu atau

berbudaya

dua tahun saja, namun memerlukan

program tersebut cenderung gagal atau

waktu

dan

setidaknya menunjukkan penurunan

Oleh

dukungan partisipatif dari sekolah

yang cukup

dilakukan karena

secara itu,

panjang,

konsisten.

perbaikan

kualitas

lingkungan.

Namun,

peserta.

lingkungan akan dapat terwujud bila

Program Adiwiyata merupakan

semua pihak memiliki komitmen yang

pendidikan karakter agar komunitas

kuat untuk mewujudkannya.. Untuk

sekolah

itu, harus ada pola pembangunan

lingkungan. Pembentukan watak dan

sistematis yang terstruktur dengan

karakter anak bangsa juga merupakan

baik dan mencakup semua aspek untuk

salah satu butir Nawacita melalui

dapat

terjadinya

pendidikan karakter. Presiden Joko

kerusakan dan pencemaran lingkungan

Widodo membuat Gerakan Nasional

atau

Revolusi Mental (GNRM) yang akan

mengantisipasi sekurang-kurangnya

dapat

memperlambat/ meminimalisasinya

peduli

dan

berbudaya

diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di

218 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

dalam dunia pendidikan. Sejak tahun

ciri khas pola pendidikan karakter

2016,

“Penguatan

versi Sumatera Barat yang bersumber

Pendidikan Karakter” (PPK) dengan

dari nilai-nilai karakter yang populer

berbagai program inovasi dan kreasi

dalam ajaran Islam dan nilai-nilai

yang berorientasi pada penanaman

budaya Minangkabau yang telah lama

nilai-nilai

tumbuh-berkembang di tengah-tengah

dikenal

istilah

karakter

(Kemedikbud,

2016: 15).

masyarakat (Kosim, 2011). Walaupun

Dalam

Rencana

Pengelolaan

demikian, masyarakat Sumatera Barat

Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

memiliki karakter yang khas, yang

Sumatera Barat 2016-2021, misi ke-3

dibentuk

adalah

sumberdaya

Minangkabau, yang dalam praktiknya

manusia yang cerdas, sehat, beriman,

dapat menjadi faktor penghambat (bila

berkarakter dan berkualitas tinggi. Di

salah menerapkannya) dan menjadi

samping itu, hal tersebut dipertajam

faktor

pada strategi sasaran ke-2 dalam

memberdayakannya)

RPJMD,

pembangunan

mewujudkan

yaitu

melaksanakan

pendidikan karakter bagi anak-anak usia sekolah pada semua jenjang

oleh

sistem

pendorong di

(apabila

budaya

cerdas bagi

Sumatera

Barat

(Hasanuddin, 2013) Penurunan kualitas pelaksanaan

pendidikan untuk memperkuat nilai-

Adiwiyata

nilai

diindikasikan merupakan akibat dari

moral,

akhlak

yang

mulia

(RPJMD 2016-2021 Sumatera Barat).

di

Sumatera

Barat

makin lunturnya nilai-nilai budaya

Budaya sangat erat hubunganya

atau kearifan lokal Minangkabau pada

dengan karakter masyarakat suatu

komunitas sekolah. Nilai-nilai budaya

daerah. Untuk kasus Sumatera Barat,

tersebut berkait dengan konsep “harga

pendidikan karakter mestilah bertolak

diri” dan “budi” yang di satu sisi

dari nilai-nilai Pancasila dan ABS-

menjadi faktor pendorong berupa etos

SBK (Adat Basandi Syara’, Syara’

untuk meraih prestasi dan kemajuan

Basandi Kitabullah). ABS-SBK itu

(terutama dalam meraih pernghargaan

sendiri terdiri dari nilai-nilai agama

Adiwiyata), sementara di sisi lain

(baca:

budaya

menjadi pendukung moral bagi bentuk

(Minangkabau). Nilai-nilai ABS-SBK

dan capaian prestasi yang mungkin

merupakan pengembangan sekaligus

dan patut diraih. itu kemana diduga

Islam)

dan

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 219

akibat lunturnya nilai-nilai egalitarian.

sekitar sekolah), Dinas Lingkungan

Kajian/ penelitian tentang pelaksanaan

Hidup,

program

Perguruan

Tinggi.

dilakukan, namun kajian pelaksanaan

diperoleh

dianalisis

adiwiyata dikaitkan dengan nilai-nilai

taksonomi

egalitarian

dengan

adiwiyata

masih

sudah

banyak

belum

banyak

dilakukan.

Dinas

Pendidikan

yang

Data

serta yang

berdasarkan dikerangkakan

klasifikasi

pelaksanaan

program, perkembangan capaian, dan

Berangkat

dari

proyeksi

penanggulangan

tersebut di atas, penelitian ditujukan

yang

dihadapi

untuk mengidentifikasi, menganalisis

pemberdayaan

dan menjelaskan program sekolah

Minangkabau. Pelaporan dilakukan

Adiwiyata

secara formal dan informal, dalam

di

permasalahan

Sumatera

Barat,

masalah

berdasarkan kearifan

perkembangan tahun 2015-2016, dan

bentuk

proyeksi

eksplanasi dan penarikan kesimpulan.

pengembangan

melalui

identifikasi,

lokal

klasifikasi,

revitalisasi nilai-nilai kearifan local HASIL DAN PEMBAHASAN

Minangkabau.

Pelaksanaan Program Adiwiyata METODOLOGI

Program Adiwiyata merupakan

Kajian ini menggunakan metode

salah satu upaya pencegahan dini

kualitatif dan pemaparannya bersifat

dalam

deskriptif.

data

pencemaran dan perusakan lingkungan

dilakukan pada bulan Juli s.d Agustus

berbsis sekolah. Artinya, program ini

2017,

sekolah

tidak lahir untuk menjawab persoalan

menengah yang berpredikat Sekolah

pencemaran dan kerusakan lingkungan

Adiwiyata

yang terjadi di suatu wilayah, tetapi

Pengumpulan

dengan di

Barat.Tekhnik adalah

subjek Provinsi

Sumatera

pengumpulan

wawancara

data

mendalam,

untuk

antisipasi

mengantisipasi

terjadinya

terjadinya

pencemaran dan kerusakan lingkungan

penelusuran dokumen teknis, dan data

di

instansi terkait. Subjek wawancara

antisipatif tersebut adalah dengan cara

(informan)

sekolah

memberikan pendidikan lingkungan

(kepala sekolah, guru, peserta didik,

dan budi pekerti agar anak didik

penjaga sekolah serta masyarakat

peduli dan cinta lingkungan.

adalahwarga

masa

mendatang.

220 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

Tindakan

Program

Kementerian

seluruh

kegiatan

harus

dilakukan

Lingkungan Hidup ini dikembangkan

secara terencana dan terus menerus

dalam rangka mendorong terciptanya

secara komprehensif. Untuk mencapai

pengetahuan dan kesadaran warga

tujuan program Adiwiyata, ada 4

sekolah

pelestarian

(empat) kompoenen program yang

lingkungan hidup. Dengan program ini

menjadi satu kesatuan utuh dalam

diharapkan setiap warga sekolah ikut

mencapai

terlibat aktif dalam kegiatan positif

Keempat komponen tersebut adalah:

membangun lingkungan yang sehat

(1)

untuk

Lingkungan

dalam

upaya

menghindari

dampak

lingkungan yang negatif. Tujuan

sekolah

Adiwiyata.

Kebijakan

Berwawasan

(2)

Pelaksanaan

Kurikulum Berbasis Lingkungan (3)

Program

Adiwiyata

Kegiatan

Lingkungan

Berbasis

adalah menciptakan kondisi yang baik

Partisipatif dan (4) Pengelolaan Sarana

bagi sekolah untuk menjadi tempat

Pendukung Ramah Lingkungan.

pembelajaran dan penyadaran warga

Dalam

implementasi,

program

Adiwiyata

tersebut

sekolah, sehingga dikemudian hari

Sekolah

warga sekolah tersebut dapat turut

dikembangkan secara bertahap dari

bertanggungjawab

program nasional menuju program

dalam

upaya

penyelamatan lingkungan di Indonesia. Program

Adiwiyata

provinsi dan program mandiri.

berdasarkan

kepada norma-norma kebersamaan, keterbukaan, kejujuran, keadilan, dan

Perkembangan Program Adiwiyata Pengembangan

kelestarian fungsi lingkungan hidup

Adiwiyata

dan sumber daya lam.

dicanangkan pada tahun 2008, dan

Prinsip partisipatif

Program dan

Adiwiyata

Sumatera

Barat

ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Gubernur

Sumatera

Partisipatif diartikan sebuah komunitas

Nomor:

667/197/PKIL/BPDL-2012

sekolah terlibat dalam manajemen

tanggal 14 Maret 2012 yang ditujukan

lingkungan yang meliputi keseluruhan

kepada Bupati/Walikota se-Sumatera

proses perencanaan, pelaksanaan dan

Barat.

evaluasi

tersebutmendukung

sesuai

Berkelanjutan

berkelanjutan.

di

program

tanggung diartikan

jawab. sebagai

program

Barat

Surat Adiwiyata

dengan

edaran pengembangan di

Provinsi

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 221

Sumatera Barat, dan secara faktual

Adiwiyata

cukup mendapat respon positif dari

ditetapkan oleh Menteri Lingkungan

semua

Hidup dan Kehutanan RI, setelah

elemen

dan

pemerintah

kabupaten/kota.

Nandiri

dan

Nasional

melalui proses penilaian oleh Tim

Pada 2016, Sekolah Adiwiyata di

Adiwiyata Provinsi dan diverifikasi

Sumatera Barat berjumlah 224 sekolah,

oleh Tim Adiwiyata Pusat. Untuk

yang

terdiri

107

Sekolah

Sekolah Adiwiyata Provinsi ditetapkan

84

Sekolah

oleh Gubernur setelah melalui proses

Adiwiyata Nasional, dan 33 Sekolah

penilaian oleh tim Adiwiyata Provinsi.

Adiwiyata

atas

Provinsi,

Adiwiyata

Mandiri.

Prediket

60 50 40 30 20 10 0 2015

2016

Provinsi

2015

2016

Nasional

2015

2016

Mandiri

Grafik Perkembangan Sekolah Adiwiyata Provinsi, Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri di Sumatera Barat Tahun 2015-2016

Dari grafik di atas, dapat dilihat

(meningkat 18,86% dari tahun 2015

perkembangan prediket Adiwiyata di

yang hanya 43 sekolah). Namun,

Sumatera Barat. Pada tahun 2016

pencapaian sekolah yang berprediket

penghargaan Adiwiyata yang paling

Adiwiyata Nasional hanya 18 sekolah

banyak diperoleh sekolah di Sumatera

(menurun secara signifikan sebesar -

Barat adalah penghargaan Adiwiyata

47,05% jika dibandingkan tahun 2015

Provinsi yakni mencapai 53 sekolah

yang berjumlah sebanyak 34 sekolah).

222 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

Untuk

perolehan

Adiwiyata

Mandiri

penghargaan relatif

sedikit,

manusia, serta kurangnya pembinaan dari instansi teknis terkait.

yakni 9 sekolah (turun 10% dari tahun 2015

yang

berjumlah

10

Salah

satu

standard

komponen

Adiwiyata

dan adalah

sekolah)(Bapedalda, 2016). Indikator

ketersediaan sarana dan prasarana

penurunan adalah pencapaian poin

ramah lingkungan. Peningkatan sarana

penilaian

tidak

dan

persayaratan,

baik

memenuhi

pendukung

ramah

maupun

lingkungan dapat berupa green house,

administrasi. Persyaratan fisik berupa

laoratorium tanaman dan bank sampah.

media

Dari observasi pada sekolah yang telah

sarana

fisik

prasarana

dan

prasarana

pembelajaran kurang beragam serta

berprediket

tidak

menuju Adiwiyata Mandiri ditemukan

terpenuhi

administrasi

persyaratan

(Laporan

Adiwiyata

Bapedalda, 2016).

adanya

Adiwiyata

sarana

Nasional

dan

prasarana

pendukung berupa green house dan

Factor

penyebab

penurunan

atau bank sampah telah berubah fungsi

pencapaian

prediket

Adiwiyata

menjadi ruang kelas (lokal). Hal itu

diperoleh

dari

wawancara.

Hasil

mengindikasikan skala prioritas yang

wawancara dengan warga sekolah

meminggirkan

menunjukkan bahwa partisipasi warga

dibanding kebutuhan ruang kelas.

sekolah

Sarana prasarana ramah lingkungan

menurun

karena

untuk

Adiwiyata

menjalankan program akan menyita

yang

waktu

mengindikasikan lemahnya kebijakan

dan

mereka

menambah

selain

kesibukan

telah

program

berubah

fungsi

kesibukan

dalam

kepala sekolah dalam mendukung

mengajar

untuk

program Adiwiyata serta kurangnya

pemenuhan

jam

sertifikasi.

Menjalankan

program

komitmen

seluruh

warga

sekolah

Adiwiyata juga tidak dapat menambah

(kepala sekolah, guru, anak didik,

angka kredit fungsional mereka. Di

komite

samping itu, masalah lainnya adalah

dalam

keterbatasan dana operasional untuk

Adiwiyata

pemenuhan

berkelanjutan.

sarana

dan

prasarana

penunjang, keterbatasan sumber daya

dan

petugas

administrasi)

melaksanakan secara

program

serius

dan

Salah satu kunci keberhasilan program

Adiwiyata

adanya

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 223

keteladanan dan komitmen pimpinan

Prospek Pemberdayaan Kearifan

(kepala sekolah) untuk mengubah

Lokal Minangkabau

perilaku peserta didik untuk peduli dan

Ada

berbudaya lingkungan. Pada Peraturan

Minangkabau

Menteri Lingkungan Hidup (Permen

“harga diri” dan “budi” (Nasroen,

LH) nomor 06 tahun 2013, dijelaskan

1971:159).

bahwa karakteristik kepala sekolah

sesungguhnya berbasis pada hati dan

Adiwiyata

memenuhi

berorientasi pengembangan kepekaan

kompetensi dan standar sebagaimana

rasa, yang implementasinya tidak saja

yang ditetapkan sebagai berikut.

berupa nilai tenggang rasa terhadap

1.

sesame manusia tetapi juga terhadap

2. 3. 4.

harus

Memiliki

kebijakan

sekolah

dua

konsep

yang

budaya

sentral,

Konsep

yakni “budi”

berwawasan lingkungan.

lingkungan. Hal itu sejalan dengan

Melaksanakan kurikulum sekolah

falsafah

berbasis lingkungan.

Guru(baca Navis, 1984). Oleh sebab

Melaksanakan kegiatan sekolah

itu,

berbasis partisipatif .

sesungguhnya telah memiliki kearifan

Mengelola sarana dan prasarana

local

pendukung sekolah yang ramah

pemberdayaan

lingkungan.

samping itu, konsep “harga diri”

Dari

di

tentang

pemeliharaan

dan

lingkungan.

Di

diidentifikasi bahwa faktor penurunan

‘periksa’

pencapaian

Sekolah

pertimbangan rasional. Konsep harga

Adiwiyata adalah karena: kesadaran

diri mengekspresikan sikap egalitarian

lingkungan

(kesamaan

belum sistem

terbangun,

sertifikasi

pada

Minangkabau

berbasis

prediket

atas

Budaya

Jadi

dapat

penerapan

uaraian

AlamTakambang

akal

atau

yang

dan

pareso

berorientasi

kesejajaran)

dan

yang

merupakan pengerak bagi seseorang

menuntut guru-guru sibuk dengan

untuk bersaing terus menerus agar

kegiatan

standar

jam

sama dengan orang lain, kalau tidak

yang

tidak

melebihinya. Jadi, konsep “harga diri”

mendukung, kepeloporan pimpinan,

merupakan etos Budaya Minangkabau

dan dukungan sumber daya manusia

untuk maju dan meraih prestasi dan

dan dana.

prestise dalam kehidupan.

mengajar,

pemenuhan kurikulum

224 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

Apabila

konsep

“harga

diri”

Alam

Tekambang

Guru.

menekankan pada keharusan bersaing

Maknanya,

terus menerus, maka konsep “budi”

adalah guru yang sesungguhnya,

menekankan pentingnya kemampuan

karena melalui alam diperoleh

menimbang dengan rasa (rasa atau

hikmah

perasaan) dan pareso (periksa atau

fenomena dan keteraturan alam,

rasio).

Dinamika

keseimbangan

alam

Jadi

dan

lingkungan

iktibar.

Melalui

harmoni

adalah

Budaya Minangkabau memahami

implementasi

kedua

tanda-tanda alam; seperti dalam

konsep tersebut. Dinamika harmoni

patuah berikut.

akan terganggu keseimbangan apabila

Cewang di langik tando ka paneh,

salah

gabak di ulu tando ka ujan

satu

konsep

mengalami

kemunduran, konsep harga diri yang

‘Cerah di langit tanda akan panas,

mengekspresikan sikap egalitarian dan

awan hitam di hulu tanda akan

merupakan pengerak bagi seseorang

hujan’.

untuk bersaing mulai tergerus maka

Melalui pemahaman atas alam

nilai-nilai egalitarian itu sendiri sudah

juga,

mulai luntur.

menjadi arif dan bijaksana dalam

Berdasarkan identifikasi faktor

Orang

Minangkabau

memperlakukan

alam,

berpengaruh

terhadap

penurunan

pencapaian

prediket

Sekolah

karuah aie di muaro, janiahkan

Adiwiyata di atas, ada tiga faktor yang

ka ulu ‘keruh air di muara,

utama, yakni: kesadaran lingkungan

jernihkan ke hulu’

yang

hati-hati nan di ateh, nan di

belum

terbangun,

orientasi

sebagaimana diungkapkan:

material dan pragmatis dalam dunia

bawak kok maimpok

pendidikan, dan kepeloporan pimpinan.

hati-hati di daratan, galodo kok

Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan

datang dari lauik

sebagai berikut.

‘hati-hati yang di atas, yang di

a.

Kesadaran lingkungan.

bawah

Budaya Minangkabau memiliki

menimpa’

kearifan lokal lingkungan yang

‘hati-hati yang di darata, galodo

mumpuni.

jangan-jangan datang dari laut’

Filosofi

budaya

jangan-jangan

akan

Minangkabu yang utama adalah

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 225

Artinya,

b.

Budaya

Minangkabau

mengajarkan

kearifan

dan

kebijaksanaan

tentang

alam

atau terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. c.

Kepeloporan pemimpin

lingkungan kepada masnusianya.

Menurut

Persoalannya adalah bahwa nilai-

kepemimpinan

nilai kearifan lokal tersebut telah

Minangkabau menuntut karakter

luntur

yang kuat seperti pohon beringin,

Orientasi material pragmatis dunia

sebagai

tempat

pendidikan

panutan,

tahan

Kehidupan saat ini dipenuhi oleh

menerima

kepentingan

menggurui,

material

dan

Hasanuddin

(2013)

dalam

Budaya

berlindung, kiritik,

mau

dan

tidak

saran

penghormatan

pragmatis, termasuk dalam dunia

diberikan

pendidikan.

pemimpin, bukan kedudukannya.

Dalam

Minangkabau,

Budaya

hal-hal

yang

kepada

Seorang

kualitas

pemimpin

memiliki harus

berharga seperti harta pusaka dan

keyakinan

yang

pendidikan tidaklah boleh dinilai

diperjuangkan

menjadi

secara

dengan

material.

Petuah

Adat

mempraktikkan

Minangkabau menyatakan Kok

dipidatokan,

maha indak makan bali, kok

komitmen,

murah indak makan gadai ‘Jika

bertindak

mahal tidak bisa dibeli, jika

melakukan

murah tidak bisa digadai’. Bahkan

Kepemimpinan

berdagang

peranan

pun,

Adat

memenuhi sesuai

kepada

untuk

pembangunan.

semata

berorientasi

material

Kategori

dan

dikatakan. memegang

yang

keberhasilan

janji

ucapan

yang

mengajarkan tidak

yang

melaksanakan

Minangkabau manusia

teladan

sentral sebuah

dalam program

pemimpin

dan

(Hasanuddin, 2017: 271).

kepemimpinan yang ideal dan

Di

persoalan

dianggap

mampu

kurikulum sesungguhnya dapat

motivasi

dan

diberikan solusi dalam bentuk

partisipasi

warga

kurikulum lingkungan tersendiri

adalah sebagai berikut.

samping

itu,

226 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

memberi menggalang masyarakat

• Pemimpin mesti kuat seperti

dalam falsafah “lahir batin seukuran,

pohon beringin, sebagai tempat

isi kulit umpama lahir, sekata lahir

berlindung,

tahan

dengan batin, sesuai mulut dengan

kritik, mau menerima saran,

hati” (Siddiq). Kedua, memiliki ilmu

dan tidak menggurui

pengetahuan, baik yang didapatkan

panutan,

diberikan

melalui pembelajaran langsung dari

pemimpin,

masyarakat dan alam (dikenal dengan

kedudukannya;

istilah Cadiak) maupun pengetahuan

raja alim raja disembah, raja

yang bersumber dari pembelajaran

lalim raja disanggah.

formal

• Penghormatan kepada bukan

kualitas pada

• Kedudukan seorang pemimpin hanyalah

ditinggikan

dengan

istilah

Pandai). Ketiga,

didahulukan

selangkah,

(dikenal

yakin,

dan

memiliki

sifat

lunak-lembut,

sabar, karena

itu,

lunak-lembut dalam perkataan menjadi

diingatkan agar hati-hati yang

kunci bagi setiap hati manusia. Sebab,

di atas, yang di bawah akan

keberhasilan seorang pemimpin dalam

menimpa.

adat

karena

seranting,

Minangkabau

bukan

hanya

Minangkabau

bergantung pada perumusan program-

menolak “kultus individu” dan

program pemerintahan, akan tetapi

pola “patron klien”.

harus berakar kuat pada realitas dan

• Masyarakat

sesuai dengan kemampuan Kepemimpinan ini membutuhkan

rakyat

untuk menjalaninya.Keempat, seorang

karakter yang kuat seperti pohon

pemimpin

beringin, sebagai tempat berlindung,

tauladan yang baik dan memotivasi

panutan, tahan kritik, mau menerima

bawahan dengan membangun dan

saran (Hasanuddin, 2014). Seorang

membangkitkan etos bersaing untuk

pemimpin

Minangkabau

harus

maju dan memperoleh prestasi dan

memiliki:

pertama

atribut

prestise, seperti dinyatakan dalam

kepemimpinan

yang

kekeluargaan.

Seorang

diyakini rakyat

iktikad

mampu

menjadi

dan

ungkapan: nak kayo kuaik mancari,

pemimpin

nak cadiak rajin baraja, nak mulie

terhadap

pahaluih budi‘Jika hendak kay kuatlah

terukir

berusaha, jika hendak pandai rajinlah

egaliter

baiknya

sebagaimana

harus

yang

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 227

belajar,

kalau

hendak

mulia

perhaluslah budi bahasa’.

Barat merupakan sebuah langkah maju dalam upaya pelestarian lingkungan

Dengan demikian, pemimpin dan

berbasis sekolah. Akan tetapi, dalam

rakyat selalu berada dalam posisi

perjalanan waktu program tersebut

keseimbangan yang tepat. Pemimpin

menunjukkan

diwajibkan patuh pada keputusan yang

kinerja dan penghargaan sesuai data

dihasilkan

pada

dalam

musyawarah,

penurunan

2016.

capaian

Penurunan

tersebut

musyawarah harus bersumber pada

teridentifikasi pada peralihan status

kebenaran

dari

dan

kebenaran

berdiri

Sekolah

Adiwiyata

Nasional

sendiri sesuai alur dan kepatutan

menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri.

hukum alam. Pemimpin dituntut untuk

Penurunan tersebut disebabkan tiga

menanamkan

faktor

rasa

kekeluargaan

utama,

yakni:

rendahnya

lingkungan,

orientasi

persatuan dilingkungan rakyat serta

kesadaran

rasa cinta terhadap kebudayaan dan

material pragmatis dunia pendidikan,

alam Minangkabau yang egaliter.

dan kepeloporan pemimpin. Ketiga

Berdasarkan

penjelasan

ketiga

faktor utama tersebut menunjukkan

faktor nilai Adat Minangkabau yang

makin

berpotensi

pelaksanaan

diberdayakan

untuk

lunturnya

pemahaman

nilai-nilai

dan

budaya

pengembangan Sekolah Adiwiyata di

kearifan local Minangkabau dalam

atas, maka perlu dilakukan revitalisasi

program tersebut. Oleh sebab itu,

agar nilai-nilai tersebut memperoleh

pemberdayan dan revitalisasi Nilai-

akar

nilai Budaya dan Kearifan Lokal

yang

kuat.

Pemberdayaan

kearifan lokal dan revitalisasi nilai-

Minangkabau

nilai Budaya Minangkabau tersebut

mengembalikan

perlu memperoleh payung hukum

pengembangan

dalam bentuk regulasi sehingga dapat

tersebut.

diproyeksikan kemajuan Sekolah

dapat dalam

Adiwiyata

menjadi acuan bagi seluruh komponen komunitas yang terlibat. PENUTUP Kesimpulan Program pengembangan Sekolah Adiwiyata sejak 2012 di Sumatera

Saran Berdasarkan simpulan di atas, dapat direkomendasikan: (1) Program Adiwiyata

berbasis

dihidupkan

dan

228 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017 : 217 - 229

sekolah

perlu

dikembangkan

kembali, (2) Kurikulum pendidikan lingkungan perlu dijadikan sebagai mata pelajaran khusus di sekolah yang diakui oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian

Pendidikan

dan

jajarannya ke bawah) atau kurikulum tersebut diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang relevan, sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan guru-guru terhadap standar

pemenuhan jam

dilakukan

KUM

mengajar,

(3)

pemberdayaan

revitalisasi

nilai-nilai

budaya

dan Perlu dan dan

kearifan local Minangkabau dalam pengembangan

Program

Adiwiyata

tersebut di Sumatera Barat, (4) Perlu regulasi

untuk

memayungi

secara

hokum semua program dan kegiatan yang direkomendasikan di atas agar dapat diimplementasikan secara efektif. DAFTAR PUSTAKA Bapedalda SB, 2016. Laporan Adiwiyata, Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Hasanuddin. 2013. Adat dan Syarak, Sumber Inspirasi dan Rujukan Nilai Dialektika Minangkabau. Pusat Studi dan Informasi

Kebudayaan Minangkabau, Universitas Andalas, Padang. Hasanuddin. 2017. Wacana Etnik dalam Multikulturalisme Indonesia: Dinamika Adaptif Diaspora Minangkabau di Bali. Padang. Penerbit: Erka Kosim, Muhammad. 2011. “Pendidikan Karakter Versi Sumatera Barat”. Haluan: 9 Desember 2011 Kosim, Muhammad. 2012. “Pembelajaran Pendidikan Karakter Berbasis Agama”, Makalah dalam Workshop Pendidikan Karakter Tingkat SMA, tanggal 3 Mei di Rocky Hotel Padang. Nasroen, M. 1971. Dasar-dasar Filsafat Adat Minangkabau. Jakarta: Bulan Bintang. Navis, A. A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafitipers. Saleh, Abdul Aziz. 1996. Pendekatan Sosio Kultural dalam Pembangunan di Sumatera Barat. Genta Andalas. J.03.Th.I, p 14-21. Tim Adiwiyata Tingkat Nasional, (2011), Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Jakarta: Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Revitalisasi Kearifan Lokal Minangkabau Dalam Pelaksanaan Program Sekolahadiwiyata Di Sumatera BaratDwi Astuti 229

Related Documents

Kearifan Mnang Kabau.pdf
December 2019 25
Kearifan Hidup
June 2020 13
Kearifan Tradisional
May 2020 25
Kearifan Lokal
August 2019 41
Kearifan Lokal.docx
November 2019 26
Obama Dan Kearifan Besakih
December 2019 25

More Documents from "sabil"