Kasus Fraktur Femur.docx

  • Uploaded by: Indra Maulana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus Fraktur Femur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,545
  • Pages: 11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEIN DENGAN FRAKTUR FEMUR

OLEH:

SRI WILUJENG (150311015)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES PEMKAB JOMBANG 2016

KASUS Tn. A, umur 22 th sebagai mahasiswa jenis kelamin laki-laki mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai motor pada jam 16 30 Wib, tanggal 22 Juli 2016. Klien merasakan nyeri yang hebat pada paha sebelah kiri, serta kaki kiri tidak bisa digerakkan. Dan saat coba digerakkan nyerinya semakin menjadi. Terdapat luka memar dan bengkak pada paha kiri. Terdapat luka lecet pada tangan kanannya. Kemudian klien dibawa ke RSUD Jombang.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR KIRI

A. PENGKAJIAN 1. Biodata klien Nama

: Tn.A

Umur

: 22 tahun

Jenis kelamin : laki-laki 2. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama Klien mengatakan nyeri seperti teriris pada kaki kiri terutama bagian paha dan klien tidak bisa menggerakkan kaki kirinya 2) Riwayat penyakit sekarang 

Klien mengatakan nyeri seperti teriris pada paha bagian kiri



Klien mengatakan tidak dapat menggerakkan kaki kirinya.



Klien mengatakan nyeri dirasakan terus-menerus sejak jatuh dari motor.



Klien mengatakan nyeri bertambah ketika kaki kirinya digerakkan oleh perawat saat dilakukan pemeriksaan

 3.

Klien takut akan keadaan dirinya

Pemeriksaan fisik 1) Pemeriksaan tanda-tanda vital 

Keadaan umum : Kesadaran composmentis



GCS

: 456



TD

: 130/80 mmHg



N

: 108 X / menit



S

: 37 °C



P

: 22 X / menit

2) Pemeriksaan head to toe a. Rambut Distribusi merata, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut pendek, tidak ada ketombe, tidak rontok b. Kepala Bentuk simetris, ada lesi akibat jahitan di bagian frontalis akibat benturan keras, tidak ada oedema. c. Mata Bentuk simetris, alis dapat digerakkan, konjungtiva, anemis, sclera ikterik, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, fungsi penglihatan normal ditandai klien bisa mengenali perawat, orang-orang disekitar.

d. Telinga Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, fungsi pendengaran baik ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan perawat. e. Hidung Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, warna coklat. f. Mulut Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema, lidah bersih. g. Leher Tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi refleks, menelan, simetris. h. Dada Tidak ada lesi, pola napas 22 x/menit, tidak oedema i. Abdomen Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan di perut, tidak ada lesi j. Ekstremitas  Ekstremitas atas Tangan kiri terpasang infus RL 20 tts/menit, kedua tangan dapat digerakkan  Ekstremitas bawah Kaki kiri tidak bisa digerakkan, tapi kaki kanan dapat digerakkan. Terdapat luka memar pada daerah paha kiri. Terjadi pembengkakan pada daerah paha kiri. Nyeri tekan pada daerah paha kiri. Pada ekstremitas kanan dapat digerakkan secara bebas. 3) Pengkajian nyeri P : Nyeri pada saat kaki kiri digerakkan Q : Nyeri terasa seperti diiris R : Terasa nyeri mulai dari paha – telapak kaki kiri S : Skala 7 dari 1 - 10 T : 15 – 20 menit 4) Pemeriksaaan penunjang Hasil pemeriksaan radiologi : fraktur femur kiri

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. ANALISA DATA Nyeri akut Perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. atau gambaran adanya kerusakan. Hal ini dapat timbul secara tiba-tiba atau lambat, intensitasnya dari ringan atau berat. Dengan prediksi waktu kesembuhan kira-kira kurang dari 6 bulan. a) Laporan verbal dan nonverbal Batasan b) Laporan pengamatan karakteristik c) Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri d) Gerakan melindungi diri e) Tingkah laku berhati-hati f) Muka topeng g) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit atau kacau, menyeringai) h) Fokus pada diri sendiri i) Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakan proses fikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) j) Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas, aktivitas yang berulang-ulang) k) Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil). l) Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah ke kaku) m) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, berkeluh kesah) n) Perubahan nafsu makan minum Faktor yang Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) berhubungan Data subjektif Data Objektif Pasien mengatakan kaki kiri nyeri  Kesadaran Composmetis P : Nyeri pada saat kaki kiri digerakkan  GCS 456  TD : 130/80mmhg Q : Nyeri terasa seperti diiris  N : 108 x/m R : Terasa nyeri mulai dari paha –  RR : 22x/m telapak kaki kiri Pengkajian  S : 37C S : Skala 7 dari 1 - 10  Skala Nyeri : 7 T : 15 – 20 menit  Posisi pasien melindungi area nyeri  Pasien merintih  Ekspresi wajah klien meringis kesakitan Ns. Diagnosis : Nyeri akut Diagnosis Berhubungan dengan : Agen injuri ( fisik ) Ns. Diagnosis Definisi

Cemas Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan. a) Gelisah Batasan b) Insomnia karakteristik c) Resah d) Ketakutan e) Sedih f) Fokus pada diri g) Kekhawatiran h) Cemas  Kurang pengetahuan Faktor yang  Hospitalisasi berhubungan Data subjektif Data Objektif Pasien mengatakan takut akan keadaan Kesadaran Composmetis dirinya GCS 456 TD : 130/80mmhg N : 108 x/m Pengkajian RR : 22x/m S : 37C Pasien resah Pasien fokus pada diri sendiri Pasien khawatir Ns. Diagnosis : Cemas Diagnosis Berhubungan dengan : Kurang pengetahuan Ns. Diagnosis Definisi

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN No

Tanggal

Diagnosa keperawatan

1

Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik atau fraktur femur

2

Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan penyakit pasien

TTD

C. INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik atau fraktur femur NIC Intervensi Manajement nyeri

NOC

Aktivitas

Rasional

1. Obsertasi tanda-tanda vital dan pengkajian

1. Untuk memantau tanda vital dan skala

nyeri

nyeri pasien secara berkala

Outcome Kontrol nyeri

nyeri untuk

Setelah dilkukan

mengidentifikasi tingkat nyeri

2. Untuk menentukan intervensi yang

karakteristik dan faktor-faktor yang dapat

sesuai dan keefektifan dari therapi

perawatan selama 3x24

menambah nyeri

yang diberikan

jam nyeri pasien

kegelisaan

3. Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan

4. Fasilitasi linkungan nyaman

4. Meningkatkan kenyamanan

5. Berikan farmakologi anti nyeri sesuai

5. Mengurangi nyeri dan

advise dokter

6. Bantu pasien menemukan posisi nyaman

berkurang

2. Pasien menyatakan nyeri berkurang 3. Pasien mampu istirahan/tidur 4. Menggunakan

memungkinkan pasien untuk

tekhnik non

mobilisasi minimal tanpa nyeri

farmakologi

6. Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks

7. Ajarkan penggunaan tehnik tanpa

1. Menggunakan skala

Tujuan :

2. Lakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi,

3. Amati isyarat non verbal tentang

Indikator

7. Meningkatkan relaksasi dan

pengobatan (ct: relaksasi, distraksi,

membantu untuk menfokuskan

massage, guidet imageri)

perhatian sehingga dapat meningkatkan sumber coping

Diagnosa : Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan penyakit pasien

NIC Intervensi

NOC

Aktivitas

Rasional

Anxiety

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

1. Agar terbina hubungan saling percaya

Reduction

2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

2. Agar pasien tau tentang apa yang akan Tujuan :

(penurunan kecemasan)

dirasakan selama prosedur 3. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 4. Identifikasi tingkat kecemasan

dilakukan terhadap dirinya 3. Agar pasien merasa diperhatikan oleh petugas akan penyakitnya 4. Untuk mengeahui tingkat kecemasan pasien

5. Berikan informasi faktual mengenai penyakit, diagnosis, tindakan prognosis

5. Agar pasien tau tentang penyakit yang dideritanya dan kelanjutan perawatannya

6. Dorong keluarga untuk menemani

6. Agar pasien merasa nyaman dengan keberadaan keluarganya

7. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

7. Agar pasien mampu mengontrol kecemasannya 8. Agar pasien tau tentang penyebab kecemasannya 9. Agar pasien bisa tenang

Outcome

Indikator 

TD



N

Setelah dilkukan



P

perawatan selama 3x24



Pengetahuan

jam kecemasan pasien



Kecemasan

Anxiety control

berkurang

10. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan sesuai advise dokter

10. Untuk membantu mengurangi kecemasan pasien

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA Nyeri akut

TINDAKAN 1. Mengobsertasi tanda-tanda vital dan pengkajian nyeri 2. Melakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri 3. Mengamati isyarat non verbal tentang kegelisaan 4. Memfasilitasi linkungan nyaman 5. Memberikan farmakologi anti nyeri sesuai advise dokter 6. Membantu pasien menemukan posisi nyaman 7. Mengajarkan penggunaan tehnik tanpa pengobatan (ct: relaksasi, distraksi, massage, guidet imageri)

Cemas

1. Menggunakan pendekatan yang menenangkan 2. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 3. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 4. Mengidentifikasi tingkat kecemasan 5. Memberikan informasi faktual mengenai penyakit, diagnosis, tindakan prognosis 6. Mendorong keluarga untuk menemani 7. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 8. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 9. Menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 10. Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan sesuai advise dokter

TTD

E. EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA Nyeri akut

CATATAN PERKEMBANGAN S: Pasien mengatakan nyeri area kaki kiri sudah berkurang O: K/U Cukup Kesadaran Composmetis TD : 120/80mmHg N : 89x/m RR : 20x/m S : 36.5 C Skala nyeri : Skala 5 Posisi melindungi area nyeri A: Nyeri Akut Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Cemas

S: Pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi O: K/U Cukup Kesadaran Composmetis TD : 120/80mmHg N : 89x/m RR : 24x/m S : 36.5 C Pengetahuan bertambah Pasien bisa mengontrol kecemasannya Dapat melakukan relaksasi A: Cemas Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

TTD

Related Documents


More Documents from "uji_faiz_adi_cu73"