Kasus Audit Atas Pelatihan Karyawan.docx

  • Uploaded by: dwi mirantika
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus Audit Atas Pelatihan Karyawan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,857
  • Pages: 15
TUGAS KASUS AUDIT MANAJEMEN “AUDIT ATAS PELATIHAN KARYAWAN PT INDOJEWEL ”

Kelompok 7 : Siti Sa’adia

C 301 16 006

Sitti Nur Fadhilah

C 301 16 075

Iir Winarti

C 301 16 084

Dwi Mirantika

C 301 16 092

PROGAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TADULAKO 2019

KASUS AUDIT ATAS PELATIHAN KARYAWAN DI PT INDOJEWEL

Soal di buku Audit Manajemen halaman 158-162 1.

Sebagai auditor, Anda diminta untuk mengelompokkan temuan audit tersebut di atas ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab dan akibat.

2.

Buat laporan audit atas pelatihan karyawan ini, lengkapi kesimpulan audit anda dengan temuan audit yang mendukung kesimpulan tersebut dan rumuskan rekomendasi yang anda berikan kepada PT Indojewel sebagai alternative perbaikan pengelolaan program pelatihan karyawan di masa depan.

Jawab 1. Berdasarkan temuan audit yang diperoleh maka dapat dikelompokkan sebagai berikut : A. Kondisi. 1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan. 2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan karyawan. 3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar. 4. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.

5. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan. 2) Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan. 3) Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan. 4) Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut. 6. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta. 7. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total penjualan Rp 7,5 triliun. B. Kriteria 1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan disosialisasikan ke seluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk : a. Meningkatkan keterampilan karyawan. b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%. c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya. d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya. 2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan. 3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi : a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan. b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat. c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya.

d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam mengelola program pelatihan dan pengembangan. 4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai. 5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untukk menyediakan informasi sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan. C. Penyebab 1. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan sehingga diketahui bahwa perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui identifikasi untuk menentukan identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan. 2. Program pelatihan disusun berdasarkan permintaan dari departemen yang membutuhkan pelatihan tersebut dan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan. 3. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan. 4. Pelatihan yang dilakukan hanyalah bersifat pelatihan klasikal di kelas pelatihan. Setelah dilakukan konfirmasi kepada manajer SDM, diperoleh informasi bahwa tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan sebab pada kenyataannya, perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. D. Akibat 1. Ketidaktuntasan program pengelolaan pelatihan karyawan hingga tahap akhir yang mengarah pada ketidaksempurnaan keterampilan dan kemahiran karyawan dalam mengoperasikan mesin baru. 2. Banyaknya produk gagal dalam proses produksi sehingga volume atau output produksi menjadi lebih kecil yang mengarah pada kenaikan harga pokok produksi tanpa peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan 3. Tidak ada informasi sebagai umpan balik dalam peningkatkan kualitas produk yang dihasilkan atas pelatihan keterampilan karyawan

4. Menurunnya volume penjualan akibat besarnya pengembalian produk oleh pelanggan

2. Laporan Audit atas Pelatihan Karyawan

Palu, 18 Maret 2019 No

: 00/KAP/I/2019

Lampiran : 4 eksemplar Perihal

: Laporan hasil audit manajemen

Kepada Yth, Direktur PT indojewel Di Palu Kami telah melakukan audit atas program pelatihan karyawan terhadap PT Indojewel pada tahun 2008. Audit kami tidak memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karena itu kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Program Pelatihan Karyawan yang dimaksudkan untuk menilai kehematan dan efisiensi serta efektifitas bidang tersebut, serta memberikan saran perbaikan dan ketidakmmapuan program tersebut di dalam meningkatkan keterampilan karyawan yang menyebabkan terjadinya kegagalan produksi. Sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi perbaikan atas kekurangn tersebut dan perusahaan beroperasi dengan lebih efektif, efisien, dan ekonomis Hasil audit disajikan dalam laporan audit yang meliputi Bab I

: Informasi Latar Belakang

Bab II

: Kesimpulan audit yang didukung dengan temuan audit

Bab III

: Rekomendasi

Bab IV

: Ruang Lingkup audit Di dalam pelaksanaan audit, kami mendapat banyak bantuan, kerja sama dan

dukungan dari berbagai pihak, dari jajaran direksi, staff yang bersangkutan, dan lain lain.Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan bantuanya. Kantor Akuntan Publik Kris Palguna dan Rekan

Dr. Kris Palguna, S.E., M.M., Ak., BAP.

BAB I INFORMASI LATAR BELAKANG

PT Indojewel didirikan tanggal 31 Oktober 1992, beralamat di Jl. Assafiiyah RT 03 RW 03 No. 25A Malang. PT indojewel bergerak pada bidang produksi perhiasan yang berbahan dasar mutiara dan emas.Perusahaan membudidayakan Mutiaranya sendiri yang terintegrasi dalam bisnis perusahaan. Sedangkan emas diperoleh dari pasar. Perusahaan memperkerjakan 1500 karyawan tetap dan 750 karyawan kontrak dengan penghasilan rata rata sebesar 250% dari UMK yang ditetapkan pemerintah.Dalam produksi perhiasan, Perusahaan menerapkan teknologi dengan investasi sebesar Rp 1.75 Triliun dan Rp 500 Milyar untuk hardware dan software.Pelatihan yang dilakukan bersifat situational sesuai dengan permintaan manajer lini dan anggaran yang tersedua Adapun susunan direksi perusahaan sebagai berikut 1. Direktur Utama

: Kevin Supatno

2. DIrektur Akuntansi dan keuangan

: Cecep Mulyadi

3. Direktur pemasaran

: Sandra Gultom

4. Direktur Produksi

: Steve handayana

5. Manajer sumber daya manusia

: Syam Nugroho

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk: 1.

Menilai kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru perusahaan.

2.

Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas program pelatihan karyawan yang dilakukan perusahaan.

3.

Memberikan berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan karyawan yang ditemukan.

BAB II KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama proses audit, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut : A. Kondisi. 1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan. 2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan karyawan. 3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar. 4. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan. 5. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan. 2) Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan. 3) Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.

4) Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut. 6. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta. 7. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total penjualan Rp 7,5 triliun. B. Kriteria 1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan disosialisasikan ke seluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk : a. Meningkatkan keterampilan karyawan. b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%. c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya. d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya. 2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan. 3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi : a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan. b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat. c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya. d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam mengelola program pelatihan dan pengembangan. 4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai. 5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untukk menyediakan informasi sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.

C. Penyebab 1. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan sehingga diketahui bahwa perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui identifikasi untuk menentukan identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para karyawan. 2. Program pelatihan disusun berdasarkan permintaan dari departemen yang membutuhkan pelatihan tersebut dan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan. 3. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan. 4. Pelatihan yang dilakukan hanyalah bersifat pelatihan klasikal di kelas pelatihan. Setelah dilakukan konfirmasi kepada manajer SDM, diperoleh informasi bahwa tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan sebab pada kenyataannya, perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. D. Akibat 1. Ketidaktuntasan program pengelolaan pelatihan karyawan hingga tahap akhir yang mengarah pada ketidaksempurnaan keterampilan dan kemahiran karyawan dalam mengoperasikan mesin baru. 2. Banyaknya produk gagal dalam proses produksi sehingga volume atau output produksi menjadi lebih kecil yang mengarah pada kenaikan harga pokok produksi tanpa peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan 3. Tidak ada informasi sebagai umpan balik dalam peningkatkan kualitas produk yang dihasilkan atas pelatihan keterampilan karyawan 4. Menurunnya volume penjualan akibat besarnya pengembalian produk oleh pelanggan

Untuk mendukung kesimpulan audit maka disajikan daftar ringkasan temuan audit sebagai berikut : Daftar Ringkasan Temuan Audit

No 1.

Kondisi

Kriteria

Karyawan

tidak Tujuan

Penyebab

pelatihan perusahaan

tidak Banyaknya produk gagal

memiliki kemampuan dan pengembangan memiliki yang memadai untuk karyawan

rencana dalam proses produksi

harus pelatihan periodik dan sehingga

mengoperasikan mesin dirumuskan dengan menentukan baru.

Akibat

jelas

dan pelatihan

disosialisasikan

atau

program output produksi menjadi berdasarkan lebih kecil yang mengarah

permintaan manajer lini pada

keseluruh manajer yang

volume

harus

kenaikan

harga

produksi

tanpa

terealisasi pokok

lini.

Tujuan dalam

waktu

singkat peningkatan

pelatihan

adalah tanpa melalui identifikasi terhadap

untuk:

untuk

meningkatkan

identifikasi

keterampilan

menentukan pelatihan apa

karyawan.

yang

a. Menurunkan

dibutuhkan

kualitas

produk

yang

menentukan dihasilkan untuk

sesungguhnya oleh

para

kegagalan produk karyawan. sampai

pada

tingkat 2,5 % b. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya. 2.

Perusahaan

hanya Pengelolaan

Program

menganggarkan biaya pelatihan karyawan disusun pelatihan 0,25%

sebesar harus selama

satu anggaran

pelatihan Ketidaktuntasan program berdasarkan pengelolaan

pelatihan

didukung permintaan

dari karyawan hingga tahap

yang departemen

yang akhir yang mengarah pada

tahun dari laba bersih memadai.

membutuhkan pelatihan ketidaksempurnaan

setelah

tersebut dan disesuaikan keterampilan

pajak

sebelumnya.

tahun

dengan

besarnya kemahiran

dan karyawan

anggaran yang disetujui dalam

mengoperasikan

oleh Direktur Akuntansi mesin baru. dan Keuangan. 3.

Dana tidak mencukupi Pengelolaan untuk

Program pelatihan yang Tidak tersedia cukup dana

melakukan pelatihan karyawan dilakukan

program

Pelatihan harus

Karyawan

dengan

disesuaikan untuk

didukung dengan

melanjutkan

besarnya pelatihansampai

pada

anggaran anggaran yang disetujui praktik pelatihan sehingga

yang memadai

oleh Direktur Akuntansi pelatihan yang dilakukan dan Keuangan

hanya

merupakan

pelatihan klasikal di kelas 4.

Pertanggungjawaban

Laporan

biaya Belum

tersedia

atas Program Pelatihan kualitas

harus sistem

review

Karyawan tidak dapat terdokumentasi dilakukan

pelaporan

ada

dan sebagai

informasi

umpan

yang dalam

untuk menyediakan terdokumentasi informasi

suatu Tidak

balik

peningkatkan

tentang kualitas

produk

yang

sebagai penilaian efektivitas dan dihasilkan atas pelatihan

umpan balik dalam efisiensi meningkatkan

pelaksanaan keterampilan karyawan

pelatihan

kualitas proses dan produk

yang

dihasilkan 5.

Biaya

kegagalan Tujuan

pelatihan Perusahaan

tidak Banyaknya produk gagal

produk yang terjadi dan pengembangan memiliki pada

tahun

2008 karyawan

rencana dalam proses produksi

harus pelatihan periodik dan sehingga

Mencapai Rp 825,25 dirumuskan dengan menentukan juta.

jelas

dan pelatihan

atau

program output produksi menjadi berdasarkan lebih kecil yang mengarah

disosialisasikan ke permintaan manajer lini pada seluruh manajer lini yang

volume

harus

kenaikan

harga

produksi

tanpa

terealisasi pokok

untuk

dalam

waktu

Menurunkan

tanpa melalui identifikasi terhadap

kegagalan produk

untuk identifikasi

singkat peningkatan

menentukan dihasilkan untuk

menentukan pelatihan apa

kualitas

produk

yang

yang

sesungguhnya

dibutuhkan

oleh

para

karyawan. 6.

Pengembalian produk Tujuan

pelatihan perusahaan

tidak Menurunnya

oleh pelanggan yang dan pengembangan memiliki terjadi selama tahun karyawan 2008 sebesar 7,5%

volume

rencana penjualan akibat besarnya

harus pelatihan periodik dan pengembalian

dirumuskan dengan menentukan jelas

produk

program oleh pelanggan

dan pelatihan

berdasarkan

disosialisasikan ke permintaan manajer lini seluruh manajer lini yang

harus

terealisasi

untuk

dalam

waktu

singkat

Menurunkan

tanpa melalui identifikasi

kegagalan produk

untuk

menentukan

identifikasi

untuk

menentukan pelatihan apa yang

sesungguhnya

dibutuhkan

oleh

para

karyawan. 7.

Mesin

baru

yang Pengelolaan

Perusahaan

hanya Dari hasil kuesioner yang

digunakan perusahaan pelatihan karyawan menganggarkan telah

dilengkapi harus

manual

biaya disebarkan

didukung pelatihan sebesar 0,25% karyawan

kepada yang

telah

anggaran

yang selama satu tahun dari mengikuti pelatihan tahun

penggunaannya, tetapi memadai.

laba bersih setelah pajak 2008 diperoleh temuan

untuk

tahun sebelumnya. Untuk sebagai berikut:

memahami

manual tersebut dan

tahun

mampu menggunakan

pelatihan didasarkan pada

sesuai dengan standar

laba bersih setelah pajak

manual tersebut perlu

tahun

dilakukan

mencapai

intensif,

pelatihan dengan

mempraktikannya

di

lokasi mesin tersebut dioperasikan.

miliar.

2008

biaya

2007

yang

Rp.

650,75

a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa

materi

pelatihan

sesuai

dengan kebutuhan untuk meningkatka keterampilan.

Sementara

pelatihan

b. Sebesar

12,5%

yang telah dilakukan

peserta menjawab

adalah

metode pelatihan

pelatihan

klasikal di kelas untuk

sesuai

dengan

memahami

petunjuk

materi

pelatihan

(manual)

tersebut.

yang diberikan.

Konfirmasi manajer diperoleh

kepada

c. Hanya

SDM

35%

informasi

menjawab

keterampilannya

tidak tersedia cukup dana

sebesar

meningkat setelah

untuk

mengikuti

melanjutkan pelatihan

pelatihan.

sampai pada praktik lapangan. 8.

Penurunan

produk Tujuan

gagal menjadi 18%

pelatihan Kurang

terampilnya Pengembalian

dan pengembangan karyawan

dalam oleh

karyawan

mesin terjadi selama tahun 2008

harus mengoperasikan

dirumuskan dengan baru jelas

(Sebesar

pelanggan

produk yang

80% sebesar 7,5% dari total

dan peserta menjawab waktu penjualan Rp. 7,5 triliun.

disosialisasikan

pelatihan terlalu singkat

keseluruh manajer dan tidak cukup waktu lini.

Tujuan bagi

mereka

untuk

pelatihan

adalah memahami materi yang

untuk:

diberikan dalam pelatihan

a. meningkatkan

tersebut).

keterampilan karyawan. b.Menurunkan kegagalan produk sampai

pada

tingkat 2,5 % c. Menurunkan pemborosan

penggunaan sumber daya. d.Menurunkan kecelakaan kerja karyawan

serta

meningkakan motivasi dan

kerja

kebanggan

karyawan terhadap pekerjaan.

BAB III REKOMENDASI

Hasil audit menemukan kelemahan yang musti diperhatikan oleh pihak manajemen. Terdapat 2 kelemahan, yaitu: 1.

Program pelatihan belum mampu meningkatkan keterampilan karyawan dalam memproduksi barang

2.

Tidak adanya evaluasi atas peningkatan hasil program pelatihan karyawan dalam peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.

Rekomendasi 1.

Perusahaan harus membuat penilaian keberhasilan program pelatihan karyawan guna evaluasi bagi perusahaan

2.

Perusahaan harus menyusun rencana anggaran pelatihan secara periodic dengan identifikasi yang diperlukan

3.

Perusahaan harus memberikan anggaran yang memadai agar program pelatihan dapat meningkatkan keterampilan karyawan atas pengoperasian mesin baru

4.

Rencana Pelatihan disusun di awal periode secara periodic bersama dengan penyusunan anggaran

Perusahaan diharapkan agar memperbaiki kelemahan kelemahan berikut, namun keputusan sepenuhnya tetap ada di pihak manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki, kami khawatir terjadi penurunan kinerja pada sector produksi di masa yang akan datang.

BAB IV RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.

Related Documents

Pelatihan
July 2020 28
Audit
April 2020 45
Audit
October 2019 72
Audit
November 2019 37

More Documents from ""