Kalium Iodat.docx

  • Uploaded by: Nurul Hasana Akmar
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kalium Iodat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,787
  • Pages: 13
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN III PEMBUATAN KALIUM IODAT

OLEH NAMA

: NURUL HASANA AKMAR

STAMBUK

: F1C1 17 024

KELOMPOK

: VI (ENAM)

ASISTEN

: SRI WAHYUNINGSI KATILI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam yang begitu melimpah, salah satunya kristal. nilai efisiensi kristal diindonesia sangat tinggi dan mempunyai daya guna yang tinggi. Kristal dapat diartikan sebagai padatan yang penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum zat cair membentuk proses kristal ketika mengalami proses pemadatan. Suatu proses pemisahan dengan jalan memekatkan larutan sampai konsentrasi bahan terlarut (solute) menjadi lebih besar daripada pelarutnya (solvent) pada temperatur yang sama adalah kristalisasi. Proses pembentukannya adalah larutan dibiarkan sampai suhu tertentu (suhu kritis), larutan akan menjadi jenuh kemudian kristal dari larutan tersebut akan mulai terbentuk. Tahap pembentukan kristal meliputi penjenuhan (saturation), pembentukan kristal (nucleation), dan pertumbuhan kristal (growth). Proses penjenuhan berakhir pada suatu titik dimana pada titik tersebut tidak ada lagi bahan pelarut yang dilarutkan pada titik jenuh. Contoh dari zat mengkristal adalah kalium iodida. Kalium iodida adalah suatu zat kimia yang mempunyai ciri khas berbentuk serbuk berwarna putih dan mempunyai fungsi obat-obatan dan suplemen makanan, untuk dijadikan obat-obatan zat kalium iodida mempnyai batas atau dosis tertentu. Kalium iodida pada laboratorium sering digunakan sebagai bahan praktikum terutama dijadikan sebagai bahan pereaksi dan sebagai indikator tertentu dalam pemeriksaan. Kalium iodida dapat bersifat ionik, zat ini umumnya mengkristal dalam struktur natrium klorida, contoh senyawa yang dapat larut dalam kalium iodida adalah kalium iodat.

Kalium iodat dengan rumus olekul KIO3 merupakan senyawa kimia ionik, yang terdiri dari ion K+ dan ion IO3- . Sebagai komoditi pangan potensial, garam beriodium dapat dibuat dengan memfortifikasi iodium (KIO3) sebagai sumber iodium5, dengan persentase konsumsi iodium adalah 90% berasal dari makanan dan hanya 10% dari air dan dapat membentuk suatu senyawa kimia yang teroksidasi menjadi periodat dan iodat. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukanlah percobaan tentang kalium iodida. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana proses pembuatan kalium iodat? C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah memberi gambaran tentang proses pembuatan kalium iodat. D. Manfaat Percobaan Manfaat yang dapat diambil dari percobaan ini adalah dapat mengetahui gambaran tentang proses pembuatan kalium iodat.

II. TINJAUAN PUSTAKA Salah satu

metode menarik dan sederhana yang baru-baru ini

dikembangkan dalam bidang ilmu bahan dan rekayasa kristal yang berguna untuk meningkatkan laju pelarutan dan ketersediaan hayati obat-obat yang sukar larut adalah teknik ko-kristalisasi yang menghasilkan ko-kristal dengan sifat-sifat fisikokimia yang lebih unggul. Perubahan susunan molekul dalam kristal seperti modifikasi bentuk kristal dan penggabungan dengan senyawa lain dalam kisi kristal yang sama (kokristal) telah terbukti mampu mengubah suatu sifat fisiko kimia suatu senyawa, kompleks kristalin dimana dua atau lebih molekul netral berada pada perbandingan stoikiometri (Peratiwi dkk., 2016). Kalium sangat dibutuhkan dan penting untuk fungsi normal otot, jantung, dan saraf tubuh manusia. memainkan peranan penting dalam kontraksi atau relaksasi tulang dan otot jantung, transmisi impuls saraf, kesetimbangan asam basa, akzi enzimatik, dan fungsi ginjal. kalium adalah elektroit yang penting dalam tubuh mansia apabila terjadi kekurangan dan kelebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh bahka menyebabkan kematian. kalium merupakan elektrolit utama dalam kompartemen intraselular yang terakumulasi lebih dari 98% dari total kalium tubuh (Talukder dkk., 2016). Iodium adalah elemen nonlogam dan mikronutrien penting yang diperlukan tubuh dalam jumlah renik. Kekurangan iodium dapat mengakibatkan kerusakan otak, keterlambatan mental, kretinisme dan gondok endemik.2 Selain sebagai suplemen makanan, iodium juga dapat ditambahkan kedalam obat-obatan sebagai multivitamin dan antiseptik3. Sekitar 75 % iodium di dalam tubuh

manusia, ditemukan dalam kelenjar tiroid dan digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin. Sebagai komoditi pangan potensial, garam beriodium dapat dibuat dengan memfortifikasi iodium (KIO 3) sebagai sumber iodium5, dengan persentase konsumsi iodium adalah 90% berasal dari makanan dan hanya 10% dari air (Subhan., 2014). Kalium iodida dengan rumus molekul KI banyak digunakan sebagai nutrisi suplemen. Larutan jenuh KI telah diuji sebagai langkah kedua perawaran kareis. efektivitas SDF dalam menangkap karies minimal terpengaruh oleh penerapan kalium iodida (KI), namun ditemukan bahwa mengurangi efek anti karies dari SDF dengan mengurangi jumlah ion peraknya (Nguyen dkk., 2017). Kalium iodat (KIO3) merupakan salah satu zat yang harus ada pada garam beriodium. Banyak produsen garam yang memapsarankan produknya tetapi kandungan KIO3 nya di bawah standar SNI, hal ini di karenakan karena penambahan KIO3 kurang tepat komposisinya atau kurang homogennya KIO3 yang ditambahkan sehingga banyak garam konsumsi beryodium yang beredar kandungan KIO3 nya tidak memenuhi syarat. Garam iodium berasal dari persenyawaan zat air dan zat asam iodium, (HI) atau persenyawaan iodium dengan senyawa bukan logam atau organik yang berasl dari ion. Berguna untuk menjaga pertumbuhan kelenjar gondok atau tiroksin.Empat senyawa anorganik yang digunakan sebagai sumber iodida, tergantung pada produsen: iodat kalium, kalium iodida, natrium iodat, dan natrium iodida. Setiap senyawa ini memasok tubuh dengan yodium yang diperlukan untuk biosintesis tiroksin dan triiodothyronine oleh hormon kelenjar tiroid (Amanati., 2017).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Percobaan Kalium Iodat dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 November 2018, pukul 07.30 -09:55 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan kalium iodat adalah labu alas bulat, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, neraca analitik, corong, batang pengaduk, filler, desikator dan hot plate. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kalium iodat adalah kalium klorat (KClO3), iodium (I2), asam nitrat pekat (HNO3), kalium hidroksida (KOH) 10 %, kertas saring, tisu, dan akuades.

C. Prosedur Kerja KClO3 -

ditimbang sebanyak 8 gram dimasukkan kedalam labu alas bulat 100 mL yang berisi dengan air16 mL hangat ditambahkan 6 gram iodium dan 0,2 mL asam nitrat pekat dimasukkan kedalam lemari asam Larutan KClO3+ I2 -+ HNO 3 pekat - dipanaskan perlahan-lahan ditambahkanpemanasan iodium 0,2pada gram -- dihentikan saat reaksi - berlangsung didihkan larutan membuang dan untuk panaskan kembali pada saat kelebihan klorida dan iodium reaksi mulai mereda diuapkan hingga membentuk KIO3 Kristal KIO3 - didinginkan Dilarutkan dalam air panas 25 mL - dipisahkan dariKOH larutan Ditambahkan 10 % - Didinginkan hingga terbentuk kristal Residu Filtrat - dikeringkan - ditimbang Rendamen- =dihitung 64,72 %randemennya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan 1. Data pengamatan No

Perlakuan

Pengamatan

. 1

2

8 gram KClO3 + 16 ml air hangat + 6 gram I2 + 0,2 mL

Larutan berwarna bening

HNO3 pekat Larutan KClO3 + I2 + HNO3 Terbentuk endapan kristal

pekat + 0,2 gram I2 didihkan

2. Reaksi 2KClO3 + I2 3. Analisis data

2KIO3 + Cl2

a. Berat Kristal KIO3 Secara Praktek Berat kertas saring kosong (A)

= 1,04 gram

Berat kertas saring + Kristal (B)

= 6,58 gram

Berat kristal KIO3

= B –A = 6,58 gram – 1,04 gram = 5,54 gram

b. Berat KIO3 Secara Teori - Massa KClO3 - Mr KClO3

= 6 gram = 122,5 gram/mol

- Volume air

= 16 mL

- Mr I2

= 253,81 gram/mol

- Massa I2

= 7 gram

-Mr KIO3

= 214 gram/mol

- Volume HNO3

= 0,2 mL

- KOH % Mol KClO3 = Massa KClO3 / Mr KClO3 = 6 gram / 122,5 gram/mol = 0,04 mol Mol I2 = Massa I2 / Mr I2 = 7 gram / 253,81 gram/mol = 0,02 mol Reaksi 2KClO3 + I2 2KIO3 + Cl2 Mula-mula 0,08 mol 0,02 mol Terurai 0,04 mol 0,02 mol 0,04 mol 0,02 mol Setimbang 0,04 mol 0,04 mol 0,02 mol Massa KIO3 secara teori = Mol KIO3 × Mr KIO3 = 0,04 mol × 214 gram/mol = 8,56 gram Berat Praktek × 100% % Rendamen = Berat Teori Berat Praktek Berat Teori 5, 54 =

8,56

x 100

= 64,72 %

B. Pembahasan Senyawa kalium iodat mempunyai rumus molekul KIO3 tergolong kedalam senyawa halogen yang dapat teroksidasi menjadi periodat atau iodat dan merupakan bahan dasar pembuatan iod pentaoksida dan juga merupakan senyawa kimia ionik, yang terdiri dari ion K+ dan ion IO3. kalium iodat berbentuk kristal

yang dibuat dalam skala laboratorium dan biasanya senyawa ini terkandung dalam garam dikarenakan garam yang beriodium tinggi bermanfaat bagi mausia. Perlakuan pertama pada pembuatan kalium iodat yakni ialah penambahan air panas pada kalium klorat yang untuk mempercepat larutnya kalium klorat. Selanjutnya direaksikan dengan iodium dan HNO3, dan diperoleh larutan berwarna bening. Penambahan HNO3 dilakukan untuk memisahkan Kristal KIO3 yang sudah terbentuk dari larutannya karena salah ssatu sifat dari garam KIO 3 adalah dapat mengendap dalam HNO3 pekat. Selanjutnya larutan akan dipanaskan hingga terbentuk Kristal dan akan dipisahkan kristalnya dari larutan. Perlakuan selanjutnya yakni rekristalisasi. Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut (solven) yang sesuai. Prinsip dasar yang digunakan yaitu perbedaan kelarutan, setelah diperoleh kristalnya, maka akan dilakukan pemurnian dengan dilarutkan kembali dengan akuades panas dan larutan KOH 10%. Penambahan KOH 10% ini bertujuan untuk menetralkan garam-garam asam yang terbentuk, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu kristal KIO3 yang murni yang kemungkinan tidak terkontaminasi dengan senyawa lain. Pemisahkan kristal dari larutannya, dilakukan dengan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan corong Buchner agar tidak memakan waktu yang lama. Setelah penyaringan di dapatkan residu dan filtrat, dimana residu inilah yang diambil menjadi kristal setelah dikeringkan. Kristal KIO3 yang telah dikeringkan, ditimbang dan dihitung % rendamennya, dimana dari hasil rekristalisasi diperoleh Kristal seberat 5,54 gram

dengan persen rendemen 64,72%, semakin tinggi rendamen suatu zat maka tingkat kemurnian akan semakin tinggi sedangkan semakin kecil nilai rendamen yang diperoleh dari suatu zat maka tingkat kemurnian semakin rendah.

V. KESIMPULAN Dari hasil percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa garam KIO 3 dapat dibuat dengan cara mereaksikan garam KCIO3 dan I2 dalam suasana asam melalui penambahan HNO3 pekat untuk mengendapkan garam KIO3 yang

terbentuk. Untuk memudahkan proses kristalisasi maka larutan dipanaskan pada suhu yang cukup tinggi. Agar diperoleh kristal KIO 3 yang murni akan dilakukan rekristalisasi dengan akuades sebagai pelarut. Berat KIO3 yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu 5,54 gram dengan rendamen 64,72% %.

DAFTAR PUSTAKA Amanati L., 2017, Karakteristik Kandungan KIO 3 pada Garam Konsumsi Beryodium yang Beredar di Kota Blitar, Jurnal Teknologi Proses Dan Inovasi Industri, 2(2). Nguyen V., Cody N., Joel F. dan Carolyn P., 2017, Potassium Iodide. The Solution to Silver Diamine Fluoride Discoloration, Advances in Dentistry and Oral Health, 5(1). Peratiwi R. P., Fikri A., Fani W., Rani S., Hestiary R. dan Faizal H., 2014, Pengaruh Pembentukan Ko-Kristal Pirimetamin-Asam Fumarat terhadap Kelarutan dan Laju Disolusinya, Kartika-Jurnal Ilmiahv v Farmasi, 4(1). Subhan, 2014, Analisis Kandungan Iodium dalam Garam Butiran Konsumsi yang Beredar di Pasaran Kota Ambon, Jurnal Fikratuna, 6(2). Talukder M. R., Asaduzzaman M., Makoto U., Mikiko K., Shozo Y., Takuya B., Hideyuki T. dan Toshiki A., 2016, Low Potassium Content Vegetables Research For Chronic Kidney Disease Patients in Japan, Open Journal Nephrology, 2(1).

Related Documents

Kalium
June 2020 15
Kalium Nitrat.docx
May 2020 12
Kalium Klorida.docx
November 2019 8
Kalium Iodat.docx
May 2020 10
Phosphor Und Kalium
May 2020 1

More Documents from ""