KERANGKA ACUAN KERJA PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA DALAM UPAYA PELAYANAN GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
A. LATAR BELAKANG Penderita gangguan jiwa jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di tingkat Indonesia maupun di dunia, jumlah penderitanya terus meningkat. Pada tahun 2002 WHO melaporkan bahwa : 154 juta orang mengalami depresi, 25 Juta orang menderita Skizofrenia, 15 juta orang menjadi pecandu obat-obatan terlarang termasuk Narkoba dan penyalahgunaan alcohol serta angka bunuh diri mencapai 877.000 kasus pertahun. Tentunya angka tersebut bukan angka yang kecil, tetapi menjadi fenomena gunng es di permasalahan kesehatan jiwa. Dalam pelayanan kesehatan mental masih menjadi prioritas nomor dua, sehingga deteksi dan pendataan angka penderita gangguan mental tentunya belum bisa akurat. Selain itu pada kenyataan saat ini kesehatan mental bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang memalukan atau aib untuk diketahui oleh pihak luar keluarga sehingga menjadi penghalang bagi penderita memperoleh pelayanan kesehatan mental pada tenaga professional. Menurut Riskesdas tahun 2013, gangguan jiwa berat (Psikotik) di DIY menduduki peringkat pertama di Indonesia yaitu 2,7/1000 penduduk yang artinya terdapat penderita gangguan jiwa berat 2-3 orang setiap 1000 penduduk. Jumlah penduduk DIY 3.630.720 jiwa, sehingga gangguan jiwa berat di DIY mencapai 9.820 orang. Gangguan Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat yang paling banyak ditemukan di masyarakat jika dibandingkan dengan gangguan jiwa berat yang lainnya. Langkah untuk menangani kesehatan mental telah ditempuh oleh pemerintah , salah satunya pencanangan program DSSJ ( Desa Siaga Sehat Jiwa ). Dalam Sistem DSSJ ini dipersiapkan kader – kader kesehatan jiwa yang akan menjadi petugas di masyarakat yang membantu dokter dan perawat melakukan pelaporan adanya masyarakat yang sakit serta menjalankan rujukan kepada puskesmas dan rumah sakit Jiwa. Kader kesehatan jiwa lebih berfungsi sebagai bagian dari proses partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam layanan kesehatan jiwa.Salah satu tugas kader
adalah mwmbantu dalam proses screening di masyarakat melalui deteksi permasalahan kesehatan mental (Retnowati, 2012 ).
B. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan umum : Memberikan bekal tentang kesehatan jiwa kepada kader kesehatan jiwa dalam upaya Peningkatan pelayanan kesehatan mental emosional di masyarakat. Tujuan khusus : 1. Mengenalkan tentang kondisi sehat mental dan gangguan mental 2. Mengenalkan tentang Gejala gangguan mental 3. Mengenalkan tentang tugas kader dalam pelayanan kesehatan jiwa 4. Mengenalkan tentang Konsep gangguan Psikotik dan Non Psikotik 5. Mengenalkan tentang konsep Komunikasi terapetik pada palayanan kesehatan jiwa Sasaran : Sasaran dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan yang berperan dalam upaya Peningkatan pelayanan kesehatan mental di Puskesmas Jetis II Bantul, Yogyakarta.
C. DASAR HUKUM 1. Undang - Undang nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan 2. Undang – Undang nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa 3. Peraturan Gubernur DIY no 81 tahun 2014 tentang Pedoman Penanggulangan Pemasungan
D. KELUARAN : Peserta Pelatihan Kader memahami tentang Gangguan Jiwa dan pentingnya Peran Kader dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan mental dimasyarakat sehingga kader mampu melakukan Deteksi Dini permasalahan kesehatan mental, mampu melakukan penggerakan kelompok , kunjungan rumah dan rujukan ke pelayanan kesehatan ketika tidak mampu mengatasi permasalahan kesehatan jiwa di masyarakat.
E. RUANG LINGKUP KEGIATAN Pelatihan kader kesehatan jiwa dilaksanakan selama 3 hari dengan sasaran kader yang sudah terbentuk posbindu di wilayahnya. Kegiatan pelatihan kesehatan jiwa bagi kader ini akan dilaksanakan selama 3 hari yang berisi tentang : 1. Pengenalan Konsep gangguan Jiwa 2. Pengenalan Konsep gangguan Mental Depresi dan penatalaksanaannya 3. Pengenalan Konsep gangguan mental cemas dan penatalaksanaannya 4. Pengenalan Konsep Komunikasi Terapeutik 5. Pengenalan cara melakukan konseling sederhana 6. Refreshing Peran tugas kader dalam Desa Siaga Sehat Jiwa
F. PESERTA KEGIATAN : Jumlah peserta pada setiap kegiatan pelatihan kader adalah 40 orang dengan rincian sebagai berikut : Kader kesehatan : 40 orang (masing-masing Dusun Posbindu 2 orang kader yang akan terlibat langsung dalam kegiatan layanan kesehatan jiwa masyarakat di masing-masing wilayah)
G. JADUAL PELAKSANAAN Kegiatan ini akan dilaksanakan pada : 23, 24 dan 25 Oktober 2017
Rincian Kegiatan Hari I NO JAM 08.00 - 08.30 2 08.30 - 09.00
MATERI Daftar Ulang Pembukaan
NARASUMBER -
PJ Panitia Kepala Puskesmas Jetis II Panitia Moderator
3 4
09.00 – 09.15 09.15 – 10.45
Coffee Break Materi 1 : Mengenal Ciri-Ciri Sehat Jiwa dan gangguan Jiwa
Nurlathifah Syamsiyah, SST
5
10.45 – 12.15
Materi 2 : Mengenal gangguan Depresi
Aspi Kristiati,SKM
Moderator
6 7
12.15 – 12.45 12.45 – 14.00 14.00 – 14.15
Puji Hastuti, Skep. Ns -
Panitia Moderator
8
Ishoma Materi 3 : Mengenal gangguan Kecemasan Refleksi dan pulang
Panitia
Hari II NO JAM 1 08.00 - 08.30 2 08.30 – 09.45 3 4
09.45 – 10.00 10.00 – 11.45
5 6 7
11.45 – 12.30 12.30 – 13.00 13.15 – 14.00
8
14.00 – 14.15
MATERI Daftar Ulang Materi 5: Komunikasi Terapeutik Coffee Break Materi 6 : Tugas dan peran kader dalan DSSJ Role play Ishoma Role play Deteksi Dini dan penjelasan tugas deteksi dini kesehatan mental di masyarakat Refleksi dan pulang
NARASUMBER Panitia Puji Hastuti, Skep. Ns Panitia Aspi kristiati
PJ Panitia Moderator
Aspi K Panitia Tim
Moderator
Panitia
Panitia
MATERI Daftar Ulang Materi 7: Gangguan Jiwa dan Penatalaksanaanya Coffee Break Materi 8 : Konseling sederhana Role play
NARASUMBER Panitia Dr. Yulia Dewi Irawati Panitia Dewi Nur Rizky, M.Psi Psikolog Aspi K , Dewi Nur Rizky, M.Psi Psikolog Panitia Tim
PJ Panitia Moderator
Panitia
Panitia
Panitia Moderator
Moderator
Hari II NO JAM 1 08.00 - 08.30 2 08.30 – 10.00 3 4
10.00 – 10.15 10.15 – 11.45
5
11.45 – 12.30
6 7
12.30 – 13.00 13.15 – 14.00
8
14.00 – 14.15
Ishoma Evaluasi hasil Deteksi Dini oleh kader dan pelaksanaan pelatihan serta RTL Penutupan
Panitia Moderator Moderator
Moderator