Jurnal Muh Yamin.docx

  • Uploaded by: Afdatil
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Muh Yamin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,006
  • Pages: 14
PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI SMKN 2 SIDENRENG MUH. YAMIN Program Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Email: [email protected]

ABSTRAK

MUH YAMIN. 2016. Perilaku keselamatan dan kesehatan kerja siswa dalam pembelajaran praktikum di SMKN 2 Sidenreng. (dibimbing oleh Lahming dan Muh Yahya) Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku keselamatan dan dan kesehatan kerja siswa dalam pembelajaran praktikum di SMKN 2 Sidenreng dengan tiga indikator yakni: (1) pengetahuan siswa meliputi pengertian K3, tujuan K3 dan syarat-syarat K3; (2) aspek sikap yang meliputi penerimaan terhadap K3, respon terhadap K3 dan tanggung jawab terhadap K3; (3) aspek tindakan yang meliputi memperhatikan aspek K3, mematuhi peraturan K3 dan melaksanakan peraktikum sesuai prosedur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di SMKN 2 Sidenreng

di

Kab. Sidrap.

Pengumpulan

data

dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) aspek pengetahuan siswa di SMKN 2 Sidenreng berada pada kualifikasi baik, (b) aspek sikap K3 siswa kualifikasi baik dan (c) aspek tindakan K3 siswa berada pada kualifikasi sangat baik.

Kata Kunci: Pengetahuan K3, Sikap K3,Tindakan K3

berkualitas serta mampu bersaing di

PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk mewujudkan sumber

daya

manusia

yang

era globalisasi. Terciptanya sumber daya

manusia

yang

berkualitas

tersebut perlu diperhatikan kesehatan

dan keselamatan kerjanya.

perlindungan kelangsungan hidup

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pekerjanya (Friend & Khon, 2007).

(K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi

kecelakaan

dan

penyakit

akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan

tempat

kerja

yang

nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Friend & Khon, 2007). K3

K3 menjadi suatu aspek yang sangat

merupakan

hal

yang

hukum, keselamatan dan kesehatan

Perusahaan sedang berusaha untuk menguntungkan global

yang

dalam semakin

kompetitif, untuk ini perusahaan menerapkan

keselamatan

dan

kesehatan kerja agar praktik bisnis tetap berjalan dengan baik. Bagi banyak perusahaan besar program keselamatan, lingkungan

dipahami,

mengingat resiko bahayanya dalam penerapan

teknologi

Peningkatan

tersebut.

keselamatan

dan

kesehatan kerja merupakan tugas semua orang yang terlibat dalam suatu

pekerjaan. Subtansi

dalam

berbagai bentuk dapat menimbulkan pengaruh merugikan bagi K3 dan dapat memberikan efek kecelakaan kerja, misalnya kebisingan yang memiliki pengaruh utama kehilangan pendengaran akibat imbas bising

kebisingan

kesehatan, merupakan

dan bentuk

tersebut

menyebabkan

dapat

kepengatan

dan

disorentasi.

kerja telah menjadi isu penting.

ekonomi

untuk

(noise induced hearing loos) dan

penting secara ekonomi, moral, dan

tetap

penting

Data dari International Labor Organization terjadi

1,1

(ILO), setiap juta

kematian

tahun yang

disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan

akibat

hubungan

pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya

adalah

diakibatkan

kematian

oleh

karena

hubungan

pekerjaan, sekitar 160 juta penyakit akibat dampak dari pekerjaan baru

setiap

tahunnya.

ILO

mengikuti aturan keselamatan kerja

kematian

serta tidak adanya prosedur kerja

terbanyak pada pekerja disebabkan

yang aman juga alat yang tidak

oleh kanker akibat kerja sekitar

memenuhi

syarat

sehingga

34 %, karena gangguan pendengaran,

menjadikan

faktor

terjadinya

gangguan musculoskeletal, ganggua

kecelakaan kerja. Faktor lingkungan

n reproduksi dan masalah kejiwaan.

dari penyakit akibat kerja adalah

Menurut World Health Organitation

kebisingan, pencahayaan, getaran,

(WHO), hanya

%

kelembapan udara serta mesin alat

pekerja di negara berkembang dan

yang tidak sesuai dengan beban

20-50 % pekerja yang ada di Negara

kerja. Apabila faktor lingkungan

industri

pelayanan

tidak dicegah dengan program K3,

kesehatan kerja yang memenuhi

maka akan menyebabkan kerusakan

standar (Buchari, 2007).

pada

menyebutkan

Data

bahwa,

sekitar 5-10

mendapatkan

Berdasarkan data dari PT

pendengaran,

pernapasan,

kerusakan

gangguan paru-paru,

BPJS angka kecelakaan kerja tahun

kebutaan, kerusakan jaringan tubuh

2011

akibat sinar ultraviolet, kanker kulit

mencapai,

99.491

kasus.

Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun

sebelumnya.

Tahun

2007

dan kemandulan (Danggur, 2006). Berbagai

faktor

penyebab

sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008

kecelakaan kerja menjadi ancaman

sebanyak 94.763 kasus, tahun 2009

dalam setiap kegiatan kerja, untuk itu

sebanyak 96.314 kasus dan tahun

pencegahan kecelakaan kerja harus

2010

kasus

dilakukan baik dilingkungan industri

sehingga rata-rata setiap hari kerja

kerja maupun didunia pendidikan

terjadi

kasus

misalnya SMK yang menjadi dasar

kecelakaan kerja di perusahaan yang

tenaga kerja profesional. Pengetahun

tercatat sebagai anggota BPJS.

tentang K3 sangat penting SMK

sebanyak

lebih

98.711

dari

414

Pelakasanaan program K3 di tempat

kerja

ternyata

sebagai kelompok teknologi dan

belum

industri yang merupakan tempat

sepenuhnya terealisir dengan baik.

untuk mencetak tenaga kerja yang

penyebab faktor manusia yang tidak

profesional yang siap bekerja, untuk

menanamkan kebiasaan yang disiplin

telah

dalam melaksanakan prosedur K3

keselamatan dan kesehatan kerja

dalam bekerja.

untuk siswa yang melaksanakan

Minimnya kesadaran

pengetahuan

siswa

tentang

ada

prosedur

namun

tata

tertib

dan

praktikum

belum

ada

K3

pengawasan secara khusus tentang

merupakan dampak terbesar akan

penerapan K3.

Belum lengkapnya

terjadinya

perlengkapan

safety,

disamping

kecelakaan juga

ruangan

kurangnnya

praktikum yang tidak sesuai dengan

pemahaman siswa tentang K3 dapat

standar keselamatan dan kesehatan

mempengaruhi prilaku siswa saat

kerja, serta belum adanya sanksi

praktikum di bengkel maupun di

yang

dunia industri nantinya. Siswa SMK

melanggar melakukan pelanggaran

disarankan

memenuhi

tata tertib keselamatan dan kesehatan

pedoman

kerja. Hal ini mungkin dipengaruhi

peraturan

itu

kerja,

untuk dan

juga

ketat

bagi

yang

khususnya mengenai K3 di dalam

oleh

melaksanakan

praktikum

tentang K3 masih dalam kategori

laboratorium

agar

dalam

tidak

mengalami

pelaksanaannya kecelakaan

dan

pengetahuan

siswa

rendah. Permasalahan perilaku K3 siswa

dapat

SMK tidak terlepas dari keberadaan

melakukan praktikum dengan baik,

siswa itu sendiri yang merupakan

bagi

lulusan yang nantinya

guru

kerja

di

tingkat

siswa

praktikum

disarankan

menjadi

untuk memenuhi peraturan dan juga

tenaga kerja tingkat SMK. Jika

pedoman

faktor K3 telah terpenuhi pada

keselamatan

khususnya kerja

melaksanakan

tentang di

praktikum

dalam

laboratorium

maka

faktor

agar

pemahaman, sikap dan perilaku para

dalam pelaksanaanya guru dapat

tenaga kerja dalam melaksanakan K3

membantu siswa dama mencegah

yang harus menjadi perhatian, karena

kecelakaan kerja.

bagaimanapun

Hasil observasi awal yang

mutakhir

dan

lengkapnya alat pelindung diri yang

dilakukan peneliti di SMKN 2

disediakan

pihak

Sidenreng diperoleh informasi bahwa

kesadaran

dan

sekolah, perilaku

jika dalam

melaksanakan K3 dari para siswa

mengandung tiga komponen yang

kurang, maka masalah K3 akan tetap

membentuk struktur sikap yaitu:

menjadi permasalahan dalam dunia

komponen kognitif, konponen afektif

ketenagakerjaan.

dan komponen konatif. Selanjutnya

Berdasarkan hal tersebut di

menurut

Notoatmodjo

atas, maka penulis tertarik untuk

perilaku

adalah

melakukan suatu penelitian tentang

diekspresikan (expressed attitudes).

“Perilaku keselamatan dan kesehatan

Perilaku sikap saling berintreraksi

kerja siswa SMKN 2 Sidenreng pada

dan

pembelajaran praktikum “

dengan yang lain.

saling

(2003),

sikap

yang

mempengaruhi

satu

LANDASAN TEORI

Perilaku manusia sangat kompleks

Perilaku manusia adalah sekumpulan

dan mempunyai ruang lingkup yang

perilaku

dimiliki

sangat luas. Benyamin Bloom (1908)

manusia dan dipengaruhi oleh adat,

dalam Notoatmodjo (2003) membagi

sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,

perilaku manusia dalam 3 domain.

persuasi dan genetika. Mengutip

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pendapat

(K3)

manusia

yang

Kerch dan

Crutchfiled

(1962) yang mengatakan : As we

Keselamatan kerja menurut

have already indicated, attitudes lie

Mondy dan Noe (2005:360) adalah

behind many of the significant and

perlindungan karyawan dari luka-

dramatic instances of man behavior.

luka

It

many

kecelakaan

yang

psychologists regard the study of

pekerjaan.

Resiko

attitudes as the cenral problems of

merupakan

social psycology.

lingkungan

is

for

Bimo

reason

that

Walgito

yang

disebabkan terkait

dengan

keselamatan

aspek-aspek kerja

oleh

yang

dari dapat

(2003)

menyebabkan kebakaran, ketakutan

berpendapat bahwa sikap yang ada

aliran listrik, terpotong, luka memar,

pada seseorang akan memberikan

keseleo, patah tulang, kerugian alat

warna atau corak pada perilaku atau

tubuh, penglihatan dan pendengaran.

perbuatan orang yang bersangkutan.

Kesehatan kerja adalah kebebasan

Sementara sikap pada umumnya

dari

kekerasan

fisik.

Resiko

kesehatan merupakan faktor-faktor

Populasi penelitian ini adalah siswa

dalam lingkungan kerja yang bekerja

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

melebihi

2 sidenreng dengan jumlah 480

periode

waktu

yang

ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan

siswa. HASIL PENELITIAN DAN

fisik.

PEMBAHASAN Mangkunegara

(2002:163)

Penelitian

ini

adalah

penelitian

berpendapat bahwa keselamatan dan

deskriptif yang dilaksanakan pada 3

kesehatan

kerja

adalah

suatu

jurusan yang ada di SMKN 2

pemikiran

dan

upaya

untuk

Sidenreng. Adapun jurusan tersebut

dan

yakni Jurusan Teknik Audio Vidio,

jasmaniah

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

maupun rohaniah tenaga kerja pada

dan Jurusan Teknik Sepeda Motor.

khususnya,

Dengan

menjamin

keutuhan

kesempurnaan

baik

dan

manusia

pada

mendeskiripsikan

skor

umumnya, hasil karya dan budaya

masing-masing variabel, maka akan

untuk menuju masyarakat adil dan

diperoleh

makmur. Sedangkan Mathis dan

permasalahan yang diajukan yaitu

Jackson

menyatakan

tentang prilaku keselamatan dan

bahwa Keselamatan adalah merujuk

kesehatan kerja siswa SMKN 2

pada

Sidenreng. Berikut ini diuraikan hasil

(2002:245)

perlindungan

kesejahteraan

fisik

terhadap seseorang

terhadap cedera yang terkait dengan

jawaban

terhadap

penelitian dari tiap jurusan tersebut. Pengetahuan

pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk

Data

dari

indikator

pada kondisi umum fisik, mental dan

pengetahuan K3 siswa SMK 2

stabilitas emosi secara umum

Sidenreng

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif mengetahui

yang

bertujuan

gambaran

untuk perilaku

keselamatan dan kesehatan kerja siswa

di

SMKN

2

Sidenreng.

diperoleh dari hasil

angket yang telah dibagikan kepada siswa di 3 jurusan yakni jurusan TAV, TKR dan TSM dimana angket yang telah di isi dijumlahkan dan ditarik

rata-ratanya

menunjukkan

menggambarkan pengetahuan siswa

SMKN

2

pada

angket yang telah dibagikan kepada

kategori “Baik” dengan persentase

siswa di 3 jurusan yakni jurusan

skor 71.4 %. Jurusan Teknik Audio

TAV, TKR dan TSM dimana

Vidio memperoleh rata-rata 55.9,

angket yang telah di isi dijumlahkan

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

dan

memperoleh

menunjukkan

Jurusan

sidenrang

rata-

Teknik

ada

rata

58

Sepeda

dan

Motor

ditarik

rata-ratanya menggambarkan

sikap siswa SMKN 2 sidenrang ada dengan

pada

jelasnya dapat dilihat pada tabel

persentase skor 75.3 % . Jurusan

dibawah ini.

Teknik Audio Vidio memperoleh

Tabel 4.10 Persentase Pengetahuan

rata-rata

K3 Siswa SMKN 2 Sidenreng

Kendaraan

No

rata- rata 53.7 dan Jurusan Teknik

Jurusan

Rata- Persentase

Teknik

55.9

69.8 %

Audio

Jurusan

Ringan

Teknik

memperoleh

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11 Persentase Sikap K3

Vidio 2.

53.9,

Sepeda Motor dengan rata- rata 55.

rata 1.

kategori

“Baik”

dengan rata- rata 57.4 . Untuk lebih

Siswa SMKN 2 Sidenreng

Teknik

58

72.5 % No

Kendaraan

Jurusan

Ratarata

Persentase

Ringan Teknik 3.

Teknik

57.4

71.7 %

1.

Sepeda

Audio

53.9

74.8 %

53.7

74.6 %

55

76 %

Vidio

Motor Teknik 57

71.4 %

2.

Kendaraan Ringan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Teknik

Sikap Hasil pengolahan data dari indikator sikap K3 siswa SMK 2 Sidenreng

diperoleh dari hasil

3.

Sepeda Motor

54.2

75.3 %

Teknik 2.

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kendaraan

86.2 %

14

87.5 %

13.8

86.2 %

Ringan

Tindakan

Teknik

Data dari indikator tindakan K3

13.8

siswa

SMK

2

Sidenreng

3.

Sepeda Motor

diperoleh dari hasil pengamatan kepada siswa di 3 jurusan yakni jurusan TAV, TKR dan TSM dimana angket yang telah di isi

Sumber : Hasil Pengolahan Data

dijumlahkan dan ditarik rata-ratanya menunjukkan pengetahuan

menggambarkan siswa

SMKN

2

sidenrang ada pada kategori “Sangat Baik” dengan persentase skor 87.8 %.

Jurusan Teknik Audio Vidio

memperoleh rata-rata 14.5, Jurusan Teknik

Kendaraan

Ringan

memperoleh rata- rata 15.2 dan Jurusan

Teknik

Sepeda

Motor

dengan rata- rata 15.1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Siswa SMKN 2 Sidenreng Jurusan

Audio Vidio

yang telah dibahas pada BAB IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan K3 siswa SMK 2 Sidenreng yang meliputi pengertian K3, tujuan K3 dan syarat-syarat K3 berada pada kategori baik dengan perolehan nilai rata-rata 23 atau sebesar 71.4 persen. 2. Sikap K3 siswa SMKN 2 Sidenreng

Ratarata

K3, respon terhadap

K3 dan

tanggung jawab terhadap K3 berada Persentase

pada kategori baik dengan perolehan skor rata-rata

atau sebesar 75.3

persen.

Teknik 1.

Berdasarkan hasil penelitian

yang meliputi penerimaan terhadap

Tabel 4.12 Persentase Tindakan K3

No

KESIMPULAN DAN SARAN

13.6

85 %

3. Pelaksanaan

K3

siswa SMK 2

sidenreng yang meliputi menaati peraturan K3, memperhatikan aspek

K3 dan melaksanakan praktikum

menumbuh kembangkan etika dalam

sesuai prosedur berada pada kategori

melaksanakan praktikum disekolah,

sangat baik dengan perolehan skor

dan dapat direkomendasikan pada

rata-rata 13.8 atau sebesar 86.2

peneliti

persen.

mengembangkan konteks K3 kearah

Saran

yang lebih luas.

1. Untuk mencapai tujuan pelaksanaan

dan

pengawasan

agar

lebih

DAFTAR PUSTKA

K3 secara maksimal perlu dilakukan pembinaan

selanjutnya

Abidin Syamsuddin Makmum.

pelaksanaan K3, perlu dilakukan

2003. Psikologi Pendidikan Bandung

pembinaan

dalam

rangka

: PT Rosda

mengurangi

tingkat

resiko

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi

kecelakaan. pengawasan

Selain K3

itu

perlu

diimbangi

dan

pembinaan

terampil, K3

sehingga

dapat

dilakukan

secara maksimal. 2. Pelaksanaan praktikum dilaboratorium

Sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta

oleh

sumber daya manusia yang terdidik, terlatih

Karya remaja.

Arikunto . 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Azwar, S., 2005. Sikap Manusia

K3

pada

yang

kegiatan

dilaksanakan sekolah

yang

dilaksanakan secara rutin, sebaiknya dilakukan penyuluhan dan pelatihan K3 , agar dapat

meningkatkan

kepedulian guru dan siswa tentang

Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Barlington, J., Hutchinson, I., 2000. Commitment vs. control-based safety practices,

safety reputation,

and perceived safety climate. Canadian Journal of

bahaya yang munkin terjadi selama praktikum berlangsung.

Pelajar

Administrative Sciences 17, 76–84.

3. Gambaran perilaku K3 yang ada di SMKN 2 sidenreng

diharapkan

Barling & Zacharatos, A. 1999. High

dapat menjadi cerminan bagi SMK

performance safety sistems:

yang ada, sehingga diharapkan dapat

Management

practices for

achieving optimal safety

Keselamatan Kerja.

performance‟, paper presented at

UI-Perss.

the

25th annual meeting of the

Academy of Management: Toronto. Bimo Walgito. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Jakarta:

Charles, A. Wentz. 1998. Health dan environmental protection . MHG. Clarke, S. (2000). Safety Culture: Underspecified and Overrated?

Blair, E. (2003). Culture &

International

Leadership: Seven Key Points for

management Reviews, 2(1), 65-90.

Improved Safety

Cooper, D., (2002), Safety Culture –

Performance. Professional Safety(6), 18-22.

Journal of

A Model for Understanding & Quantifying

Difficult

Brigham, J.C. 1991. Social

Concept, Professional Safety, 47(6),

pysikology, 2and edition. New York:

3036.

Haper Collins

Publisher Inc.

Cox, SJ & Cheyne, AJT (2000).

Buchari, 2007. Kebisingan Industri

Assessing Safety Culture in Offshore

dan Hearing Conservation Program.

Environments.

[lecture

vol.34, no. 1-3, p111-129

papers] koleksi

umum. Medan: USU Repository Campbell, J.P., Gasser, M.B. & Oswald, F.L. 1996. The substantive nature of

performance

variability‟, in Individual Differences and Behavior in

Safety Science.

Daryanto. 2008. Keselamtan kerja otomotif. Malang: Bumi Aksara. Danggur Kondarus. 2006. Keselmatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Litbang Danggur&patners

Organizations, ed. K.R. Murphy, Jossey-Bass, San Fancisco

Dahlan. 1990. Psikologi industry. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Chandra Yoga Aditama & Tri Hastuti. 2006. Keshatan dan

DePasquale, Jason and E. Scott Geller. (1999). Critical Success

Faktors for Behavior-

Based

Glendon, A. I., and Litherland, D. K.

Safety: A Study of Twenty Industry-

_2001_. “Safety climate factors,

Wide Applications. Journal of

group

Safety Research, vol. 30, no.

differences and safety

behavior in road construction.”

4, page 237-249

Safety Sci., 39, 157–188.

Depkes RI, 1992. Undang-Undang

Guldenmund, F W. (2000). The

Kesehatan No 23 Tahun 1992.

Nature of Safety Culture: a Review

Tentang

of Theory and

Kesehatan. Jakarta

Research. Delft

University of Technology,

Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. 2006, Subdinas pengawasan

Kanaalweg 2b, The Netherlands Hamin, Marsud. 1998. Hiperkes

ketenagakerjaan. Jakarta. Ferraro, L. 2002. Measuring Safety Climate: The Implications for Safety Performance. The University of Melbourne.

keselamatan kerja pencegahan kecelakaan. Ujung

pandang :

PUSTAKAGAMA Hale, AR. (2000). Culture‟s confusions. Safety Science. no.34, vo1-3, pp. 1-14.

Friend and Khon, P.J. 2007. Fundamental of Occupational

Hagan, P. E., Montgomery, J. F., &

Safety and Helath.

O'Reilly, J. T. (2001). Accident

Fourth

Edition. Government Institutes.

prevention

Lanham, Maryland. Toronto

business and industry (12th ed.).

Gadd, S and Collins A M. (2002). Safety Culture: A review of the Literature. HSL

Draft Report

Geller, E. S. (2000). Behavioral Safety Analysis: A Necessary Precursor to Corrective Action. Professional Safety, 45(3), 29-36.

manual for

Itasca, IL: National Safety Council Imamkhasani, Seomanto. 1991. Dasar-dasar kerja bidang kimia dan pengendalian Jakarta: ILO

bahaya besar.

Irawan & Basu Swastha DH. 1992. Lingkungan perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Learning, Personality, Social 18, 5–17 Mohtar, Anuar Mohd. 1992.

Isaac and Michael. 1981. Model

Personal protective Equipment

CIPP. www.google.com

Occupational Safety and

Juminam. 2003 Pengetahuan dan perilaku tenaga kerja dalam penggunaan alat

pelindung

diri. Laporan penelitian Makassar. Krech and Crutchfield. 1962. Individual In Society. London: McGraw-Hill Book Ltd

Landasan Bimbingan dan Konseling. Remaja

Rosdakarya.

Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosda

Karya

Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba

Empat, Jakarta

Management. Ninth

Edition.

USA: Prentice Hall.

pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT.

Remaja

Rosdakarya

Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Air Langga. Neal, A , Griffin, MA. & Hart, PM.

climade on

safety climate and

individual behavior, safety scence Vol.34, Nol-3, 99-109. New Comb, R.H., P.E, Bunner, T.M,

Mearns, K.J., Flin, R., 1999. Assessing the state of occupational safety—culture or

Noe. 2005. Human Resource

2000. The impact of organizational

Mathis dan Jackson. 2002.

Edisi Pertama.

Mondy, R. Wayne, and Robert M.

Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar

Mangkunegara. 2002. Manajemen

Bandung: PT

: NIOSH

Muhibbinsyah. 1995. Psikologi

L,N Yusuf Syamsu, Dr. 1995.

Bandung: PT.

Healt In Malaysia. Malaysia

climate.

Current Psychology: Developmental,

Converse, Noesjirwan. 1987. Sosial psychology

(terjemahan),

Bandung: CV.Dipanegoro.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007.

working and living environmental

Pendidikan dan perilkau kesehatan.

protection.

Jakarta: Balai

yugoslavia pp. 179 – 187

Pustaka.

,

serbia,

Pidgeon, N. (1998).Safety Culture:

Sutrisno, Kusmawan Ruswandi,

Key Theoretical Issues. Work and

2007, Prosedur

Stress, Vol.12,

Keamanan,Keselamatan dan

No.3, pp202-

216.

kesehatan Kerja, Galia,

Purwoto Yadi. 2007. Etika Profesi. Bandung: PT. Refika Oditama. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,

1990.

Rosskam E. 1996. Controlling Hazard, International labour Office. Geneva.

Jakarta Surakhmad. 1980. Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suma’mur. 1998. Higine perusahaan dan keselamatan kerja. Jakarta : Haji Masagung Sutrisno Hadi. 1989. Manajemen

Sarwoto. 1991. Dasar- dasar

penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Organisasi dan manajemen. Jakarta:

Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen

Graha Indonesia.

Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Schuler, S. Randall. 1996. Encycolopedia of Occupation Health and safety

(terjemahan),

Bandung: CV. Dipanegoro. Soeripto. 1996. Higine perusahaan 1.

Center for

Academic

Publishing Service. Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta

Jakarta: Fakultas Kedokteran

Turner, B. A. (1994). Causes of

Universitas

Disaster: Sloppy Management.

Indonesia.

Stojanović & Zdravković. 2002.

British Journal

Motivation for occupational safety.

Wijaya, A. 2004. Pencemaran

Facta

lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.

universitatis series:

Winardi, J.2004 . Manajemen

effect of group

perilaku Organisasi. Jakarta:

microaccidents in manufacturing

Prenada Media.

jobs. Journal of Applied

Zohar, D. (2000). A group level model of safety climate: Testing the

climate on

Psychology, 85, 4, 587596.

Related Documents

Jurnal Muh Yamin.docx
April 2020 4
Teologi Muh
April 2020 28
Zheeendy Muh
June 2020 18
Muh. Syahril.pdf
December 2019 25
Rpp Muh
June 2020 11
Rsu Pku Muh Cepu.docx
April 2020 20

More Documents from "dyan"

Jurnal Muh Yamin.docx
April 2020 4
Am 4.ppt
November 2019 7
Uuuuudddd.docx
April 2020 5