Ubi Jalar I. 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dikenal juga dengan istilah ketela
rambat merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman palawija, dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Ubi jalar di Indonesia cukup popular, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua Timur dan Papua Barat yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan pokok. Sentra produksi ubi jalar di Indonesia yang paling Luas adalah Jawa Barat, Papua, Jawa Timu, Jawa tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara (Indah Permanasari, 2017). Dengan perkembangan teknlogi ubi bisa menjadi bahan baku olahan yang sehat, enak, dan bermanfaat. Produk berbahan baku ubi jalar, seperti dibuat keripik, chips, tepung, mie, kosmetik, snack, frukotsa. Ubi jalar juga mempunyai limbah berupa daun dan batang, yang bisa di peruntukan untuk pakan ternak seperti, sapi, kambing, kelinci. Untuk pembudidaya kelinci hias, daun dari limbah ubi jalar sangat baik untuk perkembangan bulu dan tubuh kelinci. Dan daun ubi yang berdaun kecil menjari, dapat dimanfaatkan untuk sayur. Ubi jalar segar merupakan sumber gizi yang cukup tinggi, yakni menggandung kalori 53,00 kal, 2,8 g protein, 107 mg kalsium, 562 g kalium, 5.565 SI vitamin A, dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram (Lingga, 1984). 1.2
Tujuan Praktikum Adapan tujuan praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman ubi jalar. 2. Untuk mengetahui cara melakukan stek pada tanaman ubi jalar. 3. Untuk mengetahui pengaruh penyiraman pada pertumbuhan ubi jalar.
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas
L) diduga berasal dari benua
Amerika, tetapi para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama ke negara-negara beriklim tropis pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang dan Indonesia. Cina merupakan penghasil ubi jalar terbesar dari yang dihasilkan dunia (Kantor Deputi Menegristek, 2000). Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledone
Ordo
: Convolvulales
Famili
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomoea
Spesies
: Ipomoea batatas L. Morfologi Tanaman Ubi Jalar
1. Batang Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhan tegak atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2m3m. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan. 2. Umbi Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200g - 250g per umbi. Struktur kulit ubi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah. 3. Daun Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuningkuningan. 2
4. Bunga Bunga ubi jalar berbentuk mirip “ terompet “ tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.bila terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah. 5. Buah Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji. (Juanda dan Cahyono, 2002). SYARAT TUMBUH TANAMAN UBI JALAR 1. Keadaan Iklim Tanaman ubi jalar adalah tanaman hari pendek yang memerlukan cahaya untuk pembangunan maksimum dan dapat beradaptasi terhadap lingkungan tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 30º Lintang Utara dan 30º Lintang Selatan. Daerah yang paling ideal untuk mengembangkan ubi jalar adalah daerah bersuhu antara 21ºC - 27ºC, yang mendapat sinar matahari 11 – 12 jam/hari, berkelembapan udara ( RH ) 50% - 60%, dengan curahy hujan 750 mm – 1.500 mm per tahun. Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik. Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi. 2. Keadaan tanah Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik, dan mempunyai derajat keasaman tanah (pH ) 5,5-7,5. Ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 30º LU dan 30º LS. Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah (Sarwono, 2005).
3
BAB III. METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1
Tempat Dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Praktikum Fakultas Pertanian
Universitas Islam Kuantan Singingi. Tepatnya di belakang Fakultas Pertanian. Waktu pelaksanaan terhitung bulan Desember sampai Februari 2019. 3.2
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum adalah bibit palm-
palman, bambu, impus, polibag, tanah topsoil, aqua botol besar. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gergaji, parang, kamer, kawat dan air. 3.3
Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Persiapan Lahan Yang pertama dilakukan adalah dengan membersihkan lahan dari sampah daun, batang kayu, rerumputan dan ilalang. Selanjutnya tanah diolah hingga gembur dan langsung dibuat parit keliling sebagai drainase dan mencegah lahan kebanjiran pada musim hujan. Kemudian dibiarkan selama ±1 minggu. Lalu tahap berikutnya tanah dibentuk menjadi guludan dan dibagi menjadi 4 bagian. 3.3.2 Penyiapan Bibit (Stek) Pilih indukan ubi jalar berumur diatas 2 bulan dengan ruas pendek. Potong batang sekitar 5-10 cm. disetiap potongan, setidaknya terdapat 2 ruas batang. Lalu distek ke dalam polibag kecil lalu dibiarkan ditempat teduh selama 1 minggu. 3.3.3
Pemasangan Label Pemasangan label dilakukan 1 hari sebelum penanaman dengan tujuan
memberikan kemudahan pada saat memberikan perlakuan dan pengamatan. 3.3.4
Pengapuran Pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Caranya ditaburkan ke
atas bedengan setelah itu di aduk menggunakan cangkul. Tujuannya untuk menetralkan pH tanah tersebut. 3.3.5
Pemberian Pupuk Kandang dan Sekam Padi Masing-masing bedengan diberikan pupuk kandang sapi yang dicampur
dengan sekam padi. Fungsi dari pupuk kandang dan sekam padi ini adalah sebagai pupuk dasar yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
4
3.3.6
Penanaman Bibit stek yang telah siap di tanam di bawa ke guludan dan di tanam. Buat
lubang tanam dengan tugal dengan jarak tanam 25-30 cm. Tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak 10 cm. Jadi total tanaman/bedengan ada 8. 3.3.7
Pemeliharaan
a.
Penyiangan Penyiangan dilakukan pada tanaman gulma yang berada di sekitar
tanaman utama, serta penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan penyulaman dan perbaikan guludan. Penyiangan dilakukan secara menual dengan cara di cabut ataupun secara konvensional dengan menggunakan cangkul dan tajak. b.
Penyiraman Fase awal ubi jalar memerlukan air dengan jumlah banyak, namun untuk
pencapaian hasil yang maksimum diperlukan air yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pada 4 bedengan tersebut, diberikan perlakuan penyiraman yang berbeda yang disesuaikan dengan label bedengan. Adapun perlakuan pemyiraman pada masing-masing bedengan adalah sebagai berikut : Plot 1 = Penyiraman dilakukan 1 x Sehari Plot 2 = Penyiraman dilakukan 2 x Sehari Plot 3 = Penyiraman dilakukan 1 x dalam 2 hari Plot 4 = Penyiraman dilakukan 1 x dalam 3 hari Pengairan dilakukan secara terus menerus tiap hari jika tidak ada huja namun Jika air hujan yang sudah memabasahi maka kami tidak menyiram lagi agar tanaman tersebut tidak berlebihan airya, karena jika terlalu banyak maka tanaman akan jenuh dan menyebabkan layu kemudian mati apalgi jika terlalu lembab sarang hama dan penyakit semakin meningkat. Hasil terbaik di dapatkan pada plot ke- 2 yaitu dengan penyiraman 2 x sehari. Hal ini dikarenakan fungsi air yang sangat penting bagi tumbuhan. Selain membantu dalam proses pertumbuhan fungsi lain dari air adalah : 1. Komponen utama dalam proses fotosintesis dan transpirasi. 2. Sebagai pelarut hara. 3. Pengisi cairan tubuh tanaman. 4. Sebagai media transport mineral, hara dan hasil fotosintesis.
5
BAB IV. PENUTUP 4. 1 1.
Kesimpulan Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan gula fruktosa. Ubi jalar dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti.
2.
Ubi jalar memiliki limbah yang berupa batang dan daun dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Limbah daun ubi jalar juga dapat dipergunakan sebagai makanan kelinci. Pucuk-pucuk daun ubi muda yang masih segar dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan sayur.
3.
Di wilayah Indonesia bagian timur, yaitu NTT, NTB, Papua Timur dan Papua Barat menggunakan ubi jalar sebagai bahan pokok
4.
Ubi jalar segar mentah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 562 g kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram.
5.
Ubi jalar diduga berasal dari benua Amerika, tetapi para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia dan Amerika bagian tengah.
6.
Sentra produksi ubi jalar di Indonesia yang paling Luas adalah Jawa Barat, Papua, Jawa Timu, Jawa tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara
7.
Ubi jalar memerlukan air dengan jumlah banyak pada fase awal, namun untuk pencapaian hasil yang maksimum diperlukan air yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman.
4. 2
Saran Saran saya sebaiknya memilih lahan yang bebas dari hewan ternak seperti
ayam. Karena selama kami praktikum, pada minggu kelima tanaman ubi jalar rusak dan di cakar-cakar oleh ayam. Dan hal ini menyebabkan sebagian mahasiswa kehilangan data pengamatannya dan sebagian lagi bedengannya hancur akibat diinjak ayam tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA Permanasari, Indah. 2017. Penuntun Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Pekanbaru : Suska Pers. Lingga, P. 1984. Pertanaman Ubi-ubian. Jakarta : Penebar Swadaya. Sarwono, B. 2005. Ubi jalar : Cara Budidaya yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis. Jakarta : Penebar Swadaya. Kantor Deputi Menegristek. 2000. Ubi Jalar/Ketela rambat (Ipomoea batatas L.). Juanda, D.J.S. dan B. Cahyono. 2002. Ubi jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius. Suratman, Dwi P., Ahmad D.S. 2000. Analisis Keragaman Genus Ipomoea Berdasarkan Karakter Morfologi. Biodiversitas 1(2): 72-79. Zuraida, Nani dan Yati Supriati. 2008. Usaha Ubi Jalar sabagai Bahan pangan Alternatif dan Diverifikasi Sumber Karbohidrat. Buleti AgroBio 4(1): 1323. Allard, R. W. 1992. Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Rineka Cipta. Wargiono, J. 1989. Budidaya Ubi Jalar. Jakarta : Bhratara. Handawi P.S. Rachman, dkk. 2010. Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar untuk Meningkatkan 30 % Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman Pangan dan Gizi Najiyati, Sri. 1998. Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta : PT.Penebar Swadaya.
7
DOKUMENTASI
8