I.
ISI MATERI
A. Pengertian Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Fimosis baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glands penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis tersebut juga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis, yaitu bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan ke belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapisan bagian dalam preputium melekat pada glands penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan pada prepusium.Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras sebelum urine keluar. B. Etiologi Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan. C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala penyakit fimosis diantaranya : 1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine. 2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit. 4. Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan. 5. Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga. 6. Bisa juga disertai demam. 7. Terjadi iritsi pada penis. D. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Secara Medis a) Dilakukan tindakan sirkumsisi ( membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium ) b) Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty ( memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya ) 2. Penatalaksanaan Secara Konservatif Cara menjaga kebersihan pada fimosis yaitu dengan menjaga kebersihan bokong dan penis. a. Bokong Area ini mudah terkena masalah, karena sering terpapar dengan popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air kemih atau tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah disekitar bokong. Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah dibokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang penting adalah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih. Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah : 1)
Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau berpergian.
2)
Jangan berganti-ganti merek diapesr. Gunakan hanya satu merek yang cocok dengan bayi .
3)
Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil atau besar)
4)
Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tidak kedinginan.
5)
Jika peradangan kulit karena popok pada bayi tidak membaik dalam 1 sampai 2 hari atau lebih bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter.
b. Penis Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah : 1)
Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat menggunakan kasa. Membersihkannya sampai selangkang, jangan digosok-gosok.Cukup diusap dari atas ke bawah dengan satu arah sehingga bisa bersih dan yang kotor bisa hilang.
2)
Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
3)
Setelah BAK penis jangan dibersihkan dengan sabun yang banyak karena bisa menyebabkan iritasi.
4)
Memberikan salep kortikoid ( 0,05 – 0,1 % ) 2x / hari selama 20 – 30 hari , terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar 3 tahun.
II.
PENUTUP
A. Kesimpulan Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di antaranya : Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit, Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit, Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan, Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga, Bisa juga disertai demam, dan terjadi iritsi pada penis. B. Saran Dalam mengerjakan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA 1. Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta: EGC 2. Haws.,Paulette S.,2008,Asuhan Neonatus Rujukan Cepat,Jakarta; EGC 3. http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/kelainan-bawaan-pada-neonatus.html 4. http://jogjawithlove.blogspot.com/2009/06/fimosis.ht