Isi Cbr Evaluasi Pemb.faizah.docx

  • Uploaded by: faizah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Cbr Evaluasi Pemb.faizah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,294
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran

disamping adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun salah satu aspek penting dalam evaluasi pembelajaran adalah penilaian. Penilaian merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Selanjutnya sistem penilaian yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, yakni sistem penilaian yang menilai semua kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut berupa program perbaikan dan pengayaan. Penggunaan sistem penilaian yang berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini tentu akan bermakna apabila sistem penilaian tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan aturan - aturan atau teori teori yang berlaku. Tetapi bila tidak demikian tentunya akan menjadi bumerang karena akan memberikan hasil yang tidak akurat, siswa tidak termotivasi dan lainlain. Oleh karena itu sekolah harus dapat melakukan penilaian terhadap siswa secara profesional.

1.2.Tujuan Critical Book Review Adapun tujuan dari Critical Book Review adalah : 1. Agar kita bisa belajar dan memahami serta menganalisis baik dan buruknya isi suatu buku. 2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku. 3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dan mengemukakan pendapat mengenai isi buku. 4. Agar kita dapat mengambil manfaat dari isi buku.

1

1.3.Identitas Buku  Buku Utama Judul Buku : Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Pengarang

: Dr.Nana Sudjana

Penerbit

: PT. Remaja Rosdakarya Bandung

Tahun Terbit : 2010 Tebal Buku : 168 halaman

 Buku Pembanding

Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran Pengarang

: Drs.Asrul,M.Si , Rusydi Ananda, M.Pd, Dra.Rosnita,MA

Penerbit

: Ciptapustaka Media

Tahun Terbit : 2014 Tebal Buku : 168 halaman

2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Buku Utama

: Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar

2.1.1. Kerangka Teoritis BAB I : “Hakikat dan Lingkup Penilaian Hasl dan Proses Belajar – Mengajar” Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep – konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut : a. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan – tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan – tujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang mungkin timbul. b. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen – komponen pendidikan, baik masukan proses maupun keluaran. c. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai – tidaknya tujuan – tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan – tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya. d. Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga alat penilaian bukan tes. Atas dasar ini maka lingkup sasaran penilaian mencakup tiga sasaran pokok, yakni (a) program pendidikan , (b) proses belajar – mengajar , (c) hasil – hasil belajar. Penilaian program pendidikan ini menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program, dan sarana pendidikan. Sedangkan penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru – siswa, dan keterlaksanaan program belajar –

3

mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang. 1. Pengertian,Fungsi, dan Tujuan Penilaian Hasil dan Proses Belajar – Mengajar Hubungan antara tujuan pengajaran ( tujuan instruksional) , pengalaman belajar dan hasil belajar dapat kita lihat dalam gambar di bawah ini :

Garis (a) menunjukkan huungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan huungan tujuan instruksional dengan hasil belajar. Dari gambar tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c) yaitu kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional tersebut dapat dicapai dan dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar ( proses belajar mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Tujuan instruksional disini maksudnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya. Cara mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dapat diambil tindakan perbaikan pengajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan dengan

4

cara misalnya melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan kata lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar – mengajar. Penilaian juga dapat diartikan seagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria. Fungsi dari penilaian adalah a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar – mengajar. c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai – nilai prestasi yang dicapainya. Sedangkan tujuan penilaian adalah : a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak – pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud disini meliputi pemerintah, masyarakat, dan orangtua.

5

2. Jenis dan Sistem Penilaian Berdasarkan fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam yaitu : a. Penilaian Formatif  penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar – mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. b. Penilaian sumatif  penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. c. Penilaian diagnostik  penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan – kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. d. Penilaian selektif  penilaian yang bertujuan untuk kepentingan seleksi, misalnya ujian saringan masuk perguruan tinggi negeri. e. Penilaian penempatan  penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasayarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang di programkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program ini.

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).

3. Prinsip dan Prosedur Penilaian Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan, maka

upaya

merencanakan

dan

melaksanakan

penilaian

hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Prinsip penilaian dimaksudkan antara lain sebagai berikut: a. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian. b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar – mengajar.

6

c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagai adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. d. Penilaian hasil belajarhendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.

Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni : a. Merumuskan atau mempertegas tujuan – tujuan pengajaran. b. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran. c. Menyusun alat – alat penilaian, baik tes maupun nontes, yang cocok digunakan dalam menilai jenis – jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran. d. Menggunakan hasil – hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan Dalam kaitannnya dengan penyusunan alat – alat penilaian (butir c di atas) ada beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu : a. Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan lingkup pertanyaannya,

terutama

materi

pelajaran,

baik

luasnya

maupun

kedalamannya. b. Merumuskan tujuan instruksional khusus sehingga jelas betul abilitas yang harus dinilainya. Tujuan instruksional khusus harus dirumuskan secara operasional, artinya bisa diukur dengan alat penilaian yang biasa digunakan. c. Membuat kisi – kisi atau blueprint alat penilaian. Dalam kisi – kisi harus tampak abilitas yang diukur serta proporsinya, lingkup materi yang diujikan serta proporsinya, tingkat kesulitan soal dan proporsinya, jenis alat penilaian yang digunakan, jumlah soal atau pertanyaan, dan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal tersebut.

7

d. Menyusun atau menulis soal – soal berdasarkan kisi – kisi yang telah dibuat. Dalam menulis soal, perhatikan aturan – aturan yang berlaku. e. Membuat dan menentukan kunci jawaban soal.

2.2.Buku Pembanding

: Evaluasi Pembelajaran

BAB I : “Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran”

1. Pengertian Pembelajaran Istilah evaluasi pembelajaran sering disama artikan dengan ujian. Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran. Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering disalah artikan dan disalah gunakan dalam praktik evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusankeputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan

8

tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan. Dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology ditulis William A. Mohrens istilah tes, measurement, evaluation dan assesment dijelaskan sebagai berikut: 1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang. 2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh. 3. Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif. 4.

Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya. Kita juga sebenarnya hampir setiap hari melakukan pengukuran, yakni

membandingkan benda-benda yang ada dengan ukuran tertentu, setelah itu kita menilai, menentukan pilihan mana benda yang paling memenuhi ukuran itulah yang kita ambil. Dua langkah kegiatannya dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran. 

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.

9



Sedangkan Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap suatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat Kualitatif.



Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas. Yakni mengukur dan menilai. (Suharsimi:2002:2-3) Sejalan dengan pengertian evaluasi yang disebutkan di atas, Arifin (2013:5) mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti), berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan. Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian (assessment purpose) adalah untuk (1). Keeping track, (2). Checkingup, (3). Finding-out, and (4). Summing-up. Keempat tujuan tersebut oleh Arifin (2013:15) diuraikan sebagai bertikut: 1. Keeping Track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu

10

tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. 2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan - kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai. 3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya. 4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan. Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal: 1. Penilaian berfungsi selektif. Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai beberapa tujuan, antar lain : a. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu. b. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya. c. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta didik. d. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya. 2. Penilaian berfungsi diagnotik. Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping itu diketahui pula sebab-sebab

11

kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada peserta didik tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini, maka akan lebih mudah dicari untuk cara mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara Barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendidikan yang bersifat malayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil penilaian sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. 4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: guru,

metode/strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, sarana dan sistem administrasi. Selain dari itu penilaian juga berguna bagi semua pihak pemangku kepentingan, mulai dari peserta didik, tenaga pengajar, sekolah dan juga masyarakat. Khusus bagi peserta didik, guru dan sekolah penilaian memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Peserta didik.

12

Dengan diadakannya penilaian, maka peserta didik dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Hasil yang diperoleh peserta didik dari pekerjaan menilai ini ada 2 kemungkinan: a. Memuaskan Jika peserta didik memperoleh hasil yang memuaskan, dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu. Akibatnya peserta didik akan mempunya motivasi yang cukup besar untuk belajar yang lebih giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni peserta didik merasa sudah puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih lain kali. b. Tidak memuaskan. Jika peserta didik tidak puas dengan hasil yang diperoleh ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu bekerja giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah diterimanya.

2. Guru. a. Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui peserta didik mana yang sudah berhak meneruskan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui peserta didik yang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatianya kepada peserta didik yang belum berhasil. Apa lagi jika guru tahu akan sebab-sebabnya iaakan memberikan perhatian yang lebih teliti sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan. b. Guru akan mengetahui apakah ‘materi’ yang diajarkan sudah tepat bagi peserta didik sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan. c. Guru akan mengetahui apakan ‘metode’ yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari peserta didik memperoleh angka jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain dalam belajar.

13

3. Sekolah a. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar peserta didik-peserta didiknya, dapat pula diketahui bahwa apakan kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah. b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun, dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh peserta didik.

14

BAB III PENILAIAN BUKU

3.1.PENILAIAN BUKU  Buku Utama : “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” Dalam buku ini dijelaskan secara rinci tentang pengertian penilaian, kemudian konsep- konsep penilaian, tetapi pembahasan dibatasi pada penilaian hasil belajar dan penilaian proses belajar-mengajar. Penilaian program pendidikan atau kurikulum sama sekali tidak dibahas dalam buku ini ,sebab bukan itu tujuan penulisan buku ini. Oleh sebab itu, pembahasannya lebih banyak memaparkan tentang hakikat dan konsep – konsep yang berkenaan dengan penilaian hasil dan proses belajar. Dalam buku ini juga dijelaskan jenis dan sistem penilaian secara rinci kemudian jenis – jenis tes sebagai alat penilaian, kemudian prosedur penilaian juga serta langkah – langkah yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar.  Buku Pembanding : “Evaluasi Pembelajaran” Sedangkan dalam buku pembanding, lebih difokuskan kepada evaluasi pembelajaran nya, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran tersebut. Di dalam buku ini juga dijelaskan tentang perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian. Dalam buku ini juga lebih di fokuskan pada evaluasi dalam pendidikan.

3.2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU  Kelebihan Buku -

Dalam buku utama, bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami. Kemudian lebih lengkap membahas tentang bagaimana prosedur penilaian yang baik, bagaimana membuat kisi – kisi yang baik, serta lebih banyak memaparkan hakikat dan konsep – konsep yang berkenaan dengan penilaian hasil dan proses belajar.

-

Dalam buku pembanding, secara terperinci lebih dijelaskan perbedaan antara evaluasi, penilaian dan pengukuran. Dalam buku ini juga lebih terarah ke evaluasi dalam pendidikan.

-

15

 Kekurangan Buku -

Dalam buku utama, kekurangannya tidak dijelaskan secara terperinci perbedaan antara evaluasi, pengukuran dan penilaian. Pembahasan juga dibatasi hanya pada penilaian hasil belajar dan penilaian proses belajar – mengajar. Penilaian program pendidikan atau kurikulum sama sekali tidak dibahas di buku ini.

-

Dalam buku pembanding, bahasa yang digunakan kurang mudah dipahami. Dan ruang lingkup pembahasan tidak mencakup tentang evaluasi hasil belajarnya melainkan evaluasi dalam pendidikan nya.

16

DAFTAR PUSTAKA

Asrul, Ananda.R, Rosnita. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:Ciptapustaka Media. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

17

Related Documents

Cbr Isi Agama.docx
May 2020 5
Cbr
October 2019 51
Cbr
November 2019 47
Cbr
August 2019 56

More Documents from "Kristian Nainggolan"

Bab 1.docx
May 2020 12
Flow Chart.docx
May 2020 15
Asgmet Ommmmmmmmmmm
April 2020 9
Lolos Volunteer.docx
May 2020 15
Bab Iii He.docx
May 2020 7