Daftar Isi KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1 BAB I....................................................................................................................................................2 PENDAHULUAN................................................................................................................................2 1.1
Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3
Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3 LANDASAN TEORI...........................................................................................................................3 2.1.
Struktur Analisis..................................................................................................................3
2.2.
Mengukur Aktiva yang Digunakan....................................................................................3
2.3.
Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA..............................................9
2.4.
Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer...............................................11
2.5.
Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................12 ANALISIS PEMBAHASAN KASUS...............................................................................................12 3.1.
Permasalahan.....................................................................................................................12
3.2.
Pemecahan masalah...........................................................................................................14
BAB IV...............................................................................................................................................17 PENUTUP..........................................................................................................................................17 Kesimpulan....................................................................................................................................17 Saran...............................................................................................................................................17
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola” guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ssitem Pengendalian Manajemen dengan dosen pengajar kami yaitu Bapak Dr. Venus Fernando F, Ir, SE.,M.M. Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 29 November 2018
(TIM PENYUSUN)
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Makalah ini akan membahas mengenai masing-masing jenis aktiva yang digunakan oleh suatu pusat Investasi. Kemudian akan dibahas dua metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi : (1) Persentase tingkat pengembalian atas investasi ( return on investment – ROI), dan (2) nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA ). Akan dijelaskan keuntungan dan persyaratan-persyaratan dari penggunaan dari masing-masing metode untuk mengukur kinerja. Yang terakhir akan dibahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat investasi, sebagaimana dibandingkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas suatu pusat investasi.
1.2
Rumusan Masalah a. Bagaimanakah cara mengukur aktiva yang dikelola? b. Bagaimanakah cara menghitung aktiva yang tidak meleset dari program? c. Bagaimanakah cara mengaplikasikan pengendalian aktiva yang dikelola ? d. Bagaimanakah cara mengubungkan setiap cara atau konsep yang telah ditentukan sebelumnya ? e. Bagaimanakah cara menentukan konsep pengendalian yang sesuai dengan
1.3
system manajemen ? Tujuan Penulisan makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah: a. Mengukur aktiva yang dikelola b. Menghitung aktiva yang tidak meleset dari program c. Mengaplikasikan pengendalian aktiva yang dikelola. d. Mengubungkan setiap cara atau konsep yang telah ditentukan sebelumnya e. Menentukan konsep pengendalian yang sesuaidengan system manajemen
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.
Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu :
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang baik mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan. 2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi. Tingkat pemgembalian atas investasi ( ROI ) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah Laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator) adalah Aktiva yang digunakan. 2.2.
Mengukur Aktiva yang Digunakan Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi
pusat investasi, kantor pusat menanyakan 2 hal : (1) Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Yang ke (2) Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi? A. Kas Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara kas masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih” antara penerimaan dan pengeluaran harian. Satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dari unit internal akan terlihat sangat tinggi dan dapat menyesatkan manajemen senior. Beberapa perusahaan mengabaikan unsure kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bawa karena jumlah kas untuk mendekati kewajiban lancar ( current liabilities). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja ( working capital). B. Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang jatuh tempo. Demi kemudahan, unsure piutang sering dimasukkan pada saldo actual di akhir periode, meskipun rata-rata antarpriode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitan dengan laba. Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdepatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat diinvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dank arena itu, piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adlah mengambil alternative yang lebih sederhana- yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan suatu rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal-misalnya, penjualan 30 hari dimana oembayaran biasanya dilakukan 30 hari setelah barang dikirim. C. Persediaan Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang- yaitu dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep.Metode yang dapat digunakan adalah FIFO, Average, atau LIFO costing. Contoh: dengan waktu peroduksi setahun atau lebih, boeing menerima pembayaran cicilan untuk pesawat-pesawat yang diproduksi dan mencatatnya sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persedian oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang, jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode oembayaran yang diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsure utang dalam perhitungan itu mendorong
manajer untuk mencari persyaratan pembayaran yang terbaik. Pada saat suku bunga tinggi atau kredit yang diperketat, para manajer mungkin terdorong untuk mempertimbangkan guna mengorbankan diskon tunai yang ditawarkan, supaya tambah pendanaan di sediakan oleh pemasok, dilain pihak, menunda pembayaran akan mengurangi aktiva lancar bersih( net current asset) yang mungkin bukan merupakan kepentingan perusahaan, karena hal tersbeut akan membahayakan peringkat kredit( credit rating) D. Modal kerja secara umum Perlakuan modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi atau overstate jumlah modal corporate yang di perlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, sering kali dengan biaya bunga sama dengan nol. E. Properti, Pabrik, dan Peralatan / Aktiva Tetap Dalam akuntasi keuangan aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalah tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut : F. Akuisisi Peralatan Baru Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada niali buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manjer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat. Contoh: Quaker Qats mengetahui bahwa dirinya melakukan investasi terlalu rendah karena nilai buku yang rendah atas pabriknya yang berusia 100 tahun. Seperti yang dinyatakan oleh salah seorang eksekutifnya. “kami terjun dalam bidang ini selama lebih dari 100 tahun. Sebagian hasilnya, kami memiliki banyak pabrik dan peralatan yang nilai bukunya kecil, relative dibandingkan dengan baru. Dan hanya karena kami cukup
beruntung untuk mewarisi usaha berusia 100 tahun, tidak berarti bahwa kami bebas dari kewajiban untuk meningkatkan laba yang dapat dikendalikan dari bisnis tersebut dari tahun ke tahun.” G. Nilai Buku Kotor ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya. H. Disposisi Aktiva Jika aktiva dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut meskipun aktiva itu memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut. Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian( kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. I. Penyusutan Anuitas Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dam ROI yang tepat, hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian invetsasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat dimana jumlah penyusutan tahunan adalaha rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkatkan setiap tahunnya seiring dengan menurunkan nilai investasi , tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan. Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode yang paling
menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit usaha. J. Metode Penilaian yang Lain Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva –aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi. Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut cenderung subjektif,dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi,yang tampak lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalan system internal adalah bahwa profitablitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profibilitas perusahaan yang akan dilaporkan kepada para pemegang saham. Meskiputn system pengendalian manajemen tidak harus dikonsisten denga pelaporan keuangan eksternal, namun sebenarnya beberapa manajer memandang bersih (net income) dalam laporan keuangan sebagai “nama dari permainan”. Akibatnya, mereka tidak menyukai system internal yang menggunakan metode berbeda untuk menghitungkan nilai tanpa mempedulikan manfaat teoretisnya. Persolan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang (current market value) adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis. K. Aset-aset yang Disewagunausahakan Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan usaha perjanjian pendanaan yaitu, perjanjian tersebut memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna financial ( yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai
sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang yang dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya di berlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva. L. Aktiva yang menganggur Jika suatu unit memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit etrsebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. M. Aktiva Tidak Berwujud Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D)
yang
intensif
(
misalnya,perusahaan
farmasi
seperti
Novartis
menghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru);sedang lainnya cenderung fokus pada pemasaran ( misalnya,perusahaan barang konsumen seperti unilever yang menghabiskan banyak dana untuk iklannya). N. Kewajiban Tidak Lancar Kadang-kadang suatu unit usaha menerima modal permaneneya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tesebut dari pemberian pinjaman, investor modal,dan laba ditahan. Bagi unit usaha jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. O. Beban Modal Kantor posat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol. P. Survei-survei Praktik Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan
keruangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keruangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut. 2.3.
Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA Return on Investment Apabila ROI digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi, maka Laba pusat investasi dibagi dengan Investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian investasi. A. EVA vs. ROI Hampir semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluiasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan dari ROI: 1. ROI
merupakan
pengukuran
yang
kompherensif
dimana
semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini. 2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami,dan sangat berarti dalam pengertian absolute. 3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya. EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI: 1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. 2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. 3. Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula. 4. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi perusahaan:
1. Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover) 2. Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akusisi 3. Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan. Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA. EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut: EVA = Laba operasional – Beban modal Dengan: Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1) Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah : EVA = Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2) Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROI-nya kurang dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya. 2.4.
Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui dalam pengalaman pribadi bahwa kesalahan
konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi. 2.5.
Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strtegi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan Dan jika tidak, keputusan apa yang haruds diambil untuk unit usaha tersebut memperbesarnya, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usah dijual. Breakup value berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilalihan perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai suatu tawaran. Perbedaan yang paling nyata antara ke dua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih berfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu. Nilai buku dari aktiva dan penyusutan berdasarkan biaya historis dari aktiva tersebut digunakan dalam laporan yang memperkirakan masa depan dalam laporsn tersebut, penekanannya adalah pada biaya penggatian (replacement cost). Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk 5, atau mungkin 10 tahun yang akan datang. Aktiva yang ada ditangan pada akhir periode diasumsikan memiliki nilai tertentu disebut nilai akhir (terminal value) yang didiskontokan dan ditambahkan ke nilai arus kas tahunan. Secara konsep nilai suatu usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN KASUS 3.1. Permasalahan Pada awal maret 1992, penulis kasus tersebut bertemu dengan Edward Brown, presiden dan CEO dari Quality Metal Service Center (Quality), berikut hasil perbincangan:Brown : sudah lama kita tidak meninjau kembali pada sistem perencanaan dan pengendalian. Karena anda ahli pada bidang tersebut, saya pikir anda dapat meluangkan waktu untuk meninjau kembali sistem kami.Penulis : apakah anda menemukan kelemahan pada sistem anda saat ini? Brown : saya merasa tidak yakin. Walaupun saya merasa puas dengan kinerja kami yang lalu,saya yakin kami mampu mencapai tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi. Melihat ekspansi pasar dan kompetisi yang ada, saya rasa kami dapat kehilangan beberapa kesempatan yang ada. Kami tidak tahu jika pengendalian kami telah menghalangi manajer dalam mencapai tujuan akan pertumbuhan yang agresif dan ROA yang diatas ratarata.Industri Distribusi MetalPusat-pusat servis banyak membeli metal dari banyak pertambangan termasuk USX, Bethlehem, Alcoa, Reynolds, dan perusahaan kecil seperti Crucible, Northwestern, dan Young stown. Mereka menjual produk mereka dal lot (besaran satuan) besar, sehingga dapat mengoptimalkan efisiensi yang berkaitan dengan hasil produksi yang besar. Pusat servis menjual produk kepada para pengguna metal dalam lot-lot kecil menggunakan basis lead-time yang pendek. Industri distribusi metal merupakan industri yang mapan,berkompetisi tinggi dan terpisahpisah. Demikian pula dengan persentase industri produk baja, yang dikirim melalui pusat servis meningkat secara drastis selama tahun 1947-1982 pada tahun 1982 sekitar 22 juta ton dikirim melalui pusat servis atau sekitar 33% dari seluruh pengiriman baja di Amerika, naik dari hanya 18% pada tahun 1974. Ada sejumlah faktor kunci yang meningkatkan potensi pertumbuhan yang ada pada pusat servis, yaitu: Penghematan pada pertambangan baja; Manajemen persediaan just-in-time; dan Peningkatan produktivitas dan kualitas.Strategi Quality MetalStrategi kerangka kerja untuk pengembangan tujuan dan sasaran yang spesifik, menurut Brown, ada 3 tujuan fundamental yang menjadi pedoman Quality yakni sebagai berikut : 1. Untuk
memusatkan diri pada pangsa pasar dari pengguna metal khusus 2. Untuk mengetahui pasar industri dan geografis dimana metal jenis ini dikonsumsi3. Untuk mengembangkan teknik-teknik dan program pemasaran yang dapat meningkatkan pangsa pasarAlokasi Tanggung Jawab dan Pengukuran KinerjaManajer distrik bertanggung jawab untuk penetapan sebelumnya asset pengembalian (ROA) level, yang disetujui pada awal tahun, Item berikut ini dimasukkan kedalam asset dasar untuk perhitungan ROA.1. Tanah, bangunan pergudangan, dan peralatan dimasukkan kedalam basis asset pada nilai buku kotor (groos book value)2. Gedung-gedung dan peralatan sewaan (kecuali truk sewaan) termasuk dalam dasar aktiva pada nilai guna usaha yang dikapitalisasi (capitalized lease value). 3. Rata-rata persediaan dalam unit diperhitungkan. Biaya penggantian, berdasarkan jadwal harga tambang saat itu, ditetapkan unit in dan termasuk dalam dasar aktiva.4. Saldo rata-rata piutang untuk periode itu termasuk dalam dasar aktiva.5. Sebagai ketentuan umum, utang usaha tidak mengurangi dasar aktiva. Evaluasi Kinerja dan InsentifROA merupakan criteria utama untuk mengevaluasi para manajer distrik. Bonus untuk manajer distrik iberikan berdasarkan pencapaian target ROA 90% ke atas. Tampilan 2 berisi rincian prosedur untuk menghitung bonus intensif. Perhitungan tersebut menghasilkan tariff pembayaran, yang kemudian dakalikan dengan gaji pokok manajer distrik untuk menghasilakn jumlah bonusnya. Jadi, besarnya bonus tergantung dari (1) jumlah gaji pokok manajer dan (2) seberapa besar selisih antara target 90% ROA dan ROA yang dicapai; ada jumlah bonus maksimum.Bonus untuk seorang manajer distrik juga ipengaruhi oleh kinerja regionalnya. Tahun 1992, 75% dari bonus manajer distrik didasarkan pada kinerja distrik, dan 25%didasarkan pada kinerja regional. Bonus untuk sta distrik hanya didasarkan pada kinerja distrik tersebut.Richards, manajer pusat servis distrik kolumbus, Brown merekomendasikan-nya sebagai salah satu manajer distrik yangcerdas dan paling sukses. Distrik tersebut sangat sukses beberapa tahun belakangan ini, dilihat dari pencapaian ROA 30% (sebelum pajak) konsisten. Untuk tahun 1992, Ken Richards menargetkan keuntungan operasi sebesar $3,8 juta; target aset sebesar $10 juta, Ia merasa bahwa terget ROA sebesar 38% dapat dicapainya, seuai dengan kinerja historis dan peluang besar.Pada maret 1992, Ken mninjau kembali proposal investasi modal (untuk pembelian peralatan pemrosesan yang baru), yang diterima dari manajer penjualan. Sebelum menyerahkan proposal tersebut ke kantor pusat perusahaan untuk
disetujui, Ken ingin memastikan bahwa invesatsi baru ini akan mempunyai dampak positif pada bonusnya untuk 1992. Dengan menggunakan target laba dan aset pada tahun 1992 sebagai patokan, ia membandingkan bonusnya dengan dan tanpa investasi baru. 3.2. Pemecahan masalah Pertanyaan. 1. Apakah usulan investasi modal yang ada pada tampilan 3 menguntungkan Quality Metal Service Center ? Jawab : Ya, tujuan perusahaan adalah untuk keuntungan maksimum, dan sebagaimana saran dari Elizabeth Barret , dapat membantu perusahaan untuk membuat lebih banyak keuntungan. Jadi usulan investasi modal yang dijelaskan dalam tampilan 3 adalah menguntungkan bagi QMSC. kas bersih IRR Investasi dalam mesin $540000 Arus kas masuk$286000PV Dari arus kas masuk $39,182 Payback period 4,5 tahun’ Alasan untuk pilihan : Arus > COC Payback period kurang dari standar 2. Apakah Ken Richards harus mengirimkan usulan tersebut kepada kantor pusat untuk disetujui? Jawab : Ken perlu mengirim proposal ini ke kantor pusat untuk persetujuan, karena usulan ini baik untuk perusahaan dan dapat membuat banyak keuntungan bagi perusahaan. Dan alasan lain adalah, karena belanja modal yang dibutuhkan lebih dari $ 10.000 dan semua keputusan sewa modal yang dibutuhkan memerlukan persetujuan dari perusahaan. 3. Bagimana aplikasi kegunaan umum dari ROA sebagai dasar untuk kinerja manajer distrik. Dapatkah ukuran kinerja ini dibuat lebih efektif? Jawab : Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA memberikan ide tentang bagaimana manajemen yang efisien dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba. ROA dapat dihitung sebagai Penghasilan Bersih/ Total Aset. Untuk membuatnya lebih efektif QMSC dapat menggunakan beberapa perhitungan untuk mengukur kinerja seperti EVA.Untuk mengukur ROA salah satu kriteria utama dalam mengevaluasi para manajer distrik, prosedur untuk menghitung bonus insentif dapat diberikan kepada manajer distrik berdasarkan pencapaian target ROA 90% keatas. Besarnya bonus tergantung dari jumlah gaji pokok manajer dan seberapa besar selisih antara target 90% ROA dan ROA dicapai. Hal ini dapat juga
dipengaruhi oleh kinerja regionalnya. Tahun 1992 menunjukkan 25% bonus manajer distrik didasarkan pada kinerja regional dan 75% didasarkan pada kinerja distrik. Data ini menunjukkan bahwa Quality Metal Center dapat membuat pengukuran kinerja manajer distrik lebih efektif dengan perhitungan ROA dalam mengoptimalisasi penggunaan asset 4. Apakah masalah yang mungkin dapat muncul dalam sistem semacam ini? Jawab : Apa rekomendasi Anda untuk mengatasinya?Return on asset (ROA) merupakan bentuk yang paling mudah dari analisis profitabilitas dalam menghubungkan
laba
aktiva.Praktik-praktik
bersih yang
(EBIT) mungkin
yang
dilaporkan
dilakukan
para
terhadap manajer
total untuk
menggunakan aktiva lebih efisien dan mendapatkan jumlah aktiva baru yang tepat adalah manajer lebih hati-hati dalam menggunakan aktiva untuk operasi perusahaan karena untuk menjaga rasio agar tetap tinggi. Misalnya jika laba bersih perusahaan tinggi tetapi total aktiva juga tinggi maka ROA yang dihasilkan akan lebih kecil dibandingkan jika jumlah aktiva perusahaan tidak terlalu tinggi.Dasar pengukuran kinerja perusahaan dengan ROA belum merupakan dasar yang terbaik karena pengukuran kinerja ini masih ada kelemahan-kelemahan antara lain: a. Angka-angka yang diperoleh dari perhitungan ROA tidak bisa berdiri sendiri, rasio-rasio tersebut akan berarti jika ada perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama atau dibandingkan dengan rasio industri, disamping itu juga diperlukan analisa kecendrungan dari tiap-tiap rasio dengan tahun sebelumnya (Time Saries). b. ROA mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak. c. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara keseluruhan. d. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan
beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang. 5. Pada saat menghitung laba distrik, apakah harus ada biaya untuk pajak pendapatan? Jawab : Evaluasi hal ini dari sudut pandang pengaruh motivasi distrik manajer.Pada saat menghitung laba distrik harus ada biaya untuk pajak pendapatan sejumlah tarif pajak dikalikan dengan pendapatan yang dihasilkan masing-masing distrik karena agar semua distrik terdapat pembebanan biaya pajak untuk pendapatannya. Laba tidak harus dihitung berdasarkan biaya historis atau biaya penggantian, namun hal ini perlu dihitung jika distrik memerlukan suatu laporan untuk mengevaluasi kinerjanya dan untuk perencanaan di masa yang akan datang. Dengan cara ini, manajer distrik akan mengetahui perbandingan biaya historis dari tahun ke tahun sehingga manajer akan termotivasi untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba dari tahun ke tahun yang akan datang. 6. Apakah sistem yang sekarang ini dapat memotivasi distrik untuk membuat keputusan yang konsisten dengan strategi perusahaan? Jawab : Jika tidak, buatlah rekomendasi yang spesifik untuk memperbaiki sistem tersebut!Menurut kelompok kami, sistem yang sekarang ini masih diperlukan pembaharuan karena dari perhitungan bonus dapat terlihat bahwa bonus insentif tanpa proyek baru justru lebih rendah dibandingkan dengan bonus insentif tanpa proyek baru. Untuk memperbaiki sistem ini, seharusnya perusahaan dalam menghitung insentif tidak mengukur basis aset aktual dan dibandingkan dengan basis aset aktual yang ditargetkan, karena jika melebihi target hal ini akan dibebankan ke pada laba, dan hal ini bisa jadi akan membuat insentif manajer menjadi semakin kecil jika memutuskan untuk pembelian aset baru.
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Setelah dilakukan tinjauan kembali pada sistem perencanaan dan pengendalian adalah Quality Metal sejak pertama kali didirikan pada satu abad yang lalu telah tumbuh menjadi perusahaan besar yang tadinya hanya sebagai distributor lokal tumbuh hingga menjadi perusahaan dengan distribusi nasional dengan penjualan melebihi $750 juta pada tahun 1991, dan pada tahun 1992 ini CEO dari Metal Quality merasa mampu mencapai tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi dilihat dari ekspansi pasar dan kompetisi yang ada.Namun dibalik itu semua telah terjadi masalah pada bagian Manajer Distrik Columbus Ken Richards yakni Elizabeth Barret selaku Manajer Penjualan melaporkan bahwa distrik kita harus mempertimbangkan untuk membeli peralatan pemrosesan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintan yang ada, dikarenakan banyak konsumen di wilayah tersebut yang mengeluh bahwa karena adanya waktu transportasi , selang waktu ( lead time ) yang sangat lama sehingga tidak memuaskan kebutuhan mereka. Saran Perusahaan harus lebih memperhatikan lagi dalam melakukan investasi yang dianggap menjadikan keuntungan yang besar dilihat dari ekspansi pasar dan kesempatan yang ada, dengan cara ini perusahaan dapat menigkatkan tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi dan tidak kehilangan kesempatan yang ada yang tentunnya dengan tidak membiarkan kesempatan itu hilang akan mensejahterahkan perusahaan. Perusahaan sebaiknya tidak terlalu Fokus terhadap pengguna khusus sehingga kehilangan pelanggan lain dan menyebabkan berkurangnya tingkat keuntungan atau laba. Perusahaan sebaiknya membuat komunikasi antar organisasi menjadi lebih mudah.