Pengkajian (Friedman) I. Data Umum 1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. M 2. Usia Kepala Keluarga : 47 tahun 3. Alamat : Dukuh Muntuksari, Desa Rowosari RT 005 RW 006, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 4. Pendidikan Kepala Keluarga : Belum Tamat SD/ Sederajat 5. Pekerjaan Kepala Keluarga 6. Komposisi Keluarga
: Karyawan Swasta
No.
Nama
Jenis Kelamin
Hubungan dengan KK
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Ny. K
Perempuan
Istri
An. M
Laki-laki
Anak
SMA/ Sederajat SMA/ Sederajat
Guru TK
2.
38 tahun 18 tahun
3.
An. N
Perempuan
Anak
15 tahun
SMP/ Sederajat
Pelajar
4.
An. A
Perempuan
Anak
8 Tahun
SD
Pelajar
Pelajar
7. Genogram Keluarga
Keterangan : Laki-laki
Ny. K, 38 th
Tn. M, 47 th
: Perempuan : Tinggal satu rumah : Hubungan perkawinan : Garis keturunan : Garis keturunan
An. M, 18 th
An. N, 15th
An. A, 8 th
8. Tipe Keluarga Keluarga inti (Nuclear family). Keluarga hanya berisi suami, istri dan anak, tidak ada anggota lain dalam rumah. An. M tinggal di pondok pesantren karena sekolah disana. An. N juga tinggal di pesantren, hanya An. A yang masih tinggal dirumah. 9. Suku Keluarga Ibu K semua berasal dari jawa. 10. Agama Kepercayaan yang dianut keluarga Tn.M adalah Islam sehingga nilai-nilai yang diyakini dalam keluarga ini adalah nilai-nilai islam. Ny.K biasanya melaksanakan ibadah di rumah. 11. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Keluarga Tn. M merupakan salah satu keluarga dengan status ekonomi menengah atau berkecukupan, karena penghasilan suami sebesar Rp. 2.500.000,00. Bapak B bekerja sebagai pedagang. Ibu. K juga bekerja sebagai guru di Tk dengan penghasilan Rp.2.000.000,00. Ibu. K selalu berangkat kerja jam 08.00 dan pulang jam 14.00. 12. Aktivitas Rekreasi Keluarga. Keluarga biasanya suka menonton TV di rumah untuk menghibur diri atau mengurangi kepenatan yang dialami oleh masing-masing keluarga. Keluarga juga kadang-kadang pergi ke tempat hiburan seperti
wisata
alam
untuk
jalan-jalan
bersama
keluarga.
Komunikasi keluarga selama ini berjalan cukup baik dan terbuka antar
anggota
keluarga.
Selain
itu,
arisan
keluarga
dan
perkumpulan keluarga juga menjadi ajang untuk mengurangi stress dalam keluarga. II.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
1. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi: Tugas perkembangan yang harus ditempuh keluarga adalah: a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab. Anak dilatih untuk menentukan mana yang ia mau tuju namun keluarga memberikan arahan tentang apa yang akan ia tempuh sehingga anak dapat menentukan dengan baik. b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga Pada usia remaja anak mulai memiliki kegiatan sendiri dan pola piker sendiri sehingga keluarga diharapkan lebih menjalin komunikasi yang intim. Dengan komunikasi yang intim anak dapat berkeluh kesah jika ada masalah yang sedang ia alami. c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua dan hindari perdebatan tak terarah, kecurigaan tanpa sebab dan permusuhan. Dengan komunikasi terbuka anak lebih merasa nyaman untuk mendiskusikan apa yang ia inginkan kelak dana pa yang harus ia lakukan. d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Tidak selamanya orang tua dapat memberikan perintah yang bersifat otoritas, karena pada tahapan ini anak sudah memiliki pola piker dan hak untuk memilih. Alangkah lebih baiknya orang tua mendukung dan mendiskusikan arah kemana yang harus ia tempuh kelak. . 2. Riwayat Keluarga Inti. Keluarga ini terbentuk saat Ny. K menikah dengan suaminya, yaitu Tn.M. Dari pernikahannya, Ny.K mendapatkan 3 orang anak yaitu An. M umur 18 tahun, An. N umur 15 tahun dan An. A umur 8 tahun. Pada awal pernikahan keluarga mengontrak rumah kecil
kemudian setelah lahir anak pertama keluarga mulai membuat rumah. Hingga akhirnya keluarga dapat membuat rumah dengan 2 lantai. 3. Riwayat Keluarga Sebelumya (Pihak Suami dan Istri) Menururt Ny. K, riwayat keluarga dari Tn. M ada yang mengalami penyakit gula, yaitu pada adik pertama dari Tn.M. Sedangkan dari Ny. K tidak ada penyakit yang serius. III.
Lingkungan 1. Karakteristik Rumah. Rumah Bapak B yang ditempati adalah rumah pribadi pada lahan berukuran 6 m x 20 m. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas. Rumah keluarga Tn. M terletak di pedesaan yang mana jarak antar rumah masih terasa luas sekitar 1 meter tiap rumah. Warga biasanya menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas untuk berobat atau ke rumah sakit langganannya. 3. Mobilitas Geografis Keluarga. Keluarga Tn. M memiliki dua motor. 4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat. Semua anggota keluarga berkumpul pada malam hari setelah Bapak B pulang bekerja dan An. D pulang bimbingan belajar tambahan. Selain itu, keluarga dengan keluarga yang lain biasanya berkumpul setiap hari akibat rumah antar keluarganya saling berdekatan. Karena Nenek N tinggal di rumah bersama Ibu K, rumah keluarga Ibu K lah yang paling sering disinggahi keluarga yang lain untuk berkumpul bersama. Interaksi keluarga dengan masyarakat juga cukup baik karena masing-masing menjalani perannya dengan baik di lingkungan sosial. Perkumpulan yang sering diikuti anggota keluarga adalah pengajian dan arisan kelompok ibu-ibu di sekitar rumah. 5. Sistem Pendukung Keluarga. Anak kedua Nenek N tinggal di rumah terpisah dengan Nenek N namun tidak terlalu jauh dari Nenek N. Apabila memerlukan bantuan kesehatan, tetangga atau keluarga jauh yang tinggal di perkampungan tersebut juga akan senang hati akan membantu. Jarak fasilitas kesehatan terdekat, yaitu klinik dan rumah sakityang dibuka 24 jam. IV.
Struktur Keluarga 1. Pola Komunikasi Keluarga. Masing-masing
anggota
keluarga
dapat
dengan
bebas
berkomunikasi satu dengan yang lain, tanpa perlu menunggu waktu tertentu. Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis,
dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya dilakukan semacam
musyawarah
kecil
sebelum
memutuskan
suatu
permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan terbuka. Keluarga biasanya menggunakan bahasa betawi saat berkomunikasi didalam keluarga. Hal ini dikarenakan seluruh anggota keluarga berasal dari suku betawi asli. 2. Struktur Kekuatan Keluarga. Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah Ibu K. Namun Ibu K juga sering terlebih dahulu menceritakan hal-hal yang perlu keputusan tersebut kepada Bapak B dan Bapak B biasanya akhirnya sepakat dengan keputusan yang diambil Ibu K. 3. Struktur Peran (Formal dan Informal) a. Bapak B berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan pengambil keputusan. b. Ibu K berperan sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan, dan pengatur rumah tangga. 4. Nilai atau Norma Keluarga. Nilai dan norma budaya keluarga ini sesuai dengan nilai dari suku dan agama yang mereka anut. Selain itu sesuai juga dengan nilai dan norma masyarakat sekitarnya. Peraturan-peraturan yang terdapat dalam keluarga ini, diantaranya adalah adanya acara berkumpul bersama di malam hari dan adanya peraturan untuk anak terkait dengan jam keluar malam, yaitu jam sepuluh malam. V.
Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif. Keluarga cukup rukun. Ibu K tampak sangat memperhatikan keseluruhan kondisi keluarga. Masing-masing anggota keluarga saling memperhatikan kebutuhan anggota yang lain. Nenek N tidak mau menyusahkan kedua anaknya untuk menjaga dan merawat dia di rumah sehingga Nenek N melakukan aktivitasnya sendiri walaupun kesulitan berjalan. 2. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Bapak B berjalan dengan baik. Bapak B dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh RT setempat. Keluarga ini juga merupakan orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya. Adik Ibu K sering datang berkunjung ke rumah Ibu K. Namun, Nenek N tidak terlalu sering melakukan aktivitas di luar rumah. Nenek N biasanya hanya mengobrol dengan tetangga di depan rumahnya. 3. Fungsi Perawatan Keluarga. Keluarga belum terlalu memahami masalah-masalah kesehatan pada lansia seperti gangguan mobilisasi. Menurut Ibu K, kondisi mobilisasi Nenek N merupakan hal yang umum terjadi pada lansia. Keluarga belum memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan. Keluarga tidak melakukan perawatan terhadap Nenek N yang kesulitan dalam melakukan mobilisasi. Keluarga juga belum pernah melakukan modifikasi lingkungan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan. Keluarga akan membawa Nenek N ke fasilitas pelayanan kesehatan atau dukun urut apabila Nenek N jatuh saat berjalan. Tingkat ekonomi dan transportasi yang dimiliki keluarga Kakek B mencukupi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 4. Fungsi Ekonomi. Penghasilan keluarga berasal dari Bapak B yang bekerja di percetakan dan penghasilah Ibu K dari usaha tokonya. Keluarga tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga menggunakan dana yang ada. Kedua anak Nenek N juga terkadang memberikan uang kepada Nenek N. Keluarga ini juga masih bisa menggunakan fasilitas kesehatan dengan Jamkesmas ataupun biaya pribadi. 5. Fungsi Reproduksi. Nenek N memiliki dua anak dan satu orang cucu dari anak pertamanya.
VI.
Stres dan Koping Keluarga 1. Stressor yang Dimiliki. Stressor yang dimiliki Nenek N adalah kondisinya kakinya yang membuat Nenek N kesulitan melakukan segala hal sendiri termasuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Kaki kanan Nenek N yang lebih panjang 5 cm dan cara jalan yang pincang membuat Nenek N kadang merasa malu untuk keluar rumah. 2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Situasi/Stresor. Keluarga memiliki kemampuan yang baik untuk merespon berbagai masalah yang terjadi di rumahnya. Keluarga memiliki empati yang besar antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya. Menurut Keluarga, mereka sudah menasehati Nenek N untuk mengurangi aktivitasnya namun Nenek N tetap tidak mau hanya diam saja di rumah. Maka keluarga hanya membiarkan Nenek N melakukan aktivitas sesuai keinginannya. 3. Strategi Koping yang Digunakan. Anak Nenek N merasa kondisi Nenek ini merupakan kondisi yang alami sehingga anak Nenek N membiarkan kondisi tersebut. Keluarga akan mengantarkan Nenek N berobat ke dokter atau ke dukun urut apabila Nenek N jatuh saat berjalan 4. Strategi Adaptasi Disfungsional: Tidak ditemukan adanya cara-cara penyelesaian masalah yang maladaptif.
VII.
Harapan Keluarga Dengan hadirnya perawat, keluarga berharap dapat lebih tahu tentang kesehatan, dan anggota keluarganya bisa lebih sehat dengan berperilaku sehat.
41
3.2.
Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nenek N . Fisik 1. TTV TD: 135/90 mmHg R: 15x/menit N: 83x/menit S: 37,5oC 2. Kondisi Kesadaran kompos Umum mentis Kondisi umum baik 3. Kepala Rambut sebagian putih Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan sedikit rabun dekat Hidung tidak ada sumbatan Telinga bersih, pendengaran baik Bibir sedikit kering Mulut tidak ada kelainan Lidah merah muda, permukaan berbintik
Bapak B TD: 120/80 mmHg R: 20x/menit N: 87x/menit S: 37oC Kesadaran kompos mentis Kondisi umum baik Rambut hitam Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas Hidung tidak ada sumbatan Telinga bersih, pendengaran baik Bibir lembab Mulut tidak ada kelainan Lidah merah muda, permukaan berbintik Gigi bersih
Ibu K
Anak D
TD: 90/70 mmHg R: 16x/menit N: 72x/menit S: 37oC Kesadaran kompos mentis Kondisi umum baik Rambut hitam Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas Hidung tidak ada sumbatan Telinga bersih, pendengaran baik Bibir lembab Mulut tidak ada kelainan Lidah merah muda, permukaan berbintik Gigi bersih
TD: 100/80 mmHg R: 15x/menit N: 87x/menit S: 37oC Kesadaran kompos mentis Kondisi umum baik Rambut hitam Mata konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas Hidung tidak ada sumbatan Telinga bersih, pendengaran baik Bibir lembab Mulut tidak ada kelainan Lidah merah muda, permukaan berbintik Gigi bersih
4.
5.
6.
7. 9.
Leher
Dada
Abdomen
Genitalia Rektal
Gigi coklat Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid Teraba denyut vena jugularis Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Pergerakan dada terlihat simetris Suara jantung S1 dan S2, murmur (-) Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Perut terlihat bersih Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ Suara bising usus normal Normal Tidak ada impaksi fekal
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid Teraba denyut vena jugularis Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Pergerakan dada terlihat simetris Suara jantung S1 dan S2, murmur (-) Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Perut terlihat bersih Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ Suara bising usus normal
Normal Tidak ada impaksi fekal
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid Teraba denyut vena jugularis Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Pergerakan dada terlihat simetris Suara jantung S1 dan S2, murmur (-) Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Perut terlihat bersih Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ Suara bising usus normal
Normal Tidak ada impaksi fekal
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid Teraba denyut vena jugularis Tidak terlihat adanya peningkatan tekanan vena jugularis Pergerakan dada terlihat simetris Suara jantung S1 dan S2, murmur (-) Suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Perut terlihat bersih Warna kulit kecoklatan Tidak ada pembesaran organ Suara bising usus normal
Normal Tidak ada impaksi fekal
10. Ekstremitas
Warna kulit kecoklatan Tangan kanan dan kiri simetris. Kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri Tidak terdapat varises di kaki Teraba arteri brakhialis. Kulit sedikit kering Kaki kiri atropi dan kontraktur Kekuatan otot klien 5555 5555 5555 4344
Warna kulit kecoklatan Tangan kanan dan kiri simetris. Kaki kanan dan kiri simetris Tidak terdapat varises di kaki Teraba arteri brakhialis. Tidak terdapat edema Kulit lembab dan elastis Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik)
Warna kulit kecoklatan Tangan kanan dan kiri simetris. Kaki kanan dan kiri simetris Tidak terdapat varises di kaki Teraba arteri brakhialis. Tidak terdapat edema Kulit lembab dan elastis Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik)
Warna kulit kecoklatan Tangan kanan dan kiri simetris. Kaki kanan dan kiri simetris Tidak terdapat varises di kaki Teraba arteri brakhialis. Tidak terdapat edema Kulit lembab dan elastis Tidak menderita kelumpuhan (kekuatan otot baik)
44
3.3.
Analisa Data
No. Data 1. DS: Nenek N mengatakan bahwa ingin
Masalah Keperawatan Ganggungan mobilitas
melakukan seluruh aktivitas secara mandiri.
fisik pada keluarga Bapak
Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh
B, khususnya Nenek N.
saat berjalan. DO: Nenek N memiliki riwayat fraktur panggul 2 tahun yang lalu. Kaki kiri Nenek N mengalami atrofi dan kontrkatur. Kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri. Kekuatan otot 2.
ekstrimitas kiri bawah menurun. DS: Keluarga mengatakan tidak melakukan
Ketidakefektifan
modifikasi lingkungan atau perawatan khusus
pemeliharaan kesehatan
untuk Nenek N. Keluarga mengatakan klien
pada keluarga Bapak B,
beberapa kali jatuh saat berjalan.
khususnya Nenek N.
DO: Nenek N memiliki riwayat fraktur panggul 3.
2 tahun yang lalu. DS: Nenek N mengaku malu untuk beraktivitas
Gangguan citra tubuh
di luar rumah karena Nenek N berjalan dengan
keluarga Bapak B,
pincang.
khususnya Nenek N.
DO: Nenek N hanya mengobrol dengan 4.
tetangga di depan rumahnya. DS: Keluarga mengatakan klien beberapa kali
Resiko jatuh pada
jatuh saat berjalan.
keluarga Bapak B,
DO: Nenek N melakukan semua aktivitas ingin
khususnya Nenek N.
melakukan secara mandiri. Rumah Nenek N tampak gelap dan berantakan.
3.4.
Skoring Masalah Keperawatan
Diagnose keperawatan 1: Ganggungan mobilitas fisik pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012). No. Kriteria 1. Sifat masalah
2.
Bobot 3/3 x 1 = 1
Pebenaran Nenek N berjalan dengan
Skala: aktual
berpincang dambil berpegangan
Kemungkinan
pada dinding. Nenek N masih memiliki anak-
2/2 x 2 = 2
masalah dapat diubah:
anak dan seorang cucu. Anak
mudah
pertama sekarang tinggal bersama Nenek N di rumah Nenek N. Rumah Nenek N tidak jauh dari
3.
Potensial masalah
3/3 x 1 =1
untuk dicegah 4.
Skala: tinggi Menonjolkan masalah
fasilitas kesehatan. Nenek N masih mau melakukan aktivitas secara mandiri.
2/2 x 1 = 1
Kondisi Nenek N saat ini
Skala: masalah berat,
berdampak negative terhadap
harus segera ditangani
kualitas hidupnya sehingga Nenek N tidak mampu melakukan aktivitas yang bermanfaat lagi.
Diagnose keperawatan 2: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012). No. Kriteria 1. Sifat masalah 2.
Skala: aktual Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah
Bobot 3/3 x 1 = 1
Pebenaran Kaki kiri Nenek N mengalami atrofi dan kontraktur.
2/2 x 2 = 2
Nenek N masih memiliki anakanak dan seorang cucu. Anak pertama sekarang tinggal bersama Nenek N di rumah Nenek N. Rumah Nenek N tidak jauh dari fasilitas kesehatan.
3.
Potensial masalah
2/3 x 1 =2/3
untuk dicegah 4.
Skala: tinggi Menonjolkan masalah
1/2 x 1 = 1/2
Skala: ada masalah,
Kondisi Nenek N sudah berlangsung sejak 2 tahun yang lalu dan keluarga tidak melakukan perawatan. Menurut keluarga masalah belum perlu segera ditangani.
tetapi tidak perlu segera ditangani Diagnosa keperawatan 3: Gangguan citra tubuh keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012). No. Kriteria 1. Sifat masalah
2.
Bobot 3/3 x 1 = 1
Pebenaran Nenek N lebih sering berada di
Skala: actual
dalam rumah dari pada di luar
Kemungkinan
rumah. Anak yang tinggal bersama Nenek
1/2 x 2 = 1
masalah dapat diubah:
N di rumah hanya berada di rumah
sebagian
sibuk bekerja. Tingkat ekonomi Nenek N dan anak-anaknya cukup
3.
Potensial masalah
1/3 x 1 =1/3
untuk dicegah 4.
Skala: sedang Menonjolkan masalah
untuk melakukan perawatan. Nenek N sudah 2 tahun jarang keluar rumah.
0/2 x 1 = 1
Skala: Masalah tidak
Keluarga tidak melihat masalah tersebut
dirasakan.
Diagnosa keperawatan 4: Resiko jatuh pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N. No. Kriteria 1. Sifat masalah Skala: resiko
Bobot 2/3 x 1 = 2/3
Pebenaran Rumah keluarga Nenek N tampak gelap dan berantakan. Anak terakhir Nenek N menyadari hal
ini namun tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan 2.
Kemungkinan
1/2 x 2 = 1
pemeliharaan rumah. Anak yang tinggal bersama Nenek
masalah dapat diubah:
N di rumah hanya berada di rumah
sebagian
sibuk bekerja. Tingkat ekonomi Nenek N dan anak-anaknya cukup
3.
Potensial masalah
2/3 x 1 =1/3
untuk melakukan perawatan. Kondisi rumah Nenek N yang
untuk dicegah
gelap dan tidak terawat belum
Skala: sedang
dicoba untuk diatasi oleh keluarga di rumah Nenek N. Masalah ini
4.
Menonjolkan masalah Skala: masalah berat, harus segera ditangani
2/2 x 1 = 1
berlangsung sudah lama. Keluarga mengatakan klien beberapa kali jatuh saat berjalan.
3.5.
48
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK B KHUSUSNYA NENEK N DENGAN MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
Diagnosa Keperawatan Ganggungan mobilitas fisik pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N
Tujuan Umum Setelah dilakukan pertemuan 3x30 menit, Nenek N melaporkan pengontrolan tingkat nyeri yang adekuat dan menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional mobilisasi.
Tujuan Khusus Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga: 1. Mampu mengenal masalah fraktur panggul dengan: Menyebutkan pengertian.
Kriteria Evaluasi Kriteria Standar
Respon verbal
Frkatur panggul adalah terputusnya struktur truktur tulang panggul.
Intervensi
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian fraktur panggul. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian fraktur panggul dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.
Menyebutkan penyebab timbulnya fraktur panggul.
Respon verbal
Menyebutkan tanda dan gejala fraktur panggul.
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 penyebab fraktur panggul: Osteoporosis Jatuh atau tubrukan yang kuat Kurang asupan kalsium dan vitamin D
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab timbulnya fraktur panggul. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab fraktur panggul dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga. Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang menyebutkan 2 dari diketahui keluarga mengenai tanda dan 4 tanda gejala gejala fraktur panggul. fraktur panggul, b. Berikan pujian kepada keluarga tentang yaitu: pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala yang benar. Tidak mampu c. Berikan informasi kepada keluarga bergerak setelah mengenai tanda dan gejala fraktur jatuh panggul dengan menggunakan leaflet. Nyeri hebat di d. Berikan kesempatan keluarga bertanya pinggul atau tentang materi yang disampaikan. paha e. Berikan penjelasan ulang tentang materi Kekakuan, yang belum dimengerti. memar, dan f. Motivasi keluarga untuk mengulangi pembengkakan materi yang telah dijelaskan. di daerah sekitar g. Berikan reinforcement atas usaha pinggul keluarga. Kaki di sisi pinggul yang terluka lebih pendek
Mengidentifikasi Respon anggota keluarga verbal yang terkena fraktur panggul.
2. Mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan fraktur panggul, dengan: Menyebutkan akibat fraktur panggul.
Mengambil keputusan untuk mengatasi fraktur panggul.
Keluarga a. Tanyakan kepada keluarga apakah tanda mengidentifikasi dan gejala fraktur panggul dialami oleh Nenek N menderita anggota keluarga. fraktur panggul b. Berikan reinforcement positif atas apa berdasarkan tanda yang dikemukakan keluarga. dan gejala.
Respon verbal
Keluarga mampu menyebabkan 2 dari 4 akibat fraktur panggul: Bekuan darah di kaki atau tulang Luka baring Infeksi saluran urin Pneumonia
Respon verbal
Keluarga mengatakan akan mengatasi fraktur panggul.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat fraktur panggul. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat fraktur panggul dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga. a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah fraktur panggul dalam keluarga. b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit. c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil.
3. Mampu melakukan perawatan sederhana anggota keluarga dengan fraktur panggul, dengan: Menyebutkan cara Respon pencegahan fraktur verbal panggul.
Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 5 cara pencegahan fraktur panggul, yaitu: Olahraga ringan yang teratur (misal jalan cepat atau jogging minimal 30 menit sebanyak 3 kali seminggu) Kurangi konsumsi kafein Tidak merokok dan meminum alkohol Atur furniture di rumah agar tidak tersandung Pastikan lantai tidak licin
a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan saat fraktur panggul dirasakan dan bagaimana hasilnnya. b. Diskusikan cara pencegahan fraktur panggul dengan menggunakan leaflet. c. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. d. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.
Menyebutkan perawatan anggota keluarga yang mengalami
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 cara perawatan fraktur panggul: Kompres Latihan Range of Motion (ROM) Penggunaan alat bantu jalan (walker)
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan fraktur panggul. b. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. c. Tanyakan kembali pada keluarga tentang cara perawatan fraktur panggul. d. Berikan reinforcement positif pada keluarga.
Setelah dilakukan pertemuan kedua selama 1x30menit, anggota keluarga mampu melakukan: Kompres Dingin
Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu melakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri akut atau pembengkakan akibat cidera tibatiba, yaitu: Gunakan kantong berisi es batu/air es atau handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin. Kompres di dekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri. Lakukan dalam waktu <5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam
a. Diskusikan cara kompres dingin untuk mengurangi nyeri akut atau pembengkakan akibat cidera tiba-tiba. b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara melakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri akut atau pembengkakan akibat cidera tibatiba. c. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.
Melakukan cara perawatan fraktur panggul.
Respon afektif
Keluarga melakukan cara perawatan fraktur panggul
a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan fraktur panggul. b. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
4. Memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita fraktur panggul, dengan: Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita fraktur panggul.
Respon verbal
Anggota keluarga mampu menyebutkan minimal 2 dari 4 modifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita fraktur panggul, yaitu: Menambahkan karpet anti slip untuk menghindari lantai licin. Meningkatkan pencahayaan ruangan dengan menambahkan lampu. Memasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi. Menyingkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas.
a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita fraktur panggul. b. Jelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita fraktur panggul. c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan. d. Tanyakan kepada keluarga materi yang belum jelas. e. Jelaskan kepada keluarga materi yang belum dimengerti. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.
Mendemonstrasikan peningkatkan pencahayaan ruangan dengan menambahkan lampu. .
Respon psikomotor
Melakukan cara modifikasi lingkungan.
Respon afektif
5. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk melakukan perawatan fraktur panggul, dengan: Menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk dirujuk.
Respon verbal
Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga cara mendemonstrasikan peningkatkan pencahayaan ruangan cara modifikasi dengan menambahkan lampu. lingkungan dengan b. Demonstrasikan cara peningkatkan peningkatkan pencahayaan ruangan dengan pencahayaan menambahkan lampu. ruangan dengan c. Motivasi keluarga untuk menambahkan mendemonstrasikan kembali apa yang lampu. diajarkan mengenai peningkatkan pencahayaan ruangan dengan menambahkan lampu. d. Ulangi redemonstrasi jika keluarga masih memerlukan. e. Berikan reinsforcement positif atas upaya keluarga Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam melakukan cara modifikasi lingkungan untuk anggota modifikasi keluarga dengan fraktur panggul. lingkungan. b. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: Puskesmas Rumah sakit Klinik dokter
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal. b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi. c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan.
Respon verbal
Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa penyakit fraktur panggul.
Respon afektif
Tujuan Khusus
Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan, yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan fraktur panggul dengan menunjukkan kartu kesehatan.
Kriteria Evaluasi Kriteria Standar
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal. b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi. c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Intervensi
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N
Setelah dilakukan pertemuan 2x30 menit, Nenek N mengkonsumsi kebutuhan diet dan mendemonstrasikan modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko dampak osteoporosis.
Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga: 1. Mampu mengenal masalah osteoporosis dengan: Menyebutkan pengertian.
Respon verbal
Osteoporosis adalah proses bertahap kehilangan masa tulang yang mempengaruhi semua orang dewasa dengan berbagai derajat dan merupakan faktor predisposisi lansia untuk mengalami fraktur.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian osteoporosis. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian osteoporosis dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.
Menyebutkan penyebab timbulnya osteoporosis.
Respon verbal
Menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab osteoporosis: Penurunan hormon estrogen Pertambahan usia Riwayat keluarga Diet rendah kalsium dan vitamin D Merokok dan minum alkohol Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda gejala osteoporosis, yaitu: Nyeri pada tulang Kelainan bentuk tulang Patah tulang Penyembuhan patah tulang lambat Postur bungkuk Kelelahan
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab timbulnya osteoporosis. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab osteoporosis dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga. a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tanda dan gejala osteoporosis. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda dan gejala osteoporosis dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.
Mengidentifikasi anggota keluarga yang terkena osteoporosis.
2. Mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan osteoporosis, dengan: Menyebutkan akibat osteoporosis.
Mengambil keputusan untuk mengatasi osteoporosis
Respon verbal
Keluarga a. Tanyakan kepada keluarga apakah tanda mengidentifikasi dan gejala osteoporosis dialami oleh Nenek N menderita anggota keluarga. osteoporosis b. Berikan reinforcement positif atas apa berdasarkan tanda yang dikemukakan keluarga. dan gejala.
Respon verbal
Keluarga mampu menyebabkan 2 dari 4 akibat osteoporosis: Tulang mudah patah Rasa nyeri Radang sendi Deformasi
Respon verbal
Keluarga mengatakan akan mengatasi osteoporosis
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat osteoporosis. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat osteoporosis dengan menggunakan leaflet. d. Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement atas usaha keluarga. a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah osteoporosis dalam keluarga. b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit. c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil.
3. Mampu melakukan perawatan sederhana anggota keluarga dengan osteoporosis, dengan: Menyebutkan cara Respon pencegahan verbal osteoporosis.
Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 5 cara pencegahan osteoporosis, yaitu: Olahraga ringan yang teratur (misal jalan cepat atau jogging minimal 30 menit sebanyak 3 kali seminggu). Kurangi konsumsi kafein Tidak merokok dan meminum alkohol Jaga berat badan ideal Lakukan pemeriksaan kepadatan tulang (BMD/Bone Mineral Density)
a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan saat osteoporosis dirasakan dan bagaimana hasilnnya. b. Diskusikan cara pencegahan osteoporosis dengan menggunakan leaflet. c. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan. d. Berikan reinforcement atas usaha keluarga.
Menyebutkan perawatan anggota keluarga yang mengalami
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 cara perawatan osteoporosis: Suplemen kalsium Diet rendah purin (1500 kkal) Diet tinggi kalsium (1500 mg) dan vitamin D Terapi estrogen
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan osteoporosis. b. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. c. Tanyakan kembali pada keluarga tentang cara perawatan osteoporosis. d. Berikan reinforcement positif pada keluarga.
Setelah dilakukan pertemuan kedua selama 1x30menit, anggota keluarga mampu melakukan: Diet tinggi kalsium dan vitamin D
Diet rendah purin
Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu melakukan diet tinggi kalsium dan vitamin D untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan kalsium dan vitamin D, yaitu: Sarapan: nasi, tumis sayur campur teri medan, pepes tahu, apel, susu Snack: lumpia isi sayur Makan siang: nasi, capcay (kombinasi brokoli, wortel, dll), tempe, papaya, yoghurt Makan malam: nasi, sup sayur, bakso ikan, nanas.
a. Diskusikan cara diet tinggi kalsium dan vitamin D untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan kalsium dan vitamin D. b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara diet tinggi kalsium dan vitamin D untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan kalsium dan vitamin D. c. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.
Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu melakukan diet rendah purin, yaitu: Sarapan: Nasi, telur mata sapi,
a. Diskusikan cara diet rendah purin. b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara diet rendah purin. c. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.
Mendemonstrasikan mengatur jadwal harian (activity daily living/ADL).
Respon psikomotor
Melakukan cara modifikasi lingkungan.
Respon afektif
5. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk melakukan perawatan osteoporosis, dengan: Menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk dirujuk.
Respon verbal
Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga cara mendemonstrasikan mengatur jadwal harian (activity daily cara mengatur living/ADL). jadwal harian b. Demonstrasikan cara mengatur jadwal (activity daily harian (activity daily living/ADL). living/ADL). c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali apa yang diajarkan mengenai pengaturan jadwal harian (activity daily living/ADL). d. Ulangi redemonstrasi jika keluarga masih memerlukan. e. Berikan reinsforcement positif atas upaya keluarga Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam melakukan cara modifikasi lingkungan untuk anggota modifikasi keluarga dengan osteoporosis. lingkungan. b. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: Puskesmas Rumah sakit Klinik dokter
d. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal. e. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi. f. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan.
Respon verbal
Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa penyakit osteoporosis.
Respon afektif
Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan, yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan osteoporosis dengan menunjukkan kartu kesehatan.
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal. b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi. c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
BAB 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan Mobilisasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dari fungsi fisiologis karena hal tersebut merupakan hal pokok untuk memelihara kemandirian. Pada lansia, mobilisasi dipengaruhi oleh perubahan akibat proses menua dan faktor risiko. Perubahan anatomis dan fisiologis akibat prosesn penuaan antara lain sistem skeletal yaitu berkurangnya kekuatan otot, keterbatasan dalam gerak persendian dan menurunnya sistem pendukung lain yang menambah resiko jatuh dan fraktur pada lansia seperti penurunan penglihatan dan sistem saraf. Selain perubahan tersebut terdapat beberapa gangguan mobilisasi yang umum terjadi pada lansia yakni fraktur dan jatuh, osteoporosis, dan arthritis. Pengkajian sistem muskuloskletal diawali menanyakan riwayat kesehatan lansia, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kebutuhan mobilisasi lansia antara lain kompres, ROM, penggunaan alat bantu jalan, serta diet rendah purin dan tinggi kalsium & vitamin D. Pada kasus Nenek N (68) yang mengalami gangguan mobilisasi akibat sebelumnya mengalami fraktur panggul sehingga berjalan dengan pincang, kaki kiri atropi dan kontraktur serta kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kompres hangat didaerah nyeri akibat fraktur, latihan rentang pergerakan sendi, diet tinggi kalsium rendah purin serta modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh seperti menambah pencahayaan, membuat pegangan tangan, serta menmbahkan karpet anti slip agar tidak licin. 4.2. Saran Imobilitas merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada lansia yang dapat mendorong kearah konsekuensi fisiologis dan psikolgis yang serius. Perawat harus mengkaji perubahan yang terjadi pada mobilisasi lansia akibat proses penuaan normal atau kondisi patologis. Perawat juga perlu mengidentifikasi dan memasukan hal-hal yang secara fisik dan struktural akan membatasi mobilisasi ke dalam pendidikan kesehatan. Pengkajian secara hati-hati pada sistem muskuloskeletal dengan tetap menjaga privasi klien penting bagi perawat untuk membantu lansia mendapatkan tingkat fungsional yang optimal.
69