Ipe Hipertensi.ppt

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ipe Hipertensi.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,400
  • Pages: 33
Mien Alvinna Syachriani

( J500140131 )

Zammira Mutia Zatadin

( J500140132 )

Rihadatul Aisy

( J500140133 )

Rokhmatul Mala

( K100 130197 )

Nisa Fauziah

( K100 130202 )

ABSTRAK  Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas di dunia. Penderita hipertensi dapat diderita oleh pria maupun wanita dan semakin bertambahnya umur maka semakin tinggi seseorang terken resiko hipertensi. Pada pasien lansia yang terdiagnosa hipertensi dan mendapat terapi antihipertensi perlu diberikan perhatian khusus untuk meminimalisasi tejadinya efek samping. Metode kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data dan penyuluhan yang dibantu oleh leaflet. Peserta penyuluhan adalah pasien lanjut usia di Desa Ngabean, Kartasura. Kegiatan berlangsung pada tanggal 9 Mei 2017.













Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dimana tekanan darah sistole sebesar 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastole 90 mmHg atau lebih secara terus menerus. Prevalensi penyakit hipertensi 15-37% dari populasi penduduk dewasa di dunia (WHO). Setengah dari populasinya berusia lebih dari 60 tahun (lansia). Seiring bertambahnya jumlah lansia maka jumlah populasi penderita hipertensi juga bertambah. Keberhasilan suatu terapi pengobatan tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh pengetahuan pasien untuk melaksanakan terapi dan juga upaya untuk mencegah terjadinya hipertensi. Penyuluhan bertujuan dalam mencapai perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan uraian di atas, alasan penelitian ini dilakukan dengan harapan mendapatkan gambaran mengenai pengaruh penyuluhan tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Posyandu Lansia.

Pendahuluan

TUJUAN

  Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan hipertensi terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan  Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan pasien hipertensi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan

URGENSI

  Bagi Dinas Kesehatan  Bagi Posyandu  Bagi Tenaga Kesehatan dan Apoteker

Definisi Hipertensi Peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). O Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat

jantung berkontraksi (sistolik) O Angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). O Normal: Sistolik < 120 mmHg Diastolik < 80 mmHg

Klasifikasi Tekanan Darah

 Category

Systemic BP (mm Hg)

Diastolic BP (mm Hg)

Normal

<120

<80

High normal

120-140

80-90

Stage 1

140-159

90-99

Stage 2

160

100

Hypertension

Kenaikan tekanan darah 1. Jantung memompa lebih kuat

2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku 

mengembang ( - )  melalui pembuluh yang sempit  tekanan   >> terjadi pada usia lanjut (arteriosklerosis) 3. Vasokonstriksi arteri kecil (arteriola) 4. Volume darah dalam tubuh meningkat  tekanan darah   krn kelainan fungsi ginjal  pembuangan garam dan air terganggu

Faktor Penyebab Hipertensi  Pembagian Hipertensi berdasar pada penyebabnya:  Hipertensi Essensial (90% penderita Hipertensi) Patogenesis dan penyebab belum diketahui dengan pasti  Hipertensi Sekunder (Hipertensi Renal) (10% penderita Hipertensi) Penyebab: renal artery stenosis, renal parenchymal disease, coarctation of aorta, pheochromocytoma, hyperaldosteronism, other causes: Oral contraceptive usage, Cushing’s and adrenogenital syndromes, thyroid disease, hyperparathyroidism, and acromegaly (Harrison, 2008)

Sistem saraf simpatis  Tekanan darah  selama respon fight-or-flight

 Me( - ) pembuangan air dan garam oleh ginjal 

meningkatkan volume darah dalam tubuh  Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah

Penyebab hipertensi sekunder  Penyakit Ginjal  Obat-obatan  Stenosis arteri renalis  Pil KB  Pielonefritis  Kortikosteroid  Glomerulonefritis  Siklosporin  Tumor-tumor ginjal  Eritropoietin  Penyakit ginjal polikista  Kokain (biasanya diturunkan)  Penyalahgunaan alkohol  Trauma pada ginjal (luka yang  Kayu manis (dalam jumlah

mengenai ginjal)  Terapi penyinaran mengenai ginjal  Kelainan Hormonal  Hiperaldosteronisme  Sindroma Cushing  Feokromositoma

sangat besar) yang Penyebab Lainnya  Preeklamsi pada kehamilan  Keracunan timbal akut.

Pengukuran TD Duduk atau berbaring  lengan sejajar jantung Keadaan instirahat 5 menit Pasang pressure cuff  80% lengan atas

Tidak sehabis minum kopi atau merokok Gunakan 2 / >> pembacaan dalam 2 mggu

Efek HT jangka panjang 



Sering terjadi kematian  komplikasi coronary artery disease Left ventricular hypertrophy  penyebab utama sudden death and MI

GEJALA DAN TANDA HIPERTENSI  Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila simptomatik, maka biasanya disebabkan oleh :  Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar debar, rasa melayang

(dizzy) dan impoten.  Penyakit jantung/hipertensi vaskuler seperti cepat capek, sesak napas, sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki dan perut. Gangguan vaskuler lainnya alah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena pendarahan retina, transient serebral ischemic.  Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai keadaan umum: memperhatikan keadaan khusus seperti : Cushing, feokromaitoma, perkembangan tidak proposionalnya tubuh atas dibanding tubuh bawah yang sering ditemukan pada koarktasio aorta.  Pengukuran tekanan darah ditangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan klarifikasi Keith-Wagener-Barker sangt berguna untuk menilai prognosis. Palpasi dan auskultasi arterikatosis untuk menilai stenosis atau oklusi. 















Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai HVK dan tanda-tanda gagal jantung. Impuls apeks yang prominen. Bunyi jantung S2 yang meningkat akibat kerasnya penutupan aorta. Kadang ditemukan murmur diastolic akibat regurgitasi aorta. Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat ditemukan akibat dari peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3 (gallop vertikal atau protodiatolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolic ventrikel kiri meningkat akibat dari dilatasi ventrikel kiri. Bila S3 dan S4 ditemukan bersama disebut summation gallop. Paru perlu diperhatikan apakah ada suara napas tambahan seperti ronki basah atau kering/mengi. Pemeriksaan perut ditujukan untuk mencari aneurisma, pembesaran hati, limpa, ginjal dan asites. Auskultasi bising sekitar kiri kanan umbilikus (renal artery stenosis). Arteri radialis, arteri femoralis dan arteri dorsalis pedia harus diraba. Tekanan darah di betis harus diukur minimal sekali pada hipertensi umur muda (kurang dari 30 tahun).

Pemeriksaan penunjang  Urinalisis:protein, leukosit, eritrosit, dan silinder  Hemoglobin/hematokrit  Elektrolit darah: kalium

 Ureum/kreatinin  Gula darah puasa  Kolesterol total  Elektrokardiografi menunjukan HVK pada sekitar 20-50% (kurang sensitive) tetapi masih

menjadi metode standard.

Apabila keuangan tidak menjadi kendala, maka diperlukan pula pemeriksaan:  TSH  Leukosit darah  Trigliseriida, HDL dan kolestrol LDL  Kalsium dan fosfor  Foto toraks  Ekokardiografi dilakukan karena dapat menemukan HVK lebih dini dan lebih spesifik

(spesifitas sekitar 95-100%).

Tatalaksana Awal

Pilihan terapi

Lokasi kegiatan

Peserta kegiatan

Metode pengabdian

Jalannya kegiatan

Waktu kegiatan

1. Melakukan pengumpulan data 2. Program intervensif (langsung) intervensif 3. Poster

HASIL PENELITIAN • Puskesmas di Kecamatan Kartasura mempunyai beberapa posyandu, salah satunya posyandu di Desa Ngabeyan. Posyandu tersebut bernama posyandu Yudhistira yang khusus untuk lansia. • Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2017 dengan jumlah responden sebanyak 21 orang. Responden pada penelitian ini adalah lansia, umur responden sekitar 50-60 tahunan. Karakteristik jenis kelamin didominasi oleh perempuan sebanyak 19 orang dan untuk laki-laki sebanyak 2 orang

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN • Sebanyak 21 responden diwawancarai dan diberikan pertanyaan yang berupa kuesioner yang berisi pengetahuan dan sikap responden terhadap penyakit hipertensi. • Peserta dibagikan selebaran pertanyaan yang berupa definisi, faktor resiko, klasifikasi hipertensi, gejala hipertensi, komplikasi, penanganan hipertensi, dan pantangan makanan untuk penderita hipertensi sebelum dilakukannya penyuluhan.

• Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan dan memberikan pemahaman mengenai penyakit hipertensi dengan menggunakan leaflet sebagai media penyampaiannya. • Metode penyampaian materi pengetahuan dipilih dengan penyuluhan langsung yang disampaikan secara interaktif dan menggunakan bahasa awam yang mudah dimengerti responden.

Hasil dari kuisioner penyuluhan didapatkan data sbb:

Keterangan: Jika jawaban Benar, nilai = 1; jika jawaban Salah, nilai = 0 Rata-Rata =8 SD = 1,2

• Dari hasil kuisioner yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan tentang hipertensi yang tinggi dimana ditunjukkan dengan nilai rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 8 poin. • Data Kementrian Koordinator Bidang Kesehatan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan Sosial tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat kenaikan usia harapan hidup di Indonesia yang disebabkan oleh peningkatan tingkat pengetahuan masyarakat, tingkat sosial ekonomi, dan kenaikan tingkat kesehatan.

1. Kesimpulan Menurut hasil kuisioner yang dilakukan di Posyandu Desa Ngabeyan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo dengan21 responden lansia dapat dinyatakan memiliki tingkat pengetahuan tentang hipertensi yang tinggi, ditunjukkan dengan nilai rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 8 poin. 2. Saran  Waktu penyuluhan di managemen dengan sebaik mungkin sehingga kegiatan bisa terlaksana tepat waktu.  Dilakukan post test secara tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan.

Kuesioner

Lampiran



Leaflet 

Poster 

Related Documents

Ipe
May 2020 17
Electrochemistry Ipe
May 2020 17
Ipe Faiq.doc
December 2019 22
Ipe Hipertensi.ppt
November 2019 20
Periodic Table Ipe
May 2020 4