INTERAKSI ANTARA TRADISI LOKAL HINDU BUDHA DENGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM KELOMPOK 3 HINDA Y. TAMBUNAN IRMAYANA SINURAT JEREMI ARITONANG JUNI N. SINAGA SAMUEL PANJAITAN HERMAN SINAGA
Interaksi antara tradisi lokal, hindu-budha dan Islam di Indonesia yang menjadikan kebudayaan di Indonesia beragam dan mempunyai cirikhas atau identitas sendiri. Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitanya dengan tindak tutur manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia hususnya di pulau jawa ini tradisi lokal pribumi jawa sendiri sejak dulu telah mewarnai kebudayaan di pulai jawa, di tambah lagi dengan datangnya orang-orang dari luar pulau jawa yang membawa tradisi Hindu-Budha yang di terima dengan baik dan ramah oleh orang-orang jawa di jaman dulu dan setelah itu berlangsung cukup lama datang lah tradisi Islam yang di bawa oleh para pedagang yang kebanyakan dari timur tengah. Hal itulah yang menyebabkan tradisi kebudayaan di Indonesia menjadi penuh warna yang menjadikan cirihas atau identitas sendiri bagi Indonesia ini. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia jaman dulu telah terbuka pikirannya dan mampu menerima dengan ramah sesuatu yang datang dari orang asing, yang akhirnya menimbulkan produk kebudayaan yang menjadi cirihas bangsa Indonesia.
Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Masyarakat Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan islam membawa banyak perubahan terhadap corak kehidupan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya budaya islam tidak menyebabkan hilangnya kebudayaan Indonesia pra-islam (prasejarah dan hindubuddha), tetapi justru memperkaya keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. Kebudayaan pra-islam yang baik terus di pertahankan dan di kembangkan sesuai dengan pola budaya islam dalam wujud akulturasi kebudayaan. Perwujudan akulturasi kebudayaan itu terlihat dari berbagai aspek kehidupan, misalnya seni bangun, seni rupa, seni tari, aksara, seni sastra, sistem pemerintahan, kalender, dan tasawuf.
Seni Bangun Seni bangun islam yang menunjukkan akulturasi dengan budaya pra-islam yang menonjol adalah makam dan masjid.
Masjid Dalam sejarah islam, masjid memiliki perkembangan yang beragam sesuai dengan daerah tempat berkembangnya. Di Indonesia, masjid mempunyai bentuk khusus yang merupakan perpaduan agama islam dengan budaya seteempat. Misalnya, dari bentuk bangunan, menara, dan letaknya.
Mesjid Kesultanan Cirebon
Makam Makam sebagai hasil kebudayaan zaman islam mempunyai cirri-ciri perpaduan antara unsur budaya islam dan unsur budaya sebelumnya. Misalnya dilihat dari segi fisik, tata upacara pemakaman, dan letak makam.
Kompleks Makam Kesultanan Cirebon
Seni Rupa Cabang seni rupa yang berkembang adalah seni ukir dan seni lukis. Pola-pola hiasannya meniru zaman pra-islam, seperti daun-daunan, bungabungaan, bukit-bukit karang, pemandangan, garis-garis geometri, kepala kijang, dan ular naga. Contoh, masjid yang di hias dengan ukiran adalah masjid Mantingan, dekat jepara yang terdapat lukisan kera, ukiran gapura di candi Bentar di Tembayat, Klaten, yang dibuat pada masa Sultan Agung pada tahun 1633, dan gapura Sendang Duwur di Tuban. Pada zaman islam juga berkembang seni rupa yang disebut kaligrafi, yaitu seni menulis indah .
Seni rupa ukiran khas masjid Mantingan di Jepara
Seni Tari. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan selawat dan dalam tarian itu sangat di pengaruhi oleh paham sufi(tasawuf). Misalnya, pada permainan debus yang di awali dengan bacaan ayat-ayat tertentu dari Alquran atau selawat dengan menggunakan lagu-lagu tertentu.
Aksara Sering dengan kedatangan islam ke Indonesia, masuk pula unsur budaya berupa huruf (aksara) arab. Aksara arab yang di gunakan dalam kitab suci agama islam (Alquran). Seni Sastra Kesusastraan pada zaman islam banyak berkembang di daerah sekitar selat malaka (daerah melayu) dan jawa. Kebanyakan karya sastra pada zaman islam yang sampai pada kita sekarang ini telah berubah dalam bentuknya yang baru, baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa laila). Sistem Pemerintahan Pengaruh agama islam di Indonesia juga meluas di bidang pemerintahan sehingga terjadi pula prroses akulturasi antara kebudayaan islam dan kebudayaan pra-islam. Bentuk-bentuk akulturasi dalam bidang pemerintahan itu adalah sebagai berikut: · Penyebutan nama raja · Sistem pengangkatan raja
Sistem Kalender Ketika islam masuk ke nusantara, peninggalan islam berupa kalender Hijriyah pun ikut masuk. Kalender Hijriyah menggunakan perhitungan peredaran bulan(lunar system atau sistem komariah). Semakin banyaknya penganut islam di nusntara, makin banyak pula diantara mereka yang menggunakan kalender Hijriyah sehingga menimbulkan masalah. Hal itu karena pemakaian kalender Hijriyah tidak sama dengan kalender yang selama ini di pergunakan, yaitu kalender saka yang menggunakan perhitunganperedaran matahari (solar system). Akibatnya, muncul usaha untuk memperbaharui kalender dengan cara menggabungkan kedua sistem kalender tesebut. Filsafat (Tasawuf) Berfilsafat adalah berpikir untuk mencari kebenaran yang hakiki. Orang islam kemudian merumuskan kebenaran melalui pendekatan tasawuf. Bentuk-bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-islam tampak dalam hal-hal berikut: · Aliran Kebatinan · Karisma Wali · Filsafat Dalam Seni Budaya
Berdasarkan apa yang telah di jelaskan di atas, sebagai beberapa contoh kecil dari akibat perpaduan antara tradisi Lokal, Hindu-Budha dan Islam. Hindu-Budha jaman dulu dan Islam pada saat ini berkembang sangat pesat di Indonesia, itu membuktikan sifat Bangsa Indonesia yang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul dengan Bangsa lain yang akibatnya membuat Bangsa Indonesia ini kaya akan Bahasa dan Budaya. Tradisi Budaya yang beragam dan berbeda dengan yang lainnya itu bisa menjadi cirihas atau identitas Bangsa Indonesia di mata Dunia. Berbeda di sini dalam artian tidak ada yang sama karena Tradisi Lokal, Hindu-Budha dan Islam di Indonesia telah sangat melekat kuat dari generasi ke genarasi yang menjadikan secara sadar maupun tidak sadar telah terjadi kolaborasi ( pencampuran ) Tradisi budaya Lokal, HinduBudha dan Islam. Tidak bisa di pungkiri Tradisi yang telah melekat dan terus menerus di turunkan secara generation tidak akan mudah hilang di kikis jaman dan waktu, buktinya kita semua masih bisa melihat tradisi budaya peninggalan nenek moyang ( leluhur ) yang masih di jalani secara turun temurun saat ini. Jadi inilah cirihas Bangsa Indonesia dan inilah identitas Bangsa Indonesia yang patut kita hargai dan kita jaga keutuhan dan nilai-nilai luhurnya. Karena martabat suatu Bangsa bisa dilihat atau di nilai dari Budaya Bangsanya