Kurang Tidur? Waspada beberapa penyakit mengancam Anda Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. (Japardi, 2002) Jika Anda termasuk dalam kelompok orang yang kurang tidur, maka mulai sekarang Anda harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Idealnya manusia membutuhkan 7 hingga 8 jam untuk beristirahat. Nah, jika Anda kurang tidur dalam jangka panjang, maka 6 penyakit berat mengintai Anda. Dilansir dari Prevention, berikut 6 masalah kesehatan yang dapat terjadi jika kurang tidur: 1.
PenyakitKardiovaskuler Tidur yang cukup sangatlah penting untuk kesehatan jantung. Dalam jurnal Sleep yang diterbitkan tahun 2010, dicantumkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung. Peneliti West Virginia Unniversity School of Medicine meninjau ulang data dari 30.397 yang berpartisipasi dalam studi yang dilakukan oleh National Health Innterview pada tahun 2005. Hasilnya diketahui bahwa orang yang memiliki jam tidur kurang dari 7 jam setiap malam berisiko terhadap penyakit jantung. Bahkan wanita di bawah usia 60 tahun yang hanya tidur 5 jam atau kurang di malam hari, memiliki risiko 2 kali lipat mengembangkan penyakit jantung.
2.
Diabetes Studi yang diterbitkan dalam jurnal diabetes tahun 2011, peneliti dari University of Chicago dan Northwestern University menemukan bahwa ketika penderita diabetes tipe 2 tidak memiliki jam tidur yang mencukupi di malam hari, akan meningkatkan kadar glukosa dalam darah hingga 9 persen. Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan kadar insulin hingga 30 persen dan meningkatkan resistensi insulin pada penderita diabetes tipe 2 hingga 43 persen.
3.
Kanker Payudara Tohuku University Graduate School of Medicine di Jepang melakukan penelitian terhadap 24.000 wanita yang berusia 40 sampai 79 tahun dan menemukan bahwa peserta yang memiliki jam tidur kurang dari 6 jam setiap malamnya memiliki risiko kanker payudara 62 persen lebih besar dibandingkan peserta yang tidur hingga 9 jam setiap malam.
4.
Masalah pada Kandung Kemih American Urological Association tahun 2011, para peneliti dari New England Research Institute menyatakan bahwa kurangnya jam tidur di malam hari meningkatkan risiko masalah pada kesehatan kandung kemihnya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 4.145 pria dan wanita dewasa dan peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki jam tidur kurang dari 5 jam setiap malamnya dan yang telah terjadi selama 5 tahun meningkatkan risiko nokturia hingga 80 sampai 90 persen.
5.
Kanker Dalam sebuah studi terhadap 1.240 orang pada tahun oleh para peneliti dari Case Western University, menemukan bahwa orang yang tidurnya kurang dari 6 jam di malam hari berisiko menderita polip kolorektal yang dapat menjadi kanker hingga 47 persen dibanding orang yang memiliki jam tidur yang cukup.
6.
Kematian Sebuah studi yang dilakukan selama 10 tahun terhadap 16.000 orang oleh para peneliti di Copenhagen University menghubungkan antara kurang tidur dengan peningkatan risiko kematian. Ternyata orang-orang di bawah usia 45 tahun yang tidak memiliki jam tidur yang cukup setiap malamnya memiliki risiko kematian dua kali lipat dibandingkan orang yang memiliki jam tidur yang cukup. Hal ini terjadi karena banyaknya efek buruk kurangnya jam tidur malam terhadap kesehatan seseorang. Penatalaksaan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kebiasaan kurang tidur adalah dengan konseling dan psikotherapi yang dapat membantu pasien dengan gangguan tidur kronik maupun gangguan psikiatri, melakukan sleep hygiene yakni memodifikasi waktu tidur menjadi normal, hindari minuman berkafein serta olahraga ringan, serta dengan pendekatan farmakologi yakni pemberianobat golongan sedative hipnotik namun hanya untuk mengkoreksi problema tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya danharus berhati-hati dalam penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya. Source: 1. Japardi, Iskandar, 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah, Universitas Sumatera Utara. 2. www.dreamersradio.com By: D. Indrasuari