Industri Manufaktur Islam

  • Uploaded by: Eddy Boekoesoe
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Industri Manufaktur Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 2,070
  • Pages: 10
INDUSTRI MANUFAKTUR ISLAM 1. Pengantar ke dalam masaalah. Dalam judul ini, sengaja disebutkan industri manufaktur untuk mencegah pengertian yang bias tentang industri pada umumnya. Ilmuwan Islam kurang membicarakan persoalan inti ekonomi ini, yaitu produksi yang berujung pada industri manufaktur. Karena kurangnya pengetahuan kita tentang produksi terutama industri manufaktur ini, membuat ummat Islam tidak dapat mengikuti kemajuan ekonomi dunia yang kegiatannya didominasi oleh industri manufaktur. Industri manufaktur adalah sebuah pendekatan cara berproduksi moderen, produk dari perubahan yang dihasilkan oleh revolusi industri. Awal dari revolusi industri sulit untuk ditetapkan karena berupa sebuah proses panjang dengan sumber yang banyak pula sehingga para ilmuwan sepakat bahwa revolusi industri dimulai dari Inggeris pada tahun 1750. Penetapan tahun 1750 ini karena saat itu dimulainya kolaborasi pertama antara industri manufaktur dengan teknologi yaitu komersialisasi mesin uap oleh industri manufatur. Kalau kita menggunakan data rata rata pendapatan per kapita dunia untuk menggambarkan dampak revolusi ini terhadap kekayaan dunia kita menemukan bahwa pada tahun 1750 rata rata pendapatan per kapita dunia adalah sekitar 650 dolar Amerika, yang dihasilkan dunia dari abad abad sebelumnya. Angka 650 dollar ini meningkat sepuluh kali dalam waktu hanya dua setengah abad, karena pada tahun 2000 diperkirakan pendapatan per kapita dunia sudah mencapai 6.500 dolar Amerika. Peningkatan sepuluh kali kekayaan ini adalah akibat kemajuan dalam memproduksi barang yaitu perubahan dari pendekatan industri kerajinan yang menggunakan tenaga orang, ke pendekatan industri manufaktur yang menggunakan tenaga mesin. Keperkasaan industri manufaktur ini, adalah kemampuan memproduksi barang apa saja seperti pesawat ruang angkasa,

2 komputer, mobil dan dengan menggunakan bahan baku apa saja mulai dari baja, komposit, kayu, serat kaca dan sebagainya. Dengan kemampuan ini industri manufaktur menjadi sangat piawai dalam menjawab kebutuhan pasar yang selalu berkembang, sehingga mengalahkan industri kerajinan yang tidak menjawab kebutuhan pasar. Pada negara negara industri, industri kerajinan, telah dipindahkan peranannya ke ranah kebudayaan, pendidikan dan pariwisata, karena untuk kegiatan di ranah ekonomi, mereka telah menggunakan industri manufaktur yang sangat perkasa, Agar dapat ikut serta dalam gegap gempitanya kemajuan dunia, ummat Islam umumnya, bangsa kita khususnya harus mengadopsi industri manufaktur sebagai satu satunya cara berproduksi. 2. Kenapa Islam. Industri manufaktur yang ada sekarang yaitu industri manufaktur yang kapitalistik diakui telah membuat kemajuan dunia secara spektakuler, tetapi juga telah menghasilkan kerusakan baik secara material, berupa kerusakan lingkungan yang dimanfaatkan secara serakah, kerusakan sosial ekonomi, yaitu perbedaan pendapatan yang pincang dengan kesenjangan yang makin lebar saja, kerusakan moral, disebabkan oleh kerakusan menguasai materi yang menyebabkan kirisis ekonomi dunia. Dalam menghadapi kerusakan ini, masyarakat dunia mulai mencari sistim lain yang bisa menghilangkan akibat kerusakan yang telah terjadi. Belakangan ini, skim skim yang berdasarkan syariah Islam mulai membuktikan keunggulannya bila dipraktekan pada sistim kapitalis, dan mengubah kinerja sistim ini semakin maju. Contoh pertama, industri kapitalis yang menggunakan skim skim yang islami adalah industri manufaktur Jepang yang kapitalistik, telah menyebabkan kemajuan pesat pada industri manufakturnya. Sejak kekalahannya pada Perang Dunia II, bangsa Jepang yang ingin mengalahkan dunia barat mengubah prinsip dasar industri

3 mereka dengan “cara Jepang”. Perubahan itu berupa perpindahan dari falsafah industri yang tadinya product oriented menjadi service oriented untuk mensejahterakan manusia. Elaborasi selanjutnya dari service oriented ini berupa pelaksanaan skim pelayanan untuk mencapai kesejahteraan, dengan memproduksi barang yang makin lama makin baik mutunya, makin rendah biaya produksinya, makin tepat waktu penyerahan hasilnya dan makin sempurna pelayanan purna jual dari produk industri. Elaborasi juga menghasilkan sikim pemerataan untuk mencapai keadilan, dalam bentuk skim pemerataan pendapatan, skim pemerataan berusaha dan skim pemerataan kepemilikan usaha. Elaborasi ini merupakan pelaksanaan dari sebahagian besar sangat sejalan dengan syariah agama Islam. Contoh kedua adalah perbankan syariah. Perbankan syariah adalah bankkonvensional yang kapitalistik, yang mengubah skim bunga menjadi skim bagihasil dan jual beli pada sektor operasionalnya, mengalami peningkatan perkembangan yang luar biasa, karena kinerjanya yang luar biasa pula. Setelah belajar dari industri Jepang, yang kapitalistik tetapi dalam operasionalnya menggunakan prinsip prinsip Islam dan berhasil, demikian juga dengan perbankan islami yang dasarnya kapitalistik tetapi menjalankan prinsip prinsip Islam dalam pelaksanaan operasionalnya, yang juga berhasil, maka nalar kita akan berkata, bila lembaganya dibentuk berdasarkan syariah, ditambah dengan operasionalnya juga berdasarkan syariah, pasti akan lebih unggul. Berdasarkan pada nalar diatas maka diciptakan sebuah sistim industri manufaktur moderen yang ditetapkan sebagai ibadah kepada Allah untuk memperoleh rida dariNya, yaitu Industri Manufaktur Berbasis Syariah - IMBAS Industri Manufaktur Berbasis Syariah selanjutnya disingkat IMBAS, jika akan dijadikan sebagai ibadah, harus merupakan

4 pelaksanaan amanah yang dikemukakan Allah kepada manusia yang diberi status sebagai Khalifatullah Fil Ard, selanjutnya disingkat KFA, untuk memelihara dan melestarikan kekayaan Allah yang ada di bumi dan yang ada di langit, dan memanfaatkan untuk menjadi rahmat semesta alam. 3. Apa itu industri manufaktur? Industri manufaktur adalah sebuah sistim berproduksi dimana produk akhir, dipecah menjadi komponen komponen. Produksi dimulai dengan memproduksi komponennya dulu, setelah semua komponennya selesai dibuat, baru dirakit menjadi produk akhir. Dalam proses ini sudah tentu ada pekerjaan rekayasa. Karena setiap komponen dibuat dengan mesin, maka komponen ini memiliki presisi yang tinggi dan dapat dibuat dalam jumlah yang besar sesuai kebutuhan. Presisi yang tinggi inilah yang akan memudahkan perakitan, walau dalam jumlah yang besar sekalipun. Produk akhir, dapat mengandung jumlah komponen pembangun produk (kpp) yang jumlahnya berbeda beda. Sebuah meja dapat terdiri dari 10 sampai 20 kpp, tetapi pesawat terbang mengandung lebih dari 1,5 juta kpp. Industri manufaktur adalah industri yang dapat membangun produk apa saja dengan komponen apa saja, sehingga industri semacam ini sangat lincah melayani kebutuhan pasar yang selalu berubah, dibandingkan sistim industri yang lain. Ini berbeda dengan industri pengolahan yang mengolah bahan baku tertentu dan hanya dapat diolah menghasilkan macam produk yang terbatas pada bahan baku asalnya. Pembuatan komponen dengan mesin, mengharuskan industri manufaktur ini berkaitan erat dengan perkembangan teknologi, sehingga untuk komponen yang rumit pembuatannya akan dapat dibuat oleh mesin yang makin canggih. Peranan teknologi dalam industri manufaktur menentukan keunggulan dalam berproduk

5 itulah sebabnya industri manufaktur selalu memutakhirkan teknologinya agar tidak mati karena kalah dalam persaingan.. 4. IMBAS dalam pelaksanaan. Pada awal pelaksanaannya, usaha IMBAS sudah harus diniatkan sebagai alat pemerataan kesejahteraan dan pelayanan, bukan alat untuk menumpuk keuntungan pribadi segelintir orang. Dalam rangka pemerataan kesejahteraan, disediakan tiga skim, yaitu skim pemerataan pendapatan, skim pemerataan kesempatan berusaha dan skim pemerataan kepemilikan usaha. Dalam rangka pelayanan, disediakan empat skim, yaitu skim mutu, skim biaya, skim penyerahan dan skim purna jual. Dalam memilih produk yang akan diusahakan, IMBAS selalu memilih produk yang punya potensi pasar yang besar. 5. Pemerataan menuju ke keadilan. Skim pertama pada kerangka pemerataan ini adalah mengubah Hubungan Buruh Majikan (labour-management relationships) yang antagonistik yang berlaku sekarang ini menjadi hubungan yang sinergis, dimana pekerja dan pemilik usaha bahu menbahu memajukan usaha dan kemudian hasilnya dibagi sesuai perjanjian Perubahan HBM ini menghasilkan sistim bagihasil, yang pada tahap berikutnya menimbulkan motivasi kerja yang tinggi pada pekerja karena mendapatkan pembagian hasil yang adil dan jelas. Disamping itu jika diterapkan konvensi bahwa rasio pendapatan pada perusahaan antara pekerja yang terendah dan yang tertinggi, tidak boleh melebihi angka 10, artinya bila gaji terendah satu juta, gaji teringgi di perusahaan tidak boleh melebihi sepuluh juta. Skim kedua adalah pemerataan kesempatan berusaha, lazim disebut skim sub kontraktor Dalam skim ini, perusahaan besar yang mengerjakan produk dengan jumlah komponen pembangun produk (KPP) yang besar

6 menyerahkan pembuatan sebahagian komponen kepada perusahaan yang lebih kecil skalanya. Penyerahan ini bermaksud untuk menekan biaya produksi, karena perusahaan kecil memiliki besaran biaya overhead yang lebih kecil dari perusahaan besar sehingga tarifnya lebih rendah, sehingga biaya produksi pada perusahaan kecil akan lebih rendah, dibandingkan jika dikerjakan oleh perusahaan besar. Skim ini disamping menjadi alat pemerataan kesempatan berusaha, juga berfungsi menekan biaya produksi Skim ketiga, adalah pemerataan kepemilikan usaha. Islam menganut dua macam kepemilikan yaitu kepemilikan mutlak oleh Allah dan kepemilikan amanah pada manusia, maka kepemilikan perusahaan tidak pantas mayoritasnya dimiliki oleh segelintir orang. Dalam skim ini mayoritas dimiliki oleh banyak orang melalui bursa saham, termasuk pekerja yang mendapatkan prioritas membeli, namun hak kelola tetap ada pada tangan pemilik. 6. Pelayanan. IMBAS adala industri pelayanan yang meiliki empat skim pelayanan. Skim pertama dalam rangka pelayanan, adalah memproduksi barang yang baik dan halal yang mutunya makin lama makin baik. Perbaikan mutu ini diukur dengan besaran tingkat afkir. Dalam banyak usaha industri afkir ini kurang diperhatikan, padahal afkir ini adalah pemborosan yang mengurangi keuntungan. Konsumen jangan sampai disuruh membayar kebodohan dari produsen yang tidak professional. Untuk itu skim penurunan afkir ini ada metodenya yaitu mengetahui afkirnya, mencari faktor penyebab kesalahannya dan kemudian memberi solusi agar kesalahan itu tidak terulang lagi.

7 Dengan metode ini afkir akan menyusut sehingga tidak mustahil akan sampai pada afkir nol persen (zero defect) Skim kedua adalah penurunan biaya produksi Perhitungan biaya pada IMBAS harus standar sehingga dapat dianut bersama oleh perusahaan IMBAS, agar mempunyai bahasa yang satu untuk berhubungan satu dengan yang lain. Bahasa itu adalah rumus perhitungan biaya produksi. Konsep itu sangat sederhana yaitu harga = biaya bahan + ongkos produksi + keuntungan. Yang istimewa dan unik dalam deretan komponen harga ini, adalah ongkos kerja. Ongkos kerja adalah tariff x poses time. Tarif adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan dibagi dengan jumlah karyawan langsung dalam memproduksi barang, tidak termasuk mandor apalagi direktur yang dinyatakan dalam satuan manminute. Disini, pengelola industri berkreasi bagaimana menurunkan tariff ini agar dapat bersaing. Dengan menekan biaya dan memperbanyak pekerja langsung yang terlibat, akan mempengaruhi rasio pekerja langsung dan tidak langsung, dalam sebuah usaha industri, akan menurunkan besaran tariff. Proses time adalah waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah komponen. Waktu ini setiap tahun proses time ini harus turun 10% karena disamping karyawannya sudah semakin mahir, ada usaha dari pengelola untuk lebih menyederhanakan proses. Penurunan ini wajib hukumnya untuk mengimbangi kenaikan gaji pekerja karena inflasi setiap tahun. Dengan mengefisienkan pemakaian bahan, baik scara kwantitatif maupun kwalitatif, penekanan biaya pengeluaran yang terprogram, ditambah dengan menjalankan skim sub kontraktor, penurunan biaya produksi bukan sesuatu usaha yang mustahil.

8 Skim ketiga adalah ketepatan penyerahan produk. Skim ini sangat penting dalam IMBAS karena perusahaan perusahaan besar secara intens akan selalu berhubungan kerja dengan perusahaan perusahaan kecil dalam rangka sub kontraktor, dalam skim pemerataan berusaha. Keterlambatan pada satu mata rantai dapat mempengaruhi seluruh rangkaian sistim produksi Dalam skim ini, proses time setiap komponen menjadi kunci dari keberhasilan untuk menetapkan produksi jam demi jam dalam jadwal produksi harian. Patokan buat pengelola produksi, yaitu pada istirahat setengan hari, pekerjaan sudah harus terselesaikan 60% dari jadwal harian, dan bila tidak tercapai, tindakan untuk menjadikan 100% pada akhir hari kerja, harus sudah disiapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara pilihan, tetapi seharusnya dihindari. Skim keempat adalah skim pelayanan purna jual. Skim ini dijalankan dengan menyiapkan sebuah pusat penampungan keluhan konsumen tentang produk, dengan kesiapan memperbaiki dan kadangkala sampai mengganti produknya 100%. Skim ini dilakukan disamping membahagiakan konsumen, juga sebagai umpan balik informasi dari kelemahan produk, sehingga secara cepat dapat diadakan perbaikan. 7. Kegiatan produksi. Dalam IMBAS, kegiatan produksi dimulai dari bagian yang bernama, Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production Pl;anning and Controll) Pekerjaan rutin dari bagian ini menetapkan komponen, alat pembantu pembuatan komponen (jigs and fixtures) jadwal harian yang diperinci dalam hasil jam per jam, pengawasan proses dan pengawasan afkir, dan proses penyerahan.

9 Pekerjaan lain adalah memikirkan perubahan cara kerja yang lebih singkat dan lebih aman, penggantian bahan baku, dengan kekuatan minimal sama, tetapi dengan harga yang lebih rendah. Bagian ini merupakan jantung perusahaan yang mutlak ada. Bagian produksi memiliki tugas yanglebih ringan yaitu mengusahakan rencana produksi sesuai dengan yang direncanakan. Bagian keuangan yang menyiapkan informasi tentang neraca dan rugi laba pada setiap saat dibutuhkan, disamping mengurus pembiayaan perbelajaan. Bagian umum yang mengurus hal hal yang umum seperti kesejahteraan karyawan, kebersihan pabrik, mengadakan hubungan dengan pihak luar pabrik. Bagian pemasaran mengatur aliran barang untuk para dealer mengatur konstalasi discount untuk para salesmen, dan yang penting adalah penagihan. 8. Tujuh prisip perusahaan IMBAS Setiap usaha harus memiliki prinsip dasar yang menjadi acuan dalam pembentukan budaya usaha. Prinsip ini sangat penting untuk disadari oleh seluruh peserta usaha, maka oleh sebab itu, selalu diucapkan setiap hari sebelum memulai pekerjaan. Adappun ketujuh prinsip itu adalah: 1. Menjadikan kegiatan industri sebagai ibadah kepada Allah 2. Menjaga dan melestarikan harta Allah dan memanfaatkannya untuk rahmat semesta alam. 3. Meningkatkan ketaqwaan secara terus menerus. 4. Meningkatkan efisiensi dan pelayanan untuk manfaat yang optimal 5. Meningkatkan kemampuan diri tiada henti 6. Mempererat dan memperluas silaturahim 7. Bersyukur dan beristiqomah

10 Demikian uraian singkat tentang IMBAS, sebagai informasi permulaan, mudah mudahan dapat memberi gambaran apa itu IMBAS Bila ada yang kurang lengkap atau memerlukan informasi lanjutan, bahkan sanggahan, kami menunggu dengan senang hati, demi kesempurnaan IMBAS yang insya Allah dapat mencerahkan kehidupan ekonomi ummat. Jakarta 25 September 200 Eddy Boekoesoe

Related Documents


More Documents from ""