NEKOLIM VERSUS ISLAM Seorang pemikir revolusioner Indonesia, Dr. Ir. Hidayat Nataatmadja, dalam sebuah tulisannya berjudul: Membrantas Sumber Kemiskinan, dalam bukunya yang berjudul: Membangun Ilmu Pengetahuan Berlandaskan Ideologi, halaman 22, menyatakan sumber kemiskinan adalah penjajahan. Penjajahan itu dilakukan oleh kaum agamawan, kaum feodal, kaum kapitalis, kaum ilmuwan dan oleh kolonialisme dan imperialisme yang terkenal dengan istilah Bung Karno nekolim. Khusus penjajahan kolonialisme ini, menurut Bung Karno, setelah mereka memerdekakan secara politis jajahan mereka, mereka masih tetap ingin menguasai ekonomi bekas negara jajahan tersebut. Untuk tujuan itu mereka mengubah kolonialisme menjadi bentuk yang lebih canggih lagi, yaitu neo kolonialisme dan neo imperialisme disingkat nekolim. Nekolim ini ada bentuk makro, seperti pasar bebas, pakta ekonomi, pakta moneter dan ada bentuk mikro, berupa penjajahan ekonomi, penjajahan ilmu pengetahuan dan penyesatan kebudayaan. Negara negara bekas penjajah di dunia ini adalah negara negara kaya akibat revolusi industri. Negara kaya ini memerlukan daerah jajahan untuuk sumber bahan baku dan tenaga kerja yang murah, dan pasar produk mereka. Terjadilah apa yang kita sebut kolonialisme. Setelah mereka terpaksa memerdekakan bangsa jajahan ini, maka diberikanlah kemerdekaan politik. Inggeris sebagai kampiun penjajah, setelah memerdekakan jajahannya dari segi politik, tapi menciptakan perlindungan terhadap kepentingan ekonominya dengan menghimpun bekas jajahan ini dalam sebuah persekutuan Commonwealth. Inilah comtoh neo kolonialisme dan neo imperialisme. Hare gene, kalau masih berbicara tentang nekolim, dianggap ketinggalan zaman, kuno, sehingga kita menjadi ngeri untuk dicap kampungan. Kengerian dicap kampungan inilah yang menyebabkan kita menjadi permisif terhadap nekolim dan menjadi jinak, walaupun kepungan kemiskinan dan ketidakadilan makin
2 ketat dengan antara lain invasi pasar bebas, penghapusan subsidi, dimana pesertanya tidak memiliki kemampuan yang sama, sehingga yang kurang mampu ekonominya akan hidup terseok seok dalam persaingan bebas itu. Bagaimana proses penjajahan nekolim itu terjadi? Revolusi industri yang dimulai di Inggeris 250 tahun yang lalu, memberi pelakunya kekayaan yang melimpah, karena mereka menemukan lampu aladin dalam berproduksi, yaitu industri manufaktur yang mampu memproduksi apa saja, dari bahan apa saja. Lampu aladin ini menciptakan kekayaan yang bergelinding seperti bola salju. Lampu aladin adalah industri manufaktur yang menggantikan industri handicraft yang sudah ketinggalan baik dari kemampuan menciptakan barang, kemampuan berproduksi, maupun kemampuan menciptakan nilai tambah, sehingga sejak itu industri handicraft ini menjadi cara industri masa lalu untuk menunjang kehidupan ekonomi. Industri handicraft ini telah dipindahkan peranannya dari ranah ekonomi ke ranah kebudayaan, pendidikan dan pariwisata. Lampu aladin ini yang mengakibatkan dunia menjadi terbagi dua secara garis besar, yaitu negara kaya bekas penjajah yang menjadi pelaku revolusi industri yang menggunakan industri manufaktur yang perkasa untuk kemajuan ekonominya, yang antara lain negara yang tergabung dalam kelompok G7, dan negara bekas jajahan yang miskin, yang tidak sempat mengikuti revolusi industri, sehingga masih menggunakan cara produksi yang sudah kadaluwarsa yaitu industri handicraft untuk menunjang kehidupan ekonominya Bagaimana bentuk penjajahan nekolim ini? Negara negara kaya ini berusaha agar lampu aladin yang sudah membuat mereka menjadi kaya, jangan sampai dimiliki juga oleh negara bekas jajahan. Inilah bentuk penjajahan lanjutan itu.
3 Ada dua kondisi yang menunjang dan memperkuat usaha blokade nekolim ini berhasil, pertama, negara bekas jajahan ini tidak memiliki memori sama sekali tentang revolusi industri, karena sewaktu revolusi industri dijalankan, negara negara jajahan ini masih tertidur lelap oleh penjajahan, sehingga tidak pernah tahu tentang lampu aladin. Kondisi kedua, ilmu manufaktur ini tidak berkembang di bangku sekolah tetapi terjadi dalam industri manufaktur itu, sehingga pakarnya adalah pemimpin perusahaan industri manufaktur itu. Akibatnya, bagi negara miskin, yang tidak punya memori tentang industri manufaktur ini, menjadi tidak mampu membuat industri manufaktur sendiri. Penjajahan nekolim ini, datang dalam bentuk usaha pemeliharaan ketidaktahuan karena ketiadaan memori tentang lampu aladin ini, pada negara bekas jajahan. Ketidaktahuan ini mengakibatkan produktivitas bekas negara jajahan ini masih saja rendah dan akhirnya tetap miskin. Karena kemiskinan, negara negara bekas jajahan ini, akan tetap tergantung pada negara penjajahnya yang kaya. Penjajahan ini harus dilestarikan, kata mereka. Untuk itu didesainlah tiga skim. Skim pertama, adalah usaha agar jangan sampai terjadi transfer of know-how industri manufaktur kepada negara bekas jajahan, skim kedua, arahkan para cendekiawan negara miskin menjadi pakar pakar ilmu sosial barat terutama ilmu ekonomi liberal, dan ketiga pupuk kebanggan mereka terhadap hasil industri handicraft yang sudah kadaluwarsa. Skim pertama dapat dibuktikan pada industri manufaktur asing yang sudah beroperasi lebih dari tiga puluh tahun dinegeri ini, tapi tidak memberikan alih pengetahuan tentang industri manufaktur. Hal itu akan terasa sekali kalau kita berada di dalam industri manufaktur asing ini. Diusahakan urusan kita hanya sampai pada proses merakit saja, jangan bertindak lebih jauh lagi.
4 Untuk perusahaan kita yang ada di luar industri mereka, cukup diberi kemampuan memproduksi komponen yang tidak begitu penting. Membuat komponen satu satu, tidak sama ilmunya dengan membuat barang yang terdiri dari rangkaian banyak komponen, sehingga kesempatan memproduksi komponen ini bukanlah transfer of know-how industri manufaktur Kalau begini gelagatnya, sampai kapanpun, alih teknologi yang kita dambakan hanya menjadi impian kosong belaka. Skim kedua, negara kaya bertujuan mendidik cendekiawan negara miskin ini dengan cara mempermudah menjadi doktor doktor dalam ilmu sosial dan ekonomi liberal, yang nanti akan menjadi opinion leader dan penguasa di negerinya, menjadi promotor kehebatan ilmu negara kaya yang akan membuat negara miskin menjadi terjajah di bidang ilmu, lupa jatidiri, sehingga akan melanggengkan usaha penjajahan mereka. Skim ketiga, memelihara kebanggaan hasil karya di bidang budaya agar bangsa bangsa eks jajahan ini, sebagai hiburan, supaya tersanjung, lupa diri, sehingga bangga dengan hasil industri handicraft, lalu kehilangan motivasi untuk berusaha menemukan lampu aladin. Pengakuan karya bangsa kita berupa keris, batik dan produk budaya lain yang tidak ada pengaruh sama sekali dalam pemberantasan kemiskinan, merupakan penyesatan pikiran agar negara miskin ini, merasa tersanjung karena dihormati, lalu linglung, sehingga kehilangan orientasi untuk mencari arah untuk membebaskan diri dari jeratan penjajahan ini. Kalau menggunakan bahasa preman: Lu makan itu keris, batik, dan gelar doktor, biar bagian gua minyak bumi, gas, emas, perak, dan pasar domestik lu yang gede.
5 Lalu apa yang harus kita perbuat? Penjajahan ekonomi ini sudah sangat kuat mencengkram negara miskin, sebab elite pemikir dan penguasa di negara miskin sudah jauh terperosokdalam pola pikir yang mereka tanam selama ini, sehingga pendobrakan penjajahan ini menjadi seperti mustahil. Cara yang masih tersisa adalah mengadakan gerakan masyarakat secara bersahabat, cerdas, damai dan konstitusional (bcdk) untuk memiliki kemampuan industri manufaktur yang sesuai dengan jati diri masyrakat bersangkutan. Sebagai contoh kita dapat belajar dari sejarah perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Inisiatif pertama datang bukan dari pemerintah, tetapi inisiatif swasta, terbentuklah Bank Muamalat. Setelah kinerja perbankan syariah ini terbukti menguntungkan, maka banyak yang mengikuti jejak perbankan ini sehingga pemerintah terpaksa mengeluarkan undang undang yang walaupun diprotes kalangan tertentu, tetap dapat berjalan terus. Imbas dari kesuksesan perbankan syariah ini, banyak kalangan perbankan di dunia sudah jatuh cinta terhadap perbankan syariah ini, termasuk Paus. Momentum kepercayaan dunia ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, oleh bangsa Indonesia yang memiliki penduduk Islam terbesar di dunia, untuk meluncurkan produk ekonomi Islam selain perbankan yang insya Allah menjadi rahmat bagi alam semesta. Kembali ke lampu aladin. Dalam kenyataan lampu aladin ini, disamping telah membagi dua kelompok bangsa yang kaya dan yang miskin, juga telah mendatangkan kesengsaraan dunia dalam bentuk kesenjangan pendapatan dan yang paling meresahkan adalah pengrusakan lingkungan, yang merupakan tindakan yang paling dibenci Allah. Orang kaya yang merusak tetapi yang harus menanggung seluruh ummat manusia yang tidak berdosa.
6 Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan dua hal, yaitu kita harus memiliki lampu aladin sesegera mungkin, dan lampu aladin itu harus menjadi rahmat semesta alam. sesuai dengan kehendak Allah seperti apa yang ada di dalam Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Kita namakan lampu aladin syariah. Atau lebih lengkap lagi, Industri Manufaktur Berbasis Syariah disingkat IMBAS Kepemilikan lampu aladin. Mampukah bangsa kita untuk memiliki lampu aladin? Industri manufaktur sudah lama diusahakan di negeri ini. Yang tercatat antara lain, semasa Orde Lama, usaha almarhum Drs. Thayeb M. Gobel, yang pada tahun 1956 mendirikan P.T. Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta, dan Pabrik Diesel dan Traktor di Gandaraia, Jakarta. Pada era Orde Baru, atas dukungan penuh dari presiden Soeharto, Prof Dr. BJ Habibie berhasil memproduksi produk manufaktur yang sangat canggih yaitu pesawat terbang, kapal laut, persenjataan ringan, dan Sinivasan melalui Texmaco Group mampu memproduksi sendiri mobil, berupa truk untuk Angkatan Darat. Semasa Orde Reformasi ini, ada ibu Rini Soewandi yang sudah mendirikan pabrik sepeda motor yang moderen. Banyak karya karya bangsa in yang tidak diketahui umum, tapi kesimpulannya, dari semua itu, bahwa kita terbukti mampu mengembangkan industri manufaktur di negeri ini. Lampu aladin Islam. Dunia lagi demam perbankan syariah yang sukses, tapi sedikit orang yang tahu bahwa ada industri manufaktur kapitalis yang sukses karena mempraktekan syariah dalam industrinya, berhasil, dan merajai dunia. Industri manufaktur itu adalah industri manufaktur Jepang.
7 Bangsa Jepang setelah kalah dalam Perang Dunia Kedua, bertekad membalas kekalahan perang mereka, dengan kemenangan di bidang ekonomi melalui keunggulan dalam bidang industri manufaktur. Mereka mengubah paling tidak dua hal yang menjadi kelemahan industri barat, pertama mengubah paradigma industri barat yang mementingkan perburuan materi, menjadi industri yang mensejahterakan manusia. Kedua mengubah sifat industri barat yang penuh dengan ketidakadilan menjadi berkeadilan. Kedua perubahan itu menurut orang Jepang merupakan “Japan style” tetapi bagi orang Islam ini merupakan bagian dari maqasid syariah. Para pakar industri memberi judul, mengubah “product base industry” dari barat menjadi “service base industry” a la Jepang. Dengan perubahan pada industri mereka, bangsa Jepang mengalami kemajuan industri yang sangat menyolok, sehingga mengalahkan negara barat kecuali Amerika Serikat Kekuatan apa yang ada pada industri Jepang, sehingga dapat merajai dunia? Dalam perubahan pertama, untuk mensejahterakan manusia, industri Jepang merancang empat skim untuk mencapai tujuannya. Skim itu terkenal dengan nama QCDS, yaitu Quality, Cost, Delivery, dan Service. Q, mewakili Quality dimana usaha meningkatkan mutu produk, dengan mengurangi afkir secara berkelanjutan dengan target nir afkir atau “zero defect”. C, mewakili cost, biaya produksi yang harus ditekan terus menerus supaya makin rendah, supaya tetap berada di pasar. D, mewakili delivery, yaitu pasokan barang yang diusahakan tepat dalam waktu, jumlah, mutu dan harga sesuai dengan yang telah dijanjikan’ S, mewakili service, berupa pelayanan purna jual yang makin lama makin disempurnakan.
8 Dengan skim QCDS, pelanggan akan puas dan kedudukan perusahaan dalam persaingan di pasar menjadi sangat kokoh. Dalam perubahan kedua, untuk mencapai keadilan, dirancang tiga skim pemerataan dalam pelaksanaan industri manufaktur mereka. Skim pertama, adalah pemerataan pendapatan antara pemilik dan pekerja dalam industri. Mereka mengubah Hubungan Buruh Majikan (Labour-Management Relationships) barat yang antagonistik, dimana ada pertentangan kepentingan antara buruh dan majikan soal upah, diubah menjadi hubungan yang sinergis, dimana buruh dan manjikan bahu membahu memajukan usaha dan hasilnya dibagi sesuai perjanjian yang disepakati. Disamping itu ada konvensi tentang ratio upah yang terendah dan yang tertinggi tidak menyolok besarannya. Skim kedua, adalah pemerataan berusaha dalam bidang industri. Perusahaan industri besar memberi pekerjaan kepada industri yang lebih kecil skalanya untuk memanfaatkan perbedaan overhead cost antara mereka untuk menekan biaya produksi. Sambil memeratakan kesempatan berusaha sekaligus menekan biaya produksi. Skim ketiga, adalah pemerataan kepemilikan usaha, dimana pemilik usaha tidak memiliki saham mayoritas dalam perusahaan, tetapi tetap memiliki hak kelola. Mayoritas saham dimiliki karyawan dan publik melalui bursa. Dari pembaharuan bangsa Jepang dalam industri manufaktur mereka, kita dapat menjadikan ini, sebagai petunjuk Allah kepada orang yang berpikir bahwa industri kapitalis pun dapat menjadi hebat jika menerapkan ayariat Islam dalam pelaksanaanya, apalagi kalau dari dasarnya industri manufaktur sudah berangkat dari al Quran dan Sunnah.
9 Cara Jepang mengembangkan koreksi mereka terhadap industri barat, dijalankan dengan cara bersahabat, cerdas, damai, dan konstitusional (bcdk) Gerakan masyarakat untuk memperoleh kemampuan menjalankan Industri Manufaktur Berbasis Syariah ( IMBAS) dapat mem”bench mark” cara Jepang baik secara teknik industrinya maupun politik pendekatannya. Masyarakat muslim Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor revolusi damai ini, karena konsentrasi ummat Islam yang mampu menjalankan gerakan bcdk terdapat di negeri ini. Selamat berjuang. Jakarta 28 Oktober 2009, Eddy O.M. Boekoesoe