Implementasi Imtaq dalam menghadapi kehidupan modern Nama Kelompok : 1. Mohammad Aldo
170110201053
2. Ainun rizkilillah
170110301080
3. Risti Trias Yuliani
170210401033
4. Syafira Ari Riswandini
170810101028
5. Farah Fauziyah Firdaus
170810301121
6. Rayi Wihema Noor A.L
17
Apa dan Siapa Tuhan Tuhan Maha Kuasa adalah Wujud mutlak dan Kesempurnaan mutlak yang sama sekali tidak memiliki aib dan cela. Wujud-Nya tiada duanya. Dia memiliki kemampuan untuk melakukan setiap perbuatan dan mengetahui segala sesuatu kapan pun dan apa pun kondisinya, Maha Mendengar dan Maha Melihat, memiliki kehendak dan ikhtiar, Hidup dan Pencipta segala sesuatu, Sumber segala kebaikan, Mencintai dan Pengasih kepada seluruh makhluk.
Bagaimana manusia mengenal Tuhan Untuk mengenal Allah ada empat cara yaitu: 1. Mengenal Wujud Allah Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syariat. 2. Mengenal Rububiyah Allah Rububiyah Allah adalah meng-esakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan, kekuasaan, dan pengaturan-Nya. 3. Mengenal Uluhiyah Allah Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdoa, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenisjenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah SAW. 4. Mengenal Nama-nama & Sifat-sifat Allah Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diriNya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya
Konsep ketuhanan dalam islam Konsep Tuhan merupakan konsep yang paling umum dan sederhana. Demikian sederhananya sehingga dapat dipahami oleh seluruh manusia, bahkan oleh mereka yang menafikan wujud Tuhan. Kendati pengenalan esensi dan hakikat Zat Tuhan mustahil bagi manusia namun masih banyak jalan untuk memperoleh keyakinan terhadap wujud Tuhan. Istilah Tuhan dalam sebutan AlQuran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut: ُ م َك ْ حبُّونَ ُه ْ خ ُذ ِم ْ اس م ِ َّ ب ِ َّ ن َّللا َو ِمنَ ال َّن ِ ح ِ َّللا أَ ْندَا ًدا ُي ِ ن ُدو ِ َن يَ َّت ِ Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.
Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.
Implementasi Iman dan taqwa dalam kehidupan modern Problem dalam Hal Ekonomi Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah – kaidah moral sehingga membuat manusia menjadi makhluk konsumtif yang egois dan serakah. Problem dalam Bidang Moral Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi. Ini tidak lain hanyalah kata lain dari penanaman nilai – nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan – ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu “berkiblat” kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suatu symbol dan tolok ukur suatu kemajuan.
Lanjutan… Problem dalam Bidang Agama Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan agama. Hal yang demikian akan menimbulkan apa yang disebut dengan split personality di mana seseorang bisa berkepribadian ganda
Problem dalam Bidang Keilmuan Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak kepemikirannya yang pada kehidupan modern ini adalah menganut faham positivisme dimana tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental, dan terukur lebih ditekankan. Dengan kata lain sesuatu dikatakan benar apabila telah memenuhi criteria ini. Tentu apabila direnungkan kembali hal ini tidak seluruhnya dapat digunakan untuk menguji kebenaran agama yang kadang kala kita harus menerima kebenarannya dengan menggunakan keimanan yang tidak begitu poluler di kalangan ilmuwan – ilmuwan karena keterbatasan rasio manusia dalam memahaminya.