Identifikasi Dan Penentuan Kadar Bahan Tambahan Pangan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat Pada Saos Di Laboratorium Pangan Dan Bahan Berbahaya Di Balai Pengawas Obat Dan Makanan Di Jambi.docx

  • Uploaded by: Zulvia Afifah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Identifikasi Dan Penentuan Kadar Bahan Tambahan Pangan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat Pada Saos Di Laboratorium Pangan Dan Bahan Berbahaya Di Balai Pengawas Obat Dan Makanan Di Jambi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,794
  • Pages: 37
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT PADA SAOS DI LABORATORIUM PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI JAMBI

LAPORAN MAGANG

ZULVIA AFIFAH F1C114027

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2017

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT PADA SAOS DI LABORATORIUM PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI JAMBI

LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Kimia

ZULVIA AFIFAH F1C114027

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2017

HALAMAN PENGESAHAN

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR BAHAN TAMBAHAN PANGAN NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT PADA SAOS DI LABORATORIUM PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI JAMBI

Oleh: ZULVIA AFIFAH F1C114027

1996000000

Disetujui: Pembimbing magang

Heriyanti, S.T., M.Sc.,M.Eng. NIP. 198405022014042001

Diketahui: Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Ketua Jurusan MIPA

Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. NIP. 196612311991021005

Dr. Madyawati Latief, S.P. M.Si. NIP. 197206241999032001

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Zulvia Afifah, lahir di Muara Siau pada tanggal 25 Januari 1997 merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Hermanto dan Ibu Permawati. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 231/VI Muara siau IV 20022008, dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di MTs.S. Zuhratussa’adah tahun 2008-2011. Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di MAN Bangko tahun 2011-2014. Penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Jambi, Program Strata Satu (S1) sebagai mahasiswi Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknologi melalui jalur SNMPTN. Selama menjalani studi di Universitas Jambi, penulis juga aktif mengikuti Berbagai kegiatan di dalam dan diluar kampus. Seperti seminar, baik seminar tingkat kampus maupun seminar nasional dan Lomba Karya Tulis Ilmiah. Selama menjadi mahasiswa keorganisasian yang pernah di ikuti diantarannya yaitu BEM KBM UNJA Tahun 2016, UKM Riset&Penalaran EXIST, BEM FST (Badan Eksekutif Mahasiswa), IMKI (Ikatan Mahasiswa Kimia) dan Lingkaran Saintis Islam (LSI). Cp : [email protected]

ii

RINGKASAN Magang merupakan salah satu kurikulum dari program studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi dan merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar S1 dari program studi Kimia. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi, pelaksanaan magang ini bertujuan untuk

Menambah wawasan dan

pemahaman tentang instrumentasi yang dipergunakan dalam dunia kerja, prinsip kerja, cara pengoperasian, serta kegunaannya. Memahami mekanisme kerja, ruang lingkup kerja dan proses analisa sampel pengujian Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi Mengetahui Cara Penentuan Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos Mengtahui Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos. Balai POM di Jambi merupakan Unit pelaksana Teknis BPOM RI Sebagai UPT Balai POM di Jambi memiliki peran penting sebagai perpanjangan tangan dari Badan POM dalam melaksanakan kebijakan sebagai pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Pada saat pelaksaan magang dilakukan Identifikasi dan Penentuan Kadar Bahan Tambahan Pangan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat Pada Saos dengan HPLC (High Performance Liquid Cromatography) di Laboratorium Pangan Dan Bahan Berbahaya Balai Pengawas Obat Dan Makanan di Jambi, dari pengujian yang telah dilakukan diketahui waktu retensi sorbat

yaitu 16.627 dan waktu retensi benzoat yaitu 11.966,

sehingga dapat diketahui kadar Benzoat yaitu sebesar 1048,3881 mg/kg, dengan syaratnya yaitu 1 g/kg sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tidak memenuhi syarat. Sedangkan kadar sorbat yang terdapat pada sampel yaitu 317, 2838792 mg/kg. syarat sorbat pada pada makanan yaitu 1 g/kg, sehingga dapat disimpulkan untuk sorbat pada sampel memenuhi syarat.

iii

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat , baik kesehatan dan kesempatan serta rahmat lainnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Laporan ini disusun berdasarkan pengujian yang dilakukan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Jambi (BPOM di Jambi) serta panduan berbagai referensi dan pihak dari perusahaan. Dalam Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini penulis banyak dibantu dan didukung oleh berbagai pihak mulai dari awal hingga akhir penulisan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua Orang Tua tersayang yang selalu mendukung penulis dan telah mendidik serta membesarkan penulis 2. Prof. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi 3. Heriyanti, S.T., M.S., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Magang 4. Drs. H. Ujang Supriatma. Apt Selaku Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Jambi (BPOM di Jambi) 5. Evi Iriantina, Apt., MH. selaku Pembimbing Lapangan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Jambi (BPOM di Jambi) 6. Seluruh Karyawan Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Jambi (BPOM di Jambi) yang telah menerima dan membantu penulis selama melakukan magang 7. Teman-teman seperjuangan, Nurumawati Lase dan Inneke Nuzula Vitri dan yang telah banyak membantu dan memberi semangat 8. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu oleh penulis. Penulis berharap semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dihadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi, 30 Agustus 2017 Penulis

ZULVIA AFIFAH NIM. F1C114027

iv

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................viii I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Tujuan .................................................................................................. 2 1.3 Manfaat ................................................................................................ 3 II. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 4 2.1. Tempat Magang..................................................................................... 4 2.2. Jadwal Waktu Magang .......................................................................... 4 2.3. Bidang atau Unit Kerja .......................................................................... 4 III. TINJAUAN UMUM ................................................................................. 6 3.1. Sejarah Balai Pengawas Obat Dan Makanan Di Jambi ........................... 6 3.2. Struktur Organisasi ............................................................................ 10 3.3. Kegiatan Umum Balai POM di Jambi ................................................... 12 IV. PELAKSANAAN MAGANG ........................................................................... 13 4.1. Topik Magang ..................................................................................... 13 4.2. Permasalahan Yang Dihadapi .............................................................. 18 4.3. Solusi Yang Ditawarkan ...................................................................... 18 V. PENUTUP ........................................................................................... 20 5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 20 5.2. Saran.................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21 LAMPIRAN .............................................................................................. 22

v

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Pengujian Kalium Sorbat Menggunakan Kromatograi Cair Kinerja Tinggi ................................................................................................. 16 2. Hasil Pengujian Natrium Benzoat Menggunakan Kromatograi Cair Kinerja Tinggi ..................................................................................... 17

vi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur kimia Natrium Benzoat........................................................... 13 2. Kromatogram Buku Benzoat, Sorbat dan Sakarin ................................. 16 3. (a)Kromatogram Sampel Uji pengulangan1 (b)Kromatogram Uji Pengulangan 2 ....................................................... 17

vii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Dokumentasi.......................................................................................... 22 2. Perhitungan ........................................................................................... 24

viii

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan dalam bentuk pelatihan di suatu perusahaan atau instansi yang bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Kegiatan magang juga bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa kepada dunia kerja agar dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka dapatkan selama belajar di kampus. Kegiatan magang sangat penting dilakukan guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, mandiri, serta berdaya saing tinggi sehingga nantinya mampu memenuhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi. Program studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi (FST-UNJA) memiliki visi yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki daya saing yang tinggi. Berdasarkan kurikulum program studi Kimia FST-UNJA tahun 2014, kegiatan magang merupakan persyaratan yang wajib dipenuhi untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Sains dari Universitas Jambi.

Pada prakteknya, magang

dilaksanakan sekitar 8 (delapan) minggu atau setara dengan 2 (dua) bulan di perusahaan atau instansi yang relevan dengan bidang ilmu. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi. Balai POM di Jambi merupakan Unit pelaksana Teknis BPOM RI yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sebagai UPT Balai POM di Jambi memiliki peran penting sebagai perpanjangan tangan dari Badan POM dalam

melaksanakan

kebijakan

sebagai

pengawasan

produk

terapetik,

narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Pada Bagian pangan dan bahan berbahaya salah pengujian yang dilakukan yaitu tentang Bahan Tambahan Pangan. Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Salah satu bahan tambahan pangan yaitu Bahan Pengawet. yang

dapat

mencegah

atau

menghambat

Pengawet, merupakan BTP

fermentasi,

pengasaman

atau

penguraian lain pada pangan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba.

2

Dalam industri makanan pengawet merupakan BTP yang banyak digunakan oleh produsen hal tersebut dikarenakan dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Salah satu pangan yang mengandung bahan pengawet yaitu saos. Saus atau yang sering disebut saos adalah produk berbentuk pasta atau cairan kental yang dibuat dari bahan baku buah atau sayuran dan mempunyai aroma serta rasa yang merangsang. Bahan tambahan yang digunakan dalam produksi saus tomat adalah bahan campuran, bumbu dan pengawet. Bahan pengawet digunakan untuk menambah daya tahan produk. Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet bahan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang non patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian jenis pengawet dan dosisnya tidak diatur maka menimbukan kerugian bagi pemakai, misalnya keracunan atau terakumulasinya pengawet dalam organ tubuh dan bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2009). Sehingga perlu dilakukan penentuan kadar dari pengawet pada saos untuk menjamin mutu, keamanan dari soas yang dipasarkan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil topik identifikasi dan penentuan kadar bahan tambahan pangan natrium benzoat dan kalium sorbat. 1.2 Tujuan Kegiatan Magang ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1.

Memahami mekanisme kerja, ruang lingkup kerja dan proses analisa sampel pengujian Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi

2.

Menambah

wawasan

dan

pemahaman

tentang

instrumentasi

yang

dipergunakan dalam dunia kerja, prinsip kerja, cara pengoperasian, serta kegunaannya. 3.

Mengetahui Cara Penentuan Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos

4.

Mengtahui Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos.

3

1.3 Manfaat Adapun manfaat yang didapat dalam melaksanakan magang adalah sebagai berikut : 1.

Mahasiswa dapat mengetahui tatacara pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium/ atau pengujian dan penilaian mutu kosmetik, pangan dan bahan berbahaya.

2.

Mahasiswa dapat secara langsung menguji atau menganalisa obat dan makanan yang akan dilakukan proses pengujian dengan parameter uji yang ada di Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi.

3.

Dengan mengenal suasana kerja di lingkungan laboratorium maka mahasiswa telah terlatih untuk lebih mudah beradaptasi dengan dunia kerja yang sebenarnya.

4.

Menjalin hubungan kerja sama dari pihak Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Kimia Universitas Jambi dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi.

1

II. METODE PELAKSANAAN 2.1. Tempat Magang Pelaksanaan Magang dilakukan di Badan Pengawas Obat dan Makanan di Jambi yang berlokasi di Jl. RM. Nur Atmadibrata, No. 11, Telanaipura, Kota Jambi 2.2. Jadwal Waktu Magang Magang ini dilaksanakan di Badan Pengawas Obat dan Makanan di Jambi yang dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) minggu atau setara dengan 300 jam kerja. Magang ini dimulai dari tanggal 3 Juli 2017 hingga 28 Agustus 2017. 1. Tanggal 03-07 Juli 2017 : Dibagian Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (SERLIK) 2. Tanggal 10-28 Juli 2017 : Kegiatan di Laboratorium Terapetik, Narkotik, Psikotropik, Dan Zat Aditif, Obat Tradisional, Kosmetik Dan Produk Komplemen (TERANOKOKO) 3. Tanggal 31 Juli - 4 Agustus 2017 : Dibagian Seksi MUTU 4. Tanggal 7-28 Agustus 2017 : Kegiatan di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya. 2.3. Bidang atau Unit Kerja Kegiatan yang dilakukan merupakan kuliah magang yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi di Balai POM di Jambi . Balai POM di Jambi melakukan pengawasan premarket dan post-market

dan pengujian laboratorium Terkait; Terapetik,

Narkotik, Psikotropik, Dan Zat Aditif, Obat Tradisional, Kosmetik Dan Produk Komplemen serta Pangan dan Bahan Berbahaya yang memiliki standar tertentu. Bidang Unit Kerja pada pelaksanaan Magang di Balai POM di Jambi yaitu dibagi menjadi 4 Bagian yaitu: 1. Bagian Sertifikasi dan Layanan Informasi Kosumen, untuk mengetahui bagaimana cara pelayanan terhadap konsumen dan tahapan pelayanan yangg seharusnya dilakukan oleh Balai POM di Jambi 2. Bagian Laboratorium Terapetik, Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Aditif, Obat Tradisional, Kosmetik Dan Produk Komplemen (TERANOKOKO) dibagian pengujian kosmetik, untuk mengetahui tatacara pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium/ atau pengujian dan penilaian mutu kosmetik.

4

5

3. Bagian Seksi Mutu, untuk mengetahui informasi tentang organisasi dan aktivitas Balai POM di Jambi terutama dalam memberikan pelayanan dan pengujian 4. Bagian Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya, Mengetahui tatacara pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium/ atau pengujian dan penilaian mutu Pangan dan Bahan Berbahaya.

III. TINJAUAN UMUM 3.1. Sejarah Balai Pengawas Obat Dan Makanan Di Jambi Badan POM merupakan Lembaga Pemerintah Non Dapertemen (LPND) yang bertanggung jawab terhadap pengawasan baik produksi maupun distribusi produk-produk obat dan makanan. BPOM terbentuk berdasarkan Keputusan Presiden nomor 110 tahun 2001 tentang unit organisasi dan tugas Eselon 1 Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Keputusan Presiden nomor 103 tahun

2001

tentang

kedudukan,

tugas,

fungsi,

kewenangan,

susunan

organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non departemen. Balai pengawas obat

dan

makanan

di jambi (BPOM di Jambi)

sebelumnya adalah balai Pemeriksaan Obat dan Makanan jambi yang berdiri sejak tahun 1978 berdasarkan SK. Menkes No. 146/SK/IV/78. Sejak Februari 2001 telah berubah berdasarkan SK Kepala Badan Penggawass Obat dan Makanan (Badan POM) No. 05018/SK/KBPOM tanggal 17 MIEC 2001 menjadi Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi. Balai POM di Jambi merupakan Unit pelaksana Teknis BPOM RI yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sebagai UPT Balai POM Jambi memiliki peran

penting

sebagai

perpanjangan

tangan

dari

Badan

POM

dalam

melaksanakan kebijakan sebagai pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika,

dan

zat

adiktif

lain,

obat

tradisional,

kosmetika,

produk

komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Visi dan Misi BPOM Visi.

Obat Dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Dan Daya Saing Bangsa. Misi. Dalam upaya mewujudkan visinya, BPOM memiliki beberapa misi, antara lain: 1. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis resiko untuk melindungi masyarakat. 2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

6

7

Maklumat Pelayanan Memberikan layanan terbaik, tidak diskriminatif, transparan, tepat waktu,

kepastian

biaya,

tanggap

terhadap

keluhan

dengan

tetap

mengutamakan perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan, dan siap menerima sanksi jika bekerja tidak sesuai standar. Budaya Kerja BPOM di Jambi 1. Profesional Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektifitas, ketekunan, dan komitmen yang tinggi. 2. Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tidak tergoyahkan, dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. 3. Kredibilitas Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, Nasional dan Internasional. 4. Kerjasama TIM Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik. 5. Inovatif Mampu melakukan pembaruan dan inovas-inovasi, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini. 6. Responsif/Cepat Tanggap Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah. Budaya Pelayanan Publik Budaya pelayanan publik 5S “Sambut, Senyum, Salam, Semangat, Solusi”. Tugas dan Fungsi Balai POM di Jambi Sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 Balai POM di Jambi sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan produk terapetik, natrkotika, psikotropika dan zat adiktif, obat tradisional kosmetik, dan produk komplemen serta pengawasan atas kemanan pangan dan bahan berbahaya di wilayah provinsi Jambi. Selain itu, Balai POM di Jambi juga melaksanakan fungsi berdasarkan pasal 3 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 14 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

8

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan; 2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional,

kosmetik,

produk

komplemen,

pangan

dan

bahan

berbahaya; 3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi; 4. Pelaksanaan

pemeriksaan

setempat,

pengambilan

contoh

dan

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi; 5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum; 6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan; 7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen; 8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan; 9. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan; 10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI sesuai dengan bidang tugasnya. Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan (SISPOM) Subsistem pengawasan oleh produsen. Sistem pengawasan internal produsen yang berdasarkan pada cara produksi yang baik (good manufacturing practices). Melalui proses ini diharapkan agar segala bentuk penyimpangan standar mutu dapat terdeteksi sejak dini. Secara hukum, produsen bertanggung jawab atas pengawasan mutu dan keamanan produk yang mereka hasilkan. Segala bentuk penyimpangan dan pelanggaran dari standar yang ditetapkan dapat berdampak sanksi baik administratif maupun hukum. Subsistem

pengawasan

oleh

konsumen.

Sistem

pengawasan

masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Hal ini berusaha dicapai dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai kualitas serta penggunaan produk secara benar. Pengawasan mandiri sangat penting dilakukan karena masyarakat merupakan pihak pengambil keputusan yang menentukan pembelian dan penggunaan suatu produk. Dengan tingkat kesadaran dan pengetahuan yang tinggi terhadap mutu dan kegunaan produk, masyarakat diharapkan dapat melindungi diri dari produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat. Tingginya tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentunya akan mendorong produsen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya.

9

Subsistem pengawasan oleh Pemerintah/BPOM. Sistem pengawasan pemerintah dilakukan oleh Badan POM sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam melakukan pengaturan dan standardisasi; penilaian keamanan, khasiat dan mutu sebelum diedarkan di pasar; inspeksi berkala, pengambilan sampel dan pengujian laboratorium untuk produk obat dan makanan yang sudah

beredar,

pengumuman

publik,

serta

penegakan

hukum.

Dalam

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap keamanan, khasiat, dan mutu produk, secara berkala dilakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi publik. Pelaksanaan SISPOM dimaksud diterapkan dengan prinsip dasar sebagai berikut: 1. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat dan profesional; 2. Tindakan pengawasan berdasarkan tingkat risiko dan berbasis bukti-bukti ilmiah; 3. Tindakan pengawasan berskala nasional/lintas provinsi dengan jaringan kerja internasional; 4. Penegakan supremasi hukum sesuai dengan Criminal Justice System (CJS); 5. Pengujian oleh jaringan laboratorium nasional yang kuat dan terakreditasi serta berkolaborasi dengan jaringan global; dan 6. Pengembangan jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.

10

3.2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi di Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi seperti pada Gambar.1. Kepala Balai POM Drs.H. Ujang Supriatna, Apt.

SUB Bagian Tata Usaha Marhamah, SE

SEKSI PENG. PRO TERANOKOKO Dra. Lenggo Vivirianty, Apt

SEKSI PENG. PANGAN DAN BB Dra. Tessy Mulyani, Apt

SEKSI PENG. MIKROBIOLO GI Armeiny Romita, S.Si., Apt

SEKSI PEMERIKS AAN DAN PENYIDIKA N Dra. Emli. Apt

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PFM=21

Gambar 1 Struktur Organisasi Balai POM di Jambi

SEKSI SERLIK Drs. H. Syartoni

11

Masing-masing Seksi dan Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : Seksi Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Mempunyai

tugas

melakukan

penyusunan

rencana

dan

program

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujiaan dan penilaian mutu di bidang terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetika dan produk komplemen. Seksi Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya. Mempunyai

tugas

melakukan

penyusunan

rencana

dan

program

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan dan bahan berbahaya. Seksi Pengujian Mikrobiologi. Mempunyai

tugas

melakukan

penyusunan

rencana

dan

program

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu secara mikrobiologi. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan. Mempunyai evaluasi

dan

tugas

melakukan

penyusunan

laporan

penyusunan pelaksanaan

rencana

dan

pemeriksaan

program setempat,

pengambilan contoh untuk pengujian, pemeriksaan sarana produksi, distribusi, sarana pelayanan kesehatan serta penyidikan pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya. Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen. Mempunyai

tugas

melakukan

penyusunan

rencana

dan

program

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu dan layanan informasi konsumen. Subbagian Tata Usaha. Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi. Kelompok Jabatan Fungsional. Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional pengawas farmasi dan makanan, penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan bidang keahliannya.

12

3.3. Kegiatan Umum Balai POM di Jambi Berikut beberapa kegiatan yang umum dilakukan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi:

1. Sampling dan Pengujian Laboratorium 2. Pengawasan sarana Distribusi dan Produksi Obat dan Makanan selama tahun 2010-2014.

3. Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen 4. PreAudit dalam rangka Sertifikasi Sarana Produksi dan Distribusi Obat dan Makanan

5. Surveilan dan Audit Piagam Bintang Keamanan Pangan di Kantin Sekolah 6. Lomba PBKP Kantin Sekolah 7. Bimbingan Teknis Keamanan dan Mutu PJAS 8. Penyebaran Informasi Produk Terapetik, Pangan dan Bahan Berbahaya serta Obat Tradisional, Kosmetik dan produk Komplemen

9. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Badan POM RI

IV.

PELAKSANAAN MAGANG

4.1. Topik Magang Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Salah satu bahan tambahan pangan yaitu Bahan Pengawet.

Pengawet, Merupakan BTP

yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruaian lain pada pangan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan adalah benzoat dan sorbat, yang umumnya terdapat dalam natrium benzoat atau kalium sorbat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jem dan jeli,manisan, kecap dan lain-lain (Anonim, 2006). Bahan pengawet benzoat digunakan untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh berbagai mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri. Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang bersifat asam seperti saus tomat. Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem genetik mikroba dan mengganggu enzim intraseluler (Siaka, 2009). Benzoat yang umumnya digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding dengan asamnya, struktur natrium benzoat seperti pada Gambar 2. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi (Cahyadi, 2009). Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam (Winarno, 1980).

Gambar 2 Struktur kimia Natrium Benzoat

13

Natrium benzoat merupakan garam natrium dari asam benzoat yang sering digunakan pada bahan makanan. Natrium benzoat memiliki karakteristik stabil, tanpa bau, berbentuk kristal putih, larut air dan etanol. Di dalam bahan

14

14

pangan, natrium benzoat akan terurai menjadi bentuk aktifnya yaitu asam benzoat (DeMan, 1997). Selain benzoat, sorbat juga sering digunakan sebagai pengawet, Sorbat aktif pada pH diatas 6.5 dan keaktifannya menurun dengan meningkatnya pH. Bentuk yang digunakan umumnya adalah garam Na – dan K – sorbat. Untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah dan keju. Dalam indsutri makanan pengawet merupakan BTP yang banyak digunakan oleh produsen hal tersebut dikarenakan dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Salah satu produk makanan yang sering disoroti oleh pihak Pengawas Obat dan makanan adalah jenis produk makanan hasil olahan, salah satunya adalah saus tomat dan saus cabai yang mengandung bahan pengawet. Saus sambal adalah pelengkap makanan yang berbentuk cairan kental yang umumnya berfungsi sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa masakan. Pengertian lain dari saus adalah suatu produk cair atau kental yang ditambahkan

pada

makanan

ketika

dihidangkan

untuk

meningkatkan

penampilan, aroma, dan rasa dari makanan tersebut (Ditjen POM, 1999). Saus yang umum diperjual belikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus cabai. Saus tomat adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah tomat. Saus tomat dibuat dari campuran bubur buah tomat dan bumbu-bumbu, berwarna merah sesuai dengan warna tomat yang digunakan. Saus tomat tidak hanya dijual dalam kemasan botol yang terbuat dari kaca atau plastik tetapi juga dikemas dalam plastik kantung dari polipropilene atau dalam bentuk sachet. Saos merupakan penyedap makanan yang sangat digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Saos tomat dan saus cabai banyak dikonsumsi sebagai bahan pelengkap saat mengkonsumsi baso, mie pangsit atau mie ayam, pizza, burger, maupun sebagai bahan tambahan pada nasi goreng dan masih banyak manfaat dari saos dan saus cabai (Mulyanti, 2004). Kandungan Bahan Pengawet yang tingggi pada beberapa produk makanan olahan seperti pada saus dapat menimbulkan gejala kejangkejang terus menerus, hiperaktif, penurunan berat badan dan dapat menyebabkan kematian (Nurcahayani, 2005). penentuan kadar Pengawet

Oleh karena itu maka perlu dilakukan

natrium benzoat dan kalium sorbat pada soas

secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

15

Bahan dan Peralatan Bahan-bahan yang digunakan untuk penetapan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat yaitu; Sampel saos, Baku Kalium sorbat, dan Natrium benzoat yang digunakan sebagai baku pembanding untuk penentuan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat, aqubides, metanol 60% dan larutan dapar fosfat pH 6,8. Peralatan yang digunakan untuk penentuan kadar Natrium Benzoat dan Kalium sorbat yaitu; labu tentukur, milipore, corong, erlenmeyer, Pipet Volume dan seperangkat alat HPLC. Metode Pengujian Larutan Uji. Untuk menentukan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat dilakukan preparasi terhadap larutan uji terlebih dahulu. Preparasi yang dilakukan yaitu; ditimbang lebih kurang 5 gram sampel, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, selanjutnya diencerkan dengan menggunkan metanol 60% sampai tanda, dimana metanol disini digunakan sebagai pelarut, karena Kalium sorbat, dan Natrium benzoat bisa larut dalam metanol ataupun juga air, kemudian larutan tersebut disaring menggunakan kertass saring, kemudian dipipet 5 ml filtrat, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan metanol sampai tanda, dan disaring dengan menggunakan milipore. Larutan

Baku.

Larutan

baku

merupakan

larutan

standar

yang

digunakan sebagai pembanding terhadap larutan uji. Dimana larutan baku yang digunakan yaitu; asam atau garam sorbat, dan asam atau garam benzoat. Larutan baku dibuat dengan menimbang 50 mg ; asam atau garam sorbat, dan asam atau garam benzoat, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan dilarutkan dengan metanol 60% sampai tanda . dibuat seri larutan baku, dengan memipet berturut-turut 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; dan 4,0 ml kedalam labu tentukur 50 ml dan encerkan dengan metanol 60% sampai tanda. Cara Penetapan. Penetapan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, dengan cara larutan Uji dan Larutan Baku disuntikkan kedalam vial yang berbeda dan dilakukan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan kondisi sebagai berikut:

16

Kolom

Oktadesilsilana pada partikel silika 10 m (4,6 mm x 15 cm)

Fasa Gerak

Metanol : Dapar Fosfat pH 6,8 (8:92)

Laju Aliran

1,2 ml per menit

Volume penyuntikan

20 l

Dari pengujian mennggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi diperoleh Kromatogram Baku dan Uji Sebagai berikut:

Gambar 3 Kromatogram Buku Benzoat, dan Sorbat Dari Kromatogram diatas diketahui waktu retensi benzoat yaitu 11, 867, dengan luas area 984209, dan waktu retensi untuk sorbat yaitu 16,301 dengan luas area 1150692. Sehingga dari kromatogram baku ini akan dijadikan sebagai acuan untuk melihat benzoat, dan sorbat yang terdapat pada sampel. Table 1 Hasil Pengujian Kalium Sorbat Menggunakan Kromatograi Cair Kinerja Tinggi Nama Zat Baku Pembanding: Kalium Sorbat Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata

Bobot (mg) 30,32 2014 2012 2013

Faktor Pengenceran 250

Volume Injeksi 20 l

Ret. Time 16,487

Luas Area 850789

250 250 250

20 l 20 l 20 l

16,604 16,649 16,627

163823 168541 166182

Hasil Pengujian sorbat dan benzoat dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi terhadap sampel saos diketahui waktu retensi sorbat pada pengulangan 1 dan 2 yaitu 16,604 dan 16,649 sehingga jika dirata-ratakan yaitu sebesar 16,627 dengan luas area pengulangan 1 yaitu 163823 dan

17

pengulangan 2 168541 dengan rata-rata 166182. Dari pengujian tersebut diketahui bahwa waktu Retensi dan Luas area pada sampel hampir sama dengan larutan baku sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung sorbat. Table 2 Hasil Pengujian Natrium Benzoat Menggunakan Kromatograi Cair Kinerja Tinggi Nama Zat

Bobot (mg) 48.06

Baku Pembanding:

Faktor Pengenceran 250

Volume Injeksi 20 l

Ret. Time 11.929

Luas Area 729727

Natrium benzoat Sampel 1

2009

250

20 l

11.945

516621

Sampel 2

2011

250

20 l

11.986

521875

Rata-rata

2010

250

20 l

11.966

519248

Hasil Pengujian benzoat dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi terhadap sampel saos diperoleh waktu retensi dan luas area yang sam dengan larutan baku benzoat, dimana pada larutan uji waktu retensi yang diperoleh pada pengulangan 1 yaitu 11,945 dan pengulangan 11,986 sehingga diperoleh rata-rata yaitu sebesar 11,966 dengan luas area pengulangan 1 yaitu 516621 dan pengulangan ke- yaitu 521875 dengan rata-rata 519248, sehingga dengan waktu retensi dan luas area yang hampir sama dengan larutan baku maka dapat disimpulkan bahwa didalam sampel trsebut teridentifikasi adanya benzoat.

(a)

(b)

Gambar 4 (a)Kromatogram Sampel Uji pengulangan 1 (b) Kromatogram Uji Pengulangan 2

18

Hasil Pengujian sorbat dan benzoat dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi terhadap sampel saos diperoleh kromatogram seperti pada gambar 4. Dari kromatogram tersebut terlihat bahwa benzoat memiliki punak yang lebih tinggi dan hampir mirip dengan larutan baku, sedangkan sorbat memiliki puncak lebih rendah tidak terlalu tinggi seperti pada kromatogram baku, namun masih bisa teridentifikasi. Sehingga dapat disimpulkan dari sampel tersebut teridentifikasi adanya natrium benzoat dan kalium sorbat, maka tahap selanjutnya dilakukan penentuan kadar Benzoat dan sorbat dengan menggunakan rumus: Kadar =

𝐴𝑟𝑒𝑎−𝑎 𝑏

𝑋

𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diketahui kadar Benzoat yaitu sebesar 1048,3881 mg/kg, dengan syaratnya yaitu 1 g/kg sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tidak memenuhi syarat. Sedangkan kadar sorbat yang terdapat pada sampel yaitu 317, 2838792 mg/kg. syarat sorbat pada pada makanan yaitu 1 g/kg, sehingga dapat disimpulkan untuk sorbat pada sampel memenuhi syarat. 4.2. Permasalahan Yang Dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam proses identifikasi dan penentuan kadar benzoat dan sorbat adalah pada saat pengoperasian alat dimana alat yang digunakan yaitu Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), dimana KCKT ini menggunakan kolom yang berlubang sangat kecil (diameter dalam antara 2 mm hingga 50 mm) sehingga sampel yang akan dimasukkan harus dalam bentuk cair, selain itu pada saat pengujian larutan baku luas puncak kromatogram melebar atau tidak sesuai dengan kromatogram yangg seharusnya yang terdapat pada buku pembanding. 4.3. Solusi Yang Ditawarkan Berdasarkan masalah yang di hadapi, maka solusi yang di tawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut : 1. Untuk sampel yang dalam bentuk padat maka sebelum pengujian dilakukan pengenceran terlebih dahulu dan dilakukan penyaringan dengan penyaring milipore sehingga sampel dapat digunakan pada alat HPLC, dan dilakukan diaduk dengan cara didigestifikasi selama beberapa menit sampai sampel benar larut dengan pelarut yang digunakan. 2. Untuk mengatasi pelebaran puncak pada kromatogram pada larutan baku maka larutan baku dibuat seri 0,5 ; 11,0 ; 2,0 ; 3,0 ; dan 4,0 ml sehingga dapat

diketahui

kromatogram

pada

volume

berapa

dihasilkan

kromatogram yang baik selain itu dilakukan UKS (Uji kesesuaian Sistem),

19

dimana uji kesesuain sistem ini bertujuan untuk melihat apa sistem atau alat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik atau tidak, dimana syarat dari UKS ini adalah nilai % RSD untuk waktu retensi <1 dan %RSD untuk luas puncak yaitu <2, jika persyaratan %RSD telah terpenuhi maka bisa pengujian bisa dilanjutkan dengan hasil yang lebih baik.

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari pelaksanaan magang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi terdiri dari beberapa sub bagian, hal ini Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI No.14 Tahun 2014 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dilingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Sub bagian tersebut adalah Seksi Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen,

Seksi Pengujian Pangan

dan Bahan Berbahaya, Seksi Pengujian Mikrobiologi, Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan, Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen, SubBagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan fungsional. 2. Instrument yang digunakan selama praktek kerja lapangan yaitu HPLC yang digunakan untuk identifikasi dan penetepan kadar dari suatu senyawa/komponen yang terdapat pada obat dan makan. Dimana prinsip kerja dari HPLC yaitu memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stationer). 3. Penetapan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, dengan cara larutan Uji dan Larutan Baku disuntikkan kedalam vial yang berbeda dan dilakukan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. 4. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui waktu retensi sorbat yaitu 16,627 dan waktu retensi benzoat yaitu 11,966, sehingga dapat diketahui kadar Benzoat yaitu sebesar 1048,3881 mg/kg, dengan syaratnya yaitu 1 g/kg sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tidak memenuhi syarat. Sedangkan kadar sorbat yang terdapat pada sampel yaitu 317, 2838792 mg/kg. syarat sorbat pada pada makanan yaitu 1 g/kg, sehingga dapat disimpulkan untuk sorbat pada sampel memenuhi syarat. 5.2. Saran Diharap untuk penentuan kadar Benzoat dan Sorbat dapatt dilakukan dengan menggunakan spektofotometer UV sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

20

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Bahan Tambahan Pangan. (food Additive). Ebook Pangan. Badan POM. 2007. Pedoman Layanan Pengaduan Konsumen. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Badan POM. 2009. Pedoman Layanan Pengaduan Konsumen. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Badan POM. 2014. Laporan Tahunan. Jambi : Balai Besar/ Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan POM. 2015. Laporan Tahunan. Jambi : Balai Besar/Badan Obat dan Makanan.

Pengawas

Cahyadi, Wisnu, 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : BumiAksara. Deman, M John, 1997, Kimia Makanan, Bandung : ITB. Nurcahyani. 2005. Analisis Kadar Natrium Benzoat dan Jenis Zat Aditif Pewarna Pada Saus Tidak Bermerk di Pasar Dinoyo Malang. [Skripsi]. FMIPA Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Siaka, 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat yangBeredar di Wilayah KotaDenpasar, http://jurnal.pdii.lipi.go.id,diakses pada tanggal 8 Maret 2010. SNI. 01.2976-2006. Saos Cabe. ICS. 67.080.20. Winarno, F. G. 1980. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

21

LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

Sampel yang dilarutkan dengan metanol 60%

Sampel yang telah disaring dengan kertas saring

5 ml Sampel yang telah ditambahkan etanol pada labu ukur 50 ml dan di sonifikasi

22

Sampel dimasukkan kedalam vial khusus untuk HPLC

Dimasukkan kedalam HPLC

23

Lampiran 2 Perhitungan 1. Perhitungan Kadar Benzoat Diketahui : -

Bobot Sampel : 2,01 gram

-

Faktor Pengeneran =

50 2

𝑋 10 𝑚𝑙 = 250

a = -15627.671905 b = 63144.632081

Kadar =

𝐴𝑟𝑒𝑎−𝑎 𝑏

𝑋

𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

51662-(-15627,671905

Kadar Natrium benzoat =

63144,632081

X

250 2,01 gram

Kadar Natrium benzoat = 1.048,3881 mg/kg

2. Perhitungan kadar Sorbat a. Bobot Sampel : 2,013 gram b. Faktor Pengeneran =

50 2

𝑋 10 𝑚𝑙 = 250

a = -34020,669989 b = 66966,870791

Kadar =

𝐴𝑟𝑒𝑎−𝑎 𝑏

𝑋

𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

166182- (-34020,669989

Kadar Kalium Sorbat

=

Kadar Kalium Sorbat

= 371,2838792 mg/kg

66966,870791

X

250 2,013 gram

24

Lampiran 3 Metode Pengujian 1. Larutan Uji Sampel Saos  Ditimbang 5 gram sampel  Dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml  Diencerkan dengan menggunakan metanol 60% sampai tanda  Disaring menggunakan kertas saring  Dipipet 5 ml filtrat  Dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml  Diencerkan dengan metanol sampai tanda  Disaring dengan menggunakan milipore Larutan Uji

2. Larutan Baku Natrium Benzoat dan Kalim Sorbat  Ditimbang 50 mg sampel  Dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml  Diencerkan dengan menggunakan metanol 60% sampai tanda  Dipipet berturut-turut 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0 ml kedalam labu tentukur 50 ml untuk larutan baku seri  Diencerkan dengan metanol 60% sampai tanda Larutan Baku

25

Related Documents


More Documents from "Suparmin,SST.,M.Kes"