Mutiara Ramadhan
Ibadah Puasa bertujuan Agar dapat meraih nilai Taqwa Oleh : Buya H. Mas’oed Abidin “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S. Al Baqarah: 183). Definisi taqwa tidak akan dijumpai dalam Al Qur’an dan hadis, meski kata taqwa diulang berkali-kali. Al Qur’an hanya menyebut sifat orang yang bertaqwa, ciri serta amaliyahnya. Para ulamalah yang pada akhirnya membuat defenisi taqwa sesuai dengan kadar penyerapannya terhadap isi dan kandungan Al Qur’an dan As Sunnah. Di antaranya, Imam Ghazali yang mengatakan bahwa taqwa memiliki tiga makna; a. khasy-yah dan haibah (takut yang disertai dengan pengagungan), b. ketaatan dan pengabdian kepada Allah, dan c. penyucian hati dari dosa dosa. Secara umum taqwa dapat diartikan sebagai upaya menghindari murka Allah dan hukumannya, dengan mematuhi apa saja yang diperintahkan oleh-Nya, dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh-Nya. Taqwa memang kata kunci dalam Islam. Semua pelaksanaan ibadah sasaran terakhirnya adalah lahirnya insan taqwa. Shalat, puasa, zakat dan haji serta ibadah lainnya, baik mahdah maupun mu’malah jika disederhanakan, akan tampak jelas bahwa target perintah pelaksanaannya adalah taqwa. Dengan demikian, kata taqwa sangat sering kita jumpai dalam Al Qur’an dalam berbagai konteks dan pembahasannya. Taqwa adalah wasiat yang senantiasa disampaikan kepada orang-orang yang beriman. Dalam khutbah Jum’ at para Khatib tidak boleh lupa berwasiat tentang taqwa. Sesungguhnya taqwa adalah wasiat Allah Azza wa Jalla kepada segenap umat manusia baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Allah SWT berfirman, « Hal sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri…! » (Q.S. An Ansaa’:1) Wasiat taqwa dikhususkan bagi orang-orang yang beriman, agar orang beriman meningkatkan keimanannya hingga mencapai derajat ketaqwaan yang sesungguhnya. Di antara ciri dan karakteristik orang yang beriman adalah, 1. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk jalan kehidupannya, 2. Senantiasa mendirikan shalat, 3. Meyakini akan adanya hari pembalasan, 4. Suka berinfak secara terang-terangan atau sembunyisembunyi, 5. Menahan amarah, menghilangkan dendam dan kebencian serta suka memaafkan kesalahan orang lain, 6. Senantiasa introspeksi diri, bertaubat kepada Allah akan kesalahan yang pernah diperbuat, baik yang disengaja maupun yang tanpa disadari; baik kecil apalagi dosa besar. Anugerah yang akan diraih dan dicapai oleh orang-orang yang beriman karena ketaqwaannya kepada Allah SWT antara lain adalah ; 1. dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa jalan keluar dari perbagai kesulitan yang dihadapi, 2. diberikan rezeki yang tiada
mereka sangka dan tiada mereka duga. « Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dan arah yang tiada diduga-duganya! » (Q.S. Ath Thalaaq: 2 - 3), 3. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa hidayah (pedoman dan petunjuk hidup) berupa Al Qur’an yang tiada kenaguan padanya. « Alif Laam Miim, kitab (Al Qur’an) ini tiada keraguan padanya, petunjuk (hudan) bagi mereka yang bentaqwa. » (Q.S. Al-Baqarah : 1 -2). 4. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa itu berbagai ilmu dari sisi Tuhannya, « Dan bertaqwalahh kepada Allah; (niscaya) Allah mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. » ( Q.S. Al-Baqarah : 282). 5. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa furqan, yakni pembeda antara yang hak dan yang batil serta diampuni dari segala dosa dan kesalahannya. « Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menganugerahkan kepadamu furqan dan menghapus segala kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni (dosadosa) mu! » (Q.S. Al Anfaal : 29). 6. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa jaminan perlindungan dari Allah SWT. « … Dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertaqwa! » (Q.S. Al Jaatsiyah: 19). 7. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa bahwa Allah SWT senantiasa menyertainya. Yakni dengan memberikan kemenangan, pertolongan dan perlindungan. « ..Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bentaqwa. » (Q.S. At Taubah 36). 8. Dianugerahkan kepada orang yang bertaqwa jaminan keselamatan, terutama keselamatan dari ancaman api neraka dan jaminan mendapatkan surga, « Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut! » (Q.S. Maryam: 72) Sesungguhnya ketaqwaan adalah kontrol yang paling efektif dan paling kuat terhadap perbuatan dosa. Secara naluriah seseorang akan menyingkirkan atau menjauhkan semua perbuatan yang menyimpang dan ajaran agama Allah yang benar (Islam), jika sifat taqwa telah bersemayam dalam kalbunya. Abu Darda r.a. mengatakan, « bahwa taqwa seseorang dikatakan sempurna apabila orang tersebut telah menjaga diri dari penbuatan dosa walau pun sebesar dzarrah sekalipun, bahkan bersedia meninggalkan yang syubhat, karena takut tergelincir kepada yang haram. Dengan demikian terbentuklah benteng yang kokoh di antara dirinya dengan sesuatu yang diharamkan !. ». Dari sini tampaklah dengan nyata keagungan bulan suci Ramadhan yang di dalamnya Allah telah mewajibkan untuk berpuasa yang mana puasa itu sendiri bertujuan agar manusia mukmin mencapai ketaqwaannya. Moga kita semua dapat melaksanakan ibadah yang sempurna di dalam bulan Ramadhan ini, dengan mengharap maghfirah (keampunan) Allah Azza wa Jalla serta memperoleh redha Allah semata, di dalam upaya kita mendidik diri menjadi hamba Allah yang bertaqwa… Amin. Wassalam Buya H. Mas’oed Abidin <
[email protected] >