I. Pembuatan Ekstrak Kaempferia Galanga.docx

  • Uploaded by: Sukmawansyah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View I. Pembuatan Ekstrak Kaempferia Galanga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 858
  • Pages: 10
PRAKTIKUM I JURNAL FITOFARMAKA “Pembuatan Ekstrak Kaempferia galanga”

Disusun oleh : Nama

: Sukmawansyah

NIM

: 201410410311016

Kelas

: Farmasi D

Kelompok

:

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADITAH MALANG

I.

TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi dengan pelarut etanol 96% sampai menjadi ekstrak kering dari suatu tanaman.

II.

PRINSIP TEORI A. Tanaman (Kaempferia galanga) Klasifikasi Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnolyophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Kaempferia

Spesies

: Kaempferia galanga

Kencur adalah jenis tanaman obat yang tergolong suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang/rizhoma tanaman ini mengandung minyak atsiri alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulasi. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang bisa ditanam di sekitar rumah sebagai tanaman obat. Tanaman ini tumbuh subuh di dataran rendah atau pegunungan. Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan dan kemarau dan dapat ditanam di dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari. B. Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstrak

sendiri

merupakan

sediaan

kental

yang

diperoleh

dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, flavonoid, dll. Dengan diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. (Dirjen POM, 2003) Ekstraksi adalah sediaan kering, kental cair dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. (BPOM RI, 2010)

Berdasarkan konsistensinya ekstrak dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Ekstrak cair

: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (extracta liquida)

2. Semi solid

: ekstrak kental (extracta spissa)

3. Kering

: ekstrak kering (extracta sicca)

Beberapa metode ekstraksi yang dapat digunakan yaitu : 1. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut a. Cara dingin : maserasi, perkolasi b. Cara panas

: refluks, soxhlet, digesti, infus

2. Ekstraksi dengan menggunakan uap (destilasi uap) 3. Metode lain : ekstraksi berkesinambungan, superkritikal, karbondioksida, ekstraksi ultrasonik, ekstraksi energi listrik. Metode maserasi yang umum digunakan antara lain : 1. Maserasi Proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Direndam menggunakan pelarut bahkan air (pelarut non-polar). Selama periode waktu tertentu, disertai pengadukan pada temperatur ruang (kamar). Proses ini juga memiliki keuntungan yaitu pengerjaannya yang lebih mudah, alat-alat yang digunakan sederhana dan cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan. 2. Maserasi Kinetika (digesti) Proses maserasi dengan pengadukan kontinu yang dilakukan pada suhu lebih tinggi dari suhu ruangan (40o-50oC). Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. 3. Maserasi Ultrasonik Metode maserasi yang dimodifikasi dimana ekstraksi difasilitasi dengan

menggunakan

ultrasonik

(20

KHz),

memberikan

efek

meningkatkan permeabilitas dinding sel, sehingga banyak zat bisa ditarik oleh pelarut. Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan prinsip dasar yaitu dengan mengamati sifat gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui medium yang dilewati.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Alat -

Labu erlenmeyer

-

Batang pengaduk

-

Penyaring

-

Botol selai

-

Pipet panjang

-

Alumunium foil

-

Sudip

-

Rotavapor

-

Kertas saring

2. Bahan

IV.

-

Serbuk rimpang kencur

-

Etanol 96%

-

Cab-o-sil

PROSEDUR KERJA Ditimbang 400 g serbuk rimpang kencur, dimasukkan dalam bejana maserasi.

Ditambahkan 1000 ml etanol 96%, aduk sampai serbuk terbasahi.

Hasil ditambahkan 600 ml etanol 96%, aduk sampai homogen, tutup bagian mulut bejana dengan alumunium, lakukan pengadukan pada kecepatan tertentu selama 2 jam.

Hasil disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi kinetika dengan 1200 ml etanol 96% pada residu selama 2 jam dengan kecepatan yang sama.

Hasil disaring. Perlakukan sama dengan no. 4

Disaring kembali no. 5 kumpulkan semua filtrat menjadi satu

Kalibrasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400 ml.

Lakukan pemekatan filtrat dengan rotavapor dengan penurunan tekanan volume tersisa ± 400 ml/tanda kalibrasi dan pindahkan hasilnya ke dalam loyang. Ratakan ekstrak pada loyang.

Ditambahkan cab-o-sil sebanyak 5% dari ekstrak (20 g) dengan ditaburkan sedikit demi sedikit secara merata, kemudian diamkan selama semalam (sampai kering).

Homogenkan dan simpan pada wadah tertutup (botol selai).

V.

PERHITUNGAN

VI.

HASIL PENGAMATAN

VII.

PEMBAHASAN

VIII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA Afriastini, J.J., 2002. Bertanam Kencur. Edisi Revisi. Penerbit Penebar Swadaya. hal 1-33. Backer, C. A. R. C. B. Van den Briak, 1986. “Flora of Java”. Vol 2 Walters Noordhoff. N. V. Groningen. P. 33. Ditjen POM, 1992, Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Ditjen POM, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 10-12. InfoPOM, 2005. Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Badan Pengawas Obat dan MAkanan Republik Indonesia, Vol 6, No. 4, Juli 2005. Sarker SD, Latif Z, & Gray AI. 2006. Natural products isolation. In: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal. 6-10, 18. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Handa, S.S., Sukhdev, S.H., Suman, P.S.K., Gennaro, L., and Dev Dutt, R., 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. Trieste:International Centre for Science and High Technology. Penyakit. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

Related Documents


More Documents from "Fadhli"