Pembuatan sabun transparan dengan ekstrak teh hijau Bahan baku untuk sabun transparan adalah minyak kelapa, ekstrak teh hijau, gula, air suling, etanol, glserin, NaOH, asam strarat, NaCl, asam sitrat. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah KOH, HCl, difenil pycryl hydrazyl, media NA. A. Desain Penelitian Desain penelitian digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sepenuhnya acak desain (CRD) dengan 5 perlakuan dan 3 pengulangan. Sehingga secara keseluruhan ada 15 unit percobaan penelitian ini. Perlakuannya adalah untuk mengetahui konsentrasi penambahan ekstrak teh hijau untuk membuat sabun transparan dari minyak kelapa. Konsentrasi penambahan ekstrak teh hijau yang didasarkan pada penelitian pra 0,5-2% dengan rincian sebagai berikut: Pengobatan A = Tanpa ekstrak teh hijau Pengobatan B = Ekstrak teh hijau 0,5% Perawatan C = Ekstrak teh hijau 1% Perawatan D = Ekstrak teh hijau 1,5% Perawatan E = Ekstrak teh hijau 2% B. Ekstraksi Teh Hijau [6] 50 gram Bubuk daun teh hijau kering dimaserasi menggunakan 150 ml etanol 96% selama 60 menit pada suhu kamar. Setelah itu, baking soda ditambahkan 0,7% dari jumlah pelarut. Kemudian, disaring larutan yang setelah itu ekstrak cair diuapkan dengan menggunakan vacuum evaporator. Kondisi optimal diperoleh saat penguapan pada labu 90 mBar tekanan dan suhu bak 40oC. c. Sabun Transparan dari Minyak Kelapa Dengan menambahkan Pengolahan Ekstrak Teh Hijau [7] • 5 gram asam stearat dilelehkan pada suhu 70-80oC. • 30 gram minyak kelapa dipanaskan dan juga diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer yang 550 rpm pada suhu ± 70 ° C - 80oC selama 5 menit. Ditambahkan asam stearat yang telah dicairkan, 0,3 gram asam sitrat, dan 0,2 gram NaCl. Kemudian, aduk hingga homogen ± 5 menit. Suhu dipertahankan 70-80̊C. • Tambahkan 5 gram NaOH. NaOH dilarutkan dalam 15 ml air suling, lalu diaduk sampai trance. Trance adalah suatu kondisi di mana sabun telah terbentuk ditandai sebagai akhir dari proses pencampuran yang juga campuran sabun mulai menebal. Ketika disentuh dengan sendok, maka sendok dalam beberapa detik masih berupa bekas luka. Perbedaan antara suhu larutan NaOH dengan campuran minyak dan asam stearat tidak boleh lebih dari 50oC. • Kemudian, 19 gram etanol ditambahkan dan diaduk sampai homogen ± 5 menit. Setelah itu, ditambahkan molase (5 gram gula telah dilarutkan dalam 5 ml air suling), kemudian ditambahkan gliserin 5-6 gram. Aduk sampai semua sabun larut. • Temperatur diturunkan menjadi 40̊C, ditambahkan ekstrak teh hijau menurut perlakuan (0,5; 1,0; 1,5; 2,0%) • Campuran dituangkan ke dalam cetakan, setelah ± 10 menit ditutup dengan plastik kemudian disimpan pada suhu sekitar selama 24 jam hingga sabun mengeras. • Analisis lebih lanjut dari sabun (organoleptik, sifat kimia, uji iritasi, antioksidan dan aktivitas antimikroba). D. Pengamatan Pengamatan terdiri dari pengamatan ekstrak teh hijau dan pengamatan sabun transparan ditambah ekstrak teh hijau. Pengamatan ekstrak teh hijau terdiri dari aktivitas antioksidan, sedangkan pengamatan sabun transparan terdiri dari tes evaluasi sensorik, sifat
kimia sabun, tes iritasi, tes antimikroba, aktivitas antioksidan, dan penentuan biaya dasar sabun transparan. Tes evaluasi sensorik menentukan preferensi panelis untuk warna, aroma, transparansi sabun, kekerasan, dan stabilitas busa. Pengamatan kekerasan dan stabilitas busa juga ditentukan dengan menggunakan metode objektif. Pengamatan sifat-sifat kimia terdiri dari kadar air, nilai asam lemak, bahan yang tidak dapat dimaafkan, bagian yang tidak larut dalam alkohol, asam lemak bebas alkali / bebas, dan pH. Sifat-sifat kimia ditentukan berdasarkan SNI 06-3532-1994. E. Metode Analisis Semua perawatan akan ditentukan seperti evaluasi sensoriknya (warna, aroma, sabun transparan yang dihasilkan, kekerasan, dan banyak busa atau stabilitas busa), sifat kimia (uap air, nilai asam lemak, bahan yang tidak dapat dimaafkan, bagian yang tidak larut dalam alkohol, bebas alkali, dan pH), uji iritasi, aktivitas antioksidan dan uji antimikroba. Hasil dari data pengamatan sifat kimia uji kecuali alkalifree, uji iritasi, dan uji antimikroba secara statistik diuji dengan uji F pada level 5% dan dilanjutkan dengan uji DNMRT (Uji Rentang Berganda Duncan) jika berbeda nyata.