Ht Krisis Lapkas.docx

  • Uploaded by: Shinta
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ht Krisis Lapkas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,283
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

Krisis hipertensi merupakan salah satu kegawatan di bidang neurovaskular yang sering dijumpai di instalasi gawat darurat. Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah akut dan sering berhubungan dengan gejala sistemik yang merupakan konsekuensi dari peningkatan darah tersebut. Ini merupakan komplikasi yang sering dari penderita dengan hipertensi dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa. Duapuluh persen pasien hipertensi yang datang ke UGD adalah pasien hipertensi krisis. Data di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi dari 6,7% pada penduduk berusia 20-39 tahun, menjadi 65% pada penduduk berusia di atas 60 tahun. Data ini dari total penduduk 30% diantaranya menderita hipertensi dan hampir 1%-2% akan berlanjut menjadi hipertensi krisis disertai kerusakan organ target. Sebagian besar pasien dengan stroke perdarahan mengalami hipertensi krisis. Pada JNC VII tidak menyertakan hipertensi krisis ke dalam tiga stadium klasifikasi hipertensi, namun hipertensi krisis dikategorikan dalam pembahasan hipertensi sebagai keadaan khusus yang memerlukan tatalaksana yang lebih agresif.

BAB II LAPORAN KASUS STATUS PASIEN I.

Identitas Pasien Nama

: Ny. S

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 47 tahun

Alamat

: Abepantai

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Menikah

Tgl masuk

: 10-12-2018

II. Anamnesis Keluhan Utama

: nyeri kepala

Riwayat Penyakit Sekarang

:

Pasien datang ke polik umum PKM Abepantai dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari lalu, menjalar hingga ke leher belakang setelah pasien tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Keluhan nyeri kepala tanpa disertai penurunan kesadaran. Pasien menyangkal keluhan nyeri kepala disertai pandangan kabur, penglihatan ganda, nyeri dan gatal pada mata. Keluhan mual dirasakan sejak 1 tahun belakangan, muntah disangkal. Keluhan kram-kram pada bagian ujung-ujung jari tangan dan kaki dirasakan sejak 1 tahun belakangan. Tidak terdapat adanya kelemahan anggota gerak, tidak terdapat rasa kesemutan, tidak terdapat lidah pelo, Buang air kecil dan buang air besar lancar tanpa keluhan.

Riwayat penyakit dahulu : 

Pasien mengaku mempunyai penyakit kencing manis sejak 5 tahun lalu dan tekanan darah tinggi sejak 3 tahun lalu.



Pasien mengaku tidak ada alergi obat.

Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengaku terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti pasien.Ibu kandung pasien menderita hipertensi. III. Pemeriksaan Fisik - Kesadaran : Compos Mentis - Tekanan darah : 200/100 mmHg - Nadi : 100 x/menit, regular - Pernapasan : 22 x/menit normal - Suhu : 36,5 0 C - BB : 70 kg Status Generalis Kepala Bentuk

: Normal, simetris

Rambut

: Hitam, tidak mudah rontok

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik-/-, edema palpebra -/-, pupil isokor kanan dan kiri. Refleks cahaya +/+

Telinga

: Bentuk normal, simetris, otorrhea -/-.

Hidung

: Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasi, nyeri tekan (-)

Mulut

: Mulut simetris, tidak ada deviasi, Tonsil T1/T1, sianosis (-), deviasi lidah (-)

Leher Trakea berada di tengah, tidak deviasi dan intak, Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP tidak meningkat.

Thoraks Pulmo Inspeksi

: Bentuk dada kanan kiri simetris, pergerakan nafas kanan sama dengan kiri , tidak ada penonjolan masa.

Palpasi

: fremitus taktil kanan sama dengan kiri

Perkusi

:sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: ves +/+, ronki -/-, Wheezing -/-

Jantung Inspeksi

: Iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: Iktus kordis teraba pulsasi, tidak ada vibrasi

Perkusi Batas jantung

:

Auskultasi



Batas atas : ICS II garis parasternalis kiri



Batas kanan : ICS V garis sternalis kanan



Batas kiri : ICS V garis axillaris anterior kiri

: S1 dan S2 murni regular, murmur (-), gallop (-).

Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi

: Perut cembung, tidak tampak adanya kelainan : Bising usus (+) normal : Suara timpani pada lapang abdomen, shifting dullness (-), undulasi (-)

Palpasi

:Nyeri tekan abdomen (-), hepar/lien tidak teraba, ballotement ginjal (-)

Genitalia Tidak dinilai Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2”, arteri perifer teraba normal, edema ekstremitas -/-

Status Neurologis Saraf Cranial : N. II (Optikus) Refleks cahaya langsung

: +/+ (pupil bulat, isokor)

Tajam penglihatan

: sulit dinilai

Lapang penglihatan

: baik dalam batas normal

Melihat warna

: baik dalam batas normal

Fundus okuli

: Tidak dilakukan

N. III (Occulomotor) Pupil Ukuran

: 3mm

Bentuk

: bulat

Isokor/anisokor : Isokor Reflex cahaya tidak langsung : +/+ N. IV (Troklearis) Pergerakan bola mata (Ke Bawah Dalam) : +/+ N. V (Trigeminus) Membuka mulut

: asimetris

Menguyah

: baik dalam batas normal

Menggigit

: baik dalam batas normal

Refleks kornea

: baik dalam batas normal

Sensabilitas wajah

: baik dalam batas normal

N. VI (Abdusen) Pergerakan bola mata (ke lateral) : baik dalam batas normal

N. VII (Facialis) Mengerutkan dahi

: simetris kanan-kiri

Menutup mata

: simetris kanan-kiri

Memperlihatkan gigi

: simetris kanan-kiri

N. IX (glosofaringeus) Perasaan lidah (1/3 bagian lidah belakang) : baik dalam batas normal Posisi uvula

: tidak ada deviasi

N. X (vagus) Arkus faring

: baik dalam batas normal

Menelan

: baik

Refleks muntah : baik N. XI (Asesorius) Menengok (M. Sternocleidomastoideus) : baik, dapat menengok kanan dan kiri Mengangkat bahu (M. Trapezius)

: baik

N. XII (Hipoglossus) Pergerakan lidah

: baik, dapat menggerakan lidah ke segala arah

Lidah deviasi

: tidak terdapat deviasi

Badan dan Anggota Gerak

:

Anggota gerak atas Motorik

: Baik

Pergerakan

: (+)/(+)

Kekuatan

:5/5

Anggota gerak bawah

Tonus

Motorik

: Baik

Pergerakan

: (+)/(+)

Kekuatan

:5/5

: Normal

Refleks patologis : Babinski

: (-)/(-)

Chaddock

: (-)/(-)

Gondon

: (-)/(-)

Oppenheim

: (-)/(-)

Schiffer

: (-)/(-)

IV. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (10/12/2018) GDS 356 mg/dl

80-120 mg/dl

V. Diagnosa Kerja 

Hipertensi urgensi



DM tipe 2 tidak terkontrol



Neuropati DM



Gastropati DM

VI. Penatalaksanaan 

Captopril 25mg PO dapat di ulang hingga 3x pemberian



Evaluasi Tekanan darah tiap 15 menit



Captopril 3x25mg



Amlodipin 1x10mg



Metformin 3x500mg



Glimepirid 1x2mg



Ranitidin 2x1 tab



Antasida syr 3x1C



Gabapentin 2x1 tab



Diet rendah garam



Diet rendah gula, awasi tanda-tanda hipoglikemia

VII.Prognosis Quo ad vitam

: dubia

Quo ad sanam

: dubia

Quo ad fungsionam

: dubia

BAB III PEMBAHASAN Pada pasien ini didapatkan data Ny. S usia 47 tahun datang ke Polik Umum PKM Abepantai dengan keluhan Pasien datang ke polik umum PKM Abepantai dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari lalu, menjalar hingga ke leher belakang setelah pasien tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Keluhan nyeri kepala tanpa disertai penurunan kesadaran. Pasien menyangkal keluhan nyeri kepala disertai pandangan kabur, penglihatan ganda, nyeri dan gatal pada mata. Keluhan mual dirasakan sejak 1 tahun belakangan, muntah disangkal. Keluhan kram-kram pada bagian ujung-ujung jari tangan dan kaki dirasakan sejak 1 tahun belakangan. Tidak terdapat adanya kelemahan anggota gerak, tidak terdapat rasa kesemutan, tidak terdapat lidah pelo, Buang air kecil dan buang air besar lancar tanpa keluhan. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak terkontrol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD 200/100 mmhg, N 100x/m, RR 22x/m, SB 36,5C, status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDS 356mg/dl. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang di atas dapat ditegakkan diagnosa krisis hipertensi yang digolongkan pada hipertensi urgensi, karena didapatkan peningkatan tekanan darah tanpa disertai kecurigaan kerusakan organ, DM tipe 2 tidak terkontrol, gastropati DM, neuropati DM. Penatalaksanaan awal pada pasien ini yaitu tirah baring, pemberian captopril 25mg PO, Evaluasi Tekanan darah tiap 15 menit. hal ini sesuai dengan kepustakaan yakni penatalaksanaan hipertensi urgensi dengan menggunakan obat Captopril dengan onset mulai 15-30 menit. Captopril dapat diberikan 25 mg sebagai dosis awal kemudian tingkatkan dosisnya 50-100 mg setelah 90-120 menit kemudian. Penatalaksaan maintenance pada pasien ini yaitu pemberian captopril 3x25mg, amlodipin 1x5mg, Metformin 3x500mg, Glimepirid 1x2mg, Ranitidin 2x1 tab, Antasida syr 3x1C, Gabapentin 2x1 tab, Diet rendah garam, Diet rendah gula, awasi tanda-tanda hipoglikemia. Pemberian obat kombinasi DM sesuai dengan kepustakaan yakni dapat diberikan 2 kombinasi apabila gula darah tidak turun setelah pemberian obat 3 bulan pertama.

Related Documents

Ht Krisis Lapkas.docx
August 2019 42
Ht
October 2019 48
Ht
May 2020 36
Krisis Ekonomi.docx
December 2019 15
Krisis Hipertensi
October 2019 31
Intervensi Krisis
June 2020 4

More Documents from ""

Laporan Kasus. Dhf..docx
April 2020 21
Ht Krisis Lapkas.docx
August 2019 42
Klpcm.xlsx
June 2020 17
K, Ilmia Nur.docx
May 2020 24