BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat mempengaruhi perkembangan dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan berlangsung sangat panjang hayat selam manusia masih mampu memngembangkan aspek kepribadian tersebut . Dalam Undang - Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan
Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dn membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik gar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari fungsi pendidikan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri masing – masing individu. Potensi tersebut perlu dikembangkan demi suatu perubahan yang lebih baik agar kelak menjadi individu yang cakap dan kreatif. Pendidikan sangat penting, karena dengan pendidikan manusia bias memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta dapat mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku. Sementara itutujuan perkembangan Ilmu perkembangan
Pendidikan Nasional selalu beriringan dengan
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seiring dengan
IPTEK
maka
proses
pendidikan
pun
mengalami
perubahan.Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia,pendidikan harus merata.Setiap manusia Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.Manusia dapat memperoleh pengetahuan,keterampilan srta dapat mengembangkan sikap, mental dan perilaku melalui penidikan.Pendidikan dapat diperoleh dilingkungan keluarg,sekolah dan masyarakat.
1
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjeng pendidikan yang harus ditempuh siswa sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang harus di tempuh siswa sebelum melanjutkan ke jenjang SMP/SLTP dan selanjutnya ke SMA/SLTA. Pemahaman konsep di jenjang sekolah dasar hrus dikusai dengan baik karena konsep yang tertanam di sekolah dasar akan menjadi dasar dan membawa pengaruh yang sangat besar di jenjang selanjutnya.Mengingatperanan pendidikan di jenjang sekolah dasar sangat penting ,maka penyelenggaraan pendidikan yang dilakuakan di jenjang tersebut harus benar - benar diperhatikan agar tercapai kualitas penidikan yang abaik. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik maka perlu system pendidikan yang baik pula. Menurut Undang - Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa “ sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Berdasarkan Undang - Undang di atas, komponen pendidikan berarti bagian dari sistem pendidikan yang berperan dalam berlangsungnya proses pendidikan untuk mencapai tujuan.Komponen - komponen tersebut saling terkait sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional ialah guru.Guru merupakan pihak yang sangat dekat dengan siswa dan terlibat secara langsung
dalam pelaksanaan pembelajaran yang baik.Guru harus memeiliki
kemampuan atau kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan professional. Selain
keempat kompetensi tersebut, dalam menjalankan
tugasnya guru juga perlu menguasai berbagai komponen pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Rifa’i (2009:194), ada enam komponen dalam pembelajaran yaitu (1) tujuan, (2) subyek belajar, (3) materi pelajaran, (4) strategi pembelajaran,media pembeljaran, (5) media pembelajaran, dan (6) penunjang. Sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran, media pembelajaran sangat diperlukan untuk memperlancar proses pembelajaran. Media sebagai salah satu komponen system pembelajaran dipilih atas dasar karakteristik materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penggunaan media pembelajaran dapat mengkomunikasikan materi pelajaran 2
dengan lebih .baik dan jelas. Media membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja. Siswa
kurang memehami pelajaran dengan baik. Tetapi jika
penyampaian materi diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media maka pemahaman siswa diharapkan lebih baik . Media juga dapat menarik rasa ingin tahu pada diri siswa. Keingintahuan tersebut membuaat anak lebih focus terhadap pembelajaran dan memilliki rasa senag terhadap pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, sebagai subyek pembelajaran harus dapat memilih media yang tepat. Penggunaan Media pemeblajaran diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang tersampaikan dan membantu meningkatkan motivasi,aktivitas, dan hasil belajar siswa. Motivasi, aktivitas, dan hasil belajar sisiwa merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan tidk terpisahkan. Motivasi siswa akan mempengaruhi aktivitas yang dilakukan. Jika motivasi siswa tinggi maka siswa akan menunjukkan ketekunan, tidak mudah putus asa, dan lebih antusias dalam proses pembelajaran Sebaliknya ,jika motivasi siswa rendah maka akan menunjukkan sikap acuh tak acuh, mudah putus asa, dan tidak perhatian terhadap materi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011:75), bahwa “dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang memberikan arah pada kegiatan belajar. Dalam pembelajaran, aktivitas siswa yang diharapkan tidak hanya aktivitas fisik melainkan juga aktivitas mental. Misalnya siswa aktif bertanya, mengemukakan pendapat, menulis dan membaca merupakan aktivitas siswa yang aktif secara mental maupun fisik. Dengan Itensitas kegiatan siswa yang semakin meningkat diharapkan materi pelajaran yang mereka pelajari akan bertahan lebih lama di memori otak. Keterlibatan siswa secara langsung dapat membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan bermakna yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang diperoleh. Pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru, dominan menggunakan metode ceramah, dimana guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan lalu mencatat materi. Siswa tidak memperhatikan pelajaran karena merasa bosan dengan penjelasan yang diberikan apalagi jika pembelajarannya kurang menarik 3
mengakibatkan sisw cenderung tidak termotivasi, tidak fokus, dalam mengikuti pembelajaran yang pada akhirnya anak sulit untuk memahami materi karena interaksi yang terjadi hanya bersifat satu arah yaitu dari guru ke sisw sehingga keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang maksimal.Selain itu guru juga lebih mementingkan tercapainya materi pelajaran bukan pemahaman siswa. Pembelajaran yang demikian merupakan pembelajaran yang tidak menuntut siswa aktif
sehingga tujuan pembelajaran akan sulit dicapai.
Pembelajarandengan menggunakan metode ceramah cenderung berpusat pada guru dengan cara guru menjelaskan materi dan siswa mencatat. Iteraksi yang terjadi masih bersifat satu arah dari guru ke siswa. Selain itu guru juga hanya memberikan penjelasan di papan tulis. Dengan demikian guru belum menggunakan
media yang menarik.
Sesekali guru melakukan tanya jawab terhadap siswa tetapi siswa cenderung kurang aktif dan tidak merespon pertanyaan guru. Siswa juga kurang tertarik terhadap pembelajaran karena merasa bosan dengan penjelasan yang diberikan guru sehingga masih banyak siswa yang berbicara dengan teman pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa masih bersifat individualbelum melaksanakan secara berkelompok. Pembelajaran yang demikian jelas belum efektif mengakibatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa
kurang maksimal. Untuk itu pembelajaran yang dilaksanakan
dikelas diharapkan guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Selain itu, penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan konsep kepada siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi. Penggunaan kartu bilangan sebagai media pembelajaran dalam penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa yang optimal karena media kartu Kartu bilangan sesuai untuk siswa sekolah dasar. Dalam penggunaannya kartu bilangan disesuaikan dengan karakteristik materi dan kemampuan siswa. Media kartu bilangan dapat dijadikan sebagai media yang memudahkan siswa memahami konsep atau materi yang dijelaskan guru terutama materi yang kaitannya dengan materi hitung menghitung disekolah dasar 4
lebih efektif jika dilakukan dengan penggunaan media dan metode yang tepat. Salah satu pembelajaran dengan media kartu belangan merupakan upaya menyampaikan materi pembelajaran kepad siswa dengan cara yang bijak dan arif sehingga tanpa disadari siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses pembelajaran yang mudah dan menyenangkan . Pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman langsung akan memberikan pembelajaran yang lebih bermakna dan tertanam lebih kuat dibandingkan hanya mendengarkan penjelasan guru. Oleh karena itu penggunaan media kartu bilangan diharapkan kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi dan memudahkan siswa memahami materi tersebut sehingga motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Berdasarkan latar belakang dengan karakteristik permasalahan yang cukup luas maka penulis membatasinya denagan judul “Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar (SD)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah yang dipaparkan, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaanmedia kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar (SD). C. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian yang disampaikan dalam penulisan ini adalah : Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media kartu bilangan di sekolah dasar(SD). D. Metode Penulisan Metode yang dugunakan dalam penulisan ini adalah metode kajian kepustakaan (Library Research). Menurut Prasetya Irawan,
metode kajian
kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan yaitu buku, dokumen, makalah, artikel, laporan, koran dan lali – lain. E. Mamfaat Penulisan Mamfaat yang dapat dikemukakan dalam penulisan ini adalah : 1. Berupaya mengumpulkan berbagai referensi terkait dengan judul penulisan untuk dikaji.
5
2. Dapat meningkatkan wawasan berpikir penulis untuk mengembangkan kreatifitas dalam sebuah penulisan. 3. Menemukan hubungan antar teori dalam kajian penulisan sebagai referensi untuk kepentingan analisis kajian kepustakaan. 4. Dijadikan sebagai salah satu referensi bagi penulis dan masyarakat pada umumnya untuk dibaca. F. Defenisi Operasional Defenisi oprasional yang dimaksud dalam tulisan ini adalah : 1. Meningkatkan hasil adalah perolehan hasil belajar baik penilaian proses maupun hasil yang terukur. 2. Belajar adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang agar terjadi perubahan. 3. Media adalah pengatur pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 4. Media kartu belangan adalah media yang termasuk media visual diam atau flash card yang berisi materi pengajaran, ditulis oleh guru.
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori Hasil Belajar 1. Belajar Oemar Hamalik (2001 : 27 ) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses
perubahan
tingkah laku individu
melalui interaksi dengan
lingkungan. Slameto (2003 : 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparwoto (2004 : 41) bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan. Wiliam Burton mengemukakan bahwa “A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment “
.
Yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan DI
dalam
interaksi inilah terjadi
serangkaian pengalaman – pengalaman belajar . Menurut Winkel belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan ,yang enghasilkan perubahan – perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang
ditimbulkan oleh lainnya .Sifat perubahannya relative permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bias diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya (Purwanto, 2008 : 51) Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne (Mulyani Sumantri & Johar Permana, 1999 : 16) belajar merupakan sejenis perubahan yang di perlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa
7
itu.Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan .Berbeda dengan perubahan serta – merta akibat reflex atau perilaku yang bersifat naluriah. Moh surya dikuitip oleh Nana Sudjana ( 2005 : 22 ) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Oemar Hamalik (1993 : 280 ) mengungkapkan empat prinsip belajar yaitu a. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa, karena tujuan akan menunutut dalam belajar, b. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis, c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal – hal yang di pelajari sehingga memperoleh pengertian – pengertian, d. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuandan hasil. Dari prinsip – prinsip tersebuit memberikan penjelasan dalam memaknai belajar dan dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendukung proses pembelajaran, sehingga pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar menjadi lebih jelas dan terarah. Dari para pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalaui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh disekolah. Oleh Karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan
maupun
sikap. 2. Hasil belajar Menurut Nana Sudjana (2005 : 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (2005 : 38 ) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping 8
faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,menggunakan hasil belajar dari Bloom (Purwanto, 2008 : 50) yang secara garis besar membaginya tiga ranah yaitu ranah kognitif,ranah afektif dan ranah psikomotor. a. Ranah kognitif Ranah kognitif adalah perubahan perilaku terjadi dalam kawasan kongnisi.Proses belajar yang melibatkan kawasan kongnisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga panggilan kembali
informasi ketika diperlukan untuk
menyelesaikan masalah. Menurut Bloom secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi
dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). 1) Pengetahuan kembali
(Knowledge)
tentang
yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
nama, istilah, ide, gejala, rumus – rumus dan lain
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. 2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalaui penjelasan dari kata – katanya sendiri. 3) Penerapan
(application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan
ide – ide umum ,tata cara atau metode – metode,prinsip – prinsip,rumus – rumus,teori – teori,dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. 4) Analisis (analysis ) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian – bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian – bagian tersebut. 5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian – bagian atau unsur – unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur. 6) Evaluasi ( evaluation ) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah
kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah 9
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.
b. Ranah Afektif Kratwohl ( Purwanto, 2008 : 51) membagi belajar afektif menjadi lima tingkat,
yaitu
penerimaan
(merespon
rangsangan),
partisipasi,
penilaian
(menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan ), organisasi (menghubungkan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku. c. Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasil belajar psikomotorik.Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang rendah. Simpson (Purwanto, 2008 : 51 ) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk
memulai suatu
gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa ( melakukan gerakan tanpa model hingga mencapai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli ). Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya
seseorang dalam belajar disebabkan beberapa
factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. M. Dalyono (2009 : 55 ) mengemukakan factor – factor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan
10
bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi : 1. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat mengganggu
atau mengurangi semangat belajar
yang rendah tentu akan
menyebabkan hasil belajar yang rendah pula. 2. Intelegensi dan Bakat Kedua
aspek
kejiwaan
ini
besar
sekali
pengaruhnya
terhadap
kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ nya tinggi ) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang Intelegensinya
rendah cenderung mengalami kesulitan dalam belajar,lambat
berfikir,sehingga hasil belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memilliki bakat.Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari ,maka proses belajarnya akan lancer dan sukses. 3. Minat dan Motivasi Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar yang besar yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau semangat .Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang
turut
mempengaruhi
hasil
belajar. Minat dan
motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya. 4. Cara Belajar Cara belajar
seseorang
juga
mempengaruhi
pencapaian
hasil
belajar.Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara 11
mendengarkan dari orang lain dan aqda pula anak yang memiliki cara belajar kinestik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan - jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya. b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi : 1. Keluarga Keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan antar anggota keluarga, hubungan antar anak dengan anggota keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar. 2. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar
mempengaruhi keberhasilan belajar.
Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pengajaran Guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar dengan model kooperatif misalnya, dengan siswa belajar secara kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya yang lain. Teknik belajar teman sebaya pun dapat mengaktifkan keterampilan proses yang dimiliki oleh anak. 3. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa.Bila di sekitar tempat
tinggal
siswa keadaan
masyarakatnya terdiri dari orang – orang
yang berpendidikan,akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar.Tetapi jika di sekitar
tempat
tinggal siswa banyak anak – anak
,pengangguran,tidak bersekolah maka akan mengurangi
yang nakal
semangat belajar
sehingga motivasi dan hasil belajar berkurang. 4. Lingkungan Sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal ,juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan keadaan lalu lintas yang membisingkan, banyak suara orang yang hiruk pikuk,suara mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan mempengaruhi gairah siswa dalam belajar. Tempat yang sepi dan beriklim sejuk akan menunjang proses belajar siswa. 12
Berdasarkan uraian di atas metode pengajaran yang terapkan oleh guru untuk menyampaikan
materi
eksternal yang kemudian
pembelajaran
termasuk
ke
dalam
faktor
secara berkelanjutan akan mempengaruhi faktor
internal anak, Faktor eksternal yang dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang inovatif akan mempengaruhi terhadap minat dan motivasi ( factor Internal ) siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. B. Media Pembelajaran “Kata media barasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar.
Dalam
bahasa Arab, media merupakan
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan” ( Arsyad 2011: 3). Sejulah pakar membuat pembatasan tentang media,diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and Communicatiaon Technology (AECT)
Amerika. Menurut AECT adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informsi. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011: 4), menyatakan bahwa “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran”. Dengan kata lain, Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dib lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa utuk belajar. Menurut Uno dan Lamatenggo (2010: 122), ”Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komuikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik”. Media yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu merangsang dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Adanya ineraksi positif antar media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akn mampu mempercepat proses pemahaman terhadap isi pembelajaran. Menurut Gagne (1985) dalam Wena (2011: 10),” Pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan
berbagai
macam
media
pembelajaran”.
Dalam
kegiatan
pembelajaran , guru harus memiliki kreatifitas memadukan bentuk pembelajaran dan media yang akan digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik. 13
Dari batasan yang telah disamapikan oleh para ahli mengenai media , maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan sebagai media komunikasi dalam menyampaikan isi materi pelajran dan memudahkan pemahaman siswa terhadap materi. Media berperan membuat pembelajaran lebih menarik sehingga menimbulkan motivasi siswa dalam pembelajaran, memperjelas penyampaian materi sehingga mengurangi verbalisme, dan memungkinkan interaksi yang lebih langsung anatara siswa dengan lingkungan. Briggs (1977) dalam Ochand dan Indoshi (2011) menyebutkan fungsi dari penggunaan media sebagi berikut : “the use of media during instruction process motivates the learners by capturing their attention and stimulating interest in the subject. Media also integrates learners vicariously but meaningfully in the learning experience, explains and pprreciations”. Pernyataan tersebut dapat dirtikan bahwa fungsi dari Media selama proses pembelajaran memotivasi para siswa dengan menangkap perhatian mereka dan merangsang minat dalam subjek. Media juga mengintegrasikan siswa atas nama orang lain akan tetapi bermakna dalam pengalaman pmbelajaran, menjelaskan dan apresisasi. Selanjutnya Hamalik (1986) dalam ( Arsyad 2011 : 15), Menjelaskan bahwa “ pemakaian media pembelajaran dalam
proses beljar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh - pengaruh psikologis terhadap siswa”. 1. Jenis Media Media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam : 1) Media Visual 2) Media Audio, dan 3) Media Audio - visual Jenis - jenis media yang dikelompokan diatas :dapat diuraikan sebagai berikut : 1.1.Media visual Sesuai dengan namanya ,media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan . Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru - guru untuk membantu menyampaikan isi tau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non - projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan 14
(projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini bias berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures). Marilah kita rinci satu per satu dari jenis media visual tersebut. 1.1.1
Media visual tidak diproyeksikan
a. Gambar diam /mati (still pictures) Gambar diam /mati ini dalah gambar - gambar yang disajikan secara fotografik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya
dengan bahan/ isi pelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa. Sebenarnya anda dapat melibatkan para siswa untuk mencari gambar diam ini. Gambar diam ini da yang tinggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Keuntungan yang dapat anda peroleh dengan menggunakan media gambar diam ini yaitu : Media ini dapat mrnerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistic Banyak
tersedia
dalam buku - buku
(termasuk buku teks),
majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya Dapat digunakan pada setiap
tahap pembelajaran dan semua
pelajaran/disiplin ilmu. Selain beberapa keuntungan,terdapat juga sedikit keterbatasan dan media gambar diam ini yaitu : Terkadang ukuran gambar - gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas Gambar diam merupakan media dua dimensi Tidak bias menimbulkan kesan gerak 1.1.2. Media Grafis Media grafis ini merupakan media pandang dua dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara khusus untuk mengomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur - unsur yang terdapat pada medi grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk 15
mengungkapkan
fakta atau
gagasan melalui penggunaan kata - kata, angka serta bentuk symbol (lambing). Bila anda akan menggunakan
media grafis ini, anda harus memahami dan
mempelajari arti symbol - simbolnya, sehingga media ini lebih efektif untuk menyajikan isi pelajaran kepada siswa. Karakteristik dari media ini yaitu sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau dibawa. Cukup banyak media grafis ini, namun yang sering dipergunakan di anataranya grafik, bagan, diagaram, poster, kartun/karikatur, dan komik. Grafik
(graph)
merupakan
gambar
yang
sederhana
untuk
menggambarkan data kuantitatif yang akuarat dan mudah untuk dimengerti. Pada umumnya grafik ini digunakan untuk menerangakan perkembangan dan perbandingan seuatau secara singkat dan jelas dengan menggunakan data statistic. Pada grafik ini banyak digunakan bentuk - bentuk symbol. Grafik juga memberikan ilutrasi
mengenai
hubungan
anatara satu unit data dengan
kecenderungan – kecenderungan dalam data tersebut. Data dapat di interprestasikan secara cepat. Secara visual grafik ini dapat menarik.Secara umu terdapat jenis grafik yang dapat digunakan sebagai media pemebelajran, yaitu grafik batang (bar graphs), grafik pictorial (pictorial graphs), grafik lingkaran (circle/pie graphs), dan grafik grafik garis (line graphs). Jenis grafik mana yang dipilih tergantung kepada kompleksitas informasi yang akan disajikan dan tergantung pula kepada kemampuan kita dalam menyajikan dengan grafik tersebut. Bagan
(Chart)
biasanya
dirancang
untuk
menggambarkan
atau
menunjukkan suatu ide atau gagasan, melalui garis, symbol, gambar dan kata kata singkat. Fungsi utama dari bagan ini adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, perkembangan, klasifikasi, dan organisasi. Bagan ini terdiri atas bagan pohon (tree charts), bagan arus (flow charts0, bagan tabel (tabulator charts),
bagan
organisasi
(orgnzation
chrts),
bagan
klasifikasi
(classificationcharts), dan bagan waktu (time chsrts). Diagram
merupakan suatu gambaran sderhana yang dirancang untuk
memperlihatkan tentang tata kerja dari suatu benda. Sebuah digram yang baik adalah yang seerhana yaitu hanya berisi bagian - bagian terpenting saja yang diperlihatkan, misalnya garis besar dari sebuah objek nyata atau sebuah sketsa panampung memeotong dari suatu objek seperti bagian organ tubuh manusia,pegunungan, bumi dsb. 16
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan pesan/ tulisan dengan menggunakan warna yang mencolok. Poster dapat digunakan sebagai pemberithuan/ informasi, peringatan ,penggugah selera, memotivasi, peringatan, atau menangkap perhatian dilihat
siswa yang
walaupun
sekilas namun mampu menanamkan gagasan yang berarti dalam
ingatannya. Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa. Kartun mempunyai manfaat dalam kegiatan pembelajaran menjelaskan
rangkaian
isi
untuk
bahan dalam suatu urutan yang logis dan
mengandung makna secara mudah, menarik, dan cepat dibca oleh siswa. 1.1.3. Realia Model Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada merupakan
para siswa. Realia
model dan objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang,
tumbuhan, binatang, dsb. Model adalah
media tiga dimensi yang sering
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media Model ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang terjarang ditemukan, atau objek yang terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari siswa wujud aslinya. Model ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat (solid model ), model penampang ( cutaway model ), model susun (build up model), model kerja (workingmodel), mock - up dan diorama. Msing - masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek esungguhnya. 1.1.4. Media Visual yang Diproyeksikan Media yang diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang menggunakan alat proyeksi (proyektor) sehingga gambar atau tulisan Nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bias berbentuk media proyeksi diam dan media proyeksi gerak. Alat proyeksi yang
digunakan tentu membutuhkan aliran listrik dan juga
membutuhkan ruangan tertentu yang cukup memadai. Pada sekolah - sekolah yang ada di daerah perkotaan, yang memiliki kemampuan untuk mengadakan media proyeksi ini tentu sangat menguntungkan sebab bias ditata lebih menarik perhatian dibandingkan dengan media yang tidak diproyeksikan. 17
Namun pada
umumnya sekolah - sekolah (SD) Di Indonesia belum memungkinkan untuk mengadakan media proyeksi ini sebab masih dianggap sangat mahal harganya, di samping itu diperlukan juga kemampuan yang memadai dari para guru untuk menggunakan dan memelihara alat proyeksi tersebut. Jenis media proyeksi yang biasa digunakan diantaranya : a. Proyeksi opak (Opaque Projection) b. Proyeksi lintas kepala ( Overhead Projection/OHP) c. Slides, dan d. Filmstrips. 1.1.1. Media Audio Media
audio
adalah
media
yang
mengandung
pesan
dalam
bentukauditif(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek - aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya. Terdapat beberapa pertimbangan apabila anda akan menggunakan media audio ini, di antaranya : a. Media ini akan hanya mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak b. Media ini memerlukan pemussatan perhatian yang lebih tinggi disbanding media lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik- teknik tertentu dalam belajar melalui media ini. c. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan juga pengalaman - pengalaman secara visual, sedangkan control belajar bias dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata kata, bahasa, dan susunan kalimat. 1.1.2. Media Audio Visual Sesuai dengan namanya , media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang - dengar. Sudah brang tentu apabila anda menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas - batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan 18
sebagai penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bias diganti oleh media, maka peran guru bias beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan
kemudahan
bagi
para siswa untuk belajar.Contoh dari media
audio - visualdiantarnya program video/ televise pendidikan, video / televise instruksional, dan program slide suara (soundslide). Dalam penelitian
ini peneliti peneliti menggunakan media
pembelajaran berupa kartu bilngan . Kartu bilangan termasuk ke dalam jenis media visual diam. Kartu bilangan tersebut merupakan flash card atau kartu cepat yang berisi bilangan Romawi dan bilangan asli.Kedudukan media dalam pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan pesan. Media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi proses belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.Flashcarddiperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pensylvania. Wibawa dan Mukti (2001; 45) flash card
biasanya berisi kata - kata, gambar, atau kombinasinya yang dapat
digunakan untuk menegmbangkan perbendaharaan kata - kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Selanjutnya Arsyad (2011; 119) mendefinisikan media flash card merupakan “ kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda symbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar itu”. Menurut
Komachali dan Khodareza (2012; 137) mendefinisikan flsh card sebagai berikut : A flashcard or flash card is a set of cards bearing information, as waords or number, on both sides, used in classroom drills or in private study. Flash cards can bear vocabulary, historical dates, formulas or any subject matter that can be learned via a question and answer format. Flash cards are widely used as a learning drill to aid memorization by way of spaced repetition. Uraian di atas dapat diartikan sebagai berikut: flashcard atau kartu flash adalah satu set kartu yang berisi informasi, seperti kata - kata atau angka yang berada disalah satu sisi atau kedua sisinya, digunakan dalam latihan kelas atau dalam belajar privat. Flashcards dapat berisi kosakata, tanggal bersejarah,rumus atau materi pelajaran yang dapat dipelajari melalui pertanyaan dan format jawaban. Flashcardsbanyak digunakan sebagai latihan belajar untuk membantu hafalan dengan cara pengulangan jarak. Wibawa dan Mukti (2001: 45) menyatakan bahwa Flash cards dapat dikembangkan sendiri oleh guru. Flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa contoh flash card yaitu kartu 19
abjad dan kartu berisi gambar - gambar ( benda - benda,binatang) yang dapat digunakan untuk latihan mengeja dan memperkaya kosa kata siswa (Arsyad 2011: 119). Herberg, et ,al mengemukakan bahwa : Direct instruction (Dl) flash cards have been suggested as a data based instructional strategy to teach a wide range of basic math facts. This flash card procedure consists of the teacher presenting flash cards and providing the student with immediate feedback. The flashcards are presented to the participant, and several seconds are allowed for the participant to respond. Berdasarkan pernyataan di atas dijelaskan bahwa instruksi langsung flash cards telah diusulkan sebagai strategi berbasis data instruksional untuk mengajarkan cakupan luas dari fakta - fakta matematika dasar.Prosedur flash cards terdiri dari guru menyajikan flashcards dan memberikan umpan balik dengan segera. Flashcards disajiakan kepada peserta dan beberapa detik diperbolehkan bagi peserta untuk merespon.Penggunaan flashcards menjadikan siswa percaya diri dan senang mengikuti pelajaran. Cara penggunaannya
dilakukan
secara cepat dengan tujuan agar siswa
dapat
mengenal, membaca, dan memahami apa yang tertera pada kartu. Flashcards dapat digunakan pada semua mata pelajaran termasuk matematika. Media kartu bilangan termauk flash card yang berisi bilangan romawi dan bilangan ali pada masing - masing kartu. Kartu bilangan diajarkan kepada siswa secara cepat yaitu dalam waktu 5 detik untuk masing - masing kartu. Tujuannya untuk melatih kemampuan otak kanan untuk meningat bilangan yang ada di kartu, sehingga pemahaman siswa terhadap bilangan dapat meningkat. Menurut Domn (2005: 110), “anak - anak senang sekali belajar dan mereka belajar dengan sangat cepat”. Cara mengjar yang terlalu lamban akan membuat siswa merasa bosan. Penggunaan media kartu bilangan sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran karena siswa dapat mempelajari dan menghfal lambing bilangan sedikit demi sedikit secara rutin dan secar
cepat. Kartu tersebut menjadi petunjuk dan
rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan. Kartu bilangan merupakan media visual diam yang tidak diproyeksikan . Menurut Uno dan Lamatenggo (2010:131),” brbagai media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, poster, chart, realia atau lainnya yang akan digunakan dalam proses pembelajaran kadang kala membutuhkan tempat untuk mendisplay atau memajang”. Kartu bilangan yang tadinya ditunjukkan secara cepat kepada siswa di dalam penggunaannya dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah 20
satunya yaitu dengan memajang kartu bilangan di depan kelas untuk memajang diperlukan media lain yaitu papan pajang
atau papan display. Papan display
gunakan sebagai tempat untuk menempel kartu bilangan. Papan display yang digunakan dalam penelitian ini yaitu papan flannel. Menurut ismail ( 2006: 222) gambar - gambar disajikan
di papan flnnel sanagt tepat digunakan untuk
menempelkan
kartu - kartu bilangan. Cara membuat kartu bilangan pada
pemebelajaran
matematika materi bilangan romawi adalah sebagai berikut
:Lambang
pokok bilangan Romawi dan bilangan asli ditulis dengan
menggunakan computer kemudian gunakan warna tulisan hitam dan background yang berbeda pada setiap lambing pokok bilangan Romawi, sedangkan bilangan asli menggunakan background warna orange. Selanjutnya tulisan tersebut dicetak menggunakan kertas cover warna putih. Kartu bilangan romawi dipotong dengan ukuran 5 x 7 cm, sedangkan kartu bilangan asli dipotong dengan ukuran 10cm x 7 cm seperti berikut ini: Kartu tersebut selanjutnya diberi perekat dibelakang kartu bilangan kmudian dimasukkan ke dalam kotak kartu bilangan .Kartu bilangan siap untuk digunakan.
C. Hubungan Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa Dengan Pembelajaran media Kartu Bilangan Untuk membahas hubungan antara peningkatan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran media kartu bilangan, maka penulis menguraikan lebih dahulu teori – teori pembelajaran media kartu bilangan dimaksud mencari dan menemukan apakah ada hubungan atau keterkaitan keduanya. Untuk lebih jelas diuraikan sebagai berikut : a. Teori Belajar 1. Teori Belajar Disiplin Mental. Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahasa manusia memiliki sejumlah daya mental, seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berfikir, dan sebagainya yang dapat dilatih dan disiplinkan. 2. Teori Belajar Asosiasi Teori belajar asosiasi berpendapat bahwa menekankan pola prilaku baru yang diulang – ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Teori ini menyebut juga bahwa belajar lebih mengutamakan stimulus, respon yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontro. Menurut 21
Edward L. Thorndike bahwa ada tiga hukum yang dikemukakannya yaitu : a. Hukum kesiapan (Law of readiness) bahwa hubungan antar stimulus dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf individu. b. Hukum latihan atau pengulangan (Law of exercise or repetition) bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang – ulang. c. Hukum akibat (Law of effete) bahwa stimulus dengan respon akan terjadi apabila adanya akibat yang menyenangkan. 3. Teori Insight Teori ini menjelaskan bahwa perubahan akan terjadi pada siswa apabila siswa menggunakan lingkungan melalui eksporatif , imajinasi dan kreatif. Selanjutnya teori ini menjelaskan pula bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpastisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya, atau sosial. 4. Teori Belajar Gestalt Teori ini menjelaskan bahwa siswa merupakan individu yang utuh, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian – bagiannya yang makna dan hubungan pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan nyata (yang sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang) b. Teori Media Kartu Bilangan Dalam kegiatan teori media kartu bilangan dileaskan bahwa media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan yang berfungsi untuk memperjelas,
mempermudah,
memotivasi
atau
merangsang
minat
sipembelajar (siswa) dalam upaya menerima materi yang disampaikan guru. Hal ini pun berlaku pada media kartu bilangan atau flash card yang dikatakan oleh Komachali dan Kodharena flash card atau kartu bilangan adalah salah satu kartu yang berisi informasi, seperti kata – kata atau angka yang tersusun di salahsatu sisi atau kedua sisinya tanggal bersejarah, rumus atau materi pelajaran yang dapat dipelajari melalui pernyataan dan format jawaban,
22
selanjutnya dijelaskan bahwa flash card digunakan sebagai latihan belajar untuk membantu hafalan dengan cara pengulangan jarak. Berdasarkan pembahasan teori – teori yang dikemukakan pada kajian teori hubungan peningkatan hasil belajar siswa dengan pengguanaan media kartu bilangan di sekolah dasar sangat jelas dan sangat berkaitan antara keduanya, karena dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang optimal diperlukan inovasi pembelajaran agar muda memahami materi yang disampaikan guru selanjutnya adalah media kartu bilangan yang diterapkan kepada siswa untuk mendapatkan prestasi hasil belajar yang maksimal (nilai yang memuaskan) yang merupakan harapan dari semua pihak terutama orang tua, guru, dan siswa.
23
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dikemukakan dalam penulisan ini adalah : 1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Hasil belajar adalah pada hakekatnya perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 3. Factor yang mempengaruhi hasil belajar yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Foktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. 4. Media adalah merupakan perantara atau pengantar pesan pengirim kepada penerima pesan dan media pembelajaran adalah meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran. 5. Hubungan antara prestasi hasil belajar siswa dengan media kartu bilangan adalah sangat berkaitan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa karena
pembelajaran
yang
dilaksanakan
didalam
kelas
seringkali
membosankan siswa jika tidak diselingi dengan inovasi dari guru untuk merangsang minat dan bakat siswa, salah satunya media kartu bilangan atau flesh card yaitu media yang berisi kosa kata, tanggal bersejara, rumus, bilangan – bilangan tertentu materi pelajaran yang dapat dipelajari melalui pertanyaan dan format jawaban. Media kartu bilangan juga digunakan sebagai latihan belajar untuk membantu siswa mengingat atau menghafal dengan cara pengulangan jarak. Hal ini jelas media kartu bilangan sangat membantu siswa untuk
meningkatkan hasil belajarnya lebih efektif karena proses
pembelajarannya melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu sehingga apa yang dilakukan akan dengan mudah mengingatnya dalam meningkatkan kemampuannya yang maksimal.
24
B. Saran Hendaknya mahasiswa UT umumnya dan khususnya di Pokjar Bacan menjaling hubungan yang baik terhadap lingkungan dan sekitarnya terutama di sekolah tempat melaksanakan tugas agar terwujudnya keharmonisan antar sesama teman dan pimpinan sehingga persoalan – persoalan ditempat kerja dapat terselesaikan secara kekeluargaan untuk meningkatkan kinerja dalam membangun kecerdasan anak di dunia pendidikan.
25