How to be a Great Agripreneur Oleh: Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi.1)
Pendahuluan Pertama saya ucapkan terima kasih karena Anda telah membaca artikel ini. Substansi artikel ini merupakan wujud keinginan untuk berbagi pengalaman pada generasi muda, bahwa kesuksesan seseorang tidak terlepas dar pengalaman dan proses. Akan tetapi kita kerap melihat dan mengagumi kesuksesan seseorang ketika ia telah sukses. Ingat, kesuksesan selalu diiringi dengan kegagalan, penderitaan, dan kerja keras. Sebenarnya, kegagalan yang kerap datang bukan sepenuhnya gagal, melainkan pemacu semangat. Kesuksesan yang diberikan Tuhan harus diusahaakan. Sebab, seseorang dapat mempelajari usaha yang dilakukannya. Artikel How to be a Great Agripreneur menceritakan tentang proses itu. Bagi seoang pedagang Koran kegagalan merupakan proses menuju sukses. Kemudian, dari seorang tukang nasi goring kita bisa belajar bagaimana kerja keras dan menggapai kesuksesan. Dunia kewirausahaan membutuhkan orang-orang yang bermental kuat dan tahan banting dengan kegagalan. Selain modal dalam bentuk materi, mental ini merupakan modal utama untuk menopang kesuksesan. Tanpa semangat baja, kita tidak mungkin mencapai puncak kesuksesan. Semoga artikel ini dapat membantu generasi muda menemukan semangat untuk terjun sebagai wirausaha. Sebab, berwirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang tertantang untuk menciptakan kerja, bukan mencari kerja. Menurut William Danko, seorang wirausaha (entrepreneur) mempunyak kesempatan 4 kali lebih besar untuk menjadi miliuner. Dalam laporan yang dilansir majalah Forbes, sekitar 75% dari 400 orang terkaya di Amerika Serikat berprofesi sebagai entrepreneur. Fakta ini membuktikan bahwa banyak entrepreneur yang sukses yang berawal dari usaha kecil. Saya pikir, judul How to be a Great Agripreneur dapat mewakili semangat untuk terjun di dunia bisnis mulai hari ini juga dengan melihat peluang yang ada di sekeliling kita, karena biasanya kita paling susah untuk mulai membuka usaha. Dalam konteks agama, disebutkan bahwa seorang pengusaha akan mendapatkan Sembilan pintu rezeki dari sepuluh pintu yang disediakan, dan itu bukanlah omong kosong belaka. Karena itu, melalui artikel ini, saya berusaha menggugah kesadaran generasi muda OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 1
untuk tetap dalam keyakinan, bahwa pendidikan harus dijadikan batu loncatan untuk mendukung kesuksesan kita di masa mendatang. Dengan berwirausaha, sebetulnya kita sedang memulai dari awal untuk menjadi orang-orang sukses. Kadang, ketika seseorang hendak terjun ke dunia bisnis, ia kerap dihantui pikiran negatif. Pikiran ini membuat dirinya maju-mundur untuk memulai bisnis. Ia takut gagal, rugi, bangkrut dan usahanya tidak maju. Pikiran negative seperti ini akan mengganggu kita untuk melangkah ke dunia usaha dan bisnis. Karena itulah, agar kita mampu mengubah paradigm kesuksesan, haruslah berani gagal dan berani sukses. Keberanian ini adalah modal yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang hendak terjun di bidang usaha. Ingat, kesuksesan adalah sebuah proses. Hasilnya ditentukan oleh proses seseorang menjalankan bisnisnya.
Hidup adalah Proses Saya sering membaca iklan ajakan untuk mengikuti seminar cara-cara menjadi pengusaha, membangun bisnis, menjadi kaya dan masih banyak lagi cara cepat yang lain. Pertanyaannya, betulkah setelah mengikuti acara tersebut, kita dapat menjadi pengusaha sukses atau kaya mendadak? Bagi Saya, acara-cara atau iklan seperti itu sangat tidak sesuai dengan kenyataan. Soalnya, berdasarkan pengalaman, saya perlu 2 Tahun untuk membangun bisnis dan merasakan terjungkal berkali-kali. Bahkan saya sudah membaca puluhan buku biografi orang sukses. Semua perlu waktu panjang untuk menggapai kesuksesannya. Hamper tidak ada satu pun orang sukses yang hanya memerlukan hitungan bulan untuk meraih kesuksesan. Ini menandakan bahwa semua orang harus rela dan ikhlas menjalani proses, sebab hidup adalah proses. Begitu juga dalam prooses menjadi pengusaha. Mencapai tahap menjadi pengusaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan, tidak semudah pesulap yang mengubah tisu menjadi burung merpati hanya dengan mengucapkan mantra bimsalabin abracadabra. Kita harus jungkir balik dalam membangun usaha, mengerahkan tenaga, ikiran, bahka tetesan air mata. Untuk mencapai kesuksesan, kita harus berdarah-darah, berkorban untuk mewujudkannya. Sebab, kesuksesan terjalin melalui proses yang sangat panjang. Jadi, sangat mustahil dan mustahal kalau kesuksesan dapat digapai secara instan. Sayangnya, banyak orang yang tak sabar, grasak-grusuk dan kurang percaya diri menunggu proses sehingga mereka tidak pernah mengecap kesuksesan. Oleh karena itu, jangan takut gagal, jangan takut menghadapi hampatan. Semuanya memang harus dilalui. Ingat, kegagalan di dunia bisnis adalah proses pembelajaran. Semakin sering kita gagal, maka akan semakin banyak ilmu yang diperoleh untuk OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 2
menggapai kesuksesan yang besar. Dengan kegagalan yang pernah kita dapatkan ketika membangun jalan menuju kesuksesan, sebetulnya kita belajar untuk tidak gagal lagi. Biarkanlah hanya keledai yang terperosok kedua kali pada lubang yang sama. Saya agak tidak setuju dengan seminar dan acara pelatihan yang berisi materi bahwa membuka usaha semudah membalikkan telapak tangan. Mereka memampang spanduk “Sukses Membuka Udaha dalam Waktu 60 Menit”, misalnya. Bahkan dengan berapi-api, mereka membakar semangat para peserta yang pada saat itu semagatnya naik berlipat-lipat. Namun, sayangnya, setelah mereka berada di luar ruangan pelatihan, lagi-lagi “mental mencoba” mereka tidak pernah dibuktikan. Pada akhirnya, sungguh sangat disayangkan, semangat yang menggebu untuk menjadi pengusaha hanya ada dalam ruan pelatihan saja. Bagi saya, sukses adalah dengan memahami bahwa hidup adalah proses, bukan hanya dengan mengikuti seminar-seminar kesuksesan semata. Dengan memahami hidup sebagai proses, kita akan memiliki “mental mencoba” yang kuat terpatri dalam diri, sehingga ketika kita gagal membuka usaha, kita tidak akan pernah patah semangat.
Pentingnya Tujuan Hidup Anak bimbingan skripsi saya seorang perempuan. Saat tulisan ini dibuat ia sudah berhasil menemukan jalan hidupnya menjadi pengusaha bidang pertanian. Setiap kali ada kesempatan bimbingan, saya selalu mengajaknya berdiskusi, baik tentang skripsinya, pacarnya, atau mimpi-mimpi masa depannya. Suatu waktu, dalam proses minta tanda tangan hendak maju dalam ujian skripsi saya membuka pecakapan dengan bertanya padanya. “Dirimu sekarang sudah memasuki tahap akhir mencapai gelar sarjana pertanian. Ibarat penghuni rumah, Dirimu sudah hamper keluar pintu. Dirimu harus segera tentukan tujuan keluar pintu akan ke mana, kalau sampai sudah keluar pintu tapi tidak punya tujuan, sangat bahaya untuk hidup pada zaman sekarang.” Saya bercerita kepadanya, bahwa dulu Saya bukan hanya keluar pintu, bahkan sudah jauh meninggalkan kampong tidak mempunyai tujuan hidup. Untungnya, pada zaman itu tidak seperti sekarang. “Sebaiknya tujuan saya kemana ya Pak?” “Lho, kok balik nanya ke Saya? Yang menentukan itu, ya, harus Dirimu sendiri.” “Tujuan hidup itu harus jangka panjang. Kalau kata orang, hidup itu harus punya visi. Maknaya, Dirimu harus menentukan visi sampai akhirat. Percuma kalau visi Cuma OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 3
hanya sampai dunia saja. Selain itu, visi Dirimu juga harus mempunyai dampak positif untuk orang lain.” “Wah, susah banget Pak, kalau bikin visinya kayak gitu. TErus kalau Bapak apa visinya?” “Visi hidup Saya adalah membuat Pusat Belajar Pertanian Bagi Para Petani. Di tempat ini petani dapat belajar gratis tentang pertanian modern untuk meningkatkan kemampuan bertaninya. Tempat ini juga bisa menjadi tempat pertukaran informasi pertanian sesama petani. Harapan saya tempat ini bisa membantu petani mengembangkan usahataninya. Petani sejahtera dan tangguh, pertanianpun maju.” “Terus, dana operasionalnya dari mana dong? Semuanya gratis?” “Kalau kita menggerakkan segala daya dan upaya untuk mencapai visi yang begitu mulia, Saya yakin, usaha-usaha yang Saya jalankan akan dipermudah jalannya. Apalagi kalau membangun pusat belajar pertanian di Singaraja, Saya sangat yakin, rezeki akan dibuka dari segala arah.” “Oh gitu, ya, Pak?” “Ya iya lah, masa ya Iaya dong? Hehe.” Dari obrolan saya dengan anak bimbingan skripsi, dapat disimpulkan bahwa penting bagi kita utuk memiliki tujuan hidup. Sebab dengan tujuan hidup, kita akan terarah dan kegiatan sehari-hari kita akan terjadwal. Dengan demikian, kita akan lebih siap menyusuri jalan kesuksesan yang penuh duri.
Terlahir Miskin Bukan Salah Anda Wah, kalau baca judlnya ngeri banget, bisa menyebabkan Anda bunuh diri atau ingin mati. Tapi, memang itulah keadaan yang sebenarnya. Kita lahir tidak membawa apa-apa, tetapi alam raya ciptakan Tuhan ini sudah menyediakan segalanya, tinggal kit ayang menjemput dan mengelolanya. Sebelum kita berbicara lebih lanjut, coba kita mencari informasi siapa saja orangorang terkaya di dunia atau orang-orang terkaya di negeri kita ini. Silahkan tanya sama Mbah Google! Kalau sudah ketemu, apa pekerjaan orang-orang kaya tersebut? Adakah yang pegawai atau karyawan? Tidak ada sat pun, saudara-saudara! Semuanya Penguuusaaahaaa! Betul Kan? Jadi, kalau ingin kaya raya, segera jadi pengusaha. Daripada bawa lamaran kemana-mana mencari pekerjaan, mending kita membuaka lowongan pekerjaan. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 4
Mantap kan?! Selanjutnya, kalau kita ingat resesi ekonomi pada tahun 998, ekonomi kita sudah luluh lantak jika tidak ada 54 juta pendudu Indonesia yang bekerja di sektor non formal yaitu peddagangan, termasuk pedagang kaki lima. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah juga mendukung apabila masyarakatnya ingin berbisnis. Mulai saat ini, marilah kita berbisnis. Bagi sarjaana yang belum kerja, bagi lulusan SMA dan bagi siapa pun yang belum kerja ataupun bagi mereka yang sudah bekejra, berbisnslah karena berbisnis sangat banyak manfaatnya, mulai dari menggerakkan roda perekonomian mengurangi pengangguran, sampai mengurangi korupsi (karena kebanyakan yang korupsi adalah pegawai, anggota DPR). Memulai bisnis tidak harus dengan modal yang besar, dengan modal kecil pun bisnis bisa dimulai. Asalkan saja kita dapat jujur, mau berusaha dan tentunya selalu diiringi dengan doa. Astungkare bisnis kita akan besar!. Dengan berbisnis, kemungkinan kaya raya sudah di depan mata. Tapi kalau karyawan biasanya dicurigai, karena inilah nasib karyawan:
Kerja berat sudah pasti Salah sedikit dicaci maki Loyalitas harta mati Tidak loyal dimutasi Pulang cepat dimarahi Hidup kaya dicurigai Nanya naik gaji ditandai Gak hati-hati kena sanksi Daripada miskin masuk neraka, mending kaya masuk surge, he he he. menjadi kaya masuk surga, ya!
Selamat
Perbaiki Komunikasi Misalkan Anda bekerja di sebuah toko serba ada. Seorang nenek tua datang ke Toko Anda dan berkata”Saya ingin membeli tangga.” Ketika Anda menanyakan tinggi tangga yang diinginkan, nenek itu hanya berkata “Pokoknya yang bisa untuk memanjat pohon”. Apa yang Ada lakukan? Apakah Anda hanya akan memberikan tangga atau bertanya lebih lanjut? Jika Anda langsung memberi tangga, Anda memang telah berhasil menjual satu barang. Namun apakah itu menyelesaikan masalah nenek tadi? Ternyata nenek tersebut ingin membeli tangga untuk mengejar kucingnya naik ke atas pohon dan tidak mau turun. Masalah tersebut belum tentu selesai dengan menggunakan tangga. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 5
Nenek tersebut bisa saja malah terluka dan kuncingnya pun belum tentu tertangkap. Akan lebih bijaksana jika Anda menawarkan sepotong ikan untuk membujuk kucing itu turun, dan bukannya tangga untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sekilas mungkin Anda gagal menjual sebuah tangga, tapi bukankah Anda akan dapat menual ikan dan sekaligus mendapatkan kepercayaan wanita tersebut untuk berbelanja lagi di toko Anda lain waktu? Cerita di atas menggambarkan bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah dengan lebih bijak bila memiliki informasi yang akurat dan memadai. Situasi serupa sangat umum ditemukan dalam lingkungan kerja maupun dunia usaha. Untuk peerjaan apapun, kemampuan untuk memperoleh informasi sangatlah penting. Bagaimanakah cara kita memperoleh infomasi tentunya dengan komunikasi. Anda tidak harus memiliki jelar juara pidato sekecamatan. Akan tetapi, sangatlah penting Anda dapat menyampaikan maksud dengan jelas, sekaligus dapat menangkap apa yang dimaksudkan orang lain.
Manajemen Waktu Ketika kuliah, terlambat masuk kelas dianggap bukan hal besar. Ada sebagian dosen yang melarang mahasiswa yang terlambat untuk masuk kelas, namun sebagian lainnya memberi kebebasan karena mahasiswa dianggap sebagai individu dewasa. Bila terlambat mengumpulkan tugas paling-paling terkena pengurangan nilai. Atau, tidak mendapatkan nilai sama sekali untuk tugas tersebut. Singkat kata, keterlambatan cenderung dianggap bukan hal besar. Namun dalam dunia kerja atau usaha, keterlambatan dapat membawa akibat yang fatal. Kontrak bisa jatuh ke tangan orang lain, biaya bisa bertambah bila pengerjaan proyek berlarut-larut, atau resiko yang paling minimal: Anda mendapat citra negative sebagai roang yang tidak bisa mengelola waktu. Bila Anda telah berjanji akan datang pulul 10.00 dan baru datang pukul 10.45, maka umumnya orang tida akan peduli alasan Anda terlambat. Apalagi bila alasan yang Anda berikan sangat klise seperti macet misalnya. Mereka hanya tahu Anda terlambat. Bila Anda mengatakan akan mengumpulkan suatu pekerjaan pada hari Rabu, bos Anda tidak akan mau tahu bahwa sejak akhir pecan Anda bertengkar hebat dengan tunangan dan tidak bisa berkonsentrasi. Dalam pekerjaan, Anda diharapkan mengelola urusan-urusan probadi agar tidak mengganggu aktifitas pekerjaan. Selain itu, dalam dunia kerja/usaha, tak jarang pekerjaan orang lain terkait dengan pekerjaan kita. Bila pekerjaan kita tidak tuntas, maka itu akan mengganggu ritme kerja orang lain dan begitu juga sebaliknya. Melewati deadline lebih dari dua kali biasanya mengarahkan Anda pada pintu keluar. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 6
Tentu kita tidak bisa mengendalikan situasi bila tiba-tiba ada bencana alam, kecelakaan lalu lintas, atau tas berisi proposal tiba-tiba dicuri orang di jalan. Namun pada kondisi normal, sesungguhnya keterlambatan adalah sautu yang bisa dihindari. Konsep manajemen waktu sebenarnya sederhana. Anda memiliki sejumlah kegiatan untuk dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Tantangannya adalah mengelola pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sedemikian rupa sehingg adapat selesai dengan kualitas maksimal dan stress yang minimal. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengelola waktu adalah penjadwalan. Waktu sangatlah berarti. Untuk mengetahui arti satu tahun, tanya pada seorang siswa yang gagal SBMPTN. Untuk mengetahuk arti satu bulan, tanya pada ibu yang melahirkan bayi premature. Untuk mengetahui arti satu minggu, tanya pada editor majalah mingguan. Untuk mengetahui arti satu hari, tanya pada buruh harian yang punya enam anak untuk diberi makan. Untuk mengetahui arti satu jam, tanya pada orang yang sedang mengerjakan ujian. Untuk mengetahui arti satu menit, tanya pada orang yang ketinggalan kereta. Untuk mengetahui arti satu detik, tanya pada seseorang yang selamat dari kecelakaan. Untuk mengetahuk arti satu milidetik, tanya pada seseorang yang memenangkan medali di Olimpiade (Covey, 1993).
Berpikir Kreatif Permasalahan yang ada di dunia nyata amat berbeda dengan permasalahan yang diangkat dalam perkuliahan. Dalam kehidupan nyata, kita dihadapkan pada masalah-masalah yang secara umum, tidak ditemukan jawabannya di buku-buku. Bahkan seringkali permasalahan yang persis itu belum pernah dihadapi siapapun dalam lingkungan kerja/usaha Anda. Oleh karena itu diperlukan cara berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Kalaupun permasalahan yang dihadapi adalah problem yang telah umum, senantiasa ada kemungkinan untuk mencari sulusi yang lebih efisien. Untuk itu diperlukan pula cara berpikir kreatif. Apakah berpikir kreatif itu? Sistem pengajaran formal di sekolah atau perguruan tinggi, cenderung melatih daya pikir analitis. Mahasiswa dituntut untuk menyusun argument yang logis, mencari jawaban, mengeliminasi pilihan-pilihan yang salah dan focus pada jawaban yang benar. Akan tetapi efek sampingnya, mahasiswa menjadi tidak terbiasa untuk berpikir kreatif, yakni berani mencoba gagasan-gagasan baru dan mencari alternatif jawaban. Bukan sekedar focus pada satu jawaban yang sudah diyakini benar. Kemampuan berpikir analisis dan kreatif, adalah dua hal yang diperlukan untuk menjadi sukses dalam dunia kerja/usaha.
OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 7
Menjadi kreatif bukan berarti Anda harus menemukan perlatan ajaib. Berpikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar dari suatu masalah. Jalan keluar tersebut dapat merupakan sesuatu yang benar-benar baru atau sekadar lebih baik dari yang telah ada. Untuk memperjelas beda pemecahan masalah secara kreatif dengan pemecahan masalah secara biasa, tinjau contoh berikut. Seekor burung terbang melalui jendela yang terbuka memasuki sebuah ruangan rapat. Burung tersebut terbang kesana ke mari dan mengganggu konentrasi peserta rapat. Mereka lantas berusa menghalau burung tersebut keluar dari ruangan dengan menakut-nakutinya. Namun cara tersebut tidak berjasil. Mereka kemudian mencoba menangkap burung itu agar mereka dapat melepaskannya kembali di luar. Tetapi mereka tidak dapat menangkapnya. Akhirnya mereka mendapatkan jalan keluar yang cerdik dan efektif. Mereka menutup semua tirai yang ada, kecuali pada satu jendela. Satu jendela tersebut mereka buka lebar-lebar, lalu lampu ruangan dimatikan. Dengan dipandu oleh satu sumber cahaya dalam ruangan gelap, burung tersebut terbang keluar melalui jendela yang terbuka. Serakarang terlihat jelas bukan, beda permasalahan yang diselesaikan dengan kreatif dan dengan pemecahan konvensional? Berpikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar dari suatu masalah.
Bangunkanlah Raksasamu Kapasitas seseorang pastilah ada batasnya, namun kadang kita tidak tahu, seberapa besar kapasitas kita. Contoh yang paling sederhana, kalau kita lari padi paling kecepatannya 5 km per jam, tapi coba kalau dibelakang kita ada anjing yang besar dan galak, pastilah kita bisa berlari kencang berkali-kali lipat dari kecepatan lari kita yang biasa. Kalau kita hitung, manakah kapasitas kita yang sebenarnya? Saat lari pagi ataukah saat dikerjar anjing? Menurut saya, kapasitas kita yang sebenarnya adalah waktu kita dikejar anjing. Artinya, kapasitas kita sebenarnya berkali-kali lipat disbanding pada saat dalam keadaan normal. Jika saat ini Anda bisa mengangkat beban 25 kg beras, sebenarnya Anda bsa mengangkat dua, bahkan tiga kali lipat saat Anda dalam keadaan terjepit. Lulus IPK Jeblok? Jadilah pengusaha. Hari itu saya tidak sengaja membaca iklan lowongan kerja di harian umum pikiran rakyat. Salah satu syaratnya IPK minimal 2,75 atau 3,00. Malah ada yang mencantumkan syarat perguruan tingginya terakreditasi B. Sambil membaca, saya merenung. Bagaimana nasib lulusan perguruan tinggi yang lulus dengan IPK pas-pasan? Karena kalau sudah lulus dari perguruan tinggi yang IPK hamper medekati 4,00 langsung diangkat menjadi dosen,
OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 8
yang IPK 3,00 diterima kerja di perusahaan multinasional, lalu bagaimana dengan lulusan yang IPK-nya 2,00? Jangan khawatir. Bagi yang memiliki IPK pas-pasan banyak pengusaha yang nilainya pas-pasan sewaktu kuliah kini sukses. Karena jadi dosen tidak mungkin, diterima kerja di perusahaan multinasional juga sekedar angan dan mimpi, maka alan satu-satunya ialah harus menjadi pengusa. Jadi, pengusaha tidak pernah ditanya mengenai IPK. Kalau tidak percaya, tanya pada Tangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela atau Hendy Setiono, pemilik Kebab Rafi. Selanjutnya, setelah jadi pengusaha dan kekurangan modal datang ke Bank untuk pinjam modal, Anda juga tidak pernah ditanya mengenai IPK. Mereka malah bertanya jumlah pendapatan komulatif. Bahkan yang paling penting lagi, pada saat melamar istri, calon mertua juga tidak menanyakan IPK-nya berapa. Jadi, yang memiliki IPK pas-pasan atau NASAKOM (Nasib Satu Koma) tidak perlu galau. Cari saja peluang usaha yang tersebar di sekeliling kita, kemudian focus dijalani. Buang jauhjauh urat gengsi Anda. Saya yakin, lima tahun ke depan tidak akan kalah dengan kawan yang dulu lulus dengan IPK 4,00 sekalipun. Kalau mereka mendapatkan gaji tetap, kita akan memberikan gaji tetap kepada karyawan. Karena itu, modal utama menjadi pengusaha ialah keberanian. Sekali lagi saya ingatkan, modalnya adalah keberanian.
Belajarlah Usaha dari Pak Tani Rutinitas saya setiap Minggu Padi adalah olahraga. Lari pagi menyusuri jalan aspal di Jalan Pulau Obi Singaraja. Udara di Jalan ini masih bersih dan segar, lingkungannya begitu asri dan kicau burung masih terdengar indah mengalun dari atas pepohonan. Setelah lari pagi, biasanya saya istirahat di balai bengong sambil sarapan nasi kuning kampong ditemani kopi dan jaje laklak. Saya sering berpikir, bahkan terkadang saya berpikir tentang apa yang saya pikirkan. Kadang saya berpikir, apa bisa sapi-sapi ini semua bunting? Atau apakah masih ada minat pengunjung selfie ke sini lagi padahal bunga mataharinya sudah ditanam? Apa edamame ini nantinya gak dimakan belalang? Kemana jual kotoran sapi yang sudah membukit ini? Kencing sapinya mau dikemanakan? Saya merasa tidak ada jaminan mendapatkan keuntungan. Sebab, boleh jadi tanamannya bisa terkena hama dan penyakit ataupun kalau panen haranya sedang turun. Tapi tetap saya tanam, tetap saya lanjutkan semua ini. Petani-petani lainpun melakukan seperti yang saya lakukan.
OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 9
Walupun hanya petani, bagi saya mereka sudah menerapkan konsep bisnis, yakni berani mengambil risiko dan memilih waktu yang tepat untuk memulai usahanya. Untuk memulai usaha, kia harus berani mengambil risiko, yaitu risiko dalam bentuk materi yang bernama kerugian. Sebenarnya, hamper semua orang berkeinginan menjadi pengusaha, namun mereka takut rugi. Padahal hal rugi itu bukan hasil akhir, tapi sebuah proses. Kalau kita cermat, sebenarnya peluang usaha ada di sekeliling kita dan jumlahnya sangat banyak. Contohnya tanaman bunga matahari. Bunganya bisa dinikmati jadi objek selfie. Selama bunga mekar kita bisa memelihara lebah madu agar serbuk sari dapat diolah oleh lebah jadi madu yang bisa kita jual. Bunga segarnya bisa diolah menjadi sabun mandi. Bijinya bisa dikeringkan dan dijual kembali menjadi benih. Yang sudah tumbuh dapat dijual menjadi bibit bunga matahari yang banyak sekali peminatnya. Sisa biji hasil seleksi benih bisa di proses lebih lanjut menjadi minak. Ampas olahan minyak matahari dapat menjadi pakan ternak. Sisa tanaman bunga matahari dapat diberikan pada ternak sapi. Batang-batang yang tidak dimakan sapi bisa diolah menjadi pupuk organik plus. Intinya, memulai usaha bisa dari lingkungan kita sendiri, dan yang paling penting, harus berani mengambil risiko. Cobalah sekarang juga.
Bekerja Benar, Jujur dan Apa Adanya Susi Pudjiastuti, Presiden Drektor Susi Air Passenger & Cargo Aricraft Charter. Secara resmi beliau hanya memegang ijazah SMP, namun beluau tidak mau menyerah dan akhirnya memiliki sebuah perusahaan sendiri yang bergerak di bidang transportasi udara. Saya sangat mengidolakan beliau sebagai sumber inspirasi Saya. Kata beliau dalam beberapa sesi wawancara di televisi: Seperti yang diketahui, saya hanya memegang ijazah SMP. Kalau mau melamar kerja mau jadi apa? Cleaning service? Atau mungkin pembantu? Penjaga Toko? Paling banter ya begitu. Lha sarjana saja banyak yang menganggur apalagi dengan ijazah SMP. Prinsip saya, tidak mau hidup meminta, atau mengggantungkan hidup pada orang lain. Juga tidak pada orang tua. Saya lakukan apa yang saya mau. Bisa dibilang waktu kecil saya itu stubborn. Yah bisa dikatakan sebagai sifat buruk, tapi disisi lain saya berasa sifat itu pula yang membuat saya seperti sekarang. Karena hanya pegang ijazah SMP, ya carai-cari peluang kerja apa di Pangandaran. Waktu itu kebetulan saya lihat, banyak hasil bumi di sekitar Pangandaran dan gunung-gunung sekitarnya. Dulu saya jual beli cengkeh, jual bedcover door to door, pokoknya apa saja asal bisa hidup walaupun orang tua berada. Ketika itu orang mencibir, orang tua berada kok hanya cari masalah saja. Tapi karena prinsip saya tadi, saya tidak peduli walau tidak tahu hasilnya akan seperti apa. Awal modal yang saya pujnya hanya sekitar 750 ribu saja, hasil jual perhiasan yang ada. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 10
Mau minta orang tua juga malu karena saya sudah keluar dari sekolah. Kalau mau minta orang tua akan harus tetap sekolah. Kemudian saya terjun di bidang jual beli hasil laut. Bisa sampai 3 ton, hanya saya sendiri dengan supir. Saya melihat dalam seafood ini level terendahnya ikan asin, naik level kedua, ada ikan kalangan. Naik lagi ke level selanjutnya, ada froen seafood seperti yang usaha saya saat ini. Nilai yang termahal lagi adalah valued frozen product. Yang paling mahal adalah seafood yang masih hidup. Semakin tinggi levelnya, dibutuhkan infrastruktur yang lebih baik juga. Sebagai contoh, lobster hidup itu harganya bisa 250-300 ribu. Tapi kalau yang mati paling hanya 50-60 ribu. Kami kan hidup di pantai selatan Jawa. Kalau dibilang Indonesia Timur terisolasi, jangan jauhjauh. Pengandaran, selatan jawa itu sangat terisolasi. Jalannya sering longsor sehingga sulit transportasi. Apalagi banyak gunung di sana. Kemudian saya berpikir, kita harus membuat runway agar hasil tangkapan nelayan bisa dijemput dengan menggunakan pesawat. Saya ingin tangkapan nelayan hari ini, bisa segera sampai di jepng atau Eropa. Targert itu hanya mungkin dengan pesawat. Dengan pesawat pun, tingkat kematan seafood itu bisa ditekan di bawah 1% bahkan bisa nol sama sekali. Kalau lewat darat, bisa sampai 10% kematiannya. Karena reputasi baik, prusahaan saya adalah satu-satunya yang mendapatkan pinjaman dari Bank Indonesia untuk ownership dua pesawat, bukan sekadar lease saja. Hanya kendalanya, tidak ada airport di pantai Selatan Jawa. Jadi ya terpaksa bangun sendiri target saya akan membangun delapan airport di sana. Tidak benar itu kalau membangun airport mahal. Saya tinggal sewa buldoser, pangkas gunung, tanam rumput. Hanya habis kurang dari 1 milyar rupiah. Kalau ada yang sampai mahal dan merugi, saya pikir itu manajemennya yang salah. If you done well with ole thing, other opportunities will follow. Kalau terbang ke Singapura misalnya, kembali dari sana bisa membawa kargo yang banyak. Saya selalu berusaha melihat apa yang bisa saya dapatkan lebih dari apa yang sudah ada. Itu yang jadi kriteria saya dalam membuat investasi baru. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat mesin pembuat es. Sebelumnya es tiu harus beli. Sebulan itu, belanja es saya bisa 200 juta. Kadang sampai 300 juta. Uag yang semestinya untuk membeli e situ, dibelikan mesin yang freezing time-nya pun lebih cepat sehingga dehidrasi lebih sedikit. Efisiensi perusahaan pun jadi lebih tinggi. Saya dalam membuat ekspansi usaha, termasuk konservatif. Saya tidak pernah berasumsi mengembalikan uang dari penambahan penjualan, tapi dari efisiensi. Bedanya saya dengan orang lain, saya mampu kerja lebih keras dari orang lain. Tiap hari saya ke Cilacap pun tidak ada capeknya. Kalau perlu tidak tidur dua hari dua malam pun saya jalani. Jadi kalau ada orang bertanya apa success secret saya, ya tidak ada rahasia sebenarnya. Saya hanya bekerja lebih dari yang lain. Jadi kalau hasilnya juga lebih, ya pantas toh ekuivalen dengan usahanya. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 11
Satu hal, selama berkerja, berprinsip bekerja benar, jujur dan apa adanya. Saya tidak pernah berusaha membuat sesuatu terlihat atau terdengar lebih baik. Karena tiap kamuflase yang kita buat, itu malah membutuhkan energy yang lebih besar karena harus menutupi atau mengklarifikasi. Tapi kalau kita apa adanya, ya that’s the way it is. Kalau Anda dalam posisi yang salah, ya just say sorry. Tidak pernah saya berbuat atau berbicara di luar kemampuan saya. Barangkali ini yang dikultur kita kurang diterima karena ditanggap keterlaluan atau apa. Padahal itu akan membuat masalah lebih ruwet. Kalau yang dengar marah, ya maaf. Kalau dia masih marah juga ya sudah, mau apalagi? Itu yang saya lihat, di dunia perdagangan kita, banak yang menyanggupi begitu saja padahal sebenarnya tidak mampu, lalu customer akan mengarah pada ketidakpercayaan lagi. Business with no trust, is over. Kalau orang tidak percaya, apapun yang kita jual atau tawarkan, orang tidak akan mau. Sebaliknya, kalau orang percaya, apa yang kita tawarkan, walau mahal pun orang masih mau beli. Saya menganggap kepercayaan dari semua relasi adalah asset perusahaan yang paling besar. Kalau ada hutang piutang ya diselesaikan. Saya banyak melihat teman-teman yang mengembalikan hutang susah, maka usahanya pun akan susah. Kalau enggan membayar hutang, orang tidak percaya lagi dan tidak mau memberikan pinjaman lagi. Padahal kalau mau ekspansi besar kan butuh investor. Dan saya juga beberapa kali mengalamai jatuh dalam usaha tapi ternyata tidak disangka ada yang mau menolong karena dia percaya. Tahun 1996, saya juga pernah harus menjual rumah, mobil, hanya untuk menyelamatkan usaha. Tapi saya tidak akan pernah menggadaikan kepercayaan orang. Kalau sudah hilang kepecarayaan dari icustomer, relasi, you will never get it back. Dari kepercayaan itu bukan sekadar tentang hutang tapi juga tentang janji. Kalau sudah janji satu minggu, ya harus betul selesai satu minggu. Dalam binsis apapun, jasa itu selalu mengambil persentase dalam marketing. Kepusan pelanggan itu jadi kunci dalam menggerakkan bisnis. Di luar rencana pasti terjadi banyak hal, ya itu pasti ada. Kita mengatasinya biasanya berusaha melihat dengan kepala dingin. Coba cari dua atau tiga alternatif penyelesaian. Saya terbiasa untuk punya back up solusi begitu. Minimal punya dua atau tiga skeneario. Saya tidak tahu situasi orang lain, tapi kondisi usaya saya kan tidak selalu everything easy. Semua harus bekerja sendiri, mencari sendiri. Di satu sisi kita tidak bisa efford to fail. Gagal itu resikonya selalu besar kan. Biasanya ya saya buat dua atau tiga sekenario. Biasanya saya dalam mengerjakan sesuatu, bersiap untuk worst case nya dulu. Minimal ada awareness sebelumnya. Bahwa kalau nanti turn out (hasilnya) begini, ya jangan surprise. Kadang-kadang dalam realita hidup kan banyak surprise juga. Walaupun kita sudah coba perkirakan atau asumsikan, eh ada saja yang meleset. Jadi biasanya ya saya coba berpikir secara dingin. OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 12
Satu hal yang namanya problem itu tidak boleh dihindari. Harus dihadapi dan diselesaikan. Karena alau kita hindari, problemnya akan mengikuti ke mana pun juga. Dan problem-problem yang tidak diselesaikan itu kan akan bertumpuk dan terakumulasi. Jadi sebaiknya, satu-satu diselesaikan. Kalau saya lihat, kebiasaan orang kita itu suka menunda kalau ada masalah. Berpikir, ya nantilah. Tumpuktumpuk, dan tidak mau menyelesaikan. Kalau saya, walupun masih bisa membereskan masalah itu besok, tapi kalau bisa saya selesaikan hari ini ya saya selesaikan hari ini juga. Cara saya menyelesaikan masalah adalah yang prioritas. Saya tidak mencari yang mudah, tapi yang paling utama. Jadi, kita tetap harus punya standar prioritas untuk segala hal; dalam bisnis, dalam kehdupan pribadi saya pikir harus ada. Kalau tidak ada standardisasi prioritas apa yang akan dikerjakan, kita jadi tidak focus.
Rujukan: Covey, S.R. The 7 Hanits f Highly Effective People. (7 Kebiasaan Manusia yang sangat efektif) Edisi Revisi. Alih Bahasa OLeh Drs. Budijanto. Jakarta: Binarupa Aksara.
Frederik, L. 2015. To Be The Boss. Berani Gagal, Berani Sukses. Jakarta: Penerbit PT. Elek Media Komputindo. Kompas Gramedia. Putra, I.S. dan A. Pratiwi. Sukses dengan Soft Skills. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Interasi Sosial Sejak Kuliah. Bandung: Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
OBSESI, Obrolan Seputar Agribisnis. 30 Maret 2019 13