Hotd Zakat Dan Ramadhan

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hotd Zakat Dan Ramadhan as PDF for free.

More details

  • Words: 11,973
  • Pages: 42
[HOTD] zakat dan Ramadhan October 6th, 2006

Hadist riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadhan kepada manusia, yaitu satu sha` (gantang) kurma atau satu sha` gandum atas setiap muslim, merdeka atau budak, lelaki maupun wanita Links: [zakat fitRah : demi sempuRnanya pahala Ramadhan] http://www.mualaf.com/modules.php?name=News&file=article&sid=197 [zakat elak sifat mengemis, imbangi kekuRangan puasa] http://www.bharian.com.my/Misc/RamadanAlMubarak/Puasa/Hari/Ihya/20041 012143225/Article/ [the pOweR Of Ramadhan dalam kesedaRan muRni kemanusiaan] http://homepage.mac.com/abuhassanhasbullah/mw2004/pages/674.html [zakat fitRah : kewajipan dan hikmahnya] http://www.muis.gov.sg/websites/rservices/oom_files/K952.doc [panduan puasa & amalan pada bulan Ramadan] http://www.muis.gov.sg/webpub/warita/warita11-97/panduan-a.html [apa Itu zakat ?] http://www.mualaf.com/modules.php?name=News&file=article&sid=53 [takRif dan pensyaRiatan zakat] http://www.sabah.gov.my/muis/baitulmal/TakrifZakat.htm [Ramai-Ramai ORang mengaku miskin] http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/25/0804.htm [geRakan zakat HaRta] http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/28/0106.htm [zakat fitRah] http://www.religiousaffairs.gov.bn/index.php?ch=bm_info&pg=bm_info_khutbah&ac=113 [peRtanyaan yang seRing diangkat] http://zakat.alislam.com/def/default.asp?l=ind&filename=Quest/desc/item7/item3/desc1 [zakat fitRah] http://www.sabah.gov.my/muis/baitulmal/ZakatFitrah.htm [30 haRi mencaRi pahala] http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/belia/041005/01laput01.htm

http://www.mualaf.com/modules.php?name=News&file=article&sid=197

Zakat: Zakat Fitrah : Demi Sempurnanya Pahala Ramadhan

Posted byadmin on Tuesday, November 01 @ 09:00:00 WIT Contributed by admin

Tahun 2 Hijriyah (624 M) menjadi momen penting bagi umat Islam. Untuk pertama kalinya, zakat fitrah dan zakat harta diwajibkan serta shalat hari raya ditetapkan. Pada tahun itu pula Nabi Muhammad SAW telah mendapat wahyu tentang perintah jihad. Zakat fitrah ini (hukumnya) wajib berdasarkan hadis (dari) Ibnu Umar RA, "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri (pada bulan Ramadhan kepada manusia)." (HR Bukhari dan Muslim). Siapa saja yang wajib berzakat fitrah? Ialah semua kaum Muslimin, anak kecil, besar, laki-laki, perempuan, orang yang merdeka, maupun hamba. Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Umar RA, "Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu gantang kurma, atau satu gantang gandum atas hamba dan orang yang merdeka, kecil dan besar dari kalangan kaum Muslimin." (HR Bukhari dan Muslim). Sebagian ulama juga berpendapat bahwa zakat fitrah wajib juga atas janin di dalam kandungan, tetapi tidak ditemukan dalil akan hal itu, karena janin tidak bisa disebut sebagai anak kecil atau besar, baik menurut masyarakat maupun istilah. Di zaman Rasulullah, zakat fitrah dikeluarkan berupa satu gantang gandum, satu gantang kurma, satu gantang susu, satu ganang anggur kering atau salt (sejenis gandum yang tidak berkulit). Seperti hadis Abu Sa'id Al Khudri RA, "Kami mengeluarkan zakat (pada zaman Rasulullah SAW) satu gantang makanan, satu gantang gandum, satu gantang korma, satu gantang susu kering, satu gantang anggur kering." (HR Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, seorang Muslim harus mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya dan seluruh orang yang di bawah tanggungannya, baik anak kecil maupun orang tua laki-laki dan perempuan, orang yang merdeka dan budak. Zakat fitrah tersebut tidak boleh diberikan kecuali kepada orang yang berhak menerimanya, mereka adalah orang-orang miskin berdasarkan hadis Ibnu Abbas ra: "Rasulullah menegaskan zakat fithri sebagai pembersih (diri) bagi yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perbuatan kotor dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin." Sebagian ahlul ilmi berpendapat bahwa zakat fithri diberikan kepada delapan golongan, termasuk kepada mereka yang menangani zakat. Dahulu pernah Ibnu Umar mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang menangani zakat dan mereka adalah panitia yang dibentuk oleh Imam (pemerintahan) untuk mengumpulkannya. Ibnu Umar mengeluarkan zakatnya satu hari atau dua hari sebelum Idul Fitri. Adapun waktunya, zakat fitrah ditunaikan sebelum orang-orang keluar (rumah) melaksanakan shalat Ied, tidak boleh diakhirkan (setelah) shalat atau dimajukan penunaiannya, kecuali satu atau dua hari sebelum Ied. Apabila pelaksanaan zakat itu diakhirkan shalat maka dianggap sebagai sedekah berdasarkan hadis riwayat Ibnu Abbas RA. Melewat-lewatkan pembayaran zakat fitrah sehingga selesai sembahyang hari raya hukumnya adalah makruh, kerana tujuan utamanya ialah untuk membahagiakan orang-orang miskin di hari raya. Sehingga apabila dilewatkan pembayaran pada waktunya maka hilanglah separuh kebahagian pada hari itu. Ibnu Abbas RA meriwayatkan, "Rasulullah SAW telah menfardukan zakat fitrah bertujuan menyucikan orang-orang yang berpuasa dari kelalaiannya. Sesungguhnya ia adalah salah satu daripada sedekah. Oleh itu siapa yang melewat-lewatkan pembayarannya sehingga

terlaksananya sembahyang hari raya hukumnya adalah makruh (tidak berdosa), tetapi sekiranya dilewat-lewatkan sehingga terbenamnya matahari, hukumnya adalah berdosa dan di anggap sebagai hutang kepada Allah SWT yang perlu disegerakan pembayarannya (qadha)." Pada intinya, Allah SWT amat mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian diri bagi orang-orang yang berpuasa dari (perbuatan) sia-sia dan kotor serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin untuk mencukupi kebutuhan mereka pada hari yang fitri. Kewajiban membayar zakat fitrah menjelang Idul Fitri juga merupakan bukti bahwa umat Islam harus hidup bertoleransi tanpa membedakan status ekonomi, keturunan, pendidikan, dan tingkat ketakwaan. Maka dari itu salah satu fungsi zakat fitrah adalah untuk mengangkat ekonomi kaum papa, yaitu para fakir, orang miskin, amil yang menguruskan zakat, orang mualaf, hamba yang hendak memerdekakan dirinya, orang berhutang, dan orang yang dalam perjalanan dengan cara memperkecil jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin. Kenapa zakat fitrah diwajibkan pembayarannya di bulan Ramadan dan tidak pada bulan-bulan yang lain? Padahal umat Islam pada waktu yang sama juga diwajibkan untuk membayar zakat harta (al-mal)? Ini tak terlepas karena Allah SWT. telah memberi keistimewaan Ramadhan sebagai `bulan toleransi ekonomi' antara si kaya dan si miskin. Pada hakikatnya, zakat berfungsi sebagai amalan ibadat untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga menjauhkan manusia dari sifat mencintai dunia secara berlebihan dan melupakan hari akhirat. Kecilnya jumlah zakat fitrah yang harus ditunaikan dan kewajiban menunaikannya yang setahun sekali, diharapkan dapat melatih dan memotivasi umat untuk membiasakan diri membayar zakat harta. Insya-Allah, setelah melatih diri membayar zakat fitrah, kesadaran untuk menunaikan kewajiban berzakat harta akan lebih mantap. Pendek kata, selain terjaminnya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, pembayaran zakat fitrah, termasuk juga zakat harta, semoga mampu mensejahterakan ekonomi umat. (Harian Republika/yus/mualaf.com/berbagai sumber )

http://www.mualaf.com/modules.php?name=News&file=article&sid=53 Zakat: Apa Itu Zakat ? Posted byadmin on Monday, May 02 @ 16:00:00 WIT Contributed by admin

Definisi Zakat menurut etimologi Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi. Definisi Zakat menurut terminologi Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-quran. Atau bisa juga berarti

sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu. Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang berzakat. Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan sedekah, seperti firman Allah swt. yang berarti, "Ambillah zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu itu akan menjadi ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah saw. ketika memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda, "Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah) dari harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan mereka." (Hadis ini diketengahkan oleh banyak perawi).

Hukum Zakat Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini, orang yang enggan membayarnya boleh diperangi, orang yang menolak kewajibannya dianggap kafir. Zakat ini diwajibkan pada tahun kedua hijrah. Legitimasinya diperoleh lewat beberapa ayat dalam Alquran, antara lain firman Allah swt. yang berarti, "Dirikanlah salat, bayarlah zakat dan rukuklah bersama orang yang rukuk." (Q.S. AlBaqarah, 43) Juga dalam firman Allah swt. yang berarti, "dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia hak tertentu buat orang yang meminta-minta dan orang yang tidak bernasib baik." (Q.S. Al Ma'arij, 24-25) Waktu Pembayaran Zakat Zakat harus segera dibayar bila telah memenuhi semua syarat wajibnya, tidak boleh ditunda apalagi telah memiliki kemampuan melaksanakannya. Jika hartanya masih berada di pihak lain (gaib) maka pembayarannya dapat ditunda sampai harta itu sampai di tangan pemiliknya. Para amil yang mengurus pemungutan dan penyaluran zakat juga dilarang menundanya. Jika amil telah mengetahui orang-orang yang mustahik zakat dan dapat membagikan secara merata kepada mereka namun tidak juga dibayar hingga harta zakat itu rusak, maka amil tersebut bertanggung jawab menggantinya. Kewajiban zakat tidak gugur dengan kematian pemilik harta, tetapi tetap menjadi utang yang harus dilunasi dari harta peninggalan baik diwasiatkan ataupun tidak. Kewajiban zakat juga tidak gugur dengan lewat masa waktunya (kedaluarsa). Jika seorang pembayar zakat terlambat membayar zakat hartanya di akhir haul dan telah memasuki tahun baru (haul baru), maka ketika menghitung zakat tahun kedua harus dikurangi sebesar kewajiban zakat yang harus dibayar untuk tahun pertama dan sisanyalah yang harus dizakati pada tahun berikutnya. Orang itu tetap berkewajiban membayar zakat tahun pertama karena dianggap utang yang harus dilunasi. Bila harta yang akan dizakati itu rusak setelah mencukupi haul, maka kewajiban zakat akan gugur dengan dua syarat: a. Harta itu rusak sebelum mampu membayar zakatnya. b. Tidak karena kelalaian pemilik harta. Apabila hasil pertanian atau buah-buahan rusak sebelum dipetik karena suatu sebab (hama, musibah), maka kewajiban zakatnya gugur, kecuali jika masih tersisa kuantitas yang mencapai nisab, dari sisa itulah harus dibayar zakat. Wajib bagi seorang amil yang bertugas memungut dan mendistribusikan zakat untuk menjaga

harta zakat itu sebaik-baiknya, tetapi bila rusak tidak karena kelalaiannya maka ia tidak berkewajiban menjamin (mengganti).

Tata Cara Pembayaran Kewajiban muzakki dalam membayar zakat adalah : 1. 2. 3. 4.

Berniat untuk membayar zakat Menghitung semua kekayaan yang wajib dizakati Membayarkan zakat kepada Badan Amil Zakat Meminta doa dari petugas penerima zakat di Badan Amil Zakat

Yang Tidak Berhak Menerima Zakat Zakat tidak boleh disalurkan kepada orang yang terbukti mempunyai hubungan nasab (darah) dengan Nabi saw. karena mereka memiliki sumber pemasukan lain dalam syariat Islam, yaitu dari seperlima harta rampasan perang. Zakat tidak boleh dibayar kepada orang yang wajib dinafkahi oleh si pembayar zakat. Zakat tidak boleh dibayar kepada selain orang muslim kecuali yang dikhususkan untuk jatah golongan orang-orang mualaf. Mentransfer Zakat Keluar Daerah Pemungutan Walaupun zakat merupakan salah satu dasar terciptanya solidaritas sosial di seluruh wilayah negara Islam dan juga sebagai sumber dana untuk dakwah dan usaha mempekenalkan hakikat ajaran Islam selain untuk membantu para tentara yang berjuang merebut kemerdekaan negeri Islam namun telah menjadi ketentuan pokok berdasarkan hadis dan sunah para khulafaurrasyidin untuk memulai menyalurkan harta zakat itu kepada orang-orang mustahik yang ada di dalam wilayah pemungutannya. Kemudian sisanya baru dialihkan ke wilayah lain kecuali bila terjadi musibah kelaparan, bencana alam atau kebutuhan yang sangat mendesak, maka ketika itu zakat boleh dialihkan kepada yang lebih membutuhkan. Prinsip ini dapat diterapkan pada tingkat perorangan maupun kelompok masyarakat. Pengalihan zakat dari suatu wilayah ke wilayah lain itu berdasarkan ketentuan-ketentuan berikut ini: Pada dasarnya zakat disalurkan di tempat harta yang dizakati, bukan di tempat si pembayar zakat sehingga harta itu boleh dialihkan dari tempatnya untuk kemaslahatan yang lebih besar. Di antara maslahat pengalihan zakat itu adalah: a. Dialihkan ke wilayah-wilayah tempat terjadinya perang fisabilillah. b. Dialihkan ke lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan maupun pusat kesehatan yang termasuk delapan golongan yang berhak menerima zakat. c. Dialihkan ke negara-negara Islam manapun yang mengalami musibah kelaparan dan bencana alam. d. Dialihkan ke kaum kerabat si pembayar zakat yang berhak menerima zakat (mustahik). Mengalihkan zakat keluar wilayah pemungutan selain dalam kondisi yang disebutkan di atas tidak menghalangi sahnya pembayaran zakat tetapi makruh dengan syarat harta itu tetap disalurkan kepada orang-orang di antara delapan kelompok masyarakat yang mustahik. Yang dimaksud dengan daerah pemungutan zakat ialah daerah tempat zakat itu dipungut dan negeri-negeri lain yang ada di sekitarnya yang jauhnya kurang dari jarak salat kasar (kurang lebih 82 kilometer) karena hal itu dianggap termasuk wilayah satu negeri. Tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dalam pengalihan harta zakat:

a. Mempercepat pembayaran zakat sebelum akhir haul, selama masa waktu yang dibutuhkan untuk pendistribusian zakat tersebut kepada mustahik, terhitung mulai dari haul itu sempurna jika harta itu telah memenuhi syarat wajib. b. Menunda pembayaran selama masa waktu yang dibutuhkan untuk mengalihkan zakat tersebut. Zakat Dan Pajak Pembayaran pajak yang diwajibkan oleh pemerintah tidak bisa dijadikan sebagai pembayaran zakat karena perbedaan yang terdapat antara keduanya. Seperti perbedaan pihak yang mewajibkan, tujuan, jenis harta, volume yang wajib dibayar serta penyalurannya. Pajak tidak boleh dipotong dari volume zakat yang wajib dibayar tetapi dari total jumlah harta yang terkena kewajiban zakat. Pajak yang harus dibayar kepada pemerintah selama haul dan belum dibayar sebelum haul, dipotong dari harta yang harus dizakati tersebut karena termasuk kewajiban yang harus dilunasi. Peraturan pajak seharusnya disesuaikan sehingga memungkinkan pengambilan volume zakat yang wajib dikeluarkan dari volume pajak untuk memudahkan mereka yang membayar zakat tanpa batas selama yang bersangkutan dapat mengajukan bukti yang kuat bahwa ia telah membayar zakat. Mewajibkan pajak solidaritas sosial atas penduduk non muslim di negara Islam sebesar volume zakat sebagai sumber dana untuk menciptakan solidaritas sosial secara umum yang mencakup seluruh rakyat yang hidup di negara Islam. (mualaf.com).

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/25/0804.htm ARTIKEL

Kosultasi Maal

Ramai-ramai Orang Mengaku Miskin Di kampung kami ada yang menyerahkan zakat fitrahnya ke sesepuh di lingkungan kami. Kebetulan dia pun guru ngaji kami atau disebut juga ajengan. Dia orang berada. Boleh tidak jika untuk tahun sekarang kami serahkan ke beliau lagi? (08567096xxx) Sebenarnya sasaran zakat fitrah lebih dikhususkan golongan fakir-miskin. Bila ajengan tersebut termasuk ulama yang sibuk beramar makruf dan nahi munkar, membina masyarakat, sehingga sehingga beliau tidak sempat berusaha secara ekonomi untuk diri dan keluarganya, maka kita boleh memberikan zakat fitrah kita kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt, "Kepada orang-orang fakir yang terikat di jalan Allah; mereka tidak dapat berusaha di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak

meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 273) Namun bila dia hanya sibuk beribadah di masjid, membiarkan masyarakat dalam keadaan munkar, bahkan dia termasuk orang kaya raya, maka kepada orang seperti itu terlarang dijadikan sasaran zakat fitrah. Ustaz, bolehkah jika zakat fitrah yang kita keluarkan berupa barang bukan uang atau makanan? Dan bagaimana perhitungannya? (081311254xxx) Mayoritas ulama sepakat bahwa zakat fitrah itu dikeluarkan dengan makanan pokok. Hal ini berdasarkan hadis, "Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadan, satu sha' kurma atau satu sha' gandum." (HR. Jamaah). Sebagian ulama membolehkan mengeluarkan zakat fitrah dengan membayarkan harganya. Yang ini berpegang pada hadis, "Dari Abu Said alKhudri, ia berkata: "Kami mengeluarkan zakat fitrah, pada waktu Rasulullah saw ada bersama kami, satu sha' makanan, atau satu sha' kurma, atau satu sha' gandum, atau satu sha' kurma basah, atau satu sha' gandum basah. Kami terus melakukan hal itu sehingga Mu'awiyah datang kepada kami di Madinah. Ia berkata, "Saya melihat bahwa dua mud makanan Syam sama dengan satu sha' kurma", lalu orang melakukan seperti apa yang dikemukakannya." (HR. Jamaah) Dr.Yusuf al-Qaradhawy dalam bukunya ”Fiqh Zakat” menjelaskan tiga alasan yang memperkuat pendapat ulama yang membolehkan mengeluarkan zakat fitrah dengan harganya, sbb: 1. Di antara alasan yang memperkuat pendapat ini adalah sabda Rasulullah saw: "Cukupkan orang-orang miskin pada hari raya ini, jangan sampai meminta-minta." Mencukupkan itu bisa dengan harganya, bisa juga dengan makanannya. Kadangkala harganya itu lebih utama, sebab terlalu banyak makanan pada orang fakir menyebabkan kehendak untuk menjual, sedangkan apabila harganya (uang), si fakir bisa mempergunakan untuk membeli segala keperluannya seperti makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya. 2. Ibnu Mundzir mengemukakan, bahwa kebolehan mengeluarkan harga itu, sudah ditunjukkan sejak dari dahulu, yaitu para sahabat memperbolehkan mengeluarkan setengah sha' gandum, karena dianggap sama nilainya dengan satu sha' kurma atau satu sha' syair, sehingga Mu'awiyah berkata; "Saya melihat bahwa dua mud gandum Syam senilai dengan satu sha' kurma." 3. Pemberian dengan harganya ini lebih mudah di zaman kita sekarang ini, dan

terutama di lingkungan negara industri, di mana orang-orang tidaklah bermuamalah, kecuali dengan uang. Pertanyaannya, bagaimana kalau zakat fitrah tidak dikeluarkan dengan makanan ataupun uang sebagai harganya, melainkan dengan barang? Maka kami jawab sebagai berikut, bahwa pelaksanaan zakat fitrah tidak persis sama dengan zakat pada umumnya. Mengeluarkan zakat fitrah dengan makanan yang berbeda jenisnya saja, di luar yang tersebut dalam hadis-hadis, sudah menimbulkan ikhtilaf. Begitu pula dalam pembahasan zakat fitrah dengan mengeluarkan harganya, timbul lebih beragam pendapat lagi. Maka mengeluarkan zakat dengan barang, akan lebih cocok pada pembahasan zakat umumnya, bukan pada zakat fitrah. Maka tunaikanlah zakat fitrah dengan makanan pokok atau dengan membayar harganya, yakni dengan uang.***

http://zakat.alislam.com/def/default.asp?l=ind&filename=Quest/desc/item7/item3/desc1

Pertanyaan Yang Sering Diangkat 1. Seorang pegawai menyisihkan sebagian gaji bulanannya untuk ditabung. Bagaimana cara membayar zakatnya, mengingat sebagian dari uang yang ditabung itu belum mencapai haul? Siapa yang mempunyai harta sejumlah nisab pada awal haul kemudian harta itu berkembang, baik karena keuntungan atau sebab lain seperti warisan, hibah, gaji atau bonus, maka semuanya harus disatukan dengan harta yang telah mencapai nisab tadi kemudian dibayar zakat keseluruhannya ketika telah cukup haul walaupun sebagian harta yang diperoleh di tengah-tengah haul belum cukup haulnya. 2. Apakah perhiasan wanita kena kewajiban zakat? Perhiasan wanita untuk kegunaan pribadi, tidak kena kewajiban zakat selama tidak melebihi batas kewajaran perhiasan wanita yang berada dalam status sosial yang sama. Perhiasan yang melebihi batas kewajaran, harus dizakati karena telah masuk ke dalam pengertian penimbunan harta yang diharamkan. Demikian juga perhiasan yang sudah tidak dipakai lagi karena telah lama atau sebab lain. Kedua jenis perhiasan itu dihitung zakatnya berdasarkan berat emas dan perak

murni yang dikandungnya tanpa mengindahkan tinggi rendah harganya akibat desain, batu permata atau bahan tambahan lain yang menghiasinya. 3. Bagaimana cara mengeluarkan zakat perhiasan yang telah memenuhi syarat wajib zakat? Seperti diketahui bahwa perhiasan wajib dibayar zakatnya berdasarkan berat emas murni, yaitu emas batangan (999) 24 karat. Adapun emas tidak murni harus dikurangi sesuai dengan berat campurannya dan volume zakat yang harus dibayar sesuai rumusan berikut: Berat emas x karat x harga per gram x 2,5% Yang dimaksud dengan harga per gram adalah harga yang berlaku pada saat tibanya kewajiban zakat. 4. Bagaimana cara membayar zakat harta perdagangan? Bila telah tiba waktu pembayaran zakat, maka pedagang muslim atau pun perusahaan dagang harus melakukan inventarisasi dan menghitung harga komoditas dagangnya kemudian menggabungkannya dengan kekayaan uang lain serta piutang yang diharapkan dapat dilunasi lalu dikurangi dengan utang yang menjadi tanggungan terhadap orang atau pihak lain dan menzakati sisanya sebesar 2,5%. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Volume zakat = harga komoditas + likuidasi uang + piutang yang akan dibayar utang x 2,5% 5. Berdasarkan harga apakah seorang pedagang membayar zakat komoditas dagangnya, apakah berdasarkan harga beli atau harga jual? Seorang pedagang menghitung kekayaan komoditas dagangnya berdasarkan harga yang berlaku pada waktu zakat wajib dibayar dan barang yang dijual dengan harga grosir atau pun eceran semua dihitung berdasarkan harga grosirnya. Inilah pendapat yang dipilih oleh badan syariat. Hal ini berdasarkan fatwa dan rekomendasi yang dibuat dalam Seminar Masalah Zakat Kontemporer I. 6. Bolehkah seorang pedagang membayar zakat komoditas dagangnya dalam bentuk barang ataukah harus berbentuk uang? Pada prinsipnya zakat komoditas dagang dibayar dalam bentuk uang berdasarkan harga yang berlaku pada waktu zakat wajib dibayar, bukan dalam bentuk barang dagangan. Pendapat ini diambil dari sebuah riwayat dari Umar bin Khatthab bahwa Nabi saw. bersabda kepada Hammas, "Bayarkanlah zakat hartamu!" Ia menjawab, "Saya hanya memiliki beberapa kantong kulit." Beliau bersabda lagi, "Hitunglah harganya lalu bayarkan zakatnya." Namun demikian boleh membayar zakat dalam bentuk barang dagang sebagai keringanan.

7. Bagaimana seorang pedagang menyikapi utang-utang perdagangannya padahal transaksi jual beli itu terkadang berlangsung dengan pembayaran tunai atau bertempo? Jawabannya adalah sebagai berikut: Pertama: Piutang pedagang Para ulama fikih mengklasifikasikan piutang dalam dua macam: a. Piutang yang diharapkan dibayar: Yaitu piutang yang ada pada orang yang mengakui dirinya menanggung utang dan mampu melunasinya atau pun pada orang yang mengingkarinya namun terdapat bukti-bukti yang jika perkara itu diadukan ke pengadilan, pedagang tadi pasti akan menang. Piutang seperti ini disebut sebagai piutang baik yang harus dibayar zakatnya oleh pedagang atau perusahaan setiap tahun. b. Piutang yang tidak dibayar: Yaitu yang ada pada seorang yang mengingkari utangnya dan tidak terdapat suatu bukti pun atau pada seorang yang mengakui utang itu namun selalu menunda-nunda atau dalam keadaan kesulitan finansial sehingga tidak mampu melunasi. Piutang seperti ini disebut dengan piutang yang meragukan yang tidak wajib dizakati kecuali setelah benar-benar diterima. Ketika itulah wajib dibayar zakatnya untuk tahun bejalan saja walaupun telah sekian tahun berada di tangan si peminjam. Kedua: Utang pedagang Pedagang atau perusahaan dagang boleh memotong utangnya terhadap orang lain dari hartanya yang wajib dizakatkan kemudian orang lain itu harus menzakatkannya ketentuan yang telah dijelaskan sebelumnya. 8. Apakah hukum transaksi dengan saham? Hukum suatu saham itu tergantung pada jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan persahaman. Haram menanam atau memiliki saham dari perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang diharamkan seperti riba, pembuatan dan penjualan minuman alkohol (khamar) atau yang melakukan kontrak dengan cara yang diharamkan, seperti jual beli yang mengandung penipuan. 9. Bagaimana cara membayar zakat saham yang dibenarkan oleh syariat? Jika pemilik menjadikan sahamnya untuk diperjualbelikan kembali, maka zakat yang wajib dibayar adalah sebesar 2,5% dihitung berdasarkan harga pasaran pada waktu zakat wajib dibayarkan, seperti zakat komoditas dagang. Jika saham itu hanya untuk diambil keuntungan tahunan saja, maka pembayaran zakatnya adalah sebagai berikut:

a. Jika si pemegang saham dapat mengetahui baik dari data perusahaan atau lainnya tentang nilai setiap saham terhadap aset zakat perusahaan, maka ia harus membayar zakatnya sebesar 2,5%. b. Jika dia tidak dapat mengetahuinya, maka ia harus menggabungkan keuntungan saham itu dengan kekayaan yang lain dalam penghitungan haul dan nisabnya kemudian dia bayar zakatnya sebesar 2,5%. Dengan demikian maka kewajiban zakatnya telah ditunaikan. 10. Apakah hukum zakat fitrah dan apakah seorang bapak berkewajiban membayar zakat fitrah anak-anak dan pembantunya? Zakat fitrah wajib atas setiap orang muslim dalam semua usia baik laki-laki atau pun perempuan berdasarkan riwayat Abdullah bin Umar r.a., "(Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadan sebanyak satu sha` kurma atau gandum atas orang muslim yang budak atau pun merdeka, laki-laki atau pun perempuan, anak-anak atau pun orang tua." Seorang bapak wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya, istri, anak atau pun kedua orang tuanya jika ia berkewajiban menanggung kebutuhan mereka dan tidak berkewajiban menanggung zakat fitrah pembantunya. Tetapi boleh jika ingin membayar zakat fitrahnya atau zakat fitrah orang lain yang bekerja padanya setelah mendapat persetujuan dari yang bersangkutan. Tidak diwajibkan membayar zakat fitrah janin anaknya yang belum lahir sebelum matahari terbenam pada akhir bulan Ramadan. 11. Berapakah volume zakat fitrah yang wajib dibayar? Volume zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah sebanyak satu sha` nabawi beras dan lain sebagainya yang dijadikan makanan pokok, seperti gandum, kurma, jagung, terigu, keju, susu bubuk, daging. dll Satu sha` adalah takaran yang kira-kira sama dengan 2,5 kilogram beras. Takaran ini berbeda dengan makanan pokok lain selain beras. Namun karena intinya adalah takaran, maka harus diperhatikan kebernasannya. 12. Bolehkah membayar zakat fitrah dengan uang? Jika boleh berapa besarnya? Boleh membayar zakat fitrah dengan uang sebesar harga bahan makanan pokoknya. Saat ini ditaksir sebesar 1 dinar yang dipungut dari setiap individu sebagaimana diberlakukan oleh badan syariat (resmi) untuk memudahkan para pembayar zakat dan kaum fakir. Namun penetapan sebesar satu dinar itu tidak tetap dan dapat berubah dari tahun ke tahun, atau dari tempat ke tempat lain sesuai dengan murah atau mahalnya harga bahan makanan pokok.

13. Kapan zakat fitrah wajib dibayar dan apakah boleh mendahulukan pembayarannya pada awal Ramadan? Zakat fitrah itu wajib dibayarkan setelah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadan karena kewajiban itu ditetapkan sebagai pensucian bagi diri orang yang berpuasa sedangkan puasa itu sendiri baru berakhir dengan terbenamnya matahari. Disunahkan membayarnya pada hari idul fitri sebelum salat Id berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a., "(Rasulullah saw. memerintahkan membayar zakat fitrah sebelum orang berangkat salat)." (H.R. Jamaah) Boleh didahulukan pembayarannya sejak awal bulan Ramadan apalagi jika akan diserahkan kepada suatu yayasan sosial sehingga terdapat cukup waktu untuk mendistribusikannya kepada para mustahik pada waktu yang disyariatkan. 14. Jika seorang muslim lupa membayar zakat fitrahnya kemudian baru ingat setelah salat id, bagaimana hukumnya? Mengakhirkan pembayaran zakat fitrah hingga selesai salat id adalah makruh karena tujuan utamanya untuk mencukupkan kebutuhan kaum fakir pada hari raya. Jika diakhirkan berarti sebagian hari itu terlewat tanpa terpenuhi kebutuhan tersebut. Pendapat ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., "(Rasulullah saw. mewajibkan pembayaran zakat fitrah sebagai pembersih bagi diri orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan sebagai salah satu jenis sedekah.)" Bila ditunda hingga setelah salat id pada hari itu juga, maka ia tidak berdosa, tetapi akan berdosa jika tetap tidak dibayarkan sampai matahari terbenam dan kewajiban itu tetap menjadi tanggungannya sebagai utang terhadap Allah yang harus dikada. 15. Bolehkah mengalihkan zakat fitrah ke luar tempat tinggal orang yang membayarnya? Dibolehkan mengalihkan zakat fitrah ke luar tempat tinggal orang yang mengeluarkannya bila di negeri itu terdapat orang yang lebih membutuhkan dan jika hal tersebut dapat mewujudkan maslahat yang lebih besar bagi kaum muslimin, atau jika lebih dari kebutuhan kaum fakir yang ada di negerinya. Seandainya tidak ada satu pun di antara sebab yang telah disebutkan itu, maka tidak boleh mengalihkan zakat ke negeri lain karena Nabi saw. telah bersabda, "(Zakat itu diambil dari orang kaya di kalangan mereka dan dikembalikan (dibayarkan) kepada kaum fakirnya)". 16. Bagaimana cara seorang muslim membayar zakat gaji, penghasilan profesi, hibah atau pendapatan lainnya?

Dalam Muktamar Zakat I yang diselenggarakan di Kuwait dikeluarkan fatwa tentang masalah di atas sebagai berikut: Kekayaan seperti itu dianggap sebagai penghasilan dari potensi manusia yang dipergunakan untuk suatu pekerjaan yang bermanfaat, seperti upah buruh, gaji pegawai, pendapatan dokter, insinyur dan sebagainya. Sama juga dengan penghasilan lain yang diperoleh dari bonus-bonus kerja yang tidak berasal dari pengeksplotasian barang tertentu. Mayoritas peserta muktamar berpendapat bahwa harta tidak wajib dizakati ketika diterima akan tetapi harus terlebih dahulu disatukan dengan kekayaan lain yang wajib dizakati dalam penghitungan nisab dan haulnya kemudian baru dibayar zakat keseluruhannya berikut pendapatan lain yang diperoleh di tengah-tengah haul.

http://www.sabah.gov.my/muis/baitulmal/ZakatFitrah.htm

Sub Menu

| Zakat Fitrah | | Zakat Wang/Harta | | Zakat Emas dan Perak | | Zakat Emas/ Perak | | Zakat Biji-bijian dan Buahbuahan | | Zakat Perniagaan |

Zakat Fitrah ialah ‘Zakat Badan yang diwajibkan kerana tamat Bulan Ramadhan dan dikeluarkan mengikut peraturan yang ditetapkan. Dalam hadis riwayat Ibnu Umar: “Rasulullah S.A.W telah mewajibkan zakat Fitrah pada Bulan Ramadhan pada orang yang Merdeka, hamba sahaya, laki-laki, perempuan dan kaum Muslimin.” SYARAT-SYARAT WAJIB ZAKAT FITRAH i. ii. iii.

Mestilah ia seorang Islam dan Merdeka. Mempunyai harta lebih daripada keperluan perbelanjaanya untuk dirinya dan orang-orang di bawah tanggungannya pada hari raya dan malamnya. Wajibnya zakat Fitrah itu ialah setelah terbenam matahari pada akhir Bulan Ramadhan. Tidak wajib zakat Fitrah ke atas orang yang mati sebelum terbenam matahari pada hari akhir Ramadhan, atau kanak-

kanak yang lahir selepas terbenam matahari akhir Ramadhan atau bagi seorang muallaf yang baru memeluk ugama Islam sesudah terbenam matahari pada akhir Ramadhan atau seorang lelaki yang bernikah sesudah terbenam matahari akhir Ramadhan. WAKTU-WAKTU MEMBAYAR ZAKAT FITRAH i. ii. iii. iv. v.

Waktu Yang Dibolehkan iaitu dari awal Ramadhan sehingga hari akhir Bulan Ramadhan. Waktu Wajib iaitu selepas terbenam matahari pada akhir Ramadhan. Waktu Afdhal iaitu selepas sembahyang subuh pada hari akhir Ramadhan sehingga sebelum mengerjakan sembahyang Raya Aidil Fitri. Waktu Makruh iaitu selepas sembahang Hari Raya Aidil Fitri sehingga tibanya Waktu Maghrib (iaitu sebelum terbenam matahari). Waktu Haram iaitu selepas terbenam matahari pada Hari Raya Aidil Fitri.

TEMPAT KUTIPAN / PEMBAYARAN Pembayaran zakat Fitrah boleh dibuat di salah satu daripada tempat-tempat berikut:i.

ii.

Kaunter Bayaran, Pejabat Baitulmal, Tingkat 1, Blok A, Wisma MUIS, Majlis Ugama Islam Sabah, Peti Surat 11666, 88818 Kota Kinabalu. Amil-amil yang ditauliahkan sama ada di Surau, Masjid, Pejabat Kerajaan atau tempat-tempat tertentu di sekitar Sabah.

KADAR BAYARAN i. ii. iii.

Kadar bayaran mengikut cari asal ialah 1 gantang Baghdah makanan asasi seperti beras atau Mengikut sukatan/timbangan sebanyak 2.27 kilogram bersamaan. Nilai mengikut kadar sekarang – RM4.20 bagi tahun 1421H/ 2000M

Nota : Nilai kadar zakat Fitrah akan berubah dari masa ke semasa mengikut kesesuaian yang akan ditetapkan oleh Majlis Ugama Islam Sabah. LAFAZ AKAD FITRAH i.

Bagi Diri Sendiri ‘Inilah wang bagi menggantikan Beras Fitrah yang wajib bagi diriku pada Tahun ini kerana Allah Taala’.

ii. iii.

Bagi Diri Sendiri dan Tanggungan ‘Inilah wang bagi menggantikan Beras Fitrah yang wajib bagi diriku dan tanggungan pada Tahun ini kerana Allah Taala’. Bagi Pihak ‘Inilah wang bagi menggantikan Beras Fitrah yang wajib bagi ………………… pada Tahun ini yang diwakilkan kepadaku kerana Allah Taala’.

Disediakan oleh Bahagian Baitulmal dan Zakat Majlis Ugama Islam Sabah. [email protected]

http://www.religiousaffairs.gov.bn/index.php?ch=bm_info&pg=bm_info_khutbah&ac=113 Khutbah

» Zakat Fitrah Kategori : jumaat (14-Oct-2005) 10hb Ramadhan 1426

ZAKAT FITRAH Marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wataala dengan sebenar-benar takwa, serta penuh dengan keyakinan dan keikhlasan melakukan segala suruhan-Nya, dan meninggalkan segala laranganNya. Mudah-mudahan kita menjadi insan yang bertakwa dan beriman serta selamat di dunia dan� di akhirat. Harta merupakan kurnia Allah Subhanahu Wataala kepada hamba-hambanya yang menjadi keperluan setiap orang, kerana harta boleh membawa kebahagiaan, akan tetapi sebaliknya, jika salah penggunaan harta itu boleh membawa kebinasaan. Kerana itu adalah menjadi tanggungjawab setiap pemiliknya untuk mentadbir dan menguruskannya dengan betul dan bijaksana menurut ajaran Islam, seperti membelanjakannya pada perkara-perkara yang baik dan berfaedah, memberi nafkah kepada orang-orang yang di bawah tanggungjawabnya, serta menyalurkan kearah perkara yang berkebajikan seperti bersedekah dan lebih-lebih lagi mengeluarkan zakat. Setiap hamba Allah wajib menunaikan tanggungjawab tersebut, dan agama Islam telah memperuntukkan cara pengurusan harta-harta itu melalui dalildalil atau nas-nas yang diwahyukan Allah Subhanahu Wataala kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Al-Hadid ayat 7 tafsirnya : "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasulnya, dan belanjakanlah pada jalan kebajikan sebahagian dari harta benda (pemberian Allah) yang dijadikannya kamu menguasainya sebagai wakil. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu serta mereka membelanjakan sebahagian dari harta itu pada jalan Allah, mereka tetap beroleh pahala yang besar". Alhamdulillah, pada masa ini kita sedang berada di dalam bulan Ramadan, dimana pada bulan ini kita juga diwajibkan menunaikan zakat fitrah iaitu dengan mengeluarkan sebahagian harta atau bahan makanan yang utama menurut ketentuan dan ukuran yang ditentukan oleh syarak. Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari� maksudnya : "Dari Ibnu Omar Radhiallahuanhuma dia berkata : Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam telah memfardhukan zakat fitrah (di bulan Ramadhan), satu gantang dari tamar atau satu gantang dari gandum keatas hamba

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/28/0106.htm Renungan Ramadan

Gerakan Zakat Harta Oleh H. IIK MAKIB, Lc

SETIAP kita melaksanakan ibadah saum, perasaan ini selalu bercampur antara haru dan suka cita. Perasaan haru karena banyak dari handai taulan bahkan keluarga telah terlebih dulu meninggalkan kita, menghadap Ilaahi Rabbi. Perasaan suka cita, sebab kita sedang melaksanakan seluruh rangkaian ibadah saum Ramadan sebagai wahana menuju pribadi takwa. Kita merasakan kenikmatan saat berbuka puasa bersama dengan anak istri, lalu melaksanakan salat Tarawih bersama sahabat dan keluarga. Semua itu merupakan pengalaman batin dan empirik yang sangat dalam dan indah, yang tidak bisa ditemukan di luar bulan Ramadan. Keistimewaan saum Ramadan tidak hanya berfungsi sebagai media penyembuhan batin atau mental recovery, tetapi lebih jauh merupakan media penggemblengan dan pengembangan diri menuju masyarakat takwa. Dalam bulan Ramadan setiap Muslim bersemangat memperbanyak amal saleh, bekerja keras menjaga moral dan akhlaknya. Selama Ramadan pula, setiap Muslim memantapkan hubungan dengan Allah melalui salat, qiyamullail, baca Alquran, takbir, dan tahmid. Tiap Muslim juga meningkatkan hubungan dengan sesama manusia melalui amalan zakat, infak, dan sedekah serta amal-amal saleh lainnya. Salah satu amal saleh paling konkret dan sangat relevan dengan saat ini adalah kepedulian sosial, apalagi sebagian masyarakat kita sedang dihimpit berbagai kesulitan ekonomi. Gubernur Jawa Barat sering mengimbau di berbagai acara dan kesempatan agar kaum kaya (aghniya) Muslim dapat mengeluarkan zakat maal (harta) untuk mengurangi beban orang-orang miskin dalam kehidupannya. Selama ini umat Islam pada umumnya lebih mengenal zakat fitrah pada bulan suci Ramadan daripada zakat maal. Padahal potensi zakat maal jauh lebih besar untuk pemberdayaan ekonomi umat. Zakat maal merupakan salah satu pesan moral Islam yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar para duafa yaitu terciptanya hubungan manusiawi (human relations) yang harmonis, seimbang, antara si kaya dan si miskin. Kalau dicermati, sesungguhnya umat Islam sekarang ini tidak kekurangan dana untuk mengentaskan kemiskinan yang melanda negeri ini. Tidak sedikit umat

Islam yang kaya. Buktinya, walaupun biaya ibadah haji cukup mahal sekira Rp 30 juta per orang, ternyata jumlah jemaah haji setiap tahun terus meningkat. Tahun ini saja sekira 30.000 orang lebih calon haji siap diberangkatkan menuju Tanah Suci. Jumlah ini belum termasuk mereka yang beribadah umrah sepanjang tahun. Orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah bisa dimasukkan ke dalam kategori masyarakat ekonomi menengah yang berkemampuan melaksanakan pembayaran zakat maal. Mari kita berandai-andai. Bayangkan bila umat Islam di Jawa Barat yang berjumlah 32 juta orang, sebanyak 10 juta orang di antaranya--yang dengan kesadarannya sendiri--mengeluarkan infak Rp 10.000,00 per bulan. Dengan begitu, maka setiap bulan sudah terkumpul dana tak kurang dari Rp 100 miliar. Suatu jumlah yang amat spektakuler! Padahal, uang Rp 10.000,00 untuk membeli dua bungkus rokok saja tidak cukup. Kalau setiap bulan terkumpul dana Rp 100 miliar, maka kalau setahun sudah mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Minimnya jumlah zakat maal karena masih ada umat Islam yang enggan mengeluarkan zakat. Namun, saya kira mereka enggan berzakat karena masih mempertanyakan kredibilitas institusi zakat seperti Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ), maupun Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Apakah lembaga-lembaga yang sekarang ini berkiprah menghimpun potensi umat melalui zakat maal memiliki kualitas profesional, transparan, dapat dipertanggungjawabkan, amanah, sekaligus ikhlas? Kalau kriteria-kriteria tersebut terpenuhi, diperkirakan tidak sulit menghimpun sejumlah dana dari masyarakat. Sungguh ironis saat ini banyak orang masih kekurangan gizi, kelaparan, bahkan busung lapar yang diperkirakan penyebabnya bukan akibat keterbatasan sumber daya alam atau kekayaan lainnya. Penyebab semua itu, karena ketidakadilan distribusi sumber alam dan kurang meratanya kue pembangunan sehingga jarak antara si miskin dan si kaya makin jomplang (menganga). Karenanya, dengan datangnya Nuzulul Quran--turunnya Alquran--, semangat infak dan zakat maal sangat tepat apabila kita jadikan gerakan. Tentunya di luar zakat fitrah yang kita laksanakan setiap akhir Ramadan. Mulai sekarang dan masa-masa depan rezeki Allah untuk kaum duafa mengalir deras melalui uluran tangan orangorang kaya. Dengan begitu, tentu akhirnya problem kemiskinan yang selama ini menghimpit kaum duafa secara berangsur-angsur dapat terkurangi. Melalui rubrik Ramadan di "PR" ini, kami mengimbau sekali lagi agar orangorang Islam yang merasa berada dalam posisi kelompok muzakki atau aghniya untuk sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) melalui pelaksanaan zakat fitrah dan zakat maal. Zakat merupakan salah satu

perwujudan kesalehan sosial yang paling nyata, langsung, instan, konkret, dan dapat dirasakan oleh warga masyarakat yang membutuhkannya. Jangan ada perasaan khawatir dengan mengeluarkan zakat, seseorang akan merugi atau berkurang hartanya sebab Rasulullah saw. menjamin dalam sabdanya. "Tidak pernah berkurang harta yang dikeluarkan melalui sedekah, malahan sebaliknya akan bertambah, bertambah, dan bertambah" (Beliau mengulanginya sampai tiga kali). Kita melihat secara empirik, di dalam sejarah tidak ada orang yang jatuh miskin karena rajin bersedekah. Untuk itulah, mulai saat ini Anda harus memberi, memberi, dan memberi sehingga akan mendapatkan banyak keberkahan dari memberi itu. Itulah hukum keseimbangan kompensasi alam yang universal sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah Ibrahim ayat 7 yang bermakna, "Apabila kalian bersyukur akan nikmat-Ku, maka akan Kami tambah nikmat itu, namun apabila kalian kufur atas nikmat-Ku, maka siksa-Ku amat pedih". Apabila kita renungkan firman Allah SWT dan hadis Nabi Muhammad saw., maka kita benar-benar yakin dengan berzakat, infak, atau sedekah pasti rezeki kita bertambah dan berkah. Apalagi bila kita mengingat firman Allah dalam hadis Qudsi yang artinya,"Hanya dua alternatif dalam hal infak, Anda mengeluarkan infak dengan ikhlas atau Aku sendiri yang akan mengambilnya dengan paksa. Cara Allah mengambil rezeki bisa berbentuk banyaknya musibah, baik jiwa atau harta. Kita sebagai kalangan mampu, diancam apabila tidak menjalankan fungsinya sebagai penyalur rezeki Allah kepada warga yang berhak. Penulis ingin membacakan sebuah puisi dari penyair terkenal, Kahlil Gibran, yang mengatakan, "Orang-orang yang dapat memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang lain, maka dirinya lebih banyak memiliki kebahagiaan itu. Orang yang lebih sering memberikan kebahagiaan pada orang lain, maka dirinya memiliki segudang kebahagiaan itu." Orang yang tidak mempunyai apa-apa, tidak bisa memberikan apa-apa kepada orang lain. Harta yang telah disumbangkan kepada orang lain, itulah milik kita yang abadi di akhirat nanti. Tapi, sisa harta yang ada pada diri kita belum tentu kita ketahui nasibnya. Mari kita renungkan kata-kata mutiara tersebut. Wallahu-a'lam. Penulis, Kepala Kanwil Departemen Agama (Depag) Jabar.

http://www.sabah.gov.my/muis/baitulmal/TakrifZakat.htm Sub Menu

• • • • • • • • • •

Takrif Zakat Pensyariatan Zakat Orang Yang Berhak Menerima Zakat Maksud Golongan Asnaf Ganjaran Berzakat Peringatan Kepada Orang yang Enggan membayar Zakat Orang yang Enggan membayar Zakat Waktu Pembayaran Zakat Dan Hubungannya Dengan Bulan Ramadhan Atau Permulaan Tahun. Hukum Zakat yang Terhutang Orang Yang Mati Masih Belum Membayar Zakat



Khutbah Jumaat - kewajipan berzakat

TAKRIF ZAKAT Dari segi Bahasa Perkataan "Zakat" dalam Bahasa Arab merupakan kata dasar dari "Zaka" yang bererti berkal, tumbuh, suci, bersih dan baik yang maksudnya membersihkan dan mengembangkan. Dari segi Istilah / Fikhiyah/ Syarak. Zakat bererti "Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak" atau "Nama bagi bahagian yang tertentu dari harta yang tertentu yang wajib diberikan kepada orang-orang yang tertentu dengan syarat-syaratnya". PENSYARIATAN ZAKAT Perintah Zakat. 1. Firman Allah s.w.t.

Maksudnya:

“Ambillah sebahagian daripada harta mereka menjadi sedekah (zakat) supaya dengannya (zakat itu) engkau membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk), dan doakanlah untuk mereka kerana sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman bagi mereka. Dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Taubah – 9:103) Dalam Kitab Sahih Bukhari dan Muslim, melalui sumber utamanya “Ibnu Omar”, Rasulullah S.A.W bersabda: Maksudnya: “Saya diperintahkan memerangi manusia kecuali bila mereka mengikrarkan syahadah bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah, dan mendirikan Solat dan membayar Zakat. “ 2. Rukun Islam Zakat adalah salah satu daripada Rukun Islam. Sabda Rasulullah S.A.W Maksudnya : “Islam itu diasaskan di atas lima tunggak, mengikrarkan bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan Solat, membayar Zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan melaksanakan Haji bagi siapa yang mampu” (Hadith “Sepakatan bersama” melalui sumber utamanya “Ibnu Umar”) Dengan ini nyatalah bahawa tujuan atau hikmat Zakat itu diwajibkan ialah untuk membersihkan orang-orang kaya dari perasaan bakhil kedekut, dan membersihkan orang-orang fakir miskin dari perasaan dendam dan hasad dengki terhadap orang-orang yang hidup mewah, malah untuk membersihkan masyarakat umumnya dari segala kekecewaan dan huru hara yang akan timbul dari golongan yang tidak puas hati, yang merasa dirinya tidak mendapat pembelaan. Jelasnya, tujuan amalan Zakat ialah untuk membentuk masyarakat adil. Golongan yang senang menolong golongan yang susah;, dan sabaliknya golongan yang susah mengasihi golongan yang senang. Zakat juga membersihkan harta daripada perkara-perkara yang merosakkannya. Ini diterangkan dalam hadis yang bermaksud:

“Dari Jabir r.a. katanya: Rasulullah S.A.W. bersabda: “Sesiapa yang menunaikan zakat hartanya, nescaya hapuslah segala apa jua yang merosakkan hartanya.” Dengan mengeluarkan zakatnya, baharulah harta itu menjadi bersih dari hak fakir miskin dan golongan-golongan lain yang diwajibkan padanya, jika tidak maka itu akan punah ranah dan tuanya akan menerima akibat yang buruk di dunia dan di akhirat. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT Orang yang berhak menerima zakat telah pun ditetapkan oleh Allah meliputi lapan (8) asnaf atau “lapan jenis” sebagaimana yang diterangkan oleh Allah dalam surah Al-Taubah ayat 60:

Maksudnya : “Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, dan orang-orang miskin, dan Amil-amil yang mengurusnya, dan orangorang muallaf yang dijinakkan hatinya, dan untuk hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang yang berhutang, dan untuk dibelanjakan pada Jalan Allah, dan orang-orang musafir (yang keputusan) dalan perjalanan. (Ketetapan hukum yang datangnya dari Allah, dan (ingatlah ) Allah Maha Mengetahui, lagi maha Bijaksana.” MAKSUD GOLONGAN ASNAF Maksud golongan (asnaf) yang dikehendaki oleh ayat A-Quran di atas adalah seperti berikut :1. Fakir

Orang yang tidak mempunyai harta dan tiada mata pencarian, atau ada mempunyai mata pencarian tetapi hasil pendapatannya itu tidak sampai separuh daripada keperluan asas.

2. Miskin

Orang yang ada mempunyai harta atau ada mata pencarian tetapi hanya dapat menampung separuh/lebih daripada keperluan semasa sama ada bagi dirinya sendiri atau keluarga yang di bawah tanggungannya.

3. Amil

Pemungut Zakat yang dilantik oleh pemerintah Islam.

4. Muallaf

Orang yang baru memeluk agama Islam iaitu “orang yang dijinakkan hatinya’ dengan diberi bantuan supaya mereka tetap teguh menyintai Islam.

5. Hamba (AlRiqab)

Hamba sahaya yang diberi peluang oleh tuannya untuk menebus/memerdekakan dirinya, tetapi ia tidak mempunyai wang bagi tujuan tersebut.

6. Orang yang berhutang (AlGharimin)

Orang yang menanggung hutang yang dibenarkan oleh syarak seperti hutang untuk muslihat orang ramai tetapi is tidak mampu membayar hutangnya itu.

7. Fisabilillah

Orang yang berjuang untuk keperluan dan muslihat orang-orang Islan demi menegakkan Syiar Islam.

8. Ibnu Sabil

Orang-orang yang keputusan/kehabisan wang atau perbelanjaan untuk meneruskan perjalanan yang bertujuan baik dan dibenarkan oleh Syarak

GANJARAN BERZAKAT Firman Allah

Maksudnya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (zakat). Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” (al-Baqarah – 2:176) Laki-laki dari suku Tamim yang memiliki harta yang banyak, kaya dan kaum keluarga serta sahabat handai yang ramai. Sabda Rasulullah S.A.W menjawab pertanyaan seorang, Maksudnya:

“Anda keluarkanlah zakat dari harta tersebut, kerana itu merupakan pencuci yang akan membersihkan anda, anda hubungkan silaturahim dengan kaum keluarga dan anda akui hak si miskin, tetangga dan si peminta.” (Hadith diriwayatkan oleh Ahmad melalui sumber Anas r.a) Pernah seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah S.A.Q “Ya Rasulullah, bagaimana pendapat anda bila seorang itu menunaikan zakat hartanya” Sabda Rasulullah: Maksudnya: “Barang Siapa yang membayar zakat hartanya, bererti hilanglah kejelekannya” PERINGATAN KEPADA ORANG YANG TIDAK MEMBAYAR ZAKAT Firman Allah S.W.T

Maksudnya: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahan-Nya menyangka bahawa perihal bakhil itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalungkan (diseksa) dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat.” (Al-Imran – 3:180) Firman Allah S.W.T

Maksudnya: “Tidakkah mereka mengetahui bahawa Allah Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahawasanya Allah Maha Penerima tambah lagi Maha Penyayang.” (Al-Taubah – 9:104) Sabda Rasulullah S.A.W Maksudnya: “Kekayaan tidak akan binasa, di darat mahupun di laut, kecuali bila zakatnya tidak dikeluarkan.” (Dipetik dari kitab “Majmak Az-Zawaid Jilid III Halaman 93) ORANG YANG ENGGAN MEMBAYAR ZAKAT Sebagai salah satu perkara agama yang diwajibkan, bahkan salah satu ‘rukun Islam’, ketetapan hukum mengenai keengganan seseorang untuk membayar zakat adalah seperti berikut:1. Murtad (Terkeluar dari Islam) Jika seseorang itu mengingkari tentang wajibnya hukum mengeluarkan zakat. 2. Berdosa besar Jika enggan membayar zakat tetapi masih tetap beri’tikad bahawa hukum zakat itu adalah wajib Dalam keadaan ini (2) pemerintah Islam bertanggungjawab mengambil zakat dengan paksa serta menghukum orang yang enggan itu dengan hukuman “Ta’zir”. Sekiranya mereka terdiri daripada satu kumpulan yang ramai bilangannya dan mempunyai kekuatan pertahanan, maka pemerintah Islam bertanggungjawab memerangi mereka sehingga mereka tunduk menyerah dan membayar zakat. Hal ini diterangkan oleh hadith riwayat Bukhari dan Muslim:‘Rasulullah bersabda: “ Saya diperintahkan untuk memerangi mereka, kecuali bila mereka sudah mengikrarkan syahadat bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan sembahyang, dan membayar zakat. Bila mereka sudah melaksanakan hal itu, maka darah mereka sudah memperoleh perlindungan dari saya, kecuali oleh kerana hakhak Islam lain, yang dalam hal ini perhitungannya diserahkan kepada Allah.”

Adalah diharapkan agar halaman web ini dapat dijadikan panduan oleh pembaca bagi melaksanakan rukun Islam yang keEmpat demi untuk mendapatkan keredhaan Allah S.W.T. Semoga usaha-usaha murni yang dilaksanakan itu nanti akan beroleh ganjaran yang berlipat ganda di mana Allah sahaja yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

WAKTU PEMBAYARAN ZAKAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN BULAN RAMADHAN ATAU PERMULAAN TAHUN Ramai orang menyangka bahawa membayar zakat hanya wajib ditunaikan pada waktu-waktu tertentu sahaja. Setengah daripada mereka menghubungkan pembayaran zakat dengan bulan Ramadhan. Terdapat dalam setengah athar (amalan sahabat) bahawa Saidina Othman telah memilih bulan Ramadnan sebagai bulan pembayaran zakat. Beliau pernah berucap dalam khutbahnya yang bermaksud: “Bulan ini ialah bulan kamu mengeluarkan Zakat” Bulan Ramadhan adalah bulan yang dipilih oleh beliau selaku pemerintah bertujuan untuk kebaikan umum. Sebenarnya zakat dikatikan dengan bulan Ramadhan ialah kerana kelebihan bulan tersebut disunatkan bersedekah, bermurah hati dan kerana kebiasaanya umat islam mengeluarkan zakat ketika tibanya bulan Ramadhan. Tetapi pilihan ini bukanlan berdasarkan kepada hukum yang pasti diikuti. Terdapat satu cara lama ketika mengeluarkan zakat Ternakan, cara ini bertujuan untuk memudahkan Pembayaran zakat yang dipilih oleh pemerintah iaitu dengan menetapkan masa yang tertentu bagi pembayarannya. Ini akan memudahkan lagi pengiraan dan pengurusan zakat. Ahli-ahli feqah mengatakan sunat bagi Pembayaran zakat dibuat dalam Bulan Muharram kerana ianya merupakan awal Tahun di dalam Islam. Syarak telah menetapkan syarat cukup haul iaitu cukup 1 tahun yang bermula dengan sempurnanya nisab. Perkara ini berlaku dalam keadaan yang berlainan bagi seseorang. Kesimpulannya, masa-masa tertentu atau Bulan-bulan tertentu untuk mengeluarkan zakat adalah soal pentadbiran, dan bukan menjadi hukum yang mempunyai kaitan dengan sah atau tidaknya zakat yang dikeluarkan.

HUKUM ZAKAT YANG TERHUTANG Barang siapa yang telah menjalani masa bertahun-tahun sedang ia belum memenuhi kewajipan zakatnya, mestilah mengeluarkan keseluruhannya, baik orang itu mengetahui bahawa zakat itu wajib atau tidak, biar di negeri Islam mahupun di negeri perang. Berkata Ibnu Muadzir: "Seandainya suatu negeri dikuasai oleh orang-orang derhaka, hingga penduduk belum membayar zakat mereka, selama bertahuntahun, kemudian negeri itu dapat direbut oleh Imam (khalifah), maka menurut Imam Malik Syafie dan Abu Tsaur , hendaklah ia memungut dari mereka zakat masa yang lalu (zakat yang terhutang).” ORANG YANG MATI MASIH BELUM MEMBAYAR ZAKAT Orang-orang yang telah meninggal dunia tetapi semasa hayatnya ia masih Belum/tidak membayar zakat bagi harta-harta kepunyaaanya yang telah cukup segala syarat wajib zakat, maka menjadi kewajipan bagi waris simati mengeluarkan zakat dari harta tersebut terlebih dahulu sebelum menunaikan/melaksanakan perkara-perkara berikut:1. Membayarkan hutang piutang simati kepada sesama manusia. 2. Melaksanakan wasiat yang berkaitan dengan harta peninggalan simati. 3. Membuat pembahagian kepada waris (Faraid). Adalah tidak tepat amalan yang dilakukan sekarang iaitu pembahagian harta pusaka kepada waris-waris simati didahulukan sebaik sahaja seseorang itu meninggal dunia, sedangkan masih ada lagi beberapa perkara yang mesti diberi keutamaan seperti mengeluarkan zakat daripada harta tersebut. Maksudnya : “ Maka hutang kepada Allah lebih berhak diselesaikan” KHUTBAH JUMAAT - KEWAJIPAN ZAKAT Kaum Muslimin saudara-saudari sidang jumaat yang sama-sama berbahagia. Terlebih dahulu, sayugia khatib mewasiatkan diri sendiri dan saudara-saudara yang dihormati sekalian, supaya sama-sama bertakwa kepada Allah S.W.T. Sungguh benar, barang siapa yang bertakwa itu telah mendapat kejayaan.

Alhamdulilah dan bersyukur kita ke hadirat Allah, dalam kesempatan kali ini, membolehkan kita membincangkan salah satu perkara pokok dan tunggak ajaran agama Islam iaitu kewajipan berzakat. Rasullah S.A.W. ada bersabda: Maksudnya : “Dibina Islam itu atas lima tunggak. Pengakuan tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad S.W.T. itu hamba dan rasulNya. Mendirikan sembahyang fardu 5 kali sehari semalam, mengeluarkan zakat (harta dan fitrah) melakukan Haji dan berpuasa dalam bulan Ramadhan.” Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Perkataan zakat berasal daripada kalimah Arab klasik, yang pernah digunakan oleh masyarakat Arab kuno sebelum kedatangan Islam lagi. Imam al-Mawardi dalam bukunya al-Ahkam al-Sultaniah menegaskan bahawa perkataan sedekah yang terdapat di dalam al-Quran dan hadis memberi makna kepada zakat. Beliau berkata "perkataan sedekah itu semakna dengan perkataan zakat, sebutan nama yang berlainan tetapi memberi makna yang serupa". Dalam hubungan ini, ungkapan kata dasar zakat itu pula, menurut ilmu bahasa memberi maksud suci, subur, pintar, bertambah, sedekah dan terpuji. Sementara itu, para ulama fiqah mendefinasikan zakat ialah: Penyerahan wajib sebahagian harta kekayaan kepada segolongan orang yang berhak menerimanya melalui amil yang bertauliah bagi mencari keredaan Allah, penyucian diri dan harta kekayaan untuk membangunkan masyarakat berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan oleh syarak - Allah S.W.T. berfirman. Maksudnya : “Ambilah sebahagian dari harta mereka menjadi sedekah atau zakat, supaya dengan itu engkau membersihkan mereka dari dosa dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk). Dan berdoalah kepada mereka, Sesungguhnya doamu itu penenang bagi mereka, dan Allah itu maha mendengar dan maha mengetahui.” Kaum Muslimin yang sama-sama berbahagia, Kewajipan berzakat memberi kesan positif bukan saja kepada pembayar zakat itu sendiri, malah kepada harta dan kepada seluruh masyarakat. Zakat berkait rapat dengan sistem ekonomi, sosial, politik, akhlak, iman dan budaya sesebuah masyarakat dan individu kerana zakat lahir daripada konotasi yang mantap. Seruan zakat pula berupaya memberi respon untuk menggerakkan pembayar zakat dan masyarakat kepada pembangunan yang bersifat menyeluruh dan berlanjutan. Allah berfirman:

Maksudnya : “Dirikanlah oleh kamu akan sembahyang dan keluarkan zakat. Dan apa yang kamu lakukan untuk diri kamu daripada kebaikan, nescaya akan kamu dapati/perolehi kelak disisi Allah, sesungguhnya Allah itu dengan setiap yang kamu lakukan maha melihat.” Kaum Muslimin sidang jumaat yang sama-sama berbahagia, Zakat merupakan satu sistem yang menekankan kepada kesepaduan kualiti dan kuantiti. Zakat diwajibkan untuk melindungi, melatih dan menjamin pembangunan ummah. Dengan itu, sistem zakat menjadi satu mekanisma yang menggarapi keseluruhan sistem kehidupan sebuah masyarakat supaya dapat menikmati kehidupan yang cemerlang. Sebab itu Allah S.W.T. mengingatkan umat Islam supaya bersegera menunaikan kewajipan berzakat, sebelum saat kematian. Allah berfirman: Maksudnya : “Dan belanjakanlah (berzakat) sebahagiannya daripada harta yang kami berikan kepada kamu sebelum seseorang daripada kamu didatangi oleh ajal maut. Hubaya-hubaya, Kamu akan menyesal dan bermohon kepada Allah: "Wahai Tuhanku, alangkah baiknya kalau dilambatkan kematianku ini walaupun seketika supaya aku dapat berzakat/bersedekah dan dapat pula aku menjadi orang yang salih.” Kaum Muslimin yang sama-sama berbahagia, Zakat yang diwajibkan oleh Islam itu bukan sahaja ibadah ritual semata-mata malah merupakan satu sistem kehartaan dan ekonomi umat Islam yang berperanan untuk membangun diri manusia dan budaya mereka. Dengan itu, zakat yang terkumpul adalah salah satu sumber tetap perbendaharaan Islam (Baitul Mal). Perkataan zakat sering diulang-ulang di dalam al-Quran kerana harta dalam ajaran Islam sentiasa berfungsi untuk faedah pembangunan masyarakat, samada ia menjadi modal atau menjadi sumber kebajikan. Harta dalam Islam tidak boleh dibekukan dalam simpanan sahaja tanpa dikeluarkan zakatnya. Tuhan berfirman yang bermaksud:"supaya harta itu tidak hanya teredar diantara orang-orang kaya sahaja". Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman: Maksudnya : “Dan orang yang menyimpan emas dan perak (wang) dan tidak membelanjakannya kepada jalan Allah (berzakat/bersedekah), maka khabarkanlah kepada mereka azab siksa yang tidak terperi sakitnya.”

Kaum Muslimin yang sama-sama berbahagia, Zakat juga merupakan satu sistem yang berupaya menentukan keadilan sosial masyarakat kerana zakat berperanan menjamin perlindungan dan pertanggungjawaban terhadap kesejahteraan dan keamanan ummah. Golongan kaya wajib menunaikan sumbangan yang berbentuk zakat kepada golongan fakir miskin dan golongan yang perlukan bantuan kebendaan. Allah berfirman: Maksudnya : “Sesungguhnya dana zakat terkumpul itu adalah untuk diagih-agihkan secara adil/saksama kepada orang-orang fakir, golongan miskin, para amil-amil zakat, golongan mualaf, hamba-hamba yang ingin memerdekakan diri, untuk kebaktian di jalan Allah dan kepada musafir yang keputusan belanja diperjalanan.” Kaum Muslimin yang sama-sama berbahagia, Ketahuilah dan sungguh benar, dana zakat yang terkumpul adalah satu jaminan terhadap keperluan sosial ummah supaya mereka dapat turut serta dalam kehidupan bermasyarakat, tidak menjadi individu atau golongan yang terpinggir dan terpencil. Allah memberi amaran keras terhadap orang yang kaya tetapi bersifat kedekut serta cuai kepada golongan daif. Ancaman yang akan dirasai ialah mereka akan dihumbankan ke dalam neraka saqar dan wayl, kerana mereka termasuk orang-orang yang mendustakan agamanya. Allah memberi amaran keras kepada orang-orang musyrik dan menerangkan ciri-ciri mereka, iaitu tidak membayar zakat dan mengingkari hari akhirat. Allah berfirman: Maksudnya : “Celakalah orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, iaitu orang-orang yang tidak membayar zakat dan mengingkari hari akhirat.” Oleh itu, kaum muslimin sekalian, ketahuilah dalam setiap harta yang kita perolehi dan yang kita miliki itu terdapat hak orang-orang yang memerlukannya. Allah berfirman: Maksudnya : “Dan adapun dalam setiap harta yang mereka miliki itu terdapat bahagian atau hak bagi mereka yang meminta-minta dan pada mereka yang memerlukan bantuan” Disediakan oleh: Abu Nadera Mohd.Zaratkhan Abd.Rahman Yarali Khan

ke muka depan Disediakan oleh Bahagian Baitulmal dan Zakat Majlis Ugama Islam Sabah. [email protected]

http://www.muis.gov.sg/webpub/warita/warita11-97/panduan-a.html

Panduan Puasa & Amalan Pada Bulan Ramadan Kelebihan Puasa daripada Al Quran dan Hadis Kelebihan bulan Ramadan Sebab-sebab bulan Ramadan Syarat-syarat wajib berpuasa Syarat-syarat sah puasa Rukun Puasa Niat Puasa Perkara-perkara yang membatalkan Puasa Sunat Puasa Makruh Puasa Hukum orang yang meninggalkan puasa Wajib Qada Wajib Qada dan membayar fidyah Tidak wajib Qada tetapi wajib Fidyah Fidyah puasa Kaffarah Puasa Amalan pada bulan Ramadan Terawih Witir "Hai orang-orang yang beriman! Solat Tahajjud Diwajibkan kepadamu mengerjakan Iktikaf puasa, sebagaimana telah diwajibkan Lailatul Qadar kepada orang-orang terdahulu dari kamu, supaya kamu terpelihara dari kejahatan." (surah Al Baqarah: 183) DI dalam Islam, puasa termasuk di antara ibadat-ibadat yang mendidik

jasmani dan rohani. Menurut Syarak, puasa ialah meninggal-kan makan, minum, merokok dan segala yang membatalkannya dari terbit fajar sadik hingga terbenam matahari. Dari segi rohani, puasa akan mendidik jiwa manusia bersifat sabar, sanggup menghadapi kesukaran dan penderitaan untuk meningkatkan nilai rohani manusia. Dengan berpuasa seseorang dapat melatih dan mendidik diri untuk mengatasi kebiasaan dan menolongnya menguasai jasmaninya serta me-lengkapkan diri dalam menghadapi kerumitan-kerumitan dan krisis-krisis di dalam kehidupan seseorang. Nabi Muhammad saw pernah bersabda yang maksudnya: "Kami kaum yang tidak akan makan kecuali lapar dan apabila makan, kami tidak makan hingga kenyang." Kelebihan Puasa daripada Al Quran dan Hadis • • •



• •

"Berpuasalah, kerana puasa membawa kebaikan kepada kamu, sekiranya kamu mengetahuinya." (surah Al Baqarah: 184) "Berpuasalah kamu nescaya kamu menjadi orang sihat." (Hadis) "Tiap-tiap kebajikan yang di-kerjakan oleh manusia akan dibalaskan 10 kali ganda hingga 700 kali ganda, kecuali puasa dikerjakan oleh hambaKu untuk Aku, maka Aku (Allah) akan membalaskannya." (Riwayat Abu Hurairah) "Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraannya, gembira ketika berbuka dan gembira ketika berjumpa dengan TuhanNya (di hari Kiamat)." (Riwayat Abu Hurairah) "Puasa itu menjadi perisai." (Riwayat Bukhari dan Muslim) "Doa orang yang berpuasa tidak sekali-kali akan ditolak oleh Allah." (Riwayat Tarmizi)

Kelebihan bulan Ramadan •



Allah swt mengutamakan bulan Ramadan dari bulan-bulan yang lain. Diberi kelebihan pada segala amal kebajikan yang diusahakan seorang Muslim di dalamnya. Sabda Nabi Muhammad saw di dalam sebuah hadis yang bermaksud: "Telah datang kepada kamu bulan Ramadan, yang penuh berkat, Allah memberi perlindungan kepada kamu menurunkan rahmatNya, membersih-kan dosa-dosa, mengkabulkan doa, Ia (Allah) akan memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada segala kebajikan kamu dan para malaikat mengalu-alukan kamu; maka per-lihatkanlah

kepada segala perkara yang baik-baik. Sesungguhnya orang yang jahat itu yang diharamkan oleh Allah daripada mendapat rahmatNya." Sebab-sebab bulan Ramadan Diutamakan • • •





"Bulan Ramadan, yang diturunkan di dalamnya Al Quran menjadi petunjuk kepada manusia." (Al Baqarah: 185) Adanya malam Lailatul Qadar "Malam Lailatul Qadar (malam penentuan) lebih utama daripada 1000 bulan." (Al Qadr: 3) Puasa sepanjang bulan Ramadan "Barangsiapa yang mengerjakan puasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan kepada Allah dan benarbenar mengharapkan keampunan, nescaya Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (Riwayat Bukhari dan Muslim) Ibadat dalam bulan Ramadan "Barangsiapa yang membuat satu kebajikan di bulan Ramadan akan dibalas sepuluh kali ganda dan barang-siapa mengerjakan keburukan akan dibalas menurut apa yang dibuatnya." (Hadis) Membersihkan diri dengan mengeluarkan zakat fitrah "Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadan sebanyak satu sa' (2.3 kg) kurma atau gandum kepada tiap-tiap orang Islam merdeka atau hamba lelaki atau perem-puan." (Riwayat Bukhari dan Muslim) Bulan Ramadan bulan yang penuh dengan berkat, rahmat dan kasih mesra antara makhluk-makhluk Allah yang hidup di bumi Allah ini. ........sambungan

http://homepage.mac.com/abuhassanhasbullah/mw2004/pages/674.html Nov 02 - The Power of Ramadhan Dalam Kesedaran Murni Kemanusiaan Satu artikel yang menarik. The Power of Ramadhan dalam Kesadaran Murni Kemanusiaan Laporan: Abdul Munir Mulkhan Marhabaan yaa Ramadhaan (selamat datang Ramadhan) perlu diikuti kesadaran murni kemanusiaan sebagai kekuatan Ramadhan (the power of Ramadhan). Penemuan kesadaran murni akan membuat seseorang bisa mengorbankan kepentingan dirinya bagi kemaslahatan publik rakyat. Ibadah puasa adalah titik pangkal revolusi mental yang semakin

diperlukan di tengah carut-marut kehidupan nasional dan peradaban global. Dini hari besok, 10 menit sebelum Subuh tiba, semua Muslim yang mampu secara fisik, tidak sedang menstruasi atau halangan lain, memulai puasanya. Mereka tidak makan-minum dan tidak berhubungan seksual bagi suami-istri di siang hari selama sekitar 12 jam. Mereka yang sakit atau bepergian dan menstruasi boleh tidak puasa yang diganti di hari dan bulan lain dengan puasa sebanyak hari yang ditinggalkan. Puasa itu didahului niat yang diikrarkan sebelum atau bersama makan sahur. Sejak Kamis malam disunahkan shalat tarawih, karena dalam kalender Hijriyah pergantian hari dimulai saat tenggelam matahari tidak seperti sistem Miladiyah (Masehi) yang dimulai sesudah pukul 24.00. Makna terpenting ibadah Ramadhan ialah tumbuhnya rasa kemanusiaan sehingga inti puasa ialah menahan nafsu diri yang harus diikuti aksi sosial profetik. Inilah inti dari kesadaran murni kemanusiaan sebagai perluasan hikmah penurunan Alquran di bulan Ramadhan. Hikmah demikian terlihat dari fungsi kitab itu sebagai pedoman manusia memecahkan segala persoalan kehidupan. Kesadaran murni kemanusiaan sebagai akar etika sosial perlu digali dan diwujudkan menjadi sebuah kekuatan diri, sehingga seseorang bisa bertindak lebih dari sekadar manusia. Penemuan kesadaran murni dan pemenuhan aksi sosial profetik merupakan tujuan utama ibadah puasa. Jika bisa dipenuhi, maka akan menempatkan seseorang pada maqam yang lebih tinggi dari malaikat. Karena itu, takwa dimaknai sebagai realisasi kesadaran murni kemanusiaan dan etika sosial profetik bukan sekadar arti verbal ketakutan pada Allah. Kesadaran murni kemanusiaan terlihat dari kesediaan manusia menempatkan hajat ruh di atas hajat tubuh. Maksud learning to be (belajar menjadi diri) sebagai salah satu pilar ilmu dalam gagasan pendidikan berbasis kompetensi ialah how to be human (bagaimana menjadi manusia) seperti makna arafa nafsahu (kenal dan tahu diri) sebagai basis arafa rabbahu (kenal Tuhan). Gagasan Socrates angry with him self gentle to the others berarti menemukenali ego diri adalah akar pengorbanan hajat ego bagi hajat sosial. Di snilah terletak kekuatan Ramadhan (the power of Ramadhan). Karena itulah selesainya ibadah puasa ditandai pemenuhan zakat fitrah dari mereka yang berpuasa dengan seluruh keluarganya jika memiliki kelebihan makanan. Zakat fitrah berupa bahan makanan utama (beras setara 2,5 kg bagi setiap orang) itu kemudian dibagikan kepada para fakir miskin. Sayang hikmah kemanusiaan itu selama ini kurang

mendapat perhatian ketika banyak orang lebih sibuk pada diri sendiri, hingga zakat fitrah kehilangan makna kemanusiaannya. Ajaran demikian bisa ditemukan di hampir semua agama dan tradisi, walaupun teknik ritualnya berbeda. Al Quran menyatakan, ''Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaikum alshiyaamu kamaa kutiba 'ala alladiina min qablikum la'allakum tattaquuna.'' (Hai orang-orang beriman, diwajibkan kepadamu puasa seperti orang-orang sebelummu agar bertakwa; Al-Baqarah: 183). Al Quran diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia. ''Syahru ramadhaana alladii unzila fiihi alqur-aanu hudaan linnaasi wa bayyinati min alhuda wa alfurqaani ...'' (Bulan Ramadhan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas petunjuk itu dan pembeda (antara haq dan batil), Al-Baqarah: 185). Penurunan wahyu tersebut menempatkan bulan itu penuh berkah yang sebagian dari bulan itu merupakan titik malam qadar (lailatul qadar). Makna lailatul qadar lebih fungsional dijadikan titik pangkal pencarian diri sebagai akar mengenali Tuhan, bukan sekadar penumpukan berkah pahala berlipat ganda yang kadang dimanipulasi bagi pemutihan dosa tanpa menghentikan tindak maksiat. Tindakan demikian bisa berarti suatu pelecehan Kemahabijakan Tuhan itu sendiri. Para ulama berbeda pendapat tentang saat pertama kali Alquran itu diturunkan. Namun, umumnya memandang saat pertama penurunan wahyu itu jatuh pada 17 Ramadhan seperti yang selama ini dijadikan titik peringatan malam nuzululquran. Di sisi lain, lailatul qadar dipercaya jatuh di antara 7 hingga 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Malam-malam itu penuh kemuliaan sehingga nilai ibadah di dalamnya lebih hebat dari ibadah yang dilakukan selama 1.000 bulan (80 tahun). Kemuliaan malam qadar di atas berkaitan fungsi kitab itu sebagai hudan (petunjuk hidup) manusia dan posisi Alquran sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Kitab itu adalah mukjizat terbesar yang pernah diberikan Allah kepada para rasul-Nya. Karena itu, membaca Alquran merupakan suatu ibadah. Keberhasilan realisasi diri dengan menahan nafsu ego diri sebaliknya aktualisasi aksi sosial profetik merupakan penanda perolehan the power of Ramadhan. Dari sinilah orang yang bepuasa baru bisa membayangkan memperoleh berkah Ramadhan dan pelipatgandaan pahala amal di bulan itu. Hadis Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ibadah puasa adalah hak Allah sehingga Allah sendiri yang akan memberi pahala bagi siapa yang memenuhi kewajiban puasa. Karena

itu, ketika berbuka puasa disyariatkan membaca doa; ''Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'ala rijkika afthortu. Dzahaba al-dlomaa-u. Wa abtallati al'uruuqu wa tsabata al-ajru in syaa-a allaahu ta'aala'' [Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman. Atas rejeki dari Engkau aku berbuka. Telah hilanglah haus-dahaga(ku), basah tenggorokan(ku), dan tetaplah pahala (bagiku). Insya Allah]. Hadis Muslim menerangkan bahwa ketika Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan dipasung, dan pintu rahmat digelar. Hadis lain menyatakan siapa yang memberi infak untuk menyalakan lampu di masjid di bulan itu, kuburnya diberi cahaya, pahalanya seperti orang yang melakukan shalat di masjid itu, malaikat memintakan rahmat dan ampunan selama lampu itu menyala. Selanjutnya, barang siapa yang membebaskan penderitaan dan memenuhi hajat hidupnya, Allah memenuhi ribuan hajatnya di hari kiamat. Karena itu, surga pun merindukan orang yang memberi makan mereka yang kelaparan di bulan Ramadhan (Al-Hadis). Suatu saat Nabi Musa meminta Khidir menjelaskan amal yang langsung diterima Allah. Khidir menerangkan bahwa amalan yang langsung diterima Allah ialah amalan orang yang memberi baju mereka yang telanjang, memberi makan yang kelaparan, dan membela yang tertindas. Aksi pembelaan terhadap mereka yang menderita dan tertindas serta diperlakukan tidak adil merupakan pintu masuk ke hadirat Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa barang siapa menghadiri majelis ilmu dan pengajian di bulan Ramadhan, tiap langkahnya dicatat sebagai ibadah sunah satu tahun (Hadis dari Anas bin Malik). Keutamaan puasa diperoleh dengan tidak berkata kotor dan berteriak-teriak, ketika dicaci atau dimusuhi orang dijawab dengan berkata bahwa dirinya sedang berpuasa (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Jalanilah puasa dengan memenuhi syarat-rukunnya, kendalikan nafsu ego diri, dan kembangkan etika sosial-kemanusiaan. Cari the power of Ramadhan dengan mengenali diri sebagai jalan mengenali Tuhan dengan mengabdikan hajat tubuh bagi hajat ruh yang berasal dari Tuhan sendiri. Inilah god spot (meminjam istilah Danah Zohar dan Ian Marshall) hingga seseorang bersedia mendahulukan kepentingan publik dan mereka yang menderita. Dari sini seseorang menemukan kembali kemanusiaan otentiknya (fitri) yang suci dan murni hingga posisinya lebih tinggi dari malaikat. Puncak kebahagiaan bukan karena banyak harta, ilmu, dan kekuasaan, tapi fungsi semua itu bagi sebesar mungkin kepentingan orang banyak.

http://www.bharian.com.my/Misc/RamadanAlMubarak/Puasa/Hari/Ihya/20041 012143225/Article/ Zakat elak sifat mengemis, imbangi kekurangan puasa

ZAKAT fitrah adalah tuntutan yang wajib ditunaikan apabila seseorang memenuhi syaratsyaratnya. Ini berdasarkan hadis yang bermaksud: “Rasulullah memfardukan zakat fitrah pada Ramadan segantang tamar atau segantang gandum atas orang Islam sama ada hamba sahaya atau merdeka, lelaki atau perempuan, kecil atau besar.” Hukum mengeluarkan zakat fitrah turut diperuntukkan dalam enakmen setiap negeri ketika ini. Berdasarkan seksyen 16 Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah berkaitan zakat fitrah, dijelaskan: ‘Mana-mana orang wajib membayar zakat atau fitrah tetapi: (a) enggan membayar atau dengan sengaja tidak membayar zakat atau fitrah itu; atau (b) enggan membayar atau dengan sengaja tidak membayar zakat atau fitrah itu melalui amil yang dilantik, atau mana-mana orang lain yang diberi kuasa oleh Majlis untuk memungut zakat atau fitrah, adalah melakukan suatu kesalahan dan apabila disabitkan boleh didenda tidak melebihi RM1,000 atau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi enam bulan atau keduaduanya.’ Seksyen ini menggariskan bahawa menjadi kesalahan apabila seseorang gagal atau enggan menyempurnakan kewajipan zakat fitrah. Sesungguhnya, peruntukan ini terpakai kepada sesiapa saja yang enggan membayar zakat fitrah sedangkan dirinya cukup syarat. Umat Islam hendaklah bersegera dalam mengeluarkan zakat dengan menyedari bahawa ia adalah antara tuntutan Rukun Islam yang lima. Sesungguhnya, Islam seseorang belum lagi sempurna jika tidak mengeluarkan zakat. Setiap Muslim hendaklah mengeluarkannya dengan hati terbuka, ikhlas dan bukannya berasakan ia adalah satu paksaan. Kefarduan mengeluarkan zakat fitrah pada Ramadan adalah bukti bahawa umat Islam perlu hidup bertolak ansur dan bersatu padu tanpa membezakan status ekonomi, keturunan, pendidikan dan kadar ketakwaan. Ini seiring dengan fungsinya untuk meningkatkan daya saing ekonomi kaum dua'fa (orang lemah). Mereka ialah fakir, orang miskin, amil yang menguruskan zakat, mualaf yang dijinakkan hatinya, hamba yang hendak memerdekakan dirinya, orang berhutang, untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah dan orang dalam perjalanan. Jelasnya, dengan zakat itu dapat merapatkan jurang pendapatan antara orang kaya dan miskin. Zakat fitrah diwajibkan pada Ramadan kerana Allah memberi keistimewaan kepada Ramadan sebagai bulan toleransi dan perpaduan antara kaya dan miskin. Orang kaya difardukan berpuasa bagi membolehkan mereka merasakan keperitan hidup orang miskin apabila menahan lapar dan dahaga kerana ketidakmampuan memenuhi hajat hidup.

Dengan itu, akan timbul kesedaran dan rasa simpati terhadap keperitan hidup orang miskin. Rasa simpati ini dibuktikan dengan kesediaan mereka membayar zakat fitrah. Zakat fitrah juga berfungsi membersihkan jiwa pembayar serta menimbulkan nilai toleransi dan perpaduan orang kaya terhadap orang miskin. Hakikatnya, zakat berfungsi sebagai amalan ibadat untuk mendekatkan diri kepada Allah hingga menjauhkan manusia daripada sifat mencintai dunia secara berlebihan dan melupakan hari akhirat. Hikmatnya zakat juga dapat menyucikan diri orang yang berpuasa kerana ada kemungkinan dirinya itu mengalami kesan kelalaian, kerosakan puasanya. Begitu juga dia akan mengelakkan orang fakir dan miskin daripada meminta-minta pada hari raya. Ibnu Abbas berkata yang bermaksud: “Rasulullah telah memfardukan zakat fitrah sebagai menyucikan orang yang berpuasa daripada sia-sia dan kerosakan untuk menjadi makanan pada orang miskin.” Islam menetapkan lapan asnaf yang berhak menerima zakat. Dalam al-Quran, Allah berfirman maksudnya: “Sesungguhnya sedekah (zakat) itu hanya tertentu untuk orang fakir, miskin, amil yang menguruskan zakat, muallaf yang dijinakkan hatinya dan hamba yang ingin membebaskan diri (diberi peluang menebus diri tetapi tidak mampu), orang berhutang. “Orang yang berjuang di jalan Allah dan orang musafir (yang kehabisan bekalan) dalam perjalanan, sebagai kewajipan fardu yang ditetapkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Surah at-Taubah, ayat 60). Bagaimanapun, masih ada umat Islam yang mengambil mudah kewajipan berzakat fitrah. Mereka terlupa mengeluarkannya hingga tiba Aidilfitri. Mengikut syarak, zakat fitrah perlu dilakukan sepanjang Ramadan manakala hukumnya menjadi haram selepas solat Aidilfitri. Perkara ini ada disebut Rasulullah saw dalam sabdanya yang bermaksud : “Zakat fitrah itu dibuat bagi membersihkan orang yang berpuasa daripada percakapan yang sia-sia dan kotor dan k makanan bagi orang miskin. “Sesiapa yang menunaikannya sebelum solat Aidilfitri, maka itulah zakat yang diterima. Dan sesiapa yang membayar zakatnya sesudah solat, maka itu adalah sedekah biasa saja.” (Hadis riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah). Berdasarkan hadis ini, janganlah kita berlengah untuk berzakat fitrah. Ingatkanlah ahli keluarga dan rakan supaya ibadat yang difardukan setahun sekali ini dapat dilakukan tepat pada masanya.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/belia/041005/01laput01.htm

30 Hari Mencari Pahala

PASTINYA Belia inget sebuah film yang dibintangi Nirina Zubir beberapa tahun ke belakang, berjudul "30 Hari Mencari Cinta". Film ini bercerita tentang 3 orang cewek yang kudu bisa jadian dalam waktu 30 hari. Bisa banget, ya, Belia kerja keras dalam waktu ngepas gitu buat nyari tambatan hati! Sementara, tiap tahun Belia punya 30 hari mencari pahala di bulan Ramadan, dan masih setengah hati. Tahun ini tentunya harus lebih baik dari tahun kemarin, dong! Dari tahun tahun, Belia pasti ngerasain gimana susahnya nahan berbagai nafsu sepanjang Ramadan. Mungkin gara-gara keseringan bengong: tepatnya nggak tahu bisa ngapain aja untuk mengisi bulan suci ini. Makanya, supaya 30 Hari Mencari Pahala bisa terwujud, mulai sekarang lebih baik Belia bikin rencana yang matang. Berikut belia ngasih beberapa alternatif kegiatan yang bisa diikutin, nggak cuman buat mengisi waktu, tapi juga menambah pahala berlipat-lipat.... Ramadan on radio Ramadan biasanya jadi momen yang ditunggu-tunggu oleh bounty hunter, alias pemburu hadiah di radio. Jangan heran, radio anak muda memang menjanjikan banyak hadiah terutama di waktu sahur, menjelang berbuka, serta setelah tarawih. Tentunya nggak cuman hadiah "duniawi" yang bisa Belia cari di radio. Ramadan sekarang disambut beberapa radio anak muda dengan setumpuk kegiatan positif untuk nabung pahala. Kayak radio Ardan, yang bikin acara tarawih bersama plus genius school. "Acara ini kita adakan selama satu bulan penuh. Tempat pelaksanaan tarawih-nya di radio Ardan. Selain tarawih, temen-temen yang dateng juga bakal diberi siraman rohani dari genius school ini," ucap Andre, Direktur Programnya Radio Ardan. Tuh, kan. Belia yang biasanya males banget pergi tarawihan, nggak punya alesan lagi untuk males-malesan ibadah. Genius schoolnya Ardan, semacam pesantren kilat yang dibikin beneran kilat, lho. "Setengah jam-lah. Dari jam setengah delapan sampe jam delapan malam," imbuh Andre yang dihubungi belia via telefon, Minggu (2/10) malam. Belum cukup, selama bulan Ramadan, moving stagenya Ardan bakalan jalanjalan plus nemenin ngabuburitnya Belia yang kebetulan ada di luar, nungguin waktu buka puasa. Yang bakal tampil di moving stagenya Ardan, udah pada

Belia kenal, deh. Kemungkinan besar sih, temen-temen kelasnya sendiri yang bakalan tampil di sana. "Pengisi acaranya, dari mulai temen-temen school and lovely DJ sampai tementemen SMA yang udah punya band akustikan," kata Andre lagi. Pengen ikutan shadaqah juga? Boleh banget, koq. Ardan juga punya acara tahunan yang bakal bantuin temen-temen yang kurang mampu, agar bisa ikutan Lebaran bareng. "Kayak tahun-tahun sebelumnya, kita punya Kamar Ardan (Kantung Amal Ramadan Ardan). Di situ, kita dari Ardan bakal ngumpulin titipan shadaqah dari semua temen-temen. Biasanya nggak berupa barang aja sih. Malah, sebagian besar berupa uang tunai," ungkap Andre lagi. Semangat untuk beramal juga jadi program Paramuda FM. "Tahun ini kita punya Pasukan SMA yang banyak bantuin untuk pengumpulan dana dan bakti sosial," ujar Hyoga, Direktur Program Paramuda FM. Pasukan SMA, Penyiar Kesukaan SMA, bulan Oktober punya kerjasama khusus dengan OSIS SMA Negeri 14 dengan menggalang bantuan dari OSIS SMP se-Bandung. "Di program ini Paramuda pengen menjadi wadah untuk menggalang berbagai bentuk amal, trus menjelang Idufitri kita bakalan bareng-bareng untuk membagikan hasil yang udah kita kumpulin sepanjang Ramadan," tambah Hyoga lagi. Selain dukungan dari Belia di sekolah, Paramuda FM juga kerja bareng 7 distro di Bandung untuk membuat t-shirt yang bakal dijual dengan harga spesial sepanjang Ramadan. Harganya jauh di bawah harga pasaran distro, dan Belia bisa belanja barang keren sambil tetap beramal. T-shirt ini bakalan dijual nggak hanya di Paramuda FM, tapi juga bakalan didisplay saat ngabuburit bareng Pasukan SMA 14, serta Rumah Zakat, tiap hari Kamis sore, di berbagai pusat keramaian Bandung. "Nggak perlu kuatir mengenai penyelewengan dana atau kekhawatiran barang nggak nyampe ke target, soalnya rumah zakat ngasih dukungan penuh untuk data yang akurat serta kesanggupan untuk pendistribusian bantuan," demikian diyakinkan Hyoga pula. Belia yang kebetulan lewat atau pengen menyampaikan bantuan bisa mampir ke spotnya Paramuda FM ini. Ada tajil gratis juga, lho.... Ramadan ala radio Oz boleh juga dijadikan pilihan buat Belia yang punya waktu lebih menjelang berbuka puasa. Soalnya, radio Oz ini punya satu gelaran: Oz Ngamen. "Gelaran ini dibuat berdasarkan kerja sama antara Oz dengan beberapa SMA yang punya ekskul kabaret dan paduan suara. Konsepnya, ya seperti ngamen. Mereka ini bakalan unjuk kebolehan dengan suara atau akting mereka. Untuk

tempatnya, kita masih nunggu finalisasinya. Soalnya, gelaran ini baru dimulai minggu kedua puasa," jelas Lala, Direktur Program radio Oz pada belia. Beda banget dengan radio lain yang nyediain tajil selama gelaran Ramadan, radio Oz nggak nyediain apa-apa. Pasalnya, gelaran Oz Ngamen yang rencananya bakal diadakan seminggu sekali ini, ditutup sampai pukul lima sore. "Kita bikin kayak gini, agar temen-temen lebih milih untuk buka puasa di rumah bareng keluarga. Waktu bareng keluarga kan, nggak kalah penting juga," gitu alasan yang diberikan Lala. Di rumah aja Bahan bakar minyak (BBM) naik, bikin mobilitas Belia berkurang? Masih bisa bikin tabungan amal di 30 Hari Mencari Pahala, koq! Mulai dari kamar sendiri, deh! Belia bisa dukung berbagai program yang disebutin tadi dengan ngumpulin barang-barang layak pakai di kamar. Biasanya Belia pusing memilih baju mana yang mau dipakai waktu mau pergi pesta, karena semuanya tiba-tiba terlihat jelek. Nggak tahu kenapa, baju-baju tadi koq jadi bagus lagi begitu dipisahin buat dijadikan amal buat saudara yang membutuhkan. Hayo, ngaku.... Udah, direlain aja, insya Allah semua yang kita kasih dengan niat amal bakalan dapat balasan yang setimpal. Nabung pahala nggak hanya dengan memberi, lho! Ramadan juga waktu yang pas banget untuk ngulik dan nambah ilmu tentang Islam. Kalo bosen dengan sistem pengajaran agama di sekolah, Belia bisa mulai dari membaca kisah-kisah teladan, terus pelan-pelan mulai berlanjut ke baca hadis. Kisah teladan bisa jadi satu paket juga dengan hadis dan Alquran, lho! Soalnya nggak sedikit berbagai ceritanya justru diambil dari Alquran dan hadis. Nyambung ke Alquran, bulan Ramadan bisa Belia jadiin momen untuk ngapalin banyak surat pendek. Syaratnya, sering sering ikutan tarawih. Lho, bisa, ya? Tiap hari tarawih pasti banyak surat yang dibacain, jadi sambil salat, kita sambil baca dalam hati. Begitu ada yang lupa, bisa dilihat lagi di rumah. Gampang, kan? Baca Alquran di bulan Ramadan, kesempatan untuk mendapatkan pahala, pasti lebih banyak. Buat yang supersibuk Nah, buat Belia dengan seabrek kegiatan, tapi nggak mau ketinggalan untuk terus beramal, nggak perlu khawatir juga. Belia bisa banget terus beramal dengan ikutan ngasih makanan untuk sahur atau berbuka untuk temen-temen yang kurang beruntung dan hidup di jalanan. Sekalian jalan ke tempat kegiatan, nggak salah juga kalo mampir sebentar untuk ngasih beberapa nasi bungkus untuk mereka yang membutuhkan.

Kalau cara di atas masih dirasa nggak praktis dan kurang efektif, Belia bisa nyumbangin sebagian uang jajan untuk infak buka puasa, satu program yang dibikin oleh Rumah Zakat. Pilihan jumlah uangnya pun beragam, koq. "Mulai dari Rp 5.000,00, Rp 8.000,00, dan Rp 10.000,00. Jumlah tersebut bisa diberikan setiap saat. Jadi, kalau ada yang ingin infak Rp 10.000,00 untuk lima hari, boleh, untuk sehari pun kita terima," ucap Teh Lina dari rRumah Zakat. Uang jajan Belia yang nggak bakal kepake penuh selama Ramadan, diambil sedikit untuk infak, tapi pahala yang bakal belia terima, insya Allah bakal lebih gede, kan.... Di samping program infak buka puasa, Rumah Zakat punya program lain yang bisa Belia pilih untuk menjaring pahala selama Ramadan. "Ada program kado Lebaran untuk mereka yang membutuhkan. Kado Lebaran ini sama sistemnya dengan infak buka puasa. Kita menerima infak berupa uang mulai Rp 50.000,00 sampai Rp 100.000,00 yang kemudian kita jadikan barang berupa parsel, lalu dialokasikan untuk mereka yang membutuhkan," kata The Lina lagi. Tapi jangan salah. Selain uang, Rumah Zakat pun nggak nolak kalau ada yang menyumbangkan pakaian layak pakai. Nah, tunggu apa lagi? Persiapan Ramadan kan, nggak melulu harus berhubungan dengan kesiapan fisik aja. Batin pun perlu disiapkan supaya selama 30 hari ke depan, nggak cuman lapar aja yang Belia dapetin, tapi pahalanya juga! Marhaban ya Ramadan! Selamat berpuasa, ya!***

Related Documents

Hotd Zakat Dan Ramadhan
October 2019 33
Hotd Istri Dan Ramadhan
October 2019 29
Hotd Syariah Dan Riba
October 2019 40
[hotd] Sedekah Dan Beramal
October 2019 28
Hotd Fitrah Dan Potong
October 2019 30
Zakat Emas Dan Perak
July 2020 16