Hadith of the Day
[HOTD] sedekah dan beRamal Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah, 99 : 6-8)
Hadist riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh, jika salah seorang di antara kalian berangkat pagi untuk mencari kayu yang ia panggul di atas punggungnya, lalu ia menyedekahkannya dan tidak memerlukan pemberian manusia, maka itu adalah lebih baik daripada ia meminta kepada seseorang, baik orang lain itu memberinya ataupun tidak. Karena, tangan yang di atas (yang memberi) lebih utama dari tangan yang di bawah (yang menerima). Dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung” oh indahnya saling berbagi saling memberi karna Allah (Opick) Links: [sedekah] http://www.imsa.us/index.php?option=com_content&task=view&id=82&Itemid=50 [sedikit amal, beRlimpah pahalanya] http://www.lentera.web.id/2006/11/03/sedikit-amal-berlimpah-pahalanya/ [pentingnya sedekah pada ORang lain] http://www.syirah.com/syirah_ol/online_detail.php?id_kategori_isi=961 [semua amalan adalah dengan niat] http://nuuralif.blogspot.com/2006/08/mutiara-hadis-hadis-1-semua-amalan.html [amal beRgantung kepada niat] http://junjungan.wordpress.com/2006/07/28/amal-bergantung-kepada-niat/ [baRangan lusuh, Riak cacatkan amalan sedekah] http://wadahwanita.blogspot.com/2005/01/barangan-lusuh-riak-cacatkanamalan_12.html [kekuatan sedekah ( 1 )] http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/16/kekuatan-sedekah-1/ [sedekah] http://dzulkhairi.blogspot.com/2007/07/sedekah.html [dahsyatnya sedekah] http://forum35.wordpress.com/2007/10/09/dahsyatnya-sedekah/ [kekuatan sedekah] http://warmfuzzy.wordpress.com/2007/08/24/kekuatan-sedekah/ [sedekah yang paling utama] http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=177 [amal setelah meninggal] http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/17/cn/24497 [pahala sOdaqOh kepada ORang kafir] http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/2/cn/18750 [apakah sah sedekah dari ORang yang beRhutang] http://www.almanhaj.or.id/content/2246/slash/0 [jual beli ROkOk, ceRutu dan semisalnya, bOlehkah beRsedekah daRi hasil penjualannya ?]
http://oRiDo.wordpress.com
1
Hadith of the Day http://www.almanhaj.or.id/content/1417/slash/0
http://www.imsa.us/index.php?option=com_content&task=view&id=82&Itemid=50
Sedekah Ditulis Oleh Muhamad Djunaedi (dikutip dari berbagai sumber) Islam adalah agama yang mengutamakan amal, derma, kebaikan, kemurahan hati, dan tolong-menolong antar sesama. Sifat kikir, rakus,dan tamak adalah bagian dari sifat syaitan. Allah menyuruh kita untuk berderma sebagai berikut: "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS 2:274) Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Menurut pengertian istilah syariat, sedakah berarti segala pemberian amal derma di jalan Allah. Perngertian sedekah sama dengan perngertian infak. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang non-materi. Misalnya amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim juga termasuk sedekah. Hadis dari Abu Musa R.A. bekata bahwa Nabi SAW bersabda, "Tiap Muslim wajib bersedekah." Sahabat bertanya, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Bekerjalah dengan tangannya yang berguna bagi dirinya dan ia dapat bersedekah." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat," jawab Nabi, "Membantu orang yang sangat membutuhkan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Jawab Nabi, "Menganjurkan kebaikan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya sendiri." Dari penjelasan hadis di atas, sedekah tidak mesti dengan hanya mengeluarkan sejumlah materi atau uang, tetapi semua amal kebajikan yang dilakukan seorang Muslim, seperti menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan pendidikan agama kepada anak dan istri dan bahkan memberikan senyuman pun adalah sedekah. Membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suamiistri, atau melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang Muslim untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Tidak dapat dipungkiri bahwa di dunia ini sebagian Muslim mendapat kelebihan rezeki pemberian Allah melalui kerja kerasnya maupun melalui sebab-sebab lainnya yang sah. Sementara ada sebagian saudara kita yang hidup sebatas cukup, atau bahkan di bawah cukup. Namun demikian Islam telah mengatur adanya perbedaan tsb melalui suatu mekanisme penyaluran di jalan Allah seperti zakat, infak, sedekah, dan juga dalam kehidupan sosial seperti tolong menolong, hibah, dll. Bersedekah merupakan aktivitas seorang Muslim yang http://oRiDo.wordpress.com
2
Hadith of the Day memiliki sifat keutamaan, karena ketinggian derajat seorang Muslim ditentukan oleh sebesar dan sejauh mana ia memiliki kepedulian dan kepekaan sosial kepada Muslim yang lainnya. Juga keutamaan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Harta bukan untuk ditumpuk, kemudian dinikmati sendiri. Seorang Muslim harus ingat bahwa ada kewajiban yang mesti dilakukan terhadap harta itu yang di dalamnya juga ada milik orang lain, agar harta yang diberikan Allah tidak sia-sia dan bisa menjadi bekal hidup, baik dunia maupun di akhirat. Keseimbangan dalam mengelola harta itulah yang ditekankan Rasulullah SAW. Inilah yang terkadang berat dilakukan, karena menganggap harta benda yang dimiliki adalah hasil kerja keras yang harus dinikmati sendiri. Padahal, dalam harta seseorang sejatinya ada campur tangan dari Allah SWT. Karena itu, harta mesti dikelola sesuai dengan petunjuk Allah juga. Pada orang yang suka bersedekah, ada jaminan surga dari Allah bahwa sedekah akan melindunginya di hari perhitungan. Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Hakim dari 'Uqbah ia mendengar Rasulullah bersabda, "Setiap orang bernaung di bawah perlindungan sedekahnya hingga ditetapkan hisab (perhitungan) di antara manusia di yaumil akhirat." Islam menganjurkan umatnya untuk memperhatikan adab dalam bersedekah atau berzakat. Ini agar orang yang membutuhkan harta dapat menikmati hartanya dengan baik, sementara orang yang bersedekah juga mendapat pahala maksimal. Bersedekah mesti dalam keadaan sehat dan sangat ingin, karena sedekah yang dilaksanakan pada saat menjelang kematian tidak ada gunanya. Hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Al-Bukhari bahwa seseorang berkata kepada Nabi SAW, "Sedekah yang mana yang lebih utama itu?" Nabi bersabda, "Engkau bersedekah dalam keadaan sehat (shahih) dan berkeinginan (harish)." Pada satu kesempatan, Rasulullah SAW ditanya seseorang sahabatnya tentang sedekah yang paling utama. Kata beliau, ''Engkau menyedekahkan harta itu pada saat engkau dalam keadaan sehat dan di kala engkau benar-benar menginginkan harta tersebut saat itu.'' (HR Abu Dawud). Allah SWT berkata, ''Engkau tak akan mendapatkan kebaikan apa pun hingga kalian menyedekahkan sebagian harta yang paling kalian cintai. Ketahuilah, apa pun yang kalian infakkan, Allah pasti mengetahuinya.'' (Ali 'Imran: 92). Di antara adab-adab bersedekah yang lain adalah menyegerakan berzakat atau bersedekah ketika sudah waktunya. Hal ini untuk menampakkan rasa suka cita muzakki dalam memenuhi perintah Allah untuk membahagiakan hati fakir-miskin. Salah satu akhlak mulia Nabi SAW dalam masalah sedekah adalah mempercepat dalam memberikan sedekah itu. Pernah suatu ketika, Nabi SAW mempercepat shalatnya hingga membuat para sahabatnya bertanya-tanya. Setelah ditanya, beliau menjawab,
http://oRiDo.wordpress.com
3
Hadith of the Day ''Ketika shalat, aku teringat ada harta bendaku yang belum aku sedekahkan.'' (HR Bukhari). Menyembunyikan sedekah dengan meminimalisir orang yang mengetahuinya agar amal baik tidak dikotori oleh godaan riya' juga merupakan bagian dari adab bersedekah. Juga menjaga agar mustahiq tidak terbuka rahasia akan kefakirannya. Adapun kalau ia yakin tidak akan riya', ia dapat menampakkannya agar diketahui oleh orang banyak. Dengan catatan orang-orang itu akan meneladaninya. Jangan merusak sedekah dengan mengungkit-ungkitnya kembali (QS Al- Baqarah : 264). Termasuk menyakiti orang yang menerima sedekah adalah dengan mengumumkan kefakirannya, membentak-bentak atau menghinanya karena meminta-minta. Berapa pun nilai harta yang disedekahkan, kita harus menganggapnya sedikit karena alau sampai menganggapnya banyak, maka kita akna 'ujub (bangga) dengan pemberian itu. Dari 'ujub inilah akan timbul takabbur yang pada akhirnya akan menghilangkan pahala dari sedekah itu. Sebagian ulama mengatakan perbuatan baik tidak akan sempurna kecuali dengan tiga hal yaitu menganggapnya ringan, menyegerakan, dan menyembunyikannya.
http://www.lentera.web.id/2006/11/03/sedikit-amal-berlimpah-pahalanya/
Sedikit Amal, Berlimpah Pahalanya Syarat umum diterimanya suatu ibadah dan amal-amal saleh adalah ikhlas. Allah tidak akan menerima amal seseorang kecuali disertai dengan keikhlasan. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. [Al-Kahfi:110] • Shalat adalah amalan utama Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamannya dari ibadat-ibadat lain. [Al-Ankabut:45] Luruskan wajahmu di setiap shalat, dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. [Al-A’raf:29] Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. [Al-Mu’minun:1-2] … dan orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.[Al-Mu’minun:9,10,11] • Beramal sedikit, berlimpah pahalanya
http://oRiDo.wordpress.com
4
Hadith of the Day Kebaikan apa pun yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah pasti mengetahuinya. [Al-Baqarah:215] Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan meski hanya sebesar dzarrah (atom), niscaya dia akan melihat hasilnya. [Al-Zalzalah:7] Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya balasan sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya. [An-An’am:160] Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, tak ubahnya sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Pada masing-masing tangkai terdapat 100 butir biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas karunia-Nya lagi maha mengetahui. [Al-Baqarah:261] Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak…[Al-Baqarah:245] Barangsiapa di antara kamu yang patuh kepada Allah dan rasul-Nya, dan mengerjakan perbuatan baik, niscaya akan Kami berikan pahala dua kali lipat, dan untuk mereka Kami sediakan rezeki yang banyak. [Al-Ahzab:31] • Sabar … pahalanya tanpa batas …Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Az-Zumar:10] Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. [Al-Baqarah:153] • Ibadah semalam lebih utama daripada 30.000 malam Beribadah di malam Lailatul Qadar. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatur qadar. Dan tahukah kamu apakah lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. [AlQadar:1-3] • Takut kepada Allah, balasannya surga Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. [AnNazi’at:40-41] • Limpahan kebaikan dalam membaca Al-Qur’an
http://oRiDo.wordpress.com
5
Hadith of the Day Barangsiapa membaca satu hurup dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Apabila satu kebaikan dilaksanakan, akan diberikan pahala sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Laam Miim adalah satu hurup, akan tetapi alif adalah satu hurup, lam adalah satu hurup, mim adalah satu hurup lagi. [HR. Tirmizdi] • Meraih pahala membaca sepertiga Al-Qur’an hanya dalam hitungan detik Yakni membaca surat Al-Ikhlash Barangsiapa membaca qul huwallahu ahad , maka dia seperti membaca sepertiga AlQur’an. [Hadits dari Abu Ayub] • Meraih pahala kebaikan sebanyak jumlah kaum mukminin Memohonkan ampun untuk kaum mukmin (muslimin) Allahumaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat Barangsiapa memohonkan ampun atas dosa-dosa kaum Mukmin dan Mukminat, maka Allah akan mencatat pahala kebaikan untuknya sesuai dengan jumlah kaum Mukmin dan Mukminat. [Hadits dari Ubadah bin Shamit] • Ratusan kebaikan akan dicatatkan, ratusan kejelekan akan dihapuskan Barangsiapa yang dalam satu harinya membaca laa ilaaha illallaah, wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang memerdekakan budak, baginya akan ditulis pahala seratus kebaikan, dan seratus keburukannya akan terhapus. Pada hari itu hingga sore harinya dia akan terjaga dari setan, dan baginya tak ada orang yang lebih utama kecuali orang yang membaca kalimat tersebut lebih banyak lagi. [Hadits dari Abu Hurairah] • Digandeng tangannya oleh Nabi masuk ke dalam surga Seorang yang pada waktu paginya membaca Radhiitu billaahi robbaa, wa bil islaama diinaa, wa bi muhammadin nabiyyaa (Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi) Maka aku akan menjadi pembimbingnya, sehingga aku akan memasukkannya ke dalam surga. [Hadits dari Al-Mundzir] • Meraih pahala 100 kali naik haji hanya dalam beberapa menit
http://oRiDo.wordpress.com
6
Hadith of the Day Barangsiapa membaca subhaanallaah seratus kali pada waktu pagi dan sorenya, maka baginya pahala seperti melaksanakan ibadah haji sebanyak seratus kali. Barangsiapa membaca alhamdulillaah seratus kali pada waktu pagi dan sorenya, maka baginya pahala seperti ikut berperang di jalan Allah sebanyak seratus kali. Barangsiapa membaca laa ilaaha illallaah seratus kali waktu pagi dan sorenya, maka baginya pahala seperti memerdekan seratus budak dari keturunan Ismail. Barangsiapa membaca Allaahu akbar seratus kali waktu pagi dan sorenya, maka pada waktu itu tak ada orang yang beramal kebaikan melebihi amalnya, kecuali orang yang membaca kalimat tersebut dalam jumlah yang sama atau melebihnya. [HR. Tirmidzi] • Sebuah rumah di surga untuk yang melaksanah shalat sunnah rawatib Barangsiapa yang pada waktu siang dan malamnya melaksanakan shalat 12 rakaat, maka baginya akan dibangunkan rumah di dalam surga. Adapun perincian 12 rakaat adalah, empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh. [Hadits dari Ummu Habibah] • Memperoleh rahmat dan ampunan dengan mengucapkan salam Sesungguhnya orang yang pertama kali mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya adalah orang yang mengawali pertemuannya dengan salam. [HR Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud] • Shalat sekali lebih utama daripada 100.000 kali shalat Shalat di masjidku (masjid Nabawi) itu lebih utama dibandingkan melaksanakan shalat seribu kali di tempat lain, kecuali Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram itu lebih utama dibandingkan dengan shalat 100.000 kali di masjid lain. [HR Ibnu Majah] • Shalat yang sebanding dengan 70 kali shalat Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak. [HR Ahmad] • Keutamaan mengisi shaf yang kosong Barangsiapa menutupi barisan shaf yang kosong, maka karenanya Allah akan mengangkat derajat orang tersebut dan akan membangunkan untuknya rumah di surga. [HR Thabrani] Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya akan memberikan rahmat kepada orangorang yang menyambungkan barisan shalatnya. [HR Ibnu Khuzaimah]
http://oRiDo.wordpress.com
7
Hadith of the Day Barangsiapa menyambung barisan atau shaf shalat, maka Allah akan menyambung (hubungan) dengannya. Barangsiapa yang memutuskan barisan atau shaf shalat, maka Allah akan memutuskan (hubungan) dengan orang itu. [HR An-Nasa’i] • Meraih pahala para Nabi Barangsiapa yang membaca ayat kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian. Tidak ada yang bisa membiasakan diri membaca ayat tersebut kecuali orang yang tulus dari hamba Allah. Barangsiapa membacanya ketika akan tidur, maka dirinya, tetangganya, tetangga dari tetangganya yang lain, dan rumah-rumah yang ada di sekitarnya akan aman. [Hadits dari Ali] Allah berfirman kepada Musa: wahai Musa, barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib, maka Aku akan memberikan kepadanya pahala seperti pahala para Nabi. [Hadits dari Ubay bin Ka’ab] • Meraih pahala sedekah yang besar meski tak memiliki harta Hendaklah engkau membaca tasbih, takbir, dan tahmid setelah engkau melaksanakan shalat sebanyak 33 kali. [Hadits dari Abu Hurairah] • Pahala melaksanakan puasa dan shalat malam selama satu tahun diraih dalam satu hari Barangsiapa mandi pada hari Jumat, lalu mandi janabat, kemudian pergi di awal waktu, mendapatkan awal khotbah, dia dekat (dengan khatib), mendengarkan (khotbah), dan bersikap tenang, maka setiap langkah kakinya akan dihitung pahala satu tahun melaksanakan puasa dan shalat malam. [Hadits dari Aus bin Aus] • Didoakan 70.000 malaikat Tidak ada muslim yang pada waktu pagi menjenguk temannya yang sakit, melainkan 70.000 malaikat akan memberikan rahmat kepadanya hingga waktu sore tiba. Apabila dia mengunjungi pada waktu sore, mereka akan memberikan rahmat kepadanya hingga pagi tiba. Baginya taman di dalam surga. • Amal saleh yang pahalanya melebihi shalat dan puasa “Sesuatu yang paling cepat dapat mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebajikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan kejahatan ialah balasan (siksaan) orang yang berbuat jahat dan memutuskan hubungan kekeluargaan.” [HR Ibnu Hibban] “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan saum?” tanya Rasulullah kepada para sahabat.”Tentu saja,” jawab mereka. Rasulullah pun menjelaskan, “Engkau damaikan orang yang bertengkar, menyambung persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, dan menjembatani berbagai kelompok dalam Islam serta mengukuhkan ukhuwah di
http://oRiDo.wordpress.com
8
Hadith of the Day antara mereka, adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan (silatu-rahmi).” [HR Bukhari dan Muslim] • Dua rakaat shalat dhuha sebagai ganti sedekah Bagi masing-masing persendian dari anggota tubuh salah seorang dari kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh berbuat baik pun sedekah, dan mencegah kemungkaran pun sedekah. Dan semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat dhuha. [HR. Muslim]
http://www.syirah.com/syirah_ol/online_detail.php?id_kategori_isi=961
Pentingnya Sedekah pada Orang lain 5-4-2007 Oleh : AHMAD NURCHOLISH/SYIRAH Dari ‘Addi ibn Hatim dari Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang dapat melindungi dirinya dari api neraka, hendaklah ia bersedekah sekalipun hanya dengan sebutir kurma. Kalau itu pun tidak ada, maka dengan kata-kata yang baik.” (HR. Ahmad) Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (Shahih Muslim, Jilid I, h. 406) ini menjelaskan akan pentingnya bersedekah kepada orang lain. Saking pentingnya sedekah itu dilakukan sampaisampai Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa jika sebutir kurma pun kita tidak memilikinya, maka bersedekahlah dengan kata-kata yang baik. Dalam sejarah Rasulullah, sebagaimana dijelaskan oleh Husain Haykal, Nabi SAW adalah contoh manusia yang memiliki kekuatan jiwa ideal sehingga rela dan ikhlas memberikan segala yang dimilikinya kepada orang lain. Ia selalu berusaha agar dirinya tidak dikuasai oleh hal-hal material, tetapi dialah yang harus menguasainya. Itulah sebabnya, mengapa Nabi begitu ketat menghindari kesenangan duniawi. Kuatnya keinginan Nabi menghindari kehidupan materi sama kuat dengan usahanya mengetahui segala rahasia di balik kehidupan materi tersebut. Oleh karena itu jika semua umat muslim mampu mengamalkan hadis di atas tentu problem kemiskinan dan pertikaian antar kelompok yang kerap terjadi di negeri ini dapat dieliminasi. Betapa tidak, kemiskinan tak akan menjadi problem berat jika penduduk di negeri ini, khususnya umat Islam, secara sadar dan ikhlas mampu menyisihkan hartanya untuk orang lain yang membutuhkan. Kaya dan miskin adalah fakta sosial yang tidak terhindarkan. Tetapi, sejauh mana kita mampu menjembatani jurang antara keduanya? Sedekah adalah salah satunya. Pun dalam anjuran Rasulullah dalam hal ini tak harus banyak dalam artian memberatkan sang empunya harta. Nabi bahkan mengatakan dengan sebutit kurma pun bisa dilakukan. Ini menunjukkan betapa pentingnya sedekah itu dilakukan. Paling tidak ada tiga hikmah yang dapat kita petik dari amal sedekah ini. Pertama, dengan bersedekah berarti kita telah melaksanakan kewajiban atas harta yang kita miliki. Dengan sedekah pula kita turut meringankan beban yang dipikul oleh orang lain yang membutuhkan.
http://oRiDo.wordpress.com
9
Hadith of the Day Di negeri ini banyak penduduk yang mengalami kelaparan hingga berbuntut busung lapar. Ini terjadi karena distribusi ekonomi yang tidak merata. Sedekah adalah merupakan media pendistribusian ekonomi dalam Islam yang memungkinkan peredaran harta kekayaan itu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedua, dengan bersedekah berarti kita telah menjaga ukhuwah Islamiyah, persaudaraan dalam Islam, di antara umat Islam itu sendiri. Dengan bersedekah berarti jalinan tali kasih di antara umat Islam terjalin dengan nyata melalui amal yang nyata pula. Tidak hanya retorika, tetapi mewujud melalui pemberian sebagian harta yang kita miliki kepada orang lain. Ketiga, bersedekah tak mesti dengan harta. Nabi, sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas, jika kita tak mampu bersedekah dengan harta, dengan kata-kata yang baik pun merupakan sedekah. Betapa mulianya ajaran ini. Kata-kata pun dapat kita jadikan sedekah yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. bagi diri sendiri akan terasa damai, tenteram dan tenang jika kita senantiasa berkata dengan baik. Tidak menyindir orang lain. tidak melukai orang lain. Dengan begitu insyaallah kita tak akan pernah mempunyai musuh oleh karena kata-kata yang kita ucapkan. Dalam konteks keindonesiaan, kata-kata yang baik ini pun terasa makin langka, terutama di dunia politik kita. Sudah jarang kita mendengar ungkapan menyejukkan dari para pimpinan kita. Makin jarang pula kita melihat di antara elit politik tidak menyerang satu dengan yang lain dengan kata-kata yang enak didengar. Oleh karenanya hadis di atas hendak mengingatkan kita untuk senantiasa memperbaiki diri dengan bersedekah, meski hanya dengan kata-kata yang baik. Apalagi oleh Nabi Muhammad SAW, hal ini merupakan upaya untuk terhindar dari siksa api neraka. Namun, jangan lantas kita bersedekah hanya lantaran itu, yakni takut akan siksa api neraka.[]
http://nuuralif.blogspot.com/2006/08/mutiara-hadis-hadis-1-semua-amalan.html Thursday, August 03, 2006
Mutiara Hadis : [Hadis 1] : semua amalan adalah dengan niat petikan Kitab Syarah Hadis 40 (Imam Nawawi) oleh : Dr.Mustafa alBugha Muhyiddin Misto :: Bismillahirrahmanirrahim :: Daripada Amirul Mukmin Abu Hafs, Umar bin al-Khattab ra katanya: " Aku mendengar Rasullulah SAW bersabda : " Bahawasanya segala amalan itu adalah itu adalah dengan niat dan setiap orang mendapat (pahala) berdasarkan apa yang dia niat. Sesiapa yang berhijrah kerana Allah dan RasulNya, maka hujrahnya itu adalah bagi Allah dan RasulNya.Sesiapa yang berhijrah kerana dunia yang akan diperolehnya atau kerana perempuan yang ingin dikahwinkannya, maka hijrah itu adalah kepada apa yang dia niatkan ".
http://oRiDo.wordpress.com
10
Hadith of the Day
Hadis ini diiriwayatkan oleh kedua-dua Imam Muhaddithin iaitu Abu Abdullah bin Muhammad bin Ismail bin Ibrhaim bin al-Mughiirah bin Bardzbah al-Bukhari dan Abu Husain Muslim bin al- Hujaij bin Muslim al-Qusairi al-Nasaburi didalam kitab sahih kedua-duanya, yang mana ia merupakan kitab yang paling sahih. Imam Bukhari telah meriwayatakan hadis ini di awal kitab sahihnya dan dia dalam Kitab 'Iman' dalam bab 'Hadis-hadis yang menerangkan bahawa semua amalan adalah dengan niat yang baik dan bagi setiap orang dia mendapat pahala mengikut niatnya' dan di beberapa tempat yang lain di dalam kitab tersebut. Sementara Imam Musli pula meriwayatkan di dalam kitab 'Imaarah ' dalam bab 'Sabda Rasulullah SAW : Bahawasanya amalan itu adalah dengan niat'.Hadis nombor 1907 | Kepentingan Hadis | Sesungguhnya hadis ini adalah diantara hadis yang menjadi pakai pada putaran Islam.Ia adlah asas kepada Islam .Kebanyakkan hukum-hukum Islam bersandarkan kepada hadis ini.Ini jelas dapat dilihat daripada kata-kata para ulama. Imam Abu daud berkata: "Sesungguhnya hadis ini iaitu hadis bahawasanya segala amalan itu adalah dengan niat adalah separu Islam, kerana ad-diin itu dua perkara, sama ada ianya perkara zahir iaitu amalan ataupun yang batin iaitu niat" Sementara Imam Ahmad dan Imam Syafi'e pula berkata : "Di dalam hadis ini (iaitu hadis "Bahawasanya segala amalan adalah dengan niat ") mengandungi satu pertiga ilmu.sebabnya ialah kerana usaha seseorang itu adalah sama ada dengan hati, lidah atau anggota tubuh badannya.Maka niat dengan hati adalah salah satu daripada tiga pembahagian tersebut".Kerana itulah para ulama suka untuk memulakan kitab-kitab serta penulisan mereka dengan hadis ini.Imam Bukhari telah meletakkan hadis ini pada awal kitab sahihnya.Imam Nawawi juga telah memulakan ketiga-tiga kitabnya iaitu Riyaadhus Soolihiin, al-Azkaar dan al-Arba'uuna Hadiithan (Hadis Empat Puluh) dengan hadis ini. Faedah pembukaan dengan hadis ini ialah sebagai peringatan kepada penuntut ilmu agar mengikhlaskan niatnya semata-mata kerana Allah Taala di dalam menuntut ilmu dan melakukan amalan kebaikan | Sebab Hadis ini Dilafazkan | Imam at-Tobaraani telah meriwayatkan di dalam kitabnya al-Mu'jam al-Kabiir dengan rantaian perawinya yang siqah, daripada Ibnu Mas'ud ra, beliau berkata : "Terdapat di kalangan kami seorang lelaki yang meminang seorang perempuan yang dikenali dengan nama Ummu Qais.Perempuan tersebut enggan mengahwininya kecuali apabila lelaki tersebut berhijrah ke Madinah.Dia pun berhijrah dan mengahwini perempuan tersebut.Maka kami menamakannnya sebagai " Penghijrahan Ummu Qais" | Kandungan Hadis |
http://oRiDo.wordpress.com
11
Hadith of the Day
1.Syarat niat Ulama telah bersepakat mengatakan bahawa setiap amalan yang dilakukan oleh mukmin yang mukhalaf tidak dikira dari sudut syarak dan tidak diberi pahala dengan hanya melakukan kecuali disertai dengan niat. Niat adalah salah satu daripada rukun didalam ibadat langsung seperti sembahyang, haji dan puasa. Ibadat-ibadat tersebut dikira tidak sah kecualai apabila dilakukan dengan niat. manakala ibadat tidak langsung iaituyang hanya menjadi wasilah seperti wuduk dan mandi, maka ulama mazhab hanafi berpendapat bahawa niat adalah syarat sempurna sahaja bagi menghasilkan pahala.Manakala ulama Mazahab Syafi'e dan lain -lain menyatakan bahawa niat juga merupakan syarat sah.Oleh itu, ibadat-ibadat tidak langsung tidak sah kecuali dengan niat. 2.Waktu niat dan tempatnya Waktu niat ialah permulan ibadat, seperti taakbiratul ihram di dalam ibadat sembahyang dan ihram di dalam ibadat haji.Manakala sia dalam ibadat ouasa, memadai niat sebelum bermulanya puasa keana kesukranuntuk memerhati fajar pagi. Tempat niat ialah di hati, justeru itu tidak disyaratkan berlafaz dengan niat tersebut. Walaupun begitu, disunatkan berlafaz sebagai menolong hati untukmemudahkannya mengingati apa yang ingin diniatkan. Diisyaratkan juga pada niat, menentukan perkara yang diniatkan dan embezakannya daripada perkara yang lain.Oleh itu tidak memadai bagi seseorang itu sekadar meniatkan sembahyang sahaja, bahkan mesti menentukan jenis sembahyang tersebut sama ada zohor atau asar dan seterusnya. 3.Berniat untuk melakukan amal salih Hadis ini juga menerangkan bahawa sesiapa yang telah berniat untuk melakukan amal salih, tetapi terdapat keuzuran yang kuat seperti sakit, mati atau seumpamanya yang meghalang beliau daripada melakukannya, maka dia diberi pahala berdasarkan niatnya itu. 4.Ikhlas di dalam amalan dan ibadat Hadis ini juga membimbing kita supaya ikhlas di dalam amalan dan ibadat sehingga kita mendapat ganjaran dan pahala di akhirat, juga mendapat taufik serta kejayaan dunia 5.Amalan yang bermanfaat Setiap amalan yang bermanfaat dan baik akan menjadi ibadat apabila disertai dengan niat dan keilhklasan serta menuntut keredhaan Allah SWT
http://oRiDo.wordpress.com
12
Hadith of the Day
http://junjungan.wordpress.com/2006/07/28/amal-bergantung-kepada-niat/
Amal Bergantung Kepada Niat July 28, 2006 — Sheikh Abd.Rahim Abul Laith Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid bin Maisarah berkata: Allah terlah berfirman: Aku tidak menerima perkataan sesaorang hakim, tetapi aku melihat tujuan dan niatnya kepada Ku, maka aku jadikan diamnya untuk berfikir dan bicaranya sebagai zikir meski pun ia tidak berkata-kata. Aun bin Abdullah berkata: Dahulu orang-orang soleh menulis surat kepada sahabatnya tiga kalimat; • • •
Siapa yang beramal untuk akhirat, maka Allah mencukupi segala urusan dunianya. Dan siapa yang memperbaikki niatnya, maka Allah akan memperbaikki zahirnya. Dan sesiapa yang memperbaikki hubungannya dengan Allah, maka allah akan memperbaikki hubungannya dengan sesama manusia.
Nabi s.a.w bersabda: “Niat sesaorang mukmin lebih baik dari amal perbuatannya” Oleh sebab itu, niat itu mendapat pahala tanpa amal, sedangkan amal tanpa niat tidak ada pahalanya. Nabi s.a.w bersabda: ” Seorang hamba dihadapkan pada hari khiamat membawa hasanah sebesar bukit, lalu ada seruan; Siapa yang pernah di iniaya oleh Fulan boleh datang untuk dibayar. Maka datanglah beberapa orang lalu mengambil bahagiannya sehingga tiada tinggal satu pun dari hasanah yang banyak itu, sehingga hamba itu menjadi bingung, lalu tuhan berkata kepadanya: Untuk mu ada simpanan pada Ku yang tidak Aku perlihatkan kepada malaikat atau seorang pun dari makhluk Ku, lalu ia bertanya: Apakah itu. Jawab tuhan: Ia itu NIAT mu, yang kau selalu niat akan berbuat kebaikkan, Aku tulis untuk mu berlipat ganda, tujuh puluh lipat ganda.” Seorang ‘abid Bani Israel, ketika berjalan melihat anak bukit, lalu ia ingin, andaikan bukit itu menjadi tepung, maka akan diberinya makan kepada Bani Israel yang sedang menderita kelaparan. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi ketika itu: Katakanlah kepada ‘abid itu bahawa Allah berfirman; Telah Aku tetapkan bagimu pahala sekiranya bukit itu menjadi tepung dah kamu sedekahkanya. Juga ada riwayat: Akan dihadapkan pada hari kiamat seorang hamba, lalu ia meihat dalam suratan amalnya ada haji, umrah, jihad, zakat dan sedekah, maka ia berkata dalam hatinya;
http://oRiDo.wordpress.com
13
Hadith of the Day dari mana semua itu padahal aku tidak berbuat semua itu, mungkin ini bukan suratan amalku. Maka Allah berfirman; Bacalah itu suratan mu, semasa hidupmu dulu sering berkata, andainya aku mempunya harta nescaya aku jihad. Aku mengetahui akan niatmu itu, maka Aku beri pada mu pahala semua itu. Abu Hurairah r.a. berkata; Nabi s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa mu, dahn tidak melihat harta mu, dan tidak melihat keadaan mu, tetapi melihat amal dan hati mu.
http://wadahwanita.blogspot.com/2005/01/barangan-lusuh-riak-cacatkanamalan_12.html Wednesday, January 12, 2005
Barangan lusuh, riak cacatkan amalan sedekah Wadah Wanita Islam: Barangan lusuh, riak cacatkan amalan sedekah Oleh Endok Sempo Mohd Tahir Sketsa 1: “Roha, ada tak sukarelawan untuk memilih, membungkus, mengemas serta menyusun sumbangan orang ramai untuk mangsa tsunami?” Seorang kawan daripada pertubuhan bukan kerajaan (NGO) menelefon Roha, seorang sukarelawan. “Maaf Kak Yani, rumah saya pun tengah penuh sesak dengan sumbangan baju daripada orang keliling yang bercampur baur antara terpakai dan baru. Sudah berapa malam tidur sehingga jam 2 pagi bersama sukarelawan lain. Saya tidak tergamak nak bagi mangsa baju buruk dan tidak lengkap, ada kain tanpa baju, ada baju tanpa kain. Kami sedang memilih yang terbaik dan boleh dipakai untuk dibungkus,” Roha menjawab. Sketsa 2: “Kami dapati baju terpakai banyak di sana sehingga ada kanak-kanak bermain dan melompat di atas baju yang bertimbun.” Demikian kata ketua kampung di ground zero sambil tangannya menuding ke beberapa timbunan baju terpakai di hujung khemah mangsa tsunami. Ariff seorang sukarelawan sempat melihat longgokan pakaian itu. Tapi ternyata kain baju yang diberi amat daif. Seluar yang terlalu lusuh dan koyak. Tidak kurang juga pakaian dalam buruk. Aduhai! Mereka rasa dihina. Fahamlah dia mengapa mangsa tsunami tidak menghiraukan sumbangan baju terpakai itu. Kain baju yang diberikan hanya untuk menambahkan kesesakan di rumah. Sketsa 3: “Kalau tidak ada orang surat khabar atau orang TV ambil gambar penyerahan sumbangan orang ramai, lambat kami dapat sumbangan.” keluhan mangsa yang baru saja mendapatkan bantuan makanan dan pakaian. Sketsa 4: “Kita amat prihatin dengan tuan dan puan, sebelum depa sampai kita dah cacak dulu! Seorang ahli politik berceramah berapi-api, namun mangsa belum
http://oRiDo.wordpress.com
14
Hadith of the Day mendapat apa apa pun selepas beberapa hari! Sketsa 5: “Ketika sukarelawan bomba mengepam keluar lumpur dari rumah, bantuan beberapa agensi berwajib juga sampai pada hari itu. Sedih pula melihatkan keadaan mangsa ombak, apabila hendak mendapatkan RM500 mereka terpaksa mendengar ‘rungutan’ wakil berkenaan dulu. Ada pula yang membidas kampung terbabit dengan menyatakan nelayan membuang sampah di laut walaupun ada kemudahan tong sampah sebelum bencana. Kini ombak menghantar kembali sampah ke rumah tuan. Kasihan melihat mangsa berkenaan hanya tunduk mendengar leteran pegawai. Sketsa 6: “Pengagihan bantuan RM500 daripada kerajaan ada yang tidak menurut kriteria. Ada yang kena serpihan saja dapat bantuan. Ada pula yang terkorban ahli keluarga tidak dibantu. “Suaminya seorang pesakit jantung yang meninggal akibat terkejut mendengar kampung mereka dilanda tsunami. Pendeknya cara pembahagian bantuan kepada sebahagian mangsa tidak menurut prosedur keutamaan.” Demikian keluhan sukarelawan lain. Beberapa sketsa diatas didengar daripada sukarelawan yang bertugas di kawasan yang dilanda tsunami. Ada beberapa perkara yang perlu kita renungkan untuk diambil iktibar daripada bencana tsunami dan hubungan kita sebagai pemberi sumbangan. Dalam masyarakat kita, derma atau sumbangan adalah bersedekah yang boleh meringankan beban orang lain dan menyelamatkan kita daripada api neraka. “Sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api” (Hadis Riwayat At Tirmidzi) Dalam amalan bersedekah, kita perlu melakukannya dengan ikhlas kerana Allah, bukan disebabkan balasan nama atau sekadar bersedekah saja. Supaya bersedekah tidak menjadi sia-sia, Islam mengajarkan umatnya menyumbang dan bersedekah menepati erti ‘sedekah’. Beberapa perkara perlu diambil perhatian dan tindakan demi kesempurnaan bersedekah. Pertama: Barang yang disedekahkan itu hendaklah baik, elok dan tidak malu untuk dipakai (boleh dipakai). Adalah tidak wajar dan paling tidak munasabah barang yang disedekahkan itu tidak tergamak kita gunakan sendiri. Biarlah bersedekah dengan barang yang disenangi penerima. Allah melarang bersedekah dengan benda yang tidak baik kerana bersedekah adalah ibadat dan tanda mensyukuri nikmat Allah. “Wahai orang yang beriman! Belanjakanlah pada jalan Allah sebahagian daripada hasil usaha kamu yang baik dan sebahagian daripada apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu sengaja memilih yang buruk daripadanya lalu kamu dermakan atau kamu jadikan pemberian zakat, padahal kamu sendiri tidak sekali-kali akan mengambil yang buruk itu kalau diberikan kepada kamu, kecuali dengan memejamkan mata padanya. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi
http://oRiDo.wordpress.com
15
Hadith of the Day sentiasa terpuji.” (Al-Baqarah ayat 267) Kedua: Sesuatu yang disedekahkan ialah yang halal, bukan haram atau subahat. Ketiga: Sunat bagi pemberi sedekah atau derma bersedekah dan berderma daripada benda yang disukai dan disayangi, tidak kira sama sedikit atau banyak. “Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai hakikat kebajikan dan kebaktian yang sempurna sebelum kamu dermakan sebahagian daripada apa yang kamu sayangi. Dan apa jua yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (AlImran ayat 92) “Daripada Adiyie Hatim Radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Takutlah kamu akan api neraka walaupun dengan (bersedekah) separuh buah kurma.” (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari). Hadis ini menunjukkan amalan bersedekah walaupun hanya separuh buah kurma boleh menyelamatkan kita daripada api neraka. Keempat: Bersedekah disertai dengan keikhlasan, bukan mengungkit, merungut, membidas dan menyakiti hati orang yang menerima sedekah kerana perbuatan ini haram dan merosakkan amalan bersedekah. “Wahai orang yang beriman! Jangan rosakkan pahala sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan kelakuan yang menyakiti seperti rosaknya pahala amalan sedekah orang yang membelanjakan hartanya kerana hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak) dan ia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. “Maka bandingan orang itu seperti batu licin yang ada tanah di atasnya kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). Demikianlah juga halnya orang kafir dan riak itu, mereka tidak akan mendapat sesuatu pahala pun daripada apa yang mereka usahakan. Dan ingatlah Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (Al-Baqarah-264) Kelima: Sedekah yang diberikan secara sembunyi lebih afdal, ibarat tangan kanan yang memberi, tangan kiri tidak mengetahuinya. Perbuatan ini dekat kepada keikhlasan dan jauh daripada riak kerana sifat ini boleh merosakkan amalan sedekah. Tiada gunanya bersedekah jika mahu mendapat pujian dan dikatakan pemurah kerana dengan keikhlasan sahajalah ganjaran pahala diperoleh. “Jika menampakkan sedekah kamu, ini sangat baik, tetapi jika kamu merahsiakannya, dan memberikan orang fakir, maka itu lebih baik bagi kamu dan akan melepaskan kamu daripada kejahatan kamu; Allah menyedari apa yang kamu buat” (Al Baqarah – 271). Keenam: Sedekah tidak mengurangkan harta, sebaliknya menambah harta dan menjauhkan kefakiran, kekurangan dan kesempitan. Allah akan gantikan dengan yang lebih baik. “Katakanlah wahai Muhammad sesungguhnya Tuhan-Ku memewahkan rezeki bagi
http://oRiDo.wordpress.com
16
Hadith of the Day sesiapa yang dikehendaki-Nya antara hamba-Nya dan Ia juga yang menyempitkan baginya, dan apa saja yang kamu dermakan maka Allah akan menggantikannya dan Dia sebaik-baik pemberi rezeki” (Saba’ – 39). Ketujuh: Sedekah membersihkan harta dan menyucikan diri kita. “Ambil sedekah daripada harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa engkau itu menjadi ketenangan hati mereka. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (At Taubah-103). Ayat itu menjawab dua soalan pokok, iaitu apa yang harus disedekahkan dan mengapa umat harus bersedekah. Sedekah adalah untuk membersih dan menyucikan (jiwa) dan disedekahkan daripada harta atau benda yang dimiliki. Walaupun pemikiran kebanyakan umat Islam masih menghubungkaitkan sedekah dengan kebendaan, renungkan sepotong ayat Allah (yang juga ajaran Rasul yang wajib) berbunyi: “…tentang sedekah dan orang yang tidak mendapati sesuatu melainkan tenaganya (usaha mereka)” (At Taubah - 79) Sebenarnya sedekah bukan saja berbentuk kebendaan. Bagi yang tidak mampu atau tiada harta, Allah menghendaki mereka menyumbangkan usaha dan doa. Usaha termasuk menjadi sukarelawan, daya upaya, idea dan ikhtiar, kegiatan, perbuatan untuk mencapai, melaksanakan dan menyempurnakan sesuatu usaha yang disumbangkan dan memanfaatkan mereka yang layak menerima sedekah. Walaupun hanya sekadar doa dan senyuman. ‘Senyum itu adalah sedekah’ (maksud hadis). Penulis boleh dihubungi di e-mel,
[email protected] dan sebarang jawapan terhadap kemusykilan boleh dilayari di www.wanitajimceria.blogspot.com.
http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/16/kekuatan-sedekah-1/
KEKUATAN SEDEKAH ( 1 ) Posted by ahmadzain under Islam dan Masalah Sosial KEKUATAN SEDEKAH(1) Ahmad Zain An Najah,MA * Allah berfirman :
َّ ِ يءٍ فَإ َّ م َ من م ِ ُ ما ت ِ ْ ما تُنفِقُوا ِ ْ حتَّى تُن ِفقُوا َ حبُّو َ “لَن تَنَالُوا ْ الْبَِّر ٌ ه بِهِ عَلِي َ ّ ن الل َ َن و ْ ش
http://oRiDo.wordpress.com
17
Hadith of the Day Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ ( Al Baqarah : 93 ) Banyak pelajaran yang bisa diambil dari ayat di atas, diantaranya adalah : ( 1 ) TEORI KEKEKALAN ENERGI Pada ayat di atas, Allah swt meletakkan suatu kaidah yang sangat penting sekali di dalam kehidupan manusia. Kaidah tersebut adalah “ bahwa manusia ini tidak akan mendapatkan kebahagian dan keberhasilan di dalam kehidupannya baik sewaktu di dunia ini maupun di akherat nanti, kecuali jika ia mau mengorbankan apa yang dicintainya demi kehidupan manusia itu sendiri. “ Hal itu sangat terlihat jelas pada ayat di atas. Kita dapatkan di dalamnya, bahwa Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan - untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya, yang kemudian kita kenal dengan istilah infak dan sedekah. Infak dan sedekah ini benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau bahkan sangat dahsyat di dalam kehidupan manusia ini. Tidak ada seorang-pun di dunia yang berhasil dalam bidang apapun juga, kecuali dia telah mengorbankan apa yang dicintainya demi mencapai sebuah cita-cita yang diidamidamkannya. Teori atau kaidah yang diletakkan Allah tersebut, pada akhir-akhir ini ternyata mendapatkan sambutan yang begitu hebat dari kalangan para pakar psikologi dan orang-orang yang bergelut di dalam management dan pengolahan SDM ( Sumber Daya Manusia ) . Mereka menyebut kaidah ini dengan « Teori Kekekalan Energi « . Mereka percaya bahwa energi atau amal perbuatan baik yang dikerjakan manusia tidak hilang dari alam ini, akan tetapi berubah bentuk [1]. Lihat umpamanya apa yang dinyatakan oleh John F. Kennedy ( 1961 ) : “ Apabila suatu masyarakat-bebas tidak dapat membantu banyak orang yang miskin, masyarakat tersebut akan gagal menyelamatkan sedikit orang kaya “ [2] Perkembangan tersebut semakin membuktikan akan kebenaran Al Qur’an ini dan bahwa Al Qur’an ini adalah solusi alternatif di dalam mengentas problematika-problematika kehidupan manusia. ( 2 ) ANTARA IMSAK DAN INFAK Berkata Hasan Basri : “ Sesungguhnya kalian tidak akan bisa meraih apa yang anda inginkan kecuali kalau kalian mampu meninggalkan sesuatu yang menyenangkan , dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar dengan sesuatu yang kaliantidak senangi “ [3] Perkataan Hasan Basri di atas telah memberikan isyarat bagi kita tentang tata cara menapak tangga-tangga prestasi. Beliau memberikan dua jalan untuk mencapai sebuah prestasi yaitu dengan : Imsak ( Menahan Diri dari hal-hal yang melalaikan ) dan Infak ( Mengorbankan/ menginfakkan apa yang dicintainya ) . Untuk Infak telah disebutkan pada ayat 9 dari Surat Ali Imran di atas. Adapun Imsak disebutkan Allah pada ayat lain, yaitu dalam surat Al Nazi’at, ayat : 37- 41 : « Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
http://oRiDo.wordpress.com
18
Hadith of the Day menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya ( Al Nazi’at, ayat : 37- 41 «)
( 3 ) SYAREAT BANI ISRAIL DAN SYAREAT ISLAM Dari sisi pembinaan yang tersirat dari ayat di atas adalah : seseorang hendaknya membiasakan diri untuk meninggalkan sesuatu yang ia cintai, sekaligus untuk memberikannya kepada yang lebih membutuhkan. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri, karena jiwanya menjadi bersih, begitu juga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada umat Bani Israel, jika mereka diperintahkan untuk meninggalkan sesuatu yang mereka cintai, mereka hanya meninggalkannya begitu saja, tanpa diiringi perintah untuk memberikannya kepada orang lain. Dari sini, bisa diketahui betapa lengkap dan mulianya ajaran Islam yang kita yakini ini. [4].
(3 ) ARTI “ AL BIRR ‘ PADA AYAT DI ATAS Diantara arti « Al Birr « yang disebutkan para ulama adalah :
1. Pahala dari Allah swt . 2. Syurga . [5 3. Amal Sholeh , dalam suatu hadits disebutkan : « Hendaklah kalian berlaku jujur,
karena kejujuran itu akan membawa kalian kepada ( Al Birr ) - yaitu amal sholeh Sedangkan Al Birr ( amal sholeh ) tersebut akan mengantarkan kalian kepada syurga . « 4. Ketaqwaan dan Ketaatan . [6] 5. Tingkatan amal sholeh yang paling tinggi [7] 6. Diantara para ulama ada yang membedakan antara ( Al Birr) dengan ( Al Khoir ) , kalau Al Birri adalah segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain , sedangkan Al Khoir adalah seluruh kebaikan. [8] Dari situ bisa diambil kesimpulan bahwa « Al Birr « segala sesuatu yang mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan syurga. Dengan demikian ayat tersebut bisa diartikan : « Bahwa kalian semua tidak akan mendapatkan ketenangan, ketentraman ,kebaikan, kebahagian di dunia dan akherat kecuali dengan menginfakkan apa yang kalian cintai di jalan Allah swt. ( 4 ) SEDEKAH MELIPUTI SELURUH AMAL SHOLEH Ibnu Umar ra berpendapat bahwa sedekah / infak pada ayat di atas mencakup sedekah/ infaq wajib dan sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) . Tetapi, menurut hemat saya, infak atau sedekah di atas mencakup seluruh amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain, seperti membantu orang yang kesusahan, dl, . Pendapat ini dikuatkan dengan apa yang disebutkan Ibnu Al Arabi di dalam Ahkam Al Qur’an ‘ bahwa sedekah di atas meliputi seluruh amal perbuatan baik , kemudian beliau mengatakan : « Inilah pendapat yang benar, karena ayat di atas bersifat umum « [9] Pendapat ini dikuatkan juga dengan sebuah hadist bahwasanya Rosulullah saw bersabda : « Setiap perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain adalah sedekah « . [10] Diantara contoh-contoh sedekah yang berupa amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain adalah sebagai berikut :
http://oRiDo.wordpress.com
19
Hadith of the Day 1. Bertasbih , bertakbir , bertahmid dan bertahlil - Para ulama menyebutkan bahwa
amalan di atas disebut sedekah karena pahala orang yang mengerjakannya sebagaimana pahala orang yang bersedekah, atau karena amalan tersebut membuatnya bersedkah pada dirinya sendiri. [11] 2. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar - Setiap kali seseorang berbuat Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar ,maka dihitung satu sedekah. Amalan ini jauh lebih mulia dan lebih utama , serta pahalanya lebih banyak dibanding dengan amalan yang pertama, karena yang pertama ( tasbih dst ) hukumnya sunnah sedangkan yang kedua ( amar ma’ruf dst ) hukumnya fardhu kifayah dan kadang berubah menjadi fardhu ‘ain. Sebagaimana telah diketahui bahwa pahala amalan wajib jauh lebih besar dibanding dengan pahala amalan yang sunnah. Bahkan Imam Haramain , salah seorang ulama besar dari kalangan Madzhab Syafi’i mengatakan : « Pahala amalan wajib lebih utama sebanyak tujuh puluh ( 70 ) derajat diatas amalan sunnah«.[12] Beliau merujuk pada hadist Qudsi bahwasanya Allah swt berfirman : « Tidak ada dari amalan hamba-Ku yang lebih Aku cintai dari pada amalan yang Aku wajibkan kepada-nya « [13]Selain itu Amar Ma’ruf Nahi mungkar manfaatnya bisa dirasakan orang banyak sedangkan tasbih dan tahmid manfaatnya hanya dirasakan dirinya sendiri. 3. Menyalurkan Syahwatnya pada tempat yang halal. - Para ulama menyebutkan bahwa hal-hal yang mubah bisa berubah menjadi sebuah ibadah dan ketaatan hanya dengan niat yang baik. Jika seseorang menyalurkan syahwatnya pada tempat yang halal dan berniat melaksanakanperintah Allah untuk menggauliistrinya dengan baik, atau mengharap anak yang sholeh, atau untuk menjaga dirinya dan istrinya dari perbuatan haram, maka terhitung ibadah yang mendapatkan pahala dari Allah swt. [14] 4. Beristighfar 5. Menyingkirkan batu atau duri atau hal-hal lain yang membahayakan orang lain dari jalan. 6. Membantu orang yang kesusahan. 7. Tidak mengerjakan maksiat atau kejahatan. 8. Membantu orang lain mengangkat barang ke atas kuda atau mobil. 9. Berbicara baik dan sopan. 10. Berjalan menuju masjid . [15] ( 5 ) SIKAP PARA SAHABAT DAN ORANG-ORANG SHOLEH TERHADAP AYAT DI ATAS Para sahabat dan orang-orang sholeh menafsirkan ayat di atas secara dhohir-nya ( apa adanya ) kemudian mengamalkannya.[16] Berikut ini beberapa contoh dari sikap tersebut : 1/ Abu Tolhah. Menurut Anas bin Malik ra bahwa Abu Tolhah ra adalah orang Anshor yang paling banyak memilki pohon kurma di Madinah. Harta yang paling ia sukai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ [17] yang letaknya di depan Masjid Nabawi. Nabi Muhammad saw sering masuk ke dalamnya sambil minum air yang terdapat di dalamnya. Ketika ayat di atas turun, Abu Tolhah datang kepada Rosulullah saw seraya berkata : “ Sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ ini , dan saya sedekahkan untuk Allah, saya mengharapkan kebaikannya di sisi Allah, maka silahkan wahai Rosulllah engkau letakkan pada tempat yang engkau pandang sesuai. Berkata Rosulullah saw : “ Bakhin-bakhin[18] ( Bagus-bagus ) … inilah harta yang membawa keuntungan, inilah harta yang membawa keuntungan, dan saya telah mendengarnya, sebaiknya engkau berikan kepada saudara-saudara kamu “ .
http://oRiDo.wordpress.com
20
Hadith of the Day Berkata Abu Tolhah : Akan saya laksanakan hal itu wahai Rosulullah saw . Kemudian Abu Tolhah membagikan taman tersebut kepada pra sanak saudanya. “[19] 2/ Zaid bin Haritsah. Pada suatu hari, Zaid bin Haritsah ra datang kepada Rosulullah dengan kuda perangnya yang bernama “ sabal “ ( kuda ini adalah harta yang paling dicintai-nya ) . Zaid berkata : Wahai Rosulullah saw, sedekah-kanlah kuda ini . Tetapi secara tidak disangka Rosulullah saw memberikan kuda tersebut kepada anak-nya ( Zaid ) sendiri yaitu Usmah bin Zaid. Melihat hal tersebut, Zaid bertanya : “ Wahai Rosulullah saw, maksud saya, agar kuda tersebut disedekahkan . “ Bersabda Rosulullah saw : “ Sedekah kamu telah diterima ( oleh Allah swt “ [20] 3/ Abdullah bin Umar Berkata Abdullah bin Umar : “ Ketika saya teringat ayat ini, saya berpikir tentang harta yang paling saya cintai dan ternyata saya dapatkan bahwa tidak ada yang paling saya cintai dari seorang budak wanita Romawi, kemudian segera saya bebaskan demi mencari ridha Allah, seandainya aku ambil lagi sesuatu yang telah saya infakkan di jalan Allah,tentunya budak tersebut akan aku nikahi. “ [21] (6 ) SEDEKAH YANG PALING UTAMA Sedekah yang paling utama adalah menginfakkan harta yang paling dicintainya di jalan Allah, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat di atas. Berkata ‘Atho’ ( seorang ulama tabi’in ) : “ Kalian tidak akan mendapatkan kemulian Islam dan Taqwa sehingga kalian bersedekah dalam keadaan sehat , ingin hidup secara baik dan takut tertimpa kemiskinan “ [22] Perkataan Atho’ diatas menunjukkan bahwa fitrah manusia mencintai hal-hal yang membuatnya enak ( 7) HUKUM ORANG MISKIN YANG TIDAK PERNAH BERINFAK Timbul sebuah pertanyaan : Bagaimana nasib orang miskin yang tidak mampu berinfak , apakah dia tidak akan menjadi orang baik selama-lamanya menurut ayat ini ? Di sana ada beberapa jawaban : 1/ Ayat di atas bermaksud untuk mendorong seseorang agar berbuat baik dan itupun menurut kemampuannya masing-masing ,karena Allah tidak akan membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya. 2/Ataupun arti ayat di atas bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kebaikan secara lebih sempurna kecuali kalau dia meng-infakkan apa yang dimilikinya. [23] Oleh karena itu, seorang yang miskin atau fakir tidak akan mendapatkan kebaikan yang sempurna tersebut sehingga dia menginfakkan apa yang ia cintai. Bukankah sedekah yang paling utama adalah sedekahnya orang yang hidupnya kekurangan ? [24] 3/ Ataupun artinya bahwa infak yang baik adalah infak terhadap apa yang ia cintai. [25]
http://oRiDo.wordpress.com
21
Hadith of the Day ( 8 ) PERBANDINGAN ANTARA ORANG YANG MISKIN SABAR DENGAN ORANG KAYA YANG BERSYUKUR Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini. Akan tetapi jika dibandingkan antara seorang miskin yang taat dengan orang kaya yang maksiat tentunya, orang miskin terssebut jauh lebih utama, sebaliknya pula antara orang kaya yang taat dengan orang miskin yang senang dengan dunia,tentaunya orang kaya tersebut jauh lebih utama. Jika kedua-duanya sama-sama taat kepada Allah swt, maka manakah yang lebih mulia. Untuk menjawabnya, kita harus terlebih dahulu mengetahui standar keutamaan antara keduanya. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia diciptakan di dunia ini untuk beribadah kepada Allah swt. Di dalam beribadah ini banyak segala gangguan dan halangannya, diantara gangguan yang paling menyolok adalah terikatnya hati dengan dunia dengan segala kesenangannya. Begitu juga kemiskinan bukanlah tujuan utama, hanya karena gangguan dan halangan menuju Allah jauh lebih kecil jika dibanding dengan orang yang memiliki dunia. [26] ( 9 ) HUKUM SEDEKAH KEPADA SANAK KELUARGA Sedekah dibagi menjadi dua : sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) dan sedekah wajib . Untuk sedekah tathowu’, para ulama menyimpulkan dari kisah Abu Tolhah dan Zaid bin Haritsah di atas, bahwa seseorang dibolehkan, bahkan dianjurkan untuk bersedekah kepada sanak saudara yang membutuhkan[27]. Sedekah kepada sanak saudara ini , paling tidak mempunyai dua keistimawaan : 1/ Sedekah tersebut bisa menguatkan jalinan silaturahmi diantara keluarga. Karena manusia akan merasa senang jika ada seseorang yang membantunya untuk di dalam memnuhi kebutuhannya, apalagi yang membantu tersebut adalah dkeluarga dekatnya. Dia akan merasa bangga mempunyai keluarga yang mau memperhatikan satu dengan yang lainnya. Jelas hal ini akan menguatkan hubungan antar keluarga. 2/ Begitu juga, perasaan orang yang menginfakkan akan lebih tenang dan merasa senang, karena dia mampu membantu saudaranya yang membutuhkan. Dia juga merasa tenang karena sedekahnya telah diterima oleh orang yang berhak menerimanya. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dua wanita yaitu Zainab istri Abdullah bin Mas’ud dan Zainab istri Abu Mas’ud bertanya kepada Rosulullah saw tentang sedekah kepada suami dan anak . Rosulullah saw bersabda : “ Keduanya mempunyai dua pahala ; pahala menjalin silatrahmi, dan pahala sedekah “ [28] Adapun sedekah wajib, para ulama telah sepakat bahwa hal itu tidak boleh diberikan kepada orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak dan istri. Kenapa tidak boleh ? Banyak alasannya, diantaranya adalah : 1/ Dengan mengambil sedekah wajib dari orang yang menanggungnya , mereka ( anak dan istri ) menjadi orang yang berkecukupan, dengan demikian, tidaklah perlu mereka diberi nafakah lagi . 2/ Mereka ( anak dan istri ) sudah cukup dengan nafakah yang diberikan suami atau orang tua mereka, sehingga tidak berhak lagi mendapatkan harta sedekah, karena harta sedekah ( wajib ) hanya diberikan kepada orag-orang yang membutuhkan. [29] Jika ada pertanyaan : bagaimana hukum seorang istri memberikan sedekah wajib kepada suami dan anak ?
http://oRiDo.wordpress.com
22
Hadith of the Day Jawabannya : bahwa para ulama dalam hal ini masih berselisih pendapat , akan tetapi pendapat yang lebih mendekati kebenaran bahwa hal itu dibolehkan, karena seorang istri tidak berkewajiban memberikan nafkah kepada suami dan anaknya [30] , selain itu dikuatkan juga dengan hadits Zaenab istri Abdullah bin Mas’ud di atas. Dari situ juga bisa diambil kesimpulan bahwa seorang istri jika ingin meninfakkan hartanya tidak perlu ijin kepada suaminya, karena hartanya merupakan haknya pribadi. [31] Hadist di atas juga menunjukkan bahwa seseorang sebelum bersedekah dianjurkan untuk meminta pendapat para ulama dan tokoh masyarakat tentang bagaimana menaruh sedekah dan yang terkait dengannya. [32] (10 ) BERINFAK SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI Secara umum, bersedekah secara sembunyi-sembunyi jauh lebih utama jika dibanding dengan sedekah secara terang-terangan, kecuali jika disana ada maslahat yang menuntut seseorang untuk memperlihatkan sedekahnya kepada orang lain, seperti memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dan lain-lainnya. Karena sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih dekat kepada keikhlasan . Pada akhir ayat 92 surat Ali Imran di atas , secara tidak langsung Allah menganjurkan seseorang untuk mengikhlaskan niatnya ketika bersedekah. Allah berfirman : “ Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ yaitu walaupun manusia tidak mengetahui bahwa kalian telah bersedekah, akan tetapi Allah mengetahuinya, maka jangan cemas, niscaya Allah akan membalas apa yang telah kalian sedekahkan . Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika itu sedekah wajib, sebaiknya dinampakkan, untuk menghindari tuduhan jelek. Tetapi jika itu adalah sedekah tathowu’ ( tidak wajib ) , maka sebaiknya diberikan secara sembunyi- sembunyi. Berkata Ibnu Abbas : “ Allah menjadikan pahala sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) yang diberikan secara sembunyi-sembunyi sebanyak 70 kali lipat , dan menjadikan pahala sedekah wajib yang diberikan secara terang-terangan sebanyak 25 kali lipat dibandingyangdiberikan secar sembunyi-sembunyi. Begitu juga halnya dengan seluruh ibadat wajib dan yang tidak wajib . “ [33] ( 11 ) SEDEKAH MAMPU MENGOBATI BERBAGAI PENYAKIT Diantara faedah dari sedekah adalah menyembuhkan penyakit, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits, bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
داووا مرضاكم بالصدقة “ Obatilah orang –orang yang sakit dari kalian dengan memberikan sedekah “ [34] Penyakit yang dimaksud di dalam hadist tersebut adalah penyakit badan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan hadist tersebut mencakup penyakit badan dan penyakit hati. Karena seseorang yang selalu bersedekah dengan harta yang dicintainya, hatinya akan menjadi bersih dan tenang. Banyak bukti di dalam kehidupan disekitar kita yang menunjukkan kebenaran hadist di atas :
http://oRiDo.wordpress.com
23
Hadith of the Day 1/ Diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak bahwa seseorang mengadu kepadanya tentang penyakit yang ia rasakan di kedua lutut kakinya, sudah tujuh tahun dia berobat ke dokterdokter, akan tetapi tidak ada perubahan. Abdullah bin Mubarak berkata kepadanya : “ Pergilah dan buatlah sebuah sumur, karena masyarakat sangat membutuhkannya, dan saya berharap sumur trsebut banyak airnya dan penyakit anda bisa sembuh.” Kemudian orang tersebut mengikuti perintah Abdullah bin Mubarak, dan tidak lama pula, akhirnya penyakitnya sembuh. [35] 2/Prof Dr H Biran punya pengalaman. Ia mempunyai seorang pasien yang kaya raya. Keluhannya selalu merasa gelisah dan sakit perut. Sudah diperiksa secara medis, namun tidak ada kelainan. Akhirnya pada suatu waktu ketika sang pasien itu datang berkonsultasi lagi, Dr Biran bertanya: “Maaf pak, berapa kali bapak bersedekah dalam setiap minggu?” Mendapat pertanyaan yang tidak lajim ini sang pasien merasa bingung dan menjawab: “Kekayaan, saya peroleh dengan kerja keras dan susah payah. Kalau saya berikan pada orang lain, harta saya jelas akan berkurang. Dan kalau saya berikan pada satu orang, pasti peminta yang lain datang lagi.’ Setelah Dr Biran memberikan ” tausiah ” singkatnya mengenai fadhilah sedekah maka ia berkata: “Untuk kali ini saya tidak memberi resep, tapi coba bapak ikuti nasehat saya tadi.” Karena ingin sembuh, maka walaupun dengan hati berat karena belum terbiasa, si pasien itu mencoba mengikuti advis sang dokter. Aneh tapi nyata. Setiap selesai ia mengeluarkan sedekah, ada perasaan lega dan tenteram dalam hatinya. Pelan-pelan tapi pasti, maka bukan setiap minggu tapi setiap hari dia bersedekah. Sejalan dengan kebiasaan barunya itu, maka keluhannya kian berkurang akhirnya lenyap sama sekali . 3/Dua orang anak Rudi Hartono, maestreo bulu tangkis dunia, menderita lumpuh. Sudah berulang-ulang membawanya berobat kepada para medis kenamaan di Jakarta, namun tidak kunjung sembuh. Atas advis seorang ahli agama, Juara All England delapan kali ini, dianjurkan untuk sering menderma atau membantu para fakir miskin dan mereka yang memerlukan. Saran ini ia turuti. Sejak saat itu setiap bulan ia menyumbang dua setengah juta rupiah. Diluar dugaan, kedua anaknya sembuh total. [36] Bersambung ….
* Makalah ini dipresentasikan di dalam acara Paket Kuliah Kilat Ramadlan 1427 H PCIM , Kairo Mesir pada tanggal 7 Ramadlan 1427 ( 30 / 9/ 2006 ) . [1] Lihat Steven J. Stein dan Howard E. Book, The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Success ( Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar kecerdasan emosional meraih ukses) . cet . Kaifa, hlm : 160-161 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spriritual, cet. Arga, hlm ; 88-91 [2] Lihat Steven J. Stein dan Howard E. Book, The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Success hlm : 154 [3] Qurtubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an ( Beirut , Dar Al Kutub Ilmiyah, 1417 H- 1996M cet. KeV ) : 4/ 86 [4] Ibnu Hajar Al Asqalany, Al Ujab fi Bayan Al Asbab ( Damam, Dar Ibnu Jauzi, 1997) : 2/ 714 [5] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368, Al Beirut, Dar Ihya’ Turast Al Araby , 1405 H ) : 2/ 300
http://oRiDo.wordpress.com
Jashos,
Ahkam Al
Qur’an
(
24
Hadith of the Day [6] Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133 [7] Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 301 [8] Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 222 [9] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368, pendapat ini juga didukung oleh Imam Qurtubi ( Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133) , Ibnu Hajar ( Fathu Al Bari : 3/ 396 ) , Al Alusy ( Ruh Al Ma’ani : 3/ 223) , Al Jashos, ( Ahkam Al Qur’an : 2/ 301 ) [10] HR Muslim, Kitab : zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( no : 1005 ) [11] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101 [12] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101 [13] HR Bukhari [14] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/101- 102 [15] Sepuluh macam sedekah di atas tersebut di dalam Shohih Muslim Kitab : Zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( dari no : 1006- 1009 ) [16] Lihat Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 132 [17] Para ulama berselisih pendapat tentang namanya yang paling tepat, apakah ( Bairuha atau Bairaha atau Bariha atau yang lain-lainnya ) ( lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 94 ) [18] Kata: ( Bakhin-bakhin/ bakhi-bakhi / bakh-bakh ) biasanya diucapkan orang-orang Arab ketika memuji suatu perbuatan atau ketika kagum terhadap sesuatu. ( lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, : 4/ 95) [19] Hadits riwayat Bukahri, Bab : Zakat terahap sanak saudara. ( no : 1461 ) dan Muslim , Bab Zakat ( no : 42 ) [20] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368 [21] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim : 1/ 506 [22] Lihat Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133 [23] Ini sebagaimana yang dalam hadist tentang definisi miskin : “ Seorang miskin bukanlah orang yang hanya makan satu atau dua suap makanan, atau satu atau dua buah kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai uang sama sekali dan tidak diketahui keadaannya, sehingga ia diberi sedekah “ Berkata Al Jashos : Hadist ini ingin menerangkan orang miskin yang sempurna, dan bukan berarti selain itu tidak boleh disebut miskin ( Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 3001 )
http://oRiDo.wordpress.com
25
Hadith of the Day [24] Para pengamen jalanan yang tergabung dalam Pengamen Stovia Community, menyumbang uang sejumlah Rp 746.200 yang murni dari dari hasil mengamen untuk korban tsunami Aceh dan Sumut . Mereka mengamen pada malam Tahun Baru selama sekitar empat jam di sekitar Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Begitu juga seorang pembantu rumah tangga dan seorang baby sitter masing-masing menyerahkan Rp 50.000 gajinya untuk disumbangkan para korban tsunami (Kompas , 06 Januari 2005 ) Begitu juga yang dilakukan oleh seorang ( Djarot ) pengamen di Ciledug, Tangerang, Banten. Ia menyumbangkan uang senilai hampir Rp 9 juta kepada korban gempa di Desa Muker, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jateng, Selain itu Djarot juga menghibur para pengungsi dengan mengajak bernyanyi bersama dengan lagu ciptaannya sendiri. Uang bernilai hampir Rp 9 juta diperoleh Djarot dengan cara mengamen di bus patas AC 44 tujuan Ciledug-Senen selama sepekan. (http://www.liputan6.com/view/7,124630,1,0,1150639203 ) [25] Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 223 [26] lihat Abu Dzar Al Qolmuni, Al Toyyibat mi Al Rizqi ( Kairo ; Maktabah Taufiqiyah , t.t.) hlm : 96-97 [27] Jika saudara tersebut tidak membutuhkan, sebaiknya sedekahnya dialihkan kepada yang lebih membutuhkan. Karena dikawatikan tidak mengena sasarannya, sehingga pahalanya menjadi hilang, atau tidak diterima oleh Allah swt. [28] HR Bukhari , Kitab : Zakat, Bab : Zakat terhadap suami dan anak yatim yang tinggal dirumahnya ( no : 1466 ) , HR Muslim, Kitab : Zakat, Bab : Keutamaan Nafakah dan sedekah kepada sanak saudara , ( no : 1000 ) [29] Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 402 -403 [30] Pendapat ini dianut oleh Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf dari Madzhab Hanafi, dan merupakan salah satu riwayat dari Madzhab Malik, ini juga merupakan pendapat Imam Syafi’I, dan riwayat dari Madzhab Imam Ahmad. ( lihat Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 402 ) [31] Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 403 [32] An Nawi, Syareh Shohih Muslim : 4/ 95 [33] Al Qurtuby, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an , : 3/ 214 [34] Hadist ini adalah hadist hasan, sebagaimana diebutkan Syekh Al Bani di dalam Shohih Al Jami’ [35] Kisah ini tercantum di dalam Shohih Targhib wa Tarhib. [36] Oleh Uti Konsen U.M, Sedekah Penangkal Bencana dalam Pontianak Post, Jumat, 22 Juli 2005 .
http://dzulkhairi.blogspot.com/2007/07/sedekah.html
http://oRiDo.wordpress.com
26
Hadith of the Day Isnin 23 Jul 2007
SEDEKAH Oleh: Mohd Dzul Khairi bin Mohd Noor Al-Hafiz (0129520741) Yang Dipertua Persatuan Mahasiswa Islam Universiti Malaya (PMIUM) Syaitan sering menakut-nakutkan manusia dengan kemiskinan sehingga mereka berasa takut untuk bersedekah (Ayat 268: Al-Baqarah). Manusia pula, apabila diberi segunung emas, ia inginkan segunung emas lagi (Hadis). Mereka lebih melihat kepentingan dunia, tetapi tidak bersedia dengan tanaman akhirat. Terdapat manusia terlalu kedekut tanpa menyedari bahawa segala-galanya datang daripada Allah SWT (Katakan: Semuanya datang daripada Allah). Mereka dikuasai perasaan kedekut sehingga melupakan erti persaudaraan sesama manusia. Maka, kertas ini akan membincangkan kelebihan bersedekah untuk menerbitkan semangat suka bersedekah di kalangan kita. 1- Kelebihan bersedekah 1.1- Amal digandakan sehingga 700 kali ganda “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai; Seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261) Ia merupakan satu bukti bahawa Allah SWT berkuasa menggandakan amal kebaikan kita kepada 700 kali ganda. Ini juga dijelaskan dalam satu hadis yang telah diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri r.a: “Apabila seseorang masuk Islam, kemudian Islamnya menjadi baik, nescaya Allah SWT menghapus segala kejahatannya. Sesudah itu setiap kebaikan dibalas 10 hingga 700 ganda. Sedangkan kejahatan dibalas hanya setimpal dengan kejahatan itu, kecuali pula kalau Allah SWT memaafkannya”. (Riwayat Al-Bukhari) Firman Allah SWT dalam ayat yang lain: Siapakah orang yang mahu memberi pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya. Dan (ingatlah), Allah jualah yang menyempit dan Yang Meluaskan (pemberian rezeki) dan kepada-Nya kamu semua dikembalikan. (Al-Baqarah: 245) “Siapakah orang yang mahu memberi pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya. Dan selain itu ia akan memperoleh pahala yang besar”. (Al-Hadid: 11) Manakala hadis yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurayrah r.a ”Barangsiapa yang bersedekah dengan tamar hasil daripada usahanya yang bersih dan sememangnya Allah hanya menerima hasil yang baik sahaja dan sesungguhnya Allah
http://oRiDo.wordpress.com
27
Hadith of the Day menerima dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara-Nya untuk yang seperti kamu memelihara seekor binatang ternak, sampai membesar seperti bukit”. (Riwayat Al-Bukhari) 1.2- Bersedekah amalan mulia Nabi s.a.w. pernah menjelaskan kemuliaan orang yang bersedekah melalui satu hadisnya yang masyhur. “Tangan yang memberi lebih mulia daripada tangan yang meminta-minta”. (Riwayat Al-Bukhari) Malah, dalam hadis yang lain, nabi s.a.w. menyatakan sedekah mampu memadamkan kejahatan yang dilakukan. “Puasa itu perisai, dan sedekah memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” Telah disebut dalam satu kisah seseorang yang hampir dimasukkan ke dalam neraka Namun kemudiannya terselamat kerana beliau pernah bersedekah. Malah, seorang perempuan yang kudung kembali bertangan gara-gara sikapnya yang suka bersedekah. Kisah lain pula menunjukkan seorang anak terselamat daripada serangan harimau kerana ibunya merupakan seorang yang bermurah hati untuk bersedekah. Kita juga boleh merujuk sikap murah hati Ali dan isteri beliau Fátimah yang terkandung dalam surah Al-Insan. 1.3- Rezeki dimurahkan Allah SWT Apabila kita merujuk kepada makna zakat daripada sudut bahasa sekalipun, ia membawa makna ‘Bertambah’. Orang yang pemurah biasanya dimurahkan rezeki oleh Allah SWT kerana Allah SWT redha dengan sikap pemurahnya itu. Dalam satu hadis riwayat Abu Hurayrah r.a. yang telah dimuatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Sahihnya, nabi s.a.w. ada bersabda: “Tidaklah berpagi-pagi seorang hamba melainkan akan turunlah dua orang malaikat yang turun dan berkata: Ya Allah, Engkau berilah kepada yang memberi dan Engkau halanglah kepada yang kedekut”. Firman Allah SWT: “Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, pasti akan ditunjuki kepada mereka jalan keluar. Dan diberi rezeki kepada mereka daripada jalan yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi baginya”. (Al-Talaq:2-3) 1.4- Sunnah nabi s.a.w. yang mulia dan perbuatan para sahabat r.anhum Nabi s.a.w. diriwayatkan sangat pemurah seumpama angin yang berlalu. Pernah nabi s.a.w. tergesa-gesa selepas solat gara-gara tidak tenang apabila teringatkan ada harta di tempat tidur baginda s.a.w. Manakala Uthman r.a. dan Abdul Rahman bin ‘Auf r.a. pula diibaratkan khazanah Tuhan
http://oRiDo.wordpress.com
28
Hadith of the Day di muka bumi kerana sikap pemurah mereka. 1.5 Sedekah mampu mengubah sikap seseorang Sedekah menjinakkan hati supaya tidak cintakan dunia yang menjadi punca kelemahan umat Islam masa sekarang. Sedekah juga membuatkan persaudaraan erat terjalin. Terdapat satu hadis riwayat Abu Hurayrah (Al-Bukhari) yang menceritakan seseorang telah bersedekah kepada pencuri, pelacur, dan orang kaya. Ringkas cerita, sedekah itu diharapkan dapat menyedarkan ketiga-tiga golongan tadi. 1.6 Nabi s.a.w. memuji orang yang suka memberi “Dua amalan yang mulia. Memberi makan, dan memberi salam kepada sesiapa sahaja sama ada yang dikenali atau tidak”. 2- Allah SWT melalui lisan nabi-Nya mencela orang yang kedekut “Tiga pemusnah: Syuhhun yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan perasaan bangga diri” Syuhhun : Kedekut yang melampau; melebihi Bakhil 3- Jangan menyakiti hati orang yang meminta sedekah (Ayat 263: Al-Baqarah). Perbuatan menyakiti hati orang dan menunjuk-nunjuk boleh menghapuskan pahala bersedekah (Ayat 264: Al-Baqarah). Namun dibenarkan untuk mempamerkan sedekah dengan tujuan untuk dicontohi. Menyembunyikannya adalah lebih baik lagi bagi mengelakkan perasaan riya’ itu timbul. (Ayat 271: Al-Baqarah). Bahkan menyembunyikan sedekah adalah sikap terpuji dan pelakunya termasuk daripada tujuh golongan yang mendapat perlindungan Allah SWT kelak berdasarkan hadis. 4- Kita hendaklah menolak permintaan si peminta dengan baik (rujuk kisah nabi s.a.w. yang meminta supaya peminta meminta daripada anaknya Fatimah r.anha kerana ketika itu baginda s.a.w. sendiri tidak berduit) dan memaafkannya sekiranya mereka berlaku agak kurang sopan ketika meminta sedekah (Ayat 263: Al-Baqarah). 5- Bagi orang yang tidak berharta, mereka masih ada jalan lain untuk bersedekah. Berdasarkan hadis-hadis nabi s.a.w., dapat kita simpulkan, bahawa orang yang tidak berduit bolehlah melakukan perkara-perkara seperti berikut: Ø (Hadis Abu Hurayrah r.a. riwayat Al-Bukhari dan Muslim) “Setiap tulang daripada manusia, ke atasnya sedekah pada setiap hari tenggelamnya matahari. Merapatkan hubungan antara dua orang yang bergaduh adalah sedekah, mengangkat orang naik kenderaannya atau mengangkat barang orang tersebut ke atas kenderaannya adalah sedekah, melafazkan kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah menuju ke masjid adalah sedekah, membuang sebarang benda yang menyakitkan di tengahtengah jalan adalah sedekah”. Ø (Hadis Abu Hurayrah r.a. riwayat Al-Bazzar daripada Abu Salih) “Bagi setiap manusia ada 360 tulang (atau anggota) yang menjadi sedekah ke atasnya pada tiap-tiap hari. Sahabat bertanya: Bagaimana jika tidak mampu? Rasul s.a.w. berkata: Ia menyuruh
http://oRiDo.wordpress.com
29
Hadith of the Day kepada kebaikan dan melarang keburukan. Sahabat bertanya: Bagaimana jika tidak mampu? Rasul s.a.w. berkata: Ia boleh membuang tulang di jalan. Sahabat bertanya: Bagaimana jika tidak mampu? Rasul s.a.w. berkata: Hendaklah ia menolong orangorang dha’if. Sahabat bertanya: Bagaimana jika tidak mampu? Rasul s.a.w. berkata: Hendaklah ia berhenti daripada melakukan kejahatan kepada manusia lain”. Ø (Hadis Muslim) “Manusia telah dicipta dengan 360 sendi, pada setiap sendi ada sedekahnya”. Ø (Hadis Muslim riwayat Abi al-Aswad al-Dailami) “Maka tiap-tiap tasbih sedekah, tiaptiap tahmid sedekah, tiap-tiap tahlil sedekah, mencegah kejahatan sedekah. Dan memadai daripada yang demikian itu dengan solat sunat Dhuha dua rakaat”. Ø (Hadis riwayat Abu Dhar r.a) “Bahawasanya segolongan sahabat nabi s.a.w. berkata kepada nabi s.a.w.: Ya Rasulullah, orang lebih kaya berbanding kami mendapat pahala lebih daripada kami. Mereka solat sebagaimana kami solat dan berpuasa sebagaimana kami puasa Namur mereka mampu bersedekah dengan harta yang merka miliki. Rasul s.a.w. berkata: Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk kamu sedekahkan? Sesungguhnya tasbih itu sedekah, takbir itu sedekah, tahmid itu sedekah, tahlil itu sedekah, amar ma’ruf sedekah, nahi mungkar sedekah, danpa ada kemaluan kamu pun ada sedekah. Berkata sahabat: Ya Rasulullah, apakah salah seorang daripada kami yang menggunakan syahwatnya dan baginya pahala? Rasul s.a.w. bersabda: Apakah pendapat kamu kalau ia digunakan pada benda haram, apakah dosa baginya? Maka demikian juga kalau ia digunakan untuk yang halal. Maka baginya sedekah”. Ø (Hadis Abu Musa al-Asy’arie r.a riwayat al-Bukhari dan Muslim) “Maka jika beliau tidak melakukannya, maka hendaklah menahan dirinya daripada melakukan kejahatan maka itu adalah sedekah” 6- Memberi sedekah perlu melihat kepada keutamaan dan kepentingan Ø Bersedekah kepada kaum kerabat adalah lebih baik, malah isteri dibenarkan bersedekah kepada suami. Meninggalkan anak-anak dalam keadaan berduit lebih baik daripada membiarkan mereka meminta-minta dengan orang lain. (Rujuk kes Sa’ad bin Abi Waqqas yang meminta pandangan nabi s.a.w. ketika ingin memberikan wasiat) Ø Bersedekah kepada program membina Insan lebih baik daripada bersedekah kepada masjid-masjid apatah lagi jika masjid itu adalah masjid besar. Namun ia perlu melihat juga ke arah manakah duit yang pihak masjid laburkan kerana kemungkinan pihak masjid menggunakannya untuk menampung program-program ilmu. Ini berdasarkan kata-kata Al-Qaradhawi (mafhumnya): Membina manusia lebih baik daripada membina batu-bata. Ø Memberi sedekah untuk penuntut ilmu lebih mulia berbanding memberi makan di waktu Ramadhan kerana mengisi dada supaya sarat dengan ilmu lebih baik daripada mengisi perut dengan makanan. Justeru, dapatlah kita simpulkan bahawasanya sedekah itu terbahagi kepada dua: Lahir dan Batin. Setiap orang berkuasa untuk bersedekah mengikut kondisi masingmasing. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah SWT.
http://oRiDo.wordpress.com
30
Hadith of the Day
*Kuliah Maghrib di Surau ’Ubuduiyah di sri Gombak pada 21 Mei 2007 bersamaan hari Isnin Perkongsian Oleh Mohd Dzul Khairi Mohd Noor | Permalink
http://forum35.wordpress.com/2007/10/09/dahsyatnya-sedekah/
Dahsyatnya Sedekah Posted on October 9, 2007 by pembina
Dahsyatnya Sedekah Oleh K.H. Abdullah Gymnastiar Sahabatku, dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut : Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?” Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantahkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi). Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api). Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?” Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air). “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikat.
http://oRiDo.wordpress.com
31
Hadith of the Day Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaanMu yang lebih dari semua itu?” Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.” Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan. Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedusedu penuh syukur. Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apapun? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka. http://oRiDo.wordpress.com
32
Hadith of the Day Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira. Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak. Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya. Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261). Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, “Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.” “Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,” jawab Rasulullah. Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. “Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya,” ujarnya. Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam. Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan http://oRiDo.wordpress.com
33
Hadith of the Day andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq! Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah! Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.(*)
http://warmfuzzy.wordpress.com/2007/08/24/kekuatan-sedekah/
Kekuatan Sedekah Pengetahuan yang berguna untuk kita amalkan bersama Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh, Diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, seperti berikut : Tatkala Allah Ta’ala menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat kehairanan akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung ?” Allah menjawab, “Ada, iaitu besi” (kita mafhum bahawa gunung batu pun boleh menjadi rata ketika dikorek/bore dan diratakan oleh bulldozer atau sejenisnya yang dibuat dari besi), Para malaikat bertanya lagi “Ya Rabbi, adakah sesuatu alam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi?” Allah yang Maha Suci menjawab, “Ada, iaitu api” (besi walau sekeras manapun boleh menjadi cair dan hancur setelah dibakar api), Para malaikat kembali bertanya “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api?”
http://oRiDo.wordpress.com
34
Hadith of the Day Allah yang Maha Agung menjawab, “Ada, iaitu air” (api membara sedahsyat apa pun niscaya akan padam jika disiram air), Para malaikat pun bertanya kembali “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air?” Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, “Ada, iaitu angin” (air di samudera yang luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain kerana kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat), Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi “Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaanMu yang lebih dahsyat dari itu semua?” Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, “Ada, iaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya”. Ertinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur menunjuk-nunjuk ataupun supaya diketahui orang lain . Berkaitan dengan ikhlas ini, RasulAllah SAW mengingatkan dalam pidatonya ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah : “Wahai segenap manusia! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya”. Oleh kerana itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat yang ikhlas hanya kerana Allah semata, tanpa berasa ingin dipuji, dianggap dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia. Ganjaran bersedekah RasulAllah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kepada kita umatnya untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan kepada kita menjadi bertambah berkah. Allah memberikan jaminan kemudahan bagi orang yang berdekah, ganjaran yang berlipatganda (700 kali) dan sebagai ganti, sebagaimana firman-Nya dan sabda RasuluAllah SAW, sbb : Allah Ta’ala berfirman, ” Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah “. {Qs. Al Lail (92) : 5-8}
http://oRiDo.wordpress.com
35
Hadith of the Day Allah Ta’ala berfirman, “Perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . {Qs. Al Baqarah (2) : 261} RasulAllah SAW bersabda, “Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, “Ya Tuhan, kurniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah “. Yang satu lagi menyeru “musnahkanlah orang yang menahan hartanya”. Tolak Bala dengan Sedekah Orang-orang yang beriman sangat sedar dengan kekuatan sedekah untuk menolak bala, kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagaimana sabda RasulAllah SAW , sbb : “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah “. “Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah” “Ubatilah penyakitmu dengan sedekah” . Banyak dari kita yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran bersedekah ini, namun persoalannya seringkali kita teramat susah untuk melakukannya kerana kekhuatiran bahawa kita salah memberi, sebagai contoh kadang kala kita enggan memberi sedekah kepada pengemis yang kita temui ditepi jalan dengan anggapan bahawa mereka (pengemis/peminta tsb) menjadikan meminta-minta sebagai pekerjaannya, malas, dll. Padahal sesungguhnya prasangka kita yang demikian adalah bisikan-bisikan syaitan laknatullah yang tidak rela melihat kita berbuat baik (bersedekah), sebaiknya mulai saat ini hendaknya kita hilangkan prasangka-prasangka yang demikian kerana seharusnya sedekah itu kita niatkan sebagai bukti keimanan kita atas perintah Allah dan rasul-Nya yang menganjurkan umatnya untuk selalu bersedekah, masalah mungkin timbul apabila ternyata kemudiannya bahawa sedekah yang kita beri kepada pengemis/peminta tadi tidak tepat sasaran, bukan lagi urusan kita, kerana sedekah hakikatnya adalah ladang amal bagi hamba-hamba Allah yang bertakwa. Pengemis/peminta/fakir miskin lainnya adalah ladang amal bagi orang yang berkemampuan, dapat kita bayangkan andaikata tidak ada lagi orang-orang tersebut, kepada siapa lagi kita dapat beramal (bersedekah) ??? Atau kalau kita termasuk orang yang tidak suka memberi sedekah (kepada pengemis/peminta/fakir miskin) dengan berbagai alasan dan pertimbangan maka biasakanlah bersedekah dengan menyiapkan sejumlah wang sebelum sholat Jum’at dan memasukkan ke kotak-kotak sumbangan yang tersedia dan biasakan dengan memberi sejumlah minima setiap Jum’at, misalnya Jum’at ini kita menyumbang RM5 kekotak amal tersebut maka sebaiknya Jum’at berikutnya harus dengan jumlah
http://oRiDo.wordpress.com
36
Hadith of the Day yang sama, syukur jika boleh diberi lebih dan yang terpentingnya harus diiringi dengan keikhlasan. Sedekah anda, walaupun kecil tetapi amat berharga disisi Allah Azza Wa Jalla. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebahagian hartanya akan rugi didunia dan akhirat kerana tidak mendapat keberkatan. Jadi, sebenarnya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah dan sebaliknya menahannya adalah celaka. Tidak menghairankan jika orang yang bersedekah diibaratkan orang yang melabur (invest) dan menabung disisi Allah dengan jalan meminjamkan pemberiannya kepada Allah. Balasan yang akan diperolehnya berlipat ganda. Mereka tidak akan rugi meskipun pada awalnya mereka kehilangan sesuatu. Sedekah yg pahalanya terus mengalir Dari Abu Hurairah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW, telah bersabda : “Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendo’akannya” (HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad). Berikut contoh konkrit, sadaqah (amal) jariah, yang pahalanya terus mengalir walaupun si pemberi sadaqah telah wafat : http://warmfuzzy.wordpress.com/2006/07/20/sedekah-jariah/ Jadilah dai “sejuta artikel” dengan meneruskan artikel ini kepada saudarasaudara kita sesama muslim yang barangkali belum mengetahuinya, sehingga kita tidak dilaknat Allah dan seluruh mahluk kerana tidak menyampaikan (menyembunyikan) apa yang telah kita ketahui, sebagaimana diyatakan dalam AlQuran surah Al-Baqarah Ayat 159 : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk “. Dari Abdullah bin ‘Amru ra, RasulAllah S.A.W bersabda: “Sampaikanlah pesanku walaupun hanya satu ayat”. Semoga Allah Ta’ala membalas ‘amal Ibadah kita. Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=177 Ahad, 17 Oktober 2004 - 02:43:47,
http://oRiDo.wordpress.com
37
Hadith of the Day Penulis : Al Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al Atsariyyah Kategori : Mengayuh Biduk
Sedekah yang Paling Utama [Print View] [kirim ke Teman] Kata orang tua kita, hidup berkeluarga adalah kehidupan orang dewasa. Perkataan seperti ini memang sesuai dengan kenyataan yang ada karena orang yang menjalani hidup berkeluarga harus siap bersikap dewasa dalam menghadapi liku-liku hidup berumah tangga. Salah satu sikap kedewasaan dari seseorang adalah bila ia tidak semata menuntut agar semua haknya dipenuhi tanpa menyeimbangkan dengan pemenuhan kewajiban dan tanggung jawabnya. Sudah seharusnya orang yang berumah tangga mengerti apa yang menjadi kewajibannya terhadap pasangannya dan memahami tanggung jawabnya, kemudian berupaya semampunya memenuhi dan melaksanakan kewajiban tersebut. Salah satu kewajiban sekaligus tanggung jawab seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai kemampuan. Kewajiban ini selain ditunjukkan dalam Al Qur’an dan As-Sunnah, juga dengan ijma’ (kesepakatan ulama). (Nailul Authar, 6/374) Sengaja kita angkat permasalahan ini karena ada di antara suami yang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan kewajiban yang satu ini, sehingga ia berlepas tangan dari memberi nafkah kepada keluarganya. Satu contoh kasus, seorang ibu dari tiga anak mengeluhkan suaminya yang enggan bekerja untuk menafkahi keluarganya. Kalaupun ia bekerja maka hasilnya semata untuk diri sendiri, untuk makan enak dan membeli kebutuhannya. Sementara untuk makan sehari-hari anak dan istrinya ditanggung oleh sang istri yang terpaksa berjualan makanan ringan untuk menghidupi diri dan anakanaknya. Sesekali si suami mau mengeluarkan uang dari sakunya bila istrinya telah marah-marah dan menuntut tanggung jawabnya. Lain lagi kisah seorang ibu setengah baya yang telah memiliki beberapa orang cucu. Setelah berhenti dari pekerjaannya, sang suami hanya tinggal di rumah, tidak mau mencari nafkah untuk keluarganya. Akhirnya, tanggung jawab memberi nafkah pun beralih kepada sang istri sementara suaminya bersikap masa bodoh. Dua kasus yang kami sebutkan di atas benar-benar terjadi dan mungkin banyak pula kejadian yang sejenis, baik itu di kalangan orang yang kelihatannya mengerti agama, terlebih lagi di kalangan orang awam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menyebutkan kewajiban suami ini:
ِوَ عَلَى ا ْلمَوْلُ ْودِ لَهُ ِر ْز ُقهُنّ َو كِسْ َو ُتهُنّ بِا ْل َمعْرُ ْوف
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 233) Ketika Mu’awiyah bin Haidah radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya?” Beliau menjawab: ((ِل فِي ا ْل َبيْت ّ ل َتهْجُر ِإ َ َو, َو لَ ُت َقبّح,َل تَضْرِب الْ َوجْه َ َو,َسيْت َ َط ِعمْتَ َو َتكْسُوْهَا ِإذَا ا ْكت َ ط ِعمَهَا ِإذَا ْ ُن ت ْ َ))أ “Engkau beri makan istrimu bila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Jangan engkau pukul wajahnya, jangan engkau jelekkan1 dan jangan engkau boikot kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud no.1830 dan Ibnu Majah no. 1840. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/202)
http://oRiDo.wordpress.com
38
Hadith of the Day Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya suami memberi makan kepada istrinya dengan apa yang ia makan dan memberi pakaian kepada istrinya dengan apa yang ia pakai, tidak boleh memukulnya dan tidak pula menjelekkannya.” (Nailul Authar, 6/376) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika haji Wada’ berkhutbah di hadapan manusia. Setelah memuji dan menyanjung Allah, beliau memberi peringatan dan nasehat. Kemudian beliau berkata: ((, ٍن بِفَاحِشَ ٍة ُم َبيّنَة َ ْن يَ ْأ ِتي ْ َغَ َر ذَِلكَ ِإلّ أ ْ شيْئًا َ ّس َتمِْلكُوْنَ ِم ْنهُن َ ْ َلي,ْع ْن َدكُم ِ ٌخيْرًا فَِإّنمَا هُنّ عَوَان َ ِستَ ْوصُوْا بِالنّسَاء ْ َألَ وَ ا
َألَ إِنَ َل ُك ْم,ًس ِبيْل َ ّل تبَغْوُاْ عََل ْيهِن َ َط ْع َنكُ ْم ف َ َ فَإِنْ أ. ح ٍ غيْرَ ُمبَ ّر َ ن فِي ا ْلمَضَاجِعِ وَ اضْ ِربُوْهُنّ ضَ ْربًا ّ ُن فَا ْهجُرُوْه َ ْن َفعَل ْ ِفَإ ْل يَ ْأذَنّ فِي ُبيُ ْو ِتكُمْ ِلمَن َ َو, َن َتكْرَهُوْن ْ َشكُ ْم م َ ُطئْنَ ُفر ِ ْل يُو َ ن ْ َعَليْهِنّ أ َ ْ َفحَ ّقكُم,حقّا َ ْ وَ ِلنِسَا ِئكُمْ عََل ْيكُم,حقّا َ ْ ُعَلَى نِسَائكِم ّطعَا ِمهِن َ َي كِسْوَتهِنّ و ِ سنُوْا إَِل ْيهِنّ ف ِ ْن تُح ْ َ َألَ وَ حَ ّقهُنّ عََل ْيكُمْ أ, َ)) َتكْرَهُوْن
“Ketahuilah, berpesanlah tentang kebaikan terhadap para wanita (para istri)2 karena mereka hanyalah tawanan di sisi (di tangan) kalian, kalian tidak menguasai dari mereka sedikitpun kecuali hanya itu,3 terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata4. Maka bila mereka melakukan hal itu, boikotlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Namun bila mereka menaati kalian, tidak ada jalan bagi kalian untuk menyakiti mereka. Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang kalian benci untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengijinkan orang yang kalian benci untuk masuk ke rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. Tirmidzi no. 1173 dan Ibnu Majah no. 1841, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil no. 2030) Hendaknya para suami mengetahui bahwa nafkah yang ia berikan kepada keluarganya tidaklah bernilai sia-sia di hadapan Allah. Bahkan nafkah itu terhitung sebagai amalan sedekahnya sebagaimana hadits Abu Mas’ud Al-Anshari radhiallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: ((ٌص َدقَة َ ُسبُهَا كَانَتْ لَه ِ َحت ْ ))ِإذَا َأنْ َفقَ ا ْلمُسِْل ُم نَفَقَةً عَلَى أَهْلِهِ وَ هُ َو َي “Apabila seorang muslim memberi nafkah kepada keluarganya dan dia mengharapkan pahala dengannya maka nafkah tadi teranggap sebagai sedekahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 55, 4006, 5351 dan Muslim no. 1002) Sampaipun satu suapan yang diberikan seorang suami kepada istrinya, teranggap sebagai amalan sedekah sang suami. Demikian disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada shahabat beliau, Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu: (( َي امْرََأ ِتك ّ ِحتّى الُْل ْقمَة فِي ف َ ,ٌص َدقَة َ َت َفهُوَ َلك َ ْ)) َو َم ْهمَا َأنْ َفق “Dan apa pun yang engkau nafkahkan maka itu teranggap sebagai sedekah bagimu sampaipun suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu.” (HR. Al-Bukhari no. 5354 dan Muslim no. 1628) Dalam riwayat Muslim disebutkan: (( َي امْرََأ ِتك ّ جعَُلهَا فِي ِف ْ َحتّى ا ْللُ ْقمَة ت َ ت ِبهَا َ ق نَ َفقَ ًة تَ ْب َتغِي ِبهَا وَجْهَ الِ ِإلّ أُجِ ْر ُ ِت ُتنْف َ س ْ َ))وَ ل “Tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah yang dengannya engkau mengharap wajah Allah kecuali engkau akan diberi pahala dengannya sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu.” Al-Muhallab berkata: “Nafkah untuk keluarga hukumnya wajib dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Adapun Penetap syariat (yakni Allah –red) menamakannya http://oRiDo.wordpress.com
39
Hadith of the Day dengan sedekah hanyalah dikarenakan kekhawatiran adanya sangkaan bahwa mereka tidak akan diberi pahala atas kewajiban yang mereka tunaikan. Mereka telah mengetahui pahala sedekah, maka Penetap syariat mengenalkan kepada mereka bahwa nafkah/infak yang mereka keluarkan (untuk keluarga) adalah sedekah mereka sehingga mereka tidak mengeluarkan sedekah itu kepada selain keluarga, kecuali setelah mereka mencukupi keluarga mereka. Dan penamaan infak ini dengan sedekah adalah dalam rangka mendorong mereka agar mendahulukan sedekah yang wajib (yaitu memberi nafkah kepada keluarga) daripada sedekah yang sunnah.” (Fathul Bari, 9/600) Namun tentunya nafkah itu barulah bernilai sedekah bila dibarengi dengan niat karena Allah sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Sa’ad di atas. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata ketika menerangkan hadits Abu Mas’ud AlAnshari radhiallahu 'anhu: “Hadits ini menerangkan bahwa yang dimaukan dengan sedekah dan nafkah secara mutlak dalam hadits-hadits yang ada adalah bila orang yang mengeluarkannya itu ihtisab, maknanya ia menginginkan wajah Allah dengan nafkah tersebut. Sehingga bila seseorang memberikan nafkah dalam keadaan lupa atau kacau pikirannya, tidaklah ia mendapatkan nilai sedekah seperti yang dinyatakan dalam hadits ini, namun yang masuk dalam hadits ini hanyalah bila seseorang itu muhtasib (mengharapkan pahala), ia ingat kewajibannya untuk memberikan infak kepada istri, anak-anaknya, budaknya dan orang-orang yang wajib ia nafkahi selain mereka…” (Syarah Shahih Muslim, 7/88-89) Beliau juga berkata ketika mensyarah (menjelaskan) hadits Sa’ad: “Hadits ini menunjukkan disenanginya memberi infak dalam berbagai perkara kebaikan, dan menunjukkan bahwa amalan itu tergantung niatnya, sehingga seseorang itu hanyalah diberi pahala atas amalnya dengan niatnya. Hadits ini juga menunjukkan bahwa memberi infak kepada keluarga akan diberi pahala bila mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana pula dalam hadits ini ditunjukkan bahwa perkara mubah bila diniatkan untuk mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menjadi amalan ketaatan dan diberi pahala karenanya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi peringatan tentang hal ini dengan sabda beliau: “Sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu,” sementara istri termasuk bagian dunia yang paling khusus bagi seorang laki-laki, tempat pelampiasan syahwatnya dan tempat kelezatannya yang mubah. Biasanya menyuapi istri hanya terjadi ketika sedang bercengkerama, berlemah lembut dan bercumbu dengan sesuatu yang mubah. Bila dipikir, keadaan seperti ini tentunya sangat jauh dari ketaatan dan perkara-perkara akhirat. Namun bersamaan dengan itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bila si suami memaksudkan suapan tersebut dalam rangka mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala maka ia akan memperoleh pahala dengan perbuatan tersebut. Tentunya perbuatan yang selain ini lebih pantas untuk memperoleh pahala . Terkandung dalam hal ini apabilaΙbila ditujukan karena wajah Allah manusia melakukan sesuatu yang asalnya mubah dengan mengharap wajah Allah maka ia akan diberi pahala, seperti bila seseorang makan dengan niat agar kuat dalam melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidur untuk istirahat agar bisa bangun untuk melaksanakan ibadah dalam keadaan segar lagi bersemangat, bercumbu dengan istri dan budak wanita yang dimiliki dengan tujuan menjaga diri, pandangannya dan selainnya dari perkara yang haram, juga untuk tujuan memenuhi hak istri dan untuk memperoleh anak yang shalih. Inilah makna dari sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa
http://oRiDo.wordpress.com
40
Hadith of the Day sallam: (“Dan pada kemaluan salah seorang dari kalian ada sedekah.”) Wallahu a’lam.” (Syarah Shahih Muslim, 11/77-78) Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah berkata: “Dari hadits (Sa’ad) ini diambil faidah bahwasanya satu amalan tidak akan diperoleh pahala karenanya kecuali bila amalan itu bergandengan dengan niat.” (Fathul Bari, 9/600) Kemudian beliau menukilkan ucapan Al-Imam Ath-Thabari secara ringkas: “Wajib memberi nafkah kepada keluarga. Orang yang melakukannya akan diberi pahala dengan tujuannya. Dan tidaklah saling bertentangan antara keberadaan nafkah ini sebagai sesuatu yang wajib dengan penamaannya sebagai sedekah, bahkan nafkah ini lebih utama daripada sedekah yang sunnah.” Nafkah yang diberikan seorang suami kepada keluarganya merupakan nafkah yang paling utama (afdhal) dan paling besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tsauban radhiallahu 'anhu menuturkan: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ((ٌ َو ِد ْينَار, ّس ِبيْلِ الِ عَزّ وَ جَل َ َو دِ ْينَا ٌر ُينْ ِفقُهُ الرّجُلُ عَلَى دَا َبتِ ِه فِي,ِعيَالِه ِ ل دِ ْينَا ٌر ُينْ ِفقُهُ عَلَى ُ ُل ِد ْينَا ٍر ُينْفِقُهُ الرّج ُ ََأفْض ِس ِبيْلِ ال َ )) ُينْ ِفقُهُ عَلَى َأصْحَابِهِ فِي “Dinar yang paling utama yang dibelanjakan oleh seseorang adalah dinar yang dinafkahkan untuk keluarganya, dan dinar yang dibelanjakan oleh seseorang untuk tunggangannya dalam jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dinar yang diinfakkan oleh seseorang untuk teman-temannya di jalan Allah.” (HR. Muslim no. 994) Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ((, َ َو ِديْنَارٌ َأنْفَ ْقتَهُ عَلَى أَهِْلك,ٍس ِكيْن ْ ِت بِهِ عَلَى م َ ْص ّدق َ َ َو دِ ْينَا ٌر ت, ٍ َو ِديْنَارٌ َأنْ َف ْقتَهُ فِي َر َقبَة, ِس ِبيْلِ ال َ ِد ْينَارٌ َأنْ َف ْقتَهُ فِي َظ ُمهَا َأجْرًا اّلذِي َأنْفَ ْقتَهُ عَلَى أَهِْلك َ ْ)) أَع “Satu dinar yang engkau belanjakan di jalan Allah, satu dinar yang engkau keluarkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada seorang miskin dan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya dari semua nafkah tersebut adalah satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim no. 995) Tentunya nafkah ini dikeluarkan oleh seorang suami sesuai dengan kadar kemampuannya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Orang yang mampu hendaknya memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan yang ada.” (Ath-Thalaq: 7) Tidak ada penetapan besarnya nafkah yang wajib dikeluarkan oleh suami, namun yang jadi patokan adalah kecukupan nafkah tersebut bagi yang dinafkahi, demikian pendapat jumhur ulama dari perselisihan pendapat yang ada. (Subulus Salam, 3/341, Nailul Authar, 6/377) Para suami hendaknya mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berjanji untuk mengganti nafkah yang telah diberikan oleh seorang hamba, dan tentunya ganti dari Allah lebih baik dan lebih mulia. “Dan apa saja yang kalian nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (Saba: 39)
http://oRiDo.wordpress.com
41
Hadith of the Day Seorang suami yang tidak memberikan nafkah kepada keluarganya sementara ia punya kemampuan berarti ia telah melalaikan satu kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta'ala telah bebankan di pundaknya, dan cukuplah baginya untuk mendapatkan dosa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan hal ini dalam sabdanya:
ُن َيمِْلكُ قُ ّوتَه ْ ّعم َ َحبِس ْ َن ي ْ َكَفَى بِا ْلمَ ْرءِ ِإ ْثمًا أ “Cukuplah bagi seseorang untuk mendapatkan dosa bila ia menahan makanan dari orang yang berhak mendapatkan makanan darinya.”6 (HR. Muslim no. 996) Al-Imam Ash-Shan’ani rahimahullah berkata: “Hadits ini merupakan dalil tentang wajibnya seseorang memberi nafkah kepada orang yang di bawah tanggungannya. Karena tidaklah seseorang dihukumi berdosa kecuali karena ia telah meninggalkan kewajibannya. Disampaikan di sini bahwa dosanya tersebut cukup untuk membinasakan dirinya tanpa harus menyertakan dosa yang selainnya.” (Subulus Salam, 3/345) Bila ternyata seorang suami tidak memberikan nafkah kepada istrinya dengan pemberian yang mencukupi atau malah tidak memberikan sama sekali, diperkenankan bagi seorang istri untuk mengambil dari harta suaminya walau tanpa sepengetahuannya. Hal ini pernah terjadi pada diri Hindun bintu ‘Utbah radhiallahu 'anha, istri Abu Sufyan dan ibu dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiallahu 'anhuma. Ia mengadukan keadaan dirinya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: 7ُ ل َيعْلَم َ ت ِمنْهُ وَ هُ َو ُ ْخذ َ ل مَا َأ ّ ط ْينِي مَا َيكْ ِف ْينِي وَ وََلدِي ِإ ِ ْس ُيع َ ْ وَ َلي,ٌحيْح ِ َجلٌ ش ُ َ إِنّ َأبَا سُ ْفيَانَ ر. ِك بِا ْلمَعرُ ْوف ِ َي مَا َيكْ ِف ْيكِ وَ َوَلد ْ ِخذ ُ (( : َ)) َفقَال “Abu Sufyan itu seorang lelaki yang bakhil.8 Ia tidak memberi nafkah yang cukup padaku dan anakku, kecuali bila aku mengambil dari hartanya dalam keadaan ia tidak tahu.”9 Rasulullah menjawab: “Ambillah untukmu dan anakmu dengan apa yang mencukupimu dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 1714) Namun tentunya seorang istri hanya dibolehkan mengambil harta tersebut dengan cara yang ma’ruf, yaitu kadar harta yang diambil tersebut diketahui secara kebiasaan telah mencukupi. (Fathul Bari, 9/613) Adapun bila suami telah memberikan nafkah dengan cukup sesuai kemampuannya, tidak boleh seorang istri mengambil harta suaminya tanpa ijinnya. Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. 1 Maksudnya, kata Abu Dawud, dengan mengatakan: “Semoga Allah menjelekkanmu.” (Sunan Abi Dawud, Kitabun Nikah, bab Fi Haqqil Mar-ah ‘ala Zaujiha). Demikian pula mengucapkan ucapan yang jelek, mencerca, mencela dan semisalnya. (‘Aunul Ma’bud) 2 Berkata Al-Qadhi: “Al-Istisha adalah menerima wasiat, maka makna ucapan Nabi ini adalah: Aku wasiatkan kalian untuk berbuat kebaikan terhadap para istri, maka terimalah wasiatku ini.” (Tuhfatul Ahwadzi) 3 Yakni selain istimta’ (berasyik masyuk dengannya), menjaga diri untuk suaminya, menjaga harta suami dan anaknya serta menunaikan kebutuhan suami dan melayaninya. (Bahjatun Nazhirin, 1/361) 4 Seperti nusyuz, buruknya pergaulan dengan suami dan tidak menjaga kehormatan diri. (Tuhfatul Ahwadzi) 5 Yang dimaksud dengan yahtasibuha adalah bertujuan untuk mencari pahala. (Fathul Bari, 9/600) 6 Orang yang ia beri makan adalah mereka yang wajib untuk ia berikan infak/nafkah, yaitu istrinya, anakanak, budak yang diimiliki. (Subulus Salam, 3/345)
http://oRiDo.wordpress.com
42
Hadith of the Day 7 Dalam lafadz lain, Hindun berkata: “Apakah aku berdosa bila aku mengambil dari hartanya dengan sembunyi-sembunyi?” (HR. Al-Bukhari no. 2211) 8 Al-Qurthubi menyatakan: “Hindun tidaklah memaksudkan bahwa sifat Abu Sufyan itu bakhil dalam seluruh keadaannya. Namun ia hanyalah mensifatkan keadaan dirinya bersama Abu Sufyan, bahwa Abu Sufyan menyempitkan pemberian nafkah untuknya dan untuk anak-anaknya. Dan ini tidaklah berkonsekuensi bahwa Abu Sufyan itu memiliki sifat bakhil secara mutlak karena kebanyakan para tokoh/pemimpin melakukan hal tersebut terhadap istrinya dan ia mementingkan/lebih mendahulukan orang lain dalam rangka mengambil hati mereka.” (Fathul Bari, 9/613) 9 Hadits ini merupakan satu dalil tentang bolehnya seseorang menyebut perkara orang lain yang tidak ia sukai bila dalam rangka meminta fatwa kepada seorang alim atau mengadukan perkaranya kepada orang yang berwenang dan semisalnya. Ini salah satu bentuk ghibah yang diperbolehkan. (Syarah Shahih Muslim, 12/7, Fathul Bari, 9/613, Subulus Salam, 3/341)
http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/17/cn/24497 Konsultasi : Hadits
Amal setelah meninggal Pertanyaan: Assalamualaikum Wr.Wb. Saya mau bertanya kepada pak Ustadz, Saya pernah membaca dalam sebuah hadist disebutkan bahwa apabila seorang meninggal dunia akan terputus semua amalnya kecuali tiga. Apakah amalan2 selain ketiga hal yang tersebut di dalam hadist tersebut tidak diterima bagi si mayit?, apakah hadist tersebut masih bersifat umum? artinya masih ada penjabaran yang lebih luas? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. Saeful Bahri Jawaban: Assalamu alaikum wr.wb. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua Saudara Saeful barangkali hadis yang Anda maksud adalah: Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo’akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa?I dan Ahmad). Memang benar bahwa amal ibadah orang yang telah meninggal terputus kecuali dari tiga hal di atas. Namun, apakah itu berarti ia tidak bisa mendapat aliran pahala dari orang lain? Di sini sebagian ulama berpendapat bahwa pahala itu adalah hak orang yang beramal. Hanya saja, jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak terlarang. Karena itu, doa dan ibadah baik maliyah maupun badaniyah bisa bermanfaat untuk
http://oRiDo.wordpress.com
43
Hadith of the Day orang yang telah meninggal. Pandangan ini berdasarkan dalil berikut: 1. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa : Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (QS Al Hasyr: 10) Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal mendapat manfaat dari istighfar orang yang masih hidup. 2. Dalam hadits banyak disebutkan doa tentang shalat jenazah, doa setelah mayyit dikubur dan doa ziarah kubur. Tentang doa shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW bersabda: Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW setelah selesai shalat jenazah-bersabda: Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka (HR Muslim). Tentang doa setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah SAW bersabda: Dari Ustman bin Affan ra berkata: Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda: mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya (HR Abu Dawud) Sedangkan tentang doa ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW: bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW menjawab, Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu?min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim). 3. Dalam Hadits tentang sampainya pahala shadaqah kepada mayyit Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya: Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya ? Rasul SAW menjawab: Ya, Saad berkata: saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya (HR Bukhari).
http://oRiDo.wordpress.com
44
Hadith of the Day 4. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Saum Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya (HR Bukhari dan Muslim) 5. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Haji Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya: Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? rasul menjawab: Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar (HR Bukhari) 6. Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda: Artinya: “Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad) Wallahu a'lam bish-shawab. Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/2/cn/18750 Konsultasi : Ibadah
pahala sodaqoh kepada orang kafir Pertanyaan: assalamu'alaikum... maaf langsung aja ustadz.mohon penjelasan,bersedekah kepada orang kafir apakah mendapatkan pahala?mohon jawaban dengan dalil.terima kasih. wassalam... endrian Jawaban: Assalamu alaikum wr. Wb. Semoga taufik dan hidayah Allah terlimpah kepada kita semua. Terkait dengan pertanyaan saudara mewakili banyak pertanyaan yang senada. Pertanyaan tersebut timbul karena sedekah adalah memberi sesuatu untuk mendapatkan pahala. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah bersedekah kepada orang kafir mendapat pahala? Menurut mazhab Hambali dan Syafi’i, sedekah kepada orang kafir boleh dan insya Allah mendapat pahala. Dalilnya adalah firman Allah, “Mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan http://oRiDo.wordpress.com
45
Hadith of the Day tawanan.” (Al-Insan: 8) Menurut mereka ayat ini bersifat umum. Bahkan, Ibn Qudamah berpendapat, “Tawanan ketika itu adalah orang-orang kafir.” Hanya saja sebagian ulama menggarisbawahi bahwa memberikan sedekah kepada orang kafir yang memerangi agama kita dilarang. Jadi, ia hanya boleh bagi yang orang kafir yang tidak memerangi agama. (al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah). Wallahu a’lam bi al-shawab. Wassalamu alaikum wr.wb.
http://www.almanhaj.or.id/content/2246/slash/0
Apakah Sah Sedekah Dari Orang Yang Berhutang Senin, 1 Oktober 2007 01:13:16 WIB APAKAH SAH SEDEKAH DARI ORANG YANG BERHUTANG? Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah sah sedekah dari orang yang berhutang ? Apa kewajiban syari’at yang gugur dari seorang yang mempunyai hutang ? Jawaban Shadaqah termasuk jenis infak yang dianjurkan secara syari’at, ia merupakan perbuatan baik kepada hamba-hamba Allah apabila tiba waktunya. Seseorang diberi ganjaran pahala karenanya, dan setiap orang akan berada di naungan sedekahnya pada hari kiamat. Dia tetap dikabulkan, sama saja apakah atas seseorang yang memiliki tanggungan hutang maupun tidak menanggung hutang, apabila telah sempurna syaratsyarat dikabulkannya amalan, yakni dilakukan dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berasal dari usaha yang baik dan dilakukan pada tempat yang tepat. Dengan dipenuhinya syarat-syarat ini, jadilah dia amal yang terkabul menurut ketetapan dalil syariat, tidak dipersyaratkan keharusan tiadanya hutang atas diri seseorang, akan tetapi apabila hutang itu meliputi seluruh harta miliknya maka perbuatan itu (bersedekah) bukanlah tindakan yang bijaksana, tidak juga masuk akal bahwa dia bersedekah –padahal sedekah hanyalah amalan sunnah bukan wjib- tapi membiarkan (tidak melunasi) hutang yang wajib dia bayar. Hendaklah dia memulai dengan amalan wajib terlebih dahulu barulah kemudian bersedekah, para ulama telah berselisih tentang masalah orang yang bersedekah di saat menanggung hutang yang menghabiskan seluruh hartanya, sebagian dari mereka berkata, ‘Sesungguhnya hal itu tidak boleh dia lakukan ; karena berakibat buruk pada orang yang berhutang, serta membuatnya terus memikul tanggungan hutang yang
http://oRiDo.wordpress.com
46
Hadith of the Day wajib ini. Sebagian dari mereka mengatakan, ‘Tindakan itu boleh, tetapi dia menentang hal yang lebih utama’. Yang terpenting hendaknya seseorang yang mempunyai hutang yang menghabiskan seluruh harta miliknya, tidak bersedekah sampai terbayarnya hutang ; karena wajib didahulukan daripada sunnah. Adapun kewajiban-kewajiban syari’at yang diringankan bagi orang yang menannggung hutang sampai melunasinya : Termasuk darinya haji, haji tidak wajib atas seseorang yang masih mempunyai hutang hingga dia melunasinya. Adapun zakat, para ulama bersilang pendapat tentang apakah kewajiban itu gugur atas orang yang behutang ataukah tidak ? Sebagian dari ulama ada yang berkata, ‘Sesungguhnya (kewjiban) zakat gugur pada saat berhadapan dengan hutang, sama saja apakah berupa harta yang konkrit maupun yang tidak konkrit (abstrak)’. Sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya zakat tidak gugur kewajibannya pada saat berhadapan dengan hutang, tetapi wajib atasnya mengeluarkan zakat dari semua harta yang ada di tangannya, walaupun dia menangggung hutang yang mengurangi nishab. Sebagian dari mereka ada orang yang menjelaskan dengan berkata : “Jika harta itu termasuk harta abstrak yang tidak terlihat dan tidak tersaksikan, seperti uang dan harta perniagaan, maka kewajiban zakatnya gugur pada saat berhadapan dengan hutang, sedangkan jika harta itu termasuk golongan harta konkrit seperti binatang ternak dan hasil bumi maka kewajiban zakatnya tidak gugur”. Yang benar menurut saya : Bahwa kewajiban zakat itu tidak gugur, sama saja apakah harta itu termasuk konkrit atau abstrak, bahwa setiap orang yang di tangannya terdapat harta yang mencapai nishab wajib maka wajib atasnya membayarkan zakat itu meski dia masih menanggugn hutang, itu karena zakat merupkan kewajiban atas harta berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [At-Taubah : 103] Serta berdasarkan sabda Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu tatkala beliau mengutusnya ke Yaman, “Beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah menetapkan kewajiban zakat atas mereka, yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang-orang miskin dari kalangan mereka”. Hadits tersebut di dalam kitab shahih Bukhari menggunakan lafadz seperti ini, dengan dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah ini menjadikan sisi ini terurai lepas, maka hendaknya jangan dipertentangkan antara zakat dan hutang ; karena hutang
http://oRiDo.wordpress.com
47
Hadith of the Day merupakan kewajiban pada tanggungan sedangkan zakat merupakan kewajiban pada harta, dengan demikian masing-masing dari keduanya diwajibkan pada tempat di mana yang lain tidak diwajibkan di sana, sehingga tidak mengakibatkan adanya pertentangan dan benturan di antara keduanya, pada waktu itu hutang tetaplah berada di dalam tanggungan si penghutang dan zakat tetap berada pada harta, dikeluarkan darinya pada tiap-tiap kondisi. [Disalin dari kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah dan Ibadah, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah Furqon Syuhada dkk, Penerbit Pustaka Arafah]
http://www.almanhaj.or.id/content/1417/slash/0
Jual Beli Rokok, Cerutu Dan Semisalnya, Bolehkah Bersedekah Dari Hasil Penjualannya ? Sabtu, 30 April 2005 00:23:08 WIB HUKUM MEMPERJUAL BELIKAN ROKOK, CERUTU DAN YANG SEMISALNYA, BOLEHKAH BERSEDEKAH DARI HASIL PENJUALANNYA ? Oleh Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta
Pertanyaan. Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Apakah hukumnya memperjual belikan rokok, cerutu dan yang semisalnya. Dan apakah boleh bersedekah, menunaikan ibadah haji, dan berbuat kebaikan dari hasil dan keuntungan penjualannya ? Jawaban Tidak dihalalkan memperjualbelikan rokok, cerutu dan semua yang haram, karena semuanya itu termasuk hal-hal yang kotor, dan selain mengandung mudharat fisik, sprritual dan material. Dan jika seorang hendak bersedekah, menunaikan haji atau berinfak di jalan kebajikan, maka dia harus memilih hartanya yang baik untuk disedekahkan atau digunakan untuk menunaikan ibadah haji atau dinfakkan di jalan kebajjikan. Yang demikian itu didasarkan pada keumuman firman Allah Ta'ala. "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji". [Al-Baqarah : 267]
http://oRiDo.wordpress.com
48
Hadith of the Day Demikian juga dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini : "Artinya : Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak mau menerima kecuali yang baik-baik saja". [Diriwayatkan oleh Ahmad II/328. Muslim II/703 nomor 1015, At-Tirmidzi V/220 nomor 2989, Ad-Darimi II/300, Abdurrazaq V/19 nomor 8839, Al-Baihaqi III/346] Wabillaahit Taufiq. Dan mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya. [Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, Pertaanyaan ke 1 dari Fatwa Nomor 18279, Disalin dari Fataawaa Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyyah Wal Ifta, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Jual Beli, Pengumpul dan Penyusun Ahmad bin Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i]
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=45&I temid=12&lang=id Kontributor: Munzir Almusawa
Thursday, 08 December 2005
Meredam Kemurkaan Ilahi
Seorang pria muda (sebutlah ia bernama amir) mendengar hadits-hadits dan ayat tentang mulianya bersedekah di jalan Allah, betapa mulianya ber infaq dengan shadaqatussir (sedekah secara sembunyi-sembunyi), sebagaimana hadits Rasul saw ? Sedekah dengan sembunyi sembunyi memadamkan kemurkaan Allah? (HR Thabrani dg sanad Hasan). Maka bangkitlah di hati Amir niat luhur untuk melakukannya, ia merasa telah banyak bermaksiat dan ia merasa ibadah-ibadahnya tak cukup untuk memadamkan kemurkaan Allah swt, dan iapun mulai mengumpulkan hartanya, setiap ia mendapat untung dari pekerjaannya selalu ia sisihkan untuk bersedekah secara sembunyi-sembunyi, siang malam ia terus berusaha dengan gigih mengumpulkan uang hingga setahun lamanya, terkumpullah sejumlah uang dinar emas yang cukup banyak jumlahnya. Malam itu Amir menaruh seluruh uangnya itu dalam kantung besar, lalu ia berpakaian gelap dan penutup wajah hingga tak seorangpun mengenalinya, ia berjalan ditengah malam yang sunyi, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang tertidur di emper jalan, maka ia lemparkan kantong uangnya pada tubuh si wanita, si wanita pun kaget terbangun, dan hanya menyaksikan pria bercadar itu lari terbirit-birit. Amir membatin dalam hatinya? ?ah? wanita itu pasti berharap isi kantung itu adalah makanan, namun? MASYA ALLAH?SETUMPUK UANG DINAR?!!..wah.. dia pasti gembira dan mendoakanku..Puji syukur atas Mu Rabbiy, aku lelah setahun mengumpulkan uang untuk hal ini.., semoga Engkau menjadikannya shadaqah rahasia yang kau terima.. Keesokan harinya heboh lah kampung itu dengan kabar bahwa seorang wanita pelacur mendapat sekantung uang dinar emas ketika sedang menunggu pelanggannya??!, mendengar berita itu maka Amir terhenyak lemas.. ia membatin?, Subhanallah..
http://oRiDo.wordpress.com
49
Hadith of the Day pelacur.. sedekahku yang kukumpulkan setahun ternyata ditelan pelacur!, ah.. sedekahku tak diterima oleh Allah.. hanya menjadi santapan wanita pezina dan penyebab orang berzina?naudzubillah?! Amir muram dan sedih.. namun ia tetap penasaran, ingin agar sedekahnya diterima oleh Allah dan tak salah alamat, maka ia mengumpulkan lagi harta dengan lebih gigih lagi hingga setahun lamanya, setelah harta terkumpul ia membeli sebanyak-banyaknya perhiasan emas dan berlian, terkumpullah sekarung perhiasan beragam corak dan jenis.. ah.. ia puas memandang jerih payahnya.., iapun mengulangi perbuatannya, menggunakan penutup wajah dan membawa karung perhiasan itu ditengah malam.., tiba-tiba ia melihat seorang lelaki setengah baya yang sedang berjalan ditengah malam, wajahnya tampak kusut dan penuh kegundahan, maka si Amir pun melemparkan karung itu pada si lelaki dan berkata : ?terimalah sedekahku..!?, lalu iapun lari terbirit-birit, agar si lelaki itu tak mengenalinya. Keesokan harinya kampung itu gempar, semalam ada seorang perampok yang ketiban rizki sekarung perhiasan dari lelaki misterius?, ah..ah.. Amir sangat lesu.. dua tahun sudah kukumpulkan uang dengan susah payah, tapi selalu salah alamat. Namun Amir masih juga penasaran.., ia kembali kumpulkan uang.. berlanjut hingga setahun, maka ia berbuat seperti tahun yang lalu lalu, menaruh uang dinar emasnya di kantung kulit, lalu berjalan ditengah malam.. ia melihat seorang tua renta yang berjalan tertatih tatih sendirian.. nah.. ini.. pasti tak salah alamat..gumam Amir.. iapun memberikan kantung Dinar Emasnya pada Kakek itu dan lari. Keesokan harinya kampung itu gempar lagi, seorang Kakek yang menjadi orang terkaya di kampung itu mendapat sedekah sekantung emas dinar.. maka Amir pun roboh.. ia kapok.. berarti memang ia adalah pria busuk yang sedekahnya tak akan diterima oleh Allah, 3 tahun ia berjuang namun Allah menghendaki lain.., Amir pun berdoa : ?Rabbiy kalau kau menerima sedekahku itu maka tunjukkanlah?. Zaman terus berlanjut tanpa terasa, puluhan tahun kemudian Amir sudah tua renta, di usia senjanya ia mendengar ada dua orang ulama adik kakak, keduanya menjadi ulama besar dan mempunyai murid ribuan, kedua Ulama itu anak yatim, ayah mereka wafat saat mereka masih kecil, lalu karena jatuh miskin maka ibunya akhirnya melacur untuk menghidupi anaknya, dalam suatu malam ibunya bermunajat pada Allah : ?Rabbiy, kuharamkan rizki yang haram untuk anak-anakku, malam ini berilah aku rizki Mu yang halal, lalu Ibu itu tertidur di emper jalan, lalu ada seorang misterius yang melemparkan sekantung uang dinar emas padanya, lelaki itu menutup wajahnya dengan cadar, maka sang Ibu gembira, bertobat, dan menyekolahkan anaknya dengan uang itu dan hingga kedua anaknya menjadi Ulama dan mempunyai murid ribuan banyaknya... Airmata menetes membasahi kedua pipi Amir yang sudah tua renta, oh.. sedekah ku itu ternyata diterima Allah.. dan pahalanya dijaga Allah hingga berkesinambungan dengan anak-anak sipelacur yang menjadi ulama dengan uang sedekahnya, dan memiliki murid ribuan pula, Maha Suci Allah.. Dia tidak menyia-nyiakan jerih payahku.. namun apa nasibnya dengan sedekahku yang tahun kedua?, belum lama Amir membatin, datang pula kabar bahwa seorang Wali Allah barusaja wafat.., dia dulunya adalah perampok, suatu malam ia dilempari sekarung perhiasan oleh pria misterius, lalu ia bersyukur kepada Allah, beribadah dan beribadah, meninggalkan kehidupan http://oRiDo.wordpress.com
50
Hadith of the Day duniawi, berpuasa dan bertahajjud, hingga menjadi orang yang Shalih dan Mulia, dan wafat sebagai dengan mencapai derajat Waliyullah (kekasih Allah) dan banyak pula orang yang bertobat ditangannya. Amir semakin cerah wajahnya dan semakin malu kepada Allah, tak lama sampai pula kabar padanya bahwa telah dibangun sebuah rumah amal, yang selalu tak pernah sepi dikunjungi para pengemis, rumah amal itu selalu membagi-bagikan hartanya pada para Fuqara, rumah amal itu didirikan oleh seorang tua renta yang kaya raya di kampung itu, ia awalnya sangat kikir, namun suatu malam ia dihadiahi sekantung uang dinar emas oleh pria misterius, iapun malu dan bertobat, lalu menginfakkan seluruh hartanya untuk rumah amal. Amir tak tahan menyungkur sujud kehadirat Allah swt, betapa luhurnya Dia Yang Maha Menjaga Amal nya yang tak berarti hingga berlipat-lipat dan berkesinambungan, ah.. Amir benar-benar telah mencapai cita-citanya.. yaitu sabda Rasul saw : ?Sedekah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemurkaan Allah?, dan ia mendapatkan pahala yang terus mengalir tanpa henti, bagai menaruh saham dengan keuntungan berjuta kali lipat setiap kejapnya, betapa tidak?, apalah artinya sekantung uang dinar emas dibanding pahala sujud orang yang bertobat?, sedangkan kita mendengar hadits Rasul saw : ?Dua raka?at Qabliyah Subuh lebih mulia dari dunia dan segala isinya?. Lalu bagaimana dengan pahala yang bertumpuk dari sebab amal sedekahnya yang tak berarti itu?, betapa beruntungnya si pria ini, dan betapa mulia derajatnya, dan merugilah mereka yang kikir dengan hartanya, yang merasa bahwa makan dan minumnya lebih berhak didahulukan daripada menjadikannya perantara yang mendekatkannya pada Keluhuran yang Abadi, ah.. semoga aku dan kalian dikelompokkan sebagai penanam saham untuk meneruskan tegaknya Dakwah Nabi Muhammad saw, amiin.. sumber : ? Penjelasan kitab Al Hikam oleh Al Allamah Alhabib Umar bin Hafidh, pada pesantren kilat 40 hari pada Jumaditsani 1425 H di Darulmustafa Tarim, Yemen. ? Mukhtar Al Hadits
http://hanif007.wordpress.com/2007/11/18/sedekah-salah-sasaran-tapi-diterima/
Sedekah Salah Sasaran, tapi Diterima ! Ditulis pada November 18, 2007 oleh hanif007 Ada cerita yang bagus banget dari Rasulullah. Sepintas orang yang dikisahkan ini kasihan. Udah sedekah, salah sasaran. Pasti orang akan mecemooh dan mengecap bahwa sedekahnya nggak bakal diterima. Tapi, toh Allah justru mempunyai hikmah besar di balik kejadian itu. Dan Allah menerima amal orang itu. Semoga kita bisa mengambil pelajran darinya. Pada suatu hari, ada seorang yang bersedekah. Namun, ternyata sedekahnya itu jatuh di tangan seorang pencuri. Maka, orang-orang pun membicarakan bahwa sedekah itu jatuh kepada tangan seorang pencuri. Lalu orang yang bersedekah tadi berkata, “Ya http://oRiDo.wordpress.com
51
Hadith of the Day Allah, bagi-Mu segala puji, sungguh aku akan bersedekah (lagi-ed).” Kemudian orang itu keluar lagi dengan sedekahnya dan memberikan sedekah itu kepada seorang wanita pezina. Lantas, pada pagi harinya orang-orang kembali membicarakan hal itu, “Malam ini sedekah itu jatuh ke tangan seorang wanita pezina.” Orang itu tadi berkata lagi, “Segala puji bagi Allah, sedekah itu jatuh pada seorang wanita pezina! Sungguh aku akan bersedekah lagi.” Kemudian dia keluar lagi dengan membawa sedekahnya. Lalu, (ternyata) ia berikan sedekahnya itu pada seorang yang kaya. Pada pagi harinya, orang-orang pun berbicara, “Sedekah itu kini jatuh pada seorang yang kaya.” Orang itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Sedekahku jatuh pada seorang pencuri, satu lagi ke tangan seorang wanita pezina, dan satu lagi (malah) jatuh ke tangan orang kaya!” Kemudian ia tidur dan bermimpi. Ada yang berkata kepadanya, “Adapun sedekahmu terhadap seorang pencuri, semoga dia menjaga diri untuk tidak mencuri. Sedangkan seorang wanita pezina itu, semoga ia menjaga dirinya dari zina. Adapun orang kaya itu, semoga dia mengambil pelajaran. Sehingga dia mau menginfaqkan harta yang diberikan Allah padanya.” Hadits Shahih Al-Bukhari, kitab Az-Zakah, Bab idza Tashaddaqa ‘ala Ghaniy dan Shahih Muslim Kitab Az-Zakah, Bab Tsubut Ajr Mutashaddiq Sumber : buku Kisah-kisah Pilihan untuk Anak Muslim seri 6, Cet, Pertama, Darul Ilmi, Jogja, hal. 56-58 dg sedikit perubahan.
http://www.rizkyonline.com/content/view/1636/167/
Opick - Sedekah alangkah indah orang bersedekah dekat dengan Allah dekat dengan surga takkan berkurang harta yang bersedekah akan bertambah akan bertambah Allah Maha Kaya yang Maha Pemurah yang akan mengganti dan membalasnya Allah Maha Kuasa yang Maha Perkasa semoga kan membalas surga http://oRiDo.wordpress.com
52
Hadith of the Day
oh indahnya saling berbagi saling memberi karna Allah oh indahnya saling menjaga saling mengasihi karna Allah Allah.. Allah.. Allah.. Allah.. Allahu ya Rahman
http://oRiDo.wordpress.com
53