JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
HOSPITAL ENVIRONMENTAL PERFORMANCE COMPARISON IN WASTE MANAGEMENT IN JAKARTA 1
1
Soegeng Basoeki , I Made Putrawan , Susi Setyawati
1
1
Universitas Negeri Jakarta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini merupakan survei terhadap kinerja lingkungan rumah sakit di bidang pengelolaan limbah. Survei dilakukan di RS. Cipto Mangunkusumo, RS. Persahabatan dan RSPI Sulianti Saroso. Kinerja lingkungan Rumah Sakit akan baik jika 1) memiliki sumber daya manusia yang cukup, manajemen anggaran dan memiliki fasilitas yang baik dan teknologi lingkungan yang memadai 2) Peraturan lingkungan dipatuhi untuk menerapkan standar kualitas. Anggaran untuk pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah dan perekrutan sumber daya manusia outsourcing perlu ditingkatkan. Upaya untuk meningkatkan motivasi lingkungan sumber daya manusia juga perlu dilakukan untuk mencapai target kinerja yang telah ditentukan. Kata kunci: Kinerja lingkungan, standar kualitas, pengelolaan limbah
Abstract This study is a survey of the performance of the hospital environment in the field of waste management. Survey was conducted in RS. Cipto Mangunkusumo, RS. Persahabatan and RSPI Sulianti Saroso. Environmental performance of the Hospital would be good if 1) has sufficient human resources, budget management and have good facilities and adequate environmental technologies 2) Environmental regulations adhered to apply quality standards. The budget for the maintenance of waste management facilities and the recruitment of human resources outsourcing needs to be improved. Efforts to increase the motivation of the human resources environment also needs to be done in order to achieve predetermined performance targets Keywords: Enviromental performance, quality standards, waste management
70
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
PENDAHULUAN Rumah
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Laporan Hasil Penilaian Program
Sakit
adalah
institusi
Penilaian
Peringkat
Kinerja
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
dalam
pelayanan
secara
(PROPER) Tahun 2010 - 2011 yang telah
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
menyebutkan
Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan,
diawasi melalui PROPER berjumlah 42,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun
hanya 33 % berperingkat Biru, sedangkan 64
orang sehat dapat menjadi tempat penularan
% berperingkat Merah dan sisanya 3%
penyakit serta memungkinkan terjadinya
berperingkat Hitam.
kesehatan
pencemaran
perorangan
lingkungan
dan
gangguan
kesehatan karena menghasilkan limbah. Berdasarkan
jenis
pengelolaannya,
pelayanan
Rumah
Sakit
Pengelolaan
Perusahaan
bahwa
Lingkungan
rumah
Hidup
sakit
yang
Menurut U.S. EPA (2005), banyak Rumah Sakit secara sukarela melakukan
dan
inisiatif di bidang lingkungan, tetapi usaha
dapat
mereka sering gagal karena kurangnya sistem
dibedakan menjadi Rumah Sakit umum dan
manajemen
Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum
berkelanjutan
memberikan
masalah lingkungan ke dalam kegiatan
pelayanan
kesehatan
pada
lingkungan dengan
yang
baik
dan
mengintegrasikan
semua bidang dan jenis penyakit, sedangkan
organisasi, produk dan jasa. Sistem
Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan
manajemen
utama pada satu bidang atau satu jenis
pendekatan baru dan sistematis untuk kinerja
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
lingkungan yang efektif melalui pendekatan
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
akuntabilitas, keterlibatan karyawan,
kekhususan lainnya. Di Propinsi DKI Jakarta,
komitmen pimpinan, dan pelatihan SDM.
Rumah Sakit milik pemerintah pusat yang
lingkungan
Lingkungan
merupakan
kerja
dalam
termasuk dalam kriteria Rumah Sakit umum
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah
Cipto
salah satunya yaitu memperhatikan kualitas
Fatmawati.
proses manajemen tergantung pada seberapa
Selanjutnya yang termasuk kriteria Rumah
baik organisasi diarahkan dan dikelola. Hal
Sakit khusus, yaitu: RS. Penyakit Infeksi
tersebut
Sulianti Saroso, RS.Kanker Dharmais, RS.
dihasilkan dari gaya kepemimpinan serta self
Pusat Otak Nasional, RS. Jantung Harapan
efficacy dari sumber daya manusia itu
Kita
sendiri. (Putrawan, 2017).
RS.
Persahabatan,
Mangunkusumo,
dan
RS.
RS.
dapt
berupa
kebijakan
yang
71
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Menghadapi masalah-masalah limbah
Sasaran lingkungan adalah tujuan
Rumah Sakit, banyak terdapat “kesamaan”
lingkungan menyeluruh yang timbul dari
dan
kebijakan lingkungan yang ditetapkan sendiri
“perbedaan”
Analisa
secara
analysis)
yang
dapat
komparatif
dipertimbangkan
dianalisa.
(comparative sebagai
satu
oleh
organisasi
untuk
dicapai
dan
dikuantifikasikan bila dapat dipraktekkan.
metode penelitian yang tepat (disesuaikan
Sedangkan target lingkungan adalah
dengan situasi setempat) dan dapat dilakukan
persyaratan
dengan cepat dan murah. (Ganis, 2011).
dikuantifikasikan bila dapat dipraktekkan,
Penelitian ini mengkhususkan pada
kinerja
yang
rinci,
yang berlaku bagi organisasi atau bagiannya yang timbul dari sasaran lingkungan dan
analisa komparatif tentang kebijakan dalam
yang perlu ditetapkan dan dipenuhi untuk
meningkatkan kinerja lingkungan dalam hal
mencapai sasaran itu. Kinerja lingkungan
pengelolaan limbah dan strategi manajemen
kuantitatif adalah hasil yang dapat diukur dari
apa yang telah dilakukan.
sistem manajemen lingkungan yang terkait
manajemen
Rumah
Sakit
kontrol
aspek
Sedangkan
A. Kinerja Lingkungan
lingkungan
kinerja
lingkungan
fisiknya. kualitatif
adalah hasil yang dapat diukur dari hal-hal
(Environmental Performance) Menurut Kuhre (1997), kinerja
terkait dengan ukuran asset non fisik seperti
lingkungan adalah hasil mengelola aspek-
prosedur,
aspek lingkungan organisasi. Sedangkan
semangat kerja yang dialami manusia pelaku
menurut Sunu (2001), kinerja lingkungan
kegiatan
adalah hasil terukur dari Sistem Manajemen
lingkungan organisasi, sasaran dan targetnya
Lingkungan
dengan
(Arfan Ikhsan, 2009). Indikator kinerja lingkungan secara umum terdiri dari 2
yang
berkaitan
pengendalian
organisasi
terhadap
lingkungannya,
berdasarkan
kebijakan,
proses dalam
inovasi,
motivasi
mewujudkan
dan
kebijakan
(GEMI, 1998, dalam Purwanto, 2000) yaitu:
sasaran dan target lingkungan . Kebijakan
1. Indikator lagging yaitu ukuran kinerja
lingkungan adalah pernyataan organisasi
end-process, mengukur output hasil
tentang niat dan prinsipnya sehubungan
proses seperti jumlah polutan yang
dengan seluruh kinerja lingkungannya yang
dihasilkan apakah masih dibawah
memberikan kerangka kerja bagi tindakan
baku mutu lingkungan
2
dan untuk menentukan sasaran dan target lingkungan.
2. Indikator leading yaitu ukuran kinerja in-processyangmengukur 72
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
implementasi
prosedur
yang
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
5. Limbah cair adalah semua air buangan
dilakukan atau mengukur faktor apa
termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
yang diharapkan
Rumah
membawa pada
Sakit
mengandung
perbaikan kinerja lingkungan.
yang
kemungkinan
mikroorganisme,
bahan
kimia beracun dan radioaktif yang B. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Definisi hal-hal yang terkait dengan
berbahaya bagi kesehatan. 6. Limbah gas adalah semua limbah yang
pengelolaan limbah Rumah Sakit adalah
berbentuk
sebagai berikut:
pembakaran di Rumah Sakit seperti
1. Limbah Rumah Sakit adalah semua
incenerator,
gas
yang dapur,
berasal
dari
perlengkapan
limbah yang dihasilkan dari kegiatan
generator, anastesi dan pembuatan obat
Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair,
sitotoksik. 7. Limbah infektius adalah limbah yang
gas. 2. Limbah padat Rumah Sakit adalah semua
terkontaminasi organisme patogen yang
limbah Rumah Sakit yang berbentuk
tidak secara rutin ada di lingkungan dan
padat sebagai akibat kegiatan Rumah
organisme tersebut dalam jumlah dan
Sakit yang terdiri dari limbah medis
virulensi yang cukup untuk menularkan
padat dan non medis.
penyakit pada manusia rentan.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat
8. Limbah sangat infektius adalah limbah
yang terdiri dari limbah infektius, limbah
berasal dari pembiakan dan stock bahan
patologi, limbah benda tajam, limbah
sangat infektius, otopsi, organ binatang
farmasi,
percobaan dan bahan lain yang telah
limbah
sitotoksis,
limbah
kimiawi, limbah radio aktif, limbah
diinokulasi,
kontainer bertekanan dan limbah dengan
dengan bahan yang sangat infektius.
kandungan logam berat yang tinggi. 4. Limbah padat non medis adalah limbah
terinfeksi
atau
9. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
padat yang dihasilkan dari kegiatan
dan pemberian obat sitotoksik
Rumah Sakit di luar medis yang berasal
untukkemoterapikankeryang
dari dapur, perkantoran, taman dan
mempunyaikemampuanuntuk
halaman
membunuh atau menghambat
yang
dapat
dimanfaatkan
kembali apabila ada teknologinya.
kontak
pertumbuhan sel hidup.
73
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
10. Minimilasi limbah adalah upaya yang dilakukan
Rumah
mengurangi
Sakit
jumlah
dihasilkan
dengan
untuk
limbah cara
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Penelitian
dilaksanakan
pada
bulan
September - Nopember 2013.
yang
mengurangi
METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan
bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse), dan daur ulang limbah
adalah
(recycle).
menggunakan
penelitian
survey
analisis
dengan
komparatif
yang
menghasilkan deskripsi data secara sistematis Kinerja Lingkungan Rumah Sakit
dan faktual mengenai kinerja lingkungan di
Kinerja lingkungan di Rumah Sakit
Rumah Sakit. Rumah Sakit pemerintah pusat
adalah hasil dari capaian indikator di bidang
di bawah Kementerian kesehatan yang berada
lingkungan yang telah dilakukan oleh Unit
di Propinsi DKI Jakarta ada 7 Rumah Sakit,
Pengelola Lingkungan yang ada di Rumah
yaitu:
Sakit. Capaian indikator yang dilihat adalah:
Mangunkusumo,
1. Besaran jumlah limbah yang telah diminimasi
RS.
Persahabatan, RS.
RS.
Cipto
Fatmawati,
RS.
Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS.Kanker Dharmais, RS. Pusat Otak Nasional, RS.
2. Hasil dari program dan kegiatan
Jantung Harapan Kita Dari 7 RS tersebut,
lingkungan yang telah dilakukan
diambil 3 Rumah Sakit sebagai subyek
3. Hasil
dari
pemerintah
menaati
peraturan
penelitian
di bidang
lingkungan
purposive
dengan
menggunakan
sampling
method
metode (metode
dengan menggunakan standar mutu
sampling untuk tujuan tertentu) yaitu RS.
yang ada.
Cipto Mangunkusumo sebagai Rumah Sakit
Besaran sumber daya yang dimiliki
rujukan nasional yang berskala internasional
dan strategi yang dilakukan oleh manajemen
dengan kapasitas tempat tidur paling banyak
Unit Pengelola Lingkungan di Rumah Sakit
diantara Rumah Sakit pemerintah lain (diatas
dalam mencapai target-target lingkungan
900 tempat tidur), RS. Persahabatan sebagai
yang telah ditetapkan menjadi bagian yang
Rumah Sakit umum dengan kapasitas tempat
tidak terpisahkan dalam penelitian di bidang
tidur berkisar 600 tempat tidur, RSPI.
manajemen lingkungan. Tempat penelitian
Sulianti Saroso sebagai Rumah Sakit khusus
adalah di DKI Jakarta dengan lokai penelitian
dengan kapasitas tempat tidur berkisar 200
di
tempat tidur.
RS.
Persahabatan,
RS.
Cipto
Mangunkusumo, RSPI. Sulianti Saroso.
74
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah
Sakit
Umum
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
dan melayani penelitian dan pelatihan Persahabatan
bidang kesehatan lingkungan Rumah
(RSUP) mulai beroperasi pada tanggal 20
Sakit
Nopember 1963, beralamat di Jl. Raya
Nilai (value) yang dijadikan budaya
Persahabatan
No.
1
Jakarta
Timur,
kerja di RSUP adalah: profesional,
mempunyai kapasitas 600 tempat tidur
berkualitas,
dengan rata-rata Bed Occupancy Rate (BOR)
keselamatan. Kebijakan di bidang lingkungan
pada periode Januari-Juli 2013 sebesar
yang telah diterapkan adalah
68,90%. Produksi rata-rata timbunan sampah medis sebesar 0,19 kg/TT/hari dan sampah 1
inovatif,
keamanan
dan
1. Meningkatkan kinerja lingkungan melalui
upaya
mencegah,
non medis sebesar 0,011 m3/TT/hari. Visi
menanggulangi dan mengendalikan
RSUP di bidang lingkungan adalah
berbagai sumber pencemaran dan
“Menjadi Percontohan Kesehatan
kontaminasi
Lingkungan Rumah Sakit Terdepan di
menyediakan fasilitas dan teknologi
Indonesia” dengan rangkaian misi sebagai
pengolahan limbah 2. Melaksanakan
berikut: 1. Menyiapkan
perangkat
teknologi
pencegah dan pengendali pencemaran
lingkungan
sistem
dengan
manajemen
lingkungan yang terpadu secara terus menerus 3. Berupaya menaati semua peraturan-
lingkungan 2. Menerapkan prinsip-prinsip kesehatan
peraturan lingkungan hidup sehingga
lingkungan Rumah Sakit secara cepat
menjamin Rumah Sakit sehat, aman
dan tepat serta sistematis melalui
dan nyaman
kegiatan
pengoperasian
dan
pemeliharaan sarana, prasarana dan
Data jumlah karyawan yang menangani
peralatan kesehatan lingkungan
pengelolaan limbah di RSUP digambarkan
3. Melaksanakan konsultasi masalah kesehatan lingkungan Rumah Sakit
oleh tabel berikut: Tabel 1.1 Jumlah SDM Pengelola Lingkungan RSUP
dengan membangun kualitas SDM sanitasi yang mampu memenuhi persyaratan kompetensi yang berlaku 4. Menyediakan informasi kesehatan lingkungan secara lengkap dan akurat
Tahun 2011
Jumlah SDM (orang) 19
Keterangan S2 1 orang, S1 4 orang, 75
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
b. Membangun satu unit laboratorium
D3 5 orang S2 1 orang, S1 4 orang, 2012
IPAL untuk swapantau harian. c. Pengelolaan pada unit pre treatment
16
2013
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
D3 4 orang S2 1 orang, S1 4 orang,
STP
D3 4 orang
dari limbah cair inlet dan membangun grease
pokok
dampak
penting dari kegiatan RSUP yang terkait pengelolaan
untuk
memisahkan
lemak/minyak dari limbah dapur. d. Pengelolaan pada unit STP dengan membuat kran pengambilan sampel
Pengelolaan
STP untuk memudahkan pengambilan
intensitas kebisingan, Pengelolaan limbah
sampel dan memasang flow meter
cair, Pengelolaan limbah padat medis dan non
limbah cair untuk mencatat debit
medis,
limbah cair.
kualitas
Pengelolaan
hidup
trap
meliputi:
Penurunan
lingkungan
bak
memisahkan sampah dan padatan lain
Sumber: RSUP isu
memasang
penyaringan kasar (barscreen) untuk
19
Bedasarkan
dengan
udara,
infeksi
nosokomial,
Penurunan kualitas air tanah, Pengelolaan
Sedangkan pengelolaan limbah oli
penghijauan/flora darat, Pengelolaan dampak
genset
dilakukan
kesempatan kerja dan peluang berusaha.
limbah
oli
Upaya
diletakkan di ruang khusus untuk pelumas
manajemen
RSUP
dalam
hal
dengan
dalam
memasukkan
drum
tertutup
dan
pengelolaan limbah cair yang bersumber dari
sebelum
limbah cair domestik baik itu black water (air
perusahaan/instansi yang telah ditunjuk untuk
buangan kakus) dan grey water (air buangan
pengangkutan
bukan dari kakus) serta limbah cair medis
berdasarkan
yang dihasilkan dari ruangan laboratorium,
Lingkungan Hidup.
air bekas mencuci alat medis, sisa larutan
Upaya
diserahkan dan ijin
kepada pengelolaannya
dari
manajemen
Kementerian RSUP
dalam
kimia hasil penelitian dan lain-lain adalah
mengelola limbah padat medis dan non medis
dengan jalan:
adalah sebagai berikut:
a. Membangun satu unit STP Fluidized
a. Menyediakan tempat sampah tertutup
Bed Biofilm Reactor (FBBR) dengan
di setiap lantai dan sudut bangunan
kapasitas 500 m3/jam untuk limbah
b. Melakukan pemisahan antara sampah
cair domestik dan medis.
padat basah dan kering
76
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
c. Membangun bak penampungan sampah non medis di areal Rumah
2
Sakit dalam bentuk kontainer ukuran
Lingkungan Fasilitas penunjang kerja masih kurang
2,5 m x 1,5 m x 1 m dan ruang tertutup untuk sampah medis dengan sampah
Sumber: RSUP
non
medis
harus dikelola adalah sebagai berikut:
menggunakan kantong plastik warana
Tabel 3. Rata-rata Produksi Limbah RSUP
hitam untuk dikumpulkan dalam TPS, dikirimkan ke TPA setiap 2 hari sekali. e. Pengelolaan
Lingkungan
Sedangkan produksi limbah di RSUP yang
ukuran 2 m x 1,5 m. d. Pengelolaan
lingkungan Fasilitas penunjang kerja masih kurang
sampah
medis
Jumlah No.
Jenis Limbah
Rata-rata Pertahun
Keterangan
menggunakan wadah khusus untuk
1
limbah
Sampah Padat 50.449 kg Data dari tahun 2009Medis 2012
2
Sampah Padat 2.001 m3 Data dari tahun 2009Non Medis 2012
3
Limbah Cair
infektius
kadaluwarsa.
dan
obat
Selanjutnya
akan
dibakar dalam incenerator. Abu hasil pembakaran
diangkut oleh
pihak
ketiga yang telah ditunjuk. f. Upaya
pengelolaan
Sumber: RSUP
Fasilitas pengelolaan limbah yang
dengan
memaksimalkan 3 R (reduce, reuse,
dimiliki oleh RSUP adalah sebagai berikut:
recycle) Gambaran
masalah
Tabel 4. Fasilitas Pengelolaan Limbah RSUP
dalam
pengelolaan limbah di RSUP adalah sebagai
194.449 m3 Data dari tahun 20092012
No. Fasilitas 1 IPAL
Jumlah Kapasitas Keterangan 1 unit 500 m3/jam kondisi baik
berikut: Tabel 2. Permasalahan dalam Pengelolaan Limbah Tahun 2010-2012 No. 1
Tahun 2010
Tahun 2011
Kurangnya SDM Kurangnya Yang SDM yang berpengalam berpengalaman di an Bidang di bidang
Tahun 2012 Kurangnya SDM yang berpengalama n di bidang
2
Incenerator
2 unit 100 kg/jam 1 unit rusak
Sumber: RSUP
Data
terkait
pengelolaan
limbah
dengan memaksimalkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah sebagai berikut:
77
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 Tabel 5. Rata-rata Produksi Limbah RSUP Jenis Limbah
No. 1 2
Jumlah Ratarata
Sampah Padat Medis Sampah Padat Non Medis
Pelayanan Sanitasi Lingkungan yang mampu mewujudkan
2.790 kg
standar
Rumah
universal”
Sakit dengan
1. Menyelenggarakan kegiatan pengolahan limbah padat dan cair 2. Menyelenggarakan pelayanan pemantauan lingkunan
194.449 m3
-
3. Menyelenggarakanlaboratorium lingkungan guna pengendalian pencemaran
Rumah Sakit Umum Cipto
4. Menyelenggarakan kegiatan pengawasan
Mangunkusumo Rumah
lingkungan
rangkaian misi sebagai berikut:
(3R)
2.001 m3
3 Limbah Cair Sumber: RSUP
memenuhi
Keterangan
pertahun 50.449 kg
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Sakit
Umum
Cipto
Mangunkusumo (RSCM) beralamat di Jl.
kesehatan lingkungan Rumah Sakit 5. Menyelenggarakan
kegiatan penataan
Pangeran Diponegoro No.71 Jakarta Pusat,
taman, penghijauan dan manajemen
mempunyai kapasitas 946 tempat tidur
lingkungan yang berkelanjutan
dengan rata-rata Bed Occupancy Rate (BOR) pada periode Januari-Juni 2013 sebesar 2
71,36%. Jumlah pengunjung dan rawat jalan
6. Mewujudkan
SDM
sanitasi
yang
memiliki keunggulan dalam kompetensi, etiak, dan berbudaya kinerja 7. Menjadi tempat pendididkan, penelitian
rata-rata 2.735 orang/hari. Setelah meraih akreditasi nasional
dan
pelatihan
di
bidang
kesehatan
dari Komite Akreditasi Rimah Sakit (KARS)
lingkungan dan teknologi lingkungan
pada semester 2 tahun 2012, RSCM sebagai
Rumah Sakit. Nilai (value) yang dijadikan budaya
Rumah Sakit pusat rujukan nasional pada bulan April 2013 terakreditasi internasional
kerja di RSCM adalah: profesionalisme,
dari Joint Commission International (JCI)
integritas,
Acreditation Standards for Hospitals dengan
berkelanjutan, belajar dan mendidik. Data
tetap
jumlah
mempertahankan
sertifikasi
ISO
kepedulian, karyawan
penyempurnaan
yang
menangani
9001:2008 dan ISO 22000:2005 (Food
pengelolaan limbah di RSCM digambarkan
Management System). Visi RSCM di bidang
oleh tabel berikut:
lingkungan adalah adalah “Menjadi Unit
78
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 Tabel 6. Jumlah SDM Pengelola Lingkungan RSCM Jumlah SDM Keterangan (orang)
sitotoksik, kantong palstik bening untuk untuk sampah radioaktif kantong plastik
S2 2 orang, S1 6 orang,
coklat untuk sampah B3 dan stiker sampah
D3 4 orang
(infektius,
21
Sumber: RSCM
pengelolaan limbah cair yang bersumber dari limbah cair domestik serta limbah cair medis yang dihasilkan dari ruangan laboratorium, air bekas mencuci alat medis, sisa larutan kimia hasil penelitian dan lain-lain adalah dengan jalan mengoptimalkan 2 unit IPAL berkapasitas 500m3/hari dan 800m3/hari yang sudah mempunyai Ijin Pengolahan Limbah Cair (IPLC). Pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin, pompa-pompa dan mekanikal
non
infektius,
daur
ulang,
radioaktif, sitotoksik dan B3). Jumlah sampah
Upaya manajemen RSCM dalam hal
peralatan
domestik, kantong plastik ungu untuk sampah sampah daur ulang, kantong plastik merah
Tahun
2013
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
elektrikal
yang
dilaksanakan secara rutin sesuai jadwal melalui kontrak servis dengan pihak ke-3 sedangkan pengoperasiannya dilaksanakan oleh operator IPAL dan petugas teknis gedung. Pengelolaan limbah padat dilakukan melalui upaya pemilahan limbah padat dengan menyediakan fasilitas tempat sampah basah, tempat sampah kering, tempat sampah infektius, wadah sitotoksik, dan wadah benda tajam/jarum suntik (safety box), kantong plastik kuning untuk sampah infektius, kantong plastik hitam untuk sampah
medis selama Januari-Juni 2013 rata-rata sebanyak 23.060 kg/bulan atau 774 kg/hari yang akan dibakar di incenerator yang telah berijin. Terjadi peningkatan volume sampah medis
pada
semester
1
tahun
2013
dibandingkan dengan periode Juli-Desember tahun 2012 yang rata-rata sebesar 631 kg/hari, penyebabnya antara lain adalah kewaspadaan universal yang tinggi dimana semakin meningkatnya pemakaian bahan medis habis pakai yang disposable. Untuk sampah non medis rata-rata 168.439 kg/bulan atau 5.534 kg/hari. Secara umum terjadi peningkatan volume sampah non medis pada semester 1 tahun 2013 dibandingkan periode Juli-Desember 2012 yang
rata-rata
sebesar
4.423
kg/hari
dikarenakan bertambahnya aktifitas/unit kerja baru di lingkungan RSCM dan meningkatnya jumlah kunjungan rawat. Untuk
sampah
daur
ulang
atau
sampah non medis anorganik berupa kardus, kertas, plastik rata-rata perbulan sebanyak 5.501 kg atau 183 kg perhari menurun dibandingkan periode Juli-Desember 2012
79
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
yang
rata-rata
sebesar
216
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05 Non Medis
kg/hari
dikarenakan pemulung yang berkeliaran di 3
lingkungan RS. Pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan
RSCM
berupa
limbah
fixer,
developer, oli bekas, batu baterai, sludge IPAL, aki bekas, lampu TL dan abu
pihak ke-3 yakni perusahaan pengolah limbah B3 yang mempunyai sertifiikat perijinan dari
Fasilitas pengelolaan limbah yang dimiliki oleh RSCM adalah sebagai berikut:
No. 1
instansi yang berwenang. Untuk
limbah
radioaktif
dengan
Laporan debit 304.789 m3 limbah tahun 2012
Sumber: RSCM
incenerator. Limbah B3 baik cair maupun padat dikelola dengan menyerahkannya ke
Limbah Cair
137.111 kg/bulan
2
Tabel 8. Fasilitas Pengelolaan Limbah RSCM Fasilitas Jumlah Kapasitas Keterangan 500 m3/hari dan IPAL 2 unit berfungsi 800 m3/hari Incenerator
1 unit
200 kg/jam
berfungsi
waktu paruh tahunan, maka pembuangan limbah
bekerja
sama
denagn
BATAN,
Sumber: RSCM
sedangkan limbah radioaktif dengan waktu paruh yang kurang dari 10 hari, disimpan dulu pada tempat penyimpanan yang aman dan dapat dibuang ke TPS sampah RSCM apabila unsur radioaktif sudah tidak ada dengan dilakukan pengukuran paparan radiasi
Rumah Sakit Khusus Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Rumah
Sakit
Khusus
Penyakit
Infeksi Sulianti Saroso (RSPI) beralamat di Jalan Baru Sunter Permai Raya Jakarta Utara 2
sebelum limbah dibuang. Produksi limbah di
dengan luas area 35.000 m
RSCM yang harus dikelola adalah sebagai
bangunan seluruhnya 54.034 m merupakan
berikut:
Rumah Sakit khusus yang menangani pasien Tabel 7. Rata-rata Produksi Limbah RSCM
No.
1
2
Sampah Padat Medis Sampah Padat
2
penyakit infeksi dengan tingkat penularannya ke manusia berpotensi tinggi. Kapasitas RSPI sebanyak 202 tempat tidur dengan Bed
Jumlah Jenis Limbah
dan luas
Dccupancy Rate (BOR) sebesar 60-70%, dan Rata-rata pertahun 235.572 kg
1.645.332
Keterangan Berdasarkan ratarata 19.631 kg/bulan Berdasarkan ratarata
merupakan Rumah Sakit dengan klasifikasi kelas B. Sampah medis dikelola dengan cara dibakar di incenerator sedangkan sampah padat domestik dikumpulkan lalu dibawa
80
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
oleh Dinas Kebersihan Jakarta Utara untuk
TL/bohlamp bekas, sludge limbah cair dan
dibawa ke TPA.
obat kadaluwarsa yang sudah dikumpulkan,
Pengelolaan limbah cair dilakukan
pengelolaannya diserahkan kepada pihak
di IPAL yang telah dibuat tahun 1993 yang
ketiga/swasta yang sudah berijin dari instansi
terletak di belakang gedung Rumah Sakit
yang berewenang. Bagian yang bertanggung
dengan pengolahan air limbah menggunakan
jawab dalam kegiatan pengelolaan limbah
sistem
adalah Instalasi Kesehatan Lingkungan yang
lumpur
System)
aktif
dengan
(Activated
debit
Sludge
maksimum
195
merupakan bagian dari struktur organisai RSPI yang bertanggung jawab dalam bidang
m3/hari. IPAL terdiri dari: -
Bak penampungan awal
Pengadaan air bersih, Pengelolaan air limbah,
-
Bak pengendapan
Pengelolaan
-
Bak equalisasi
Pengawasan kebersihan, Sterilisasi alat dan
-
Bak aerasi
linen, Pemantauan kebersihan udara ruangan
-
Bak kimia pemberian NaOH, NaOCL
rumah sakit, pengawasan kebersihan ruangan,
(klorinasi), dan H2SO4 (netralisasi)
pemberantasan serangga, tikus dan vektor
Bak penampungan akhir
lainnya,dekontaminasi ruangan, pengawasan
-
Juga telah dipasang sand filter dan penggunaan
karbon
aktif
untuk
sampah
Rumah
Sakit,
sterilisasi alat dan bahan, kegiatan sanitasi lainnya
memanfaatkan air limbah lebih lanjut. Upaya
Visi Instalasi Kesehatan Lingkungan
pengelolaan limbah padat non medis dengan
di RSPI adalah menjadi Rumah Sakit
menyediakan 300 bak dan untuk limbah
percontohan pada keberhasilan pelaksanaan
padat medis disediakan 100 bak serta
sanitasi
pemakaian kantong plastik hitam untuk
mendukung pengendalian infeksi nosokomial
limbah padat non medis (domestik), kantong
dan konsep green hospital serta program
plastik kuning untuk limbah padat medis.
Gerakan Indonesia Berseri Rumah Sakit
Juga
Bersih, Kementerian Kesehatan RI. Misi
tersedia
tempat
sampah
non
medis/domestik (organik dan anorganik). Untuk pemusnahan limbah padat non
Rumah
Sakit
dalam
rangka
yang akan dituju adalah: 1. Dicapainya efektitas, efisiensi dan kualitas
medis digunakan incenerator dengan sistem 2
optimalpelayananpemeliharaan
burner. Incenerator juga sudah dillengkapi
kebersihan dan kesehatan sarana
dengan after burner scrubber. Untuk limbah
lingkungann Rumah Sakit
B3 yang terdiri dari abu incenerator, lampu
81
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
2. Melaksanakan
kegiatan
pengawasan
penyehatan ruang dan bangunan Rumah Sakit,
penyehatan
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
RSPI yang harus dikelola adalah sebagai berikut:
makanan/minuman,
Tabel 9. Rata-rata Produksi Limbah RSPI
penyehatan air, pengendalian serangga, tikus
dan
binatang
Jumlah Rata-rata
pengganggu,
No.
disinfekatsi dan sterilisasi, pengamanan
1
Sampah Padat Medis
2
Sampah Padat Non Medis
dampak radiasi 3. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan dengan berpedoman pada standar keselamatan dan
Jenis Limbah pertahun 11.240 kg 78.290 kg
3 Limbah Cair Sumber: RSPI
63.875m3
Fasilitas pengelolaan limbah yang
kesehatan kerja
dimiliki oleh RSPI adalah sebagai berikut:
Jenis dampak yang terkait pengelolaan limbah dipantau melalui: 1. Pemantauan kualitas air limbah dengan parameter tingkat BOD, COD, TSS, pH
Tabel 10. Fasilitas Pengelolaan Limbah RSPI No. Fasilitas Jumlah Kapasitas Keterangan 1 IPAL 1 unit 200 m3/hari berfungsi
dan bakteri E.coli yang terkandung dalam air limbah di saluran drainase setiap bulan
2
Incenerator
1 unit
100 kg/jam berfungsi
2. Pemantauan kualitas emisi buangan dari incenerator,genset dan kendaraan dinas dengan parameter kandungan Nox, Sox dan CO setiap 3 bulan dan 6 bulan. 3. Pemantauan
volume
sampah
padat
Jumlah SDM sebanyak 8 orang yang terdiri dari 5 orang SDM teknis yang berpendidikan D3 Kesehatan Lingkungan, 1 orang staff berbendidikan S1, 2 orang setingkat
yang mempunyai sertifkat internasional di bidang manajemen lingkungan setara ISO
penampungan sampah dan incenerator.
berpendidikan
Secara umum, dari tiga Rumah Sakit yang menjadi lokasi penelitian belum ada
dilakukan setiap hari di bak-bak
honorer
Sumber: RSPI
SMA.
Tenaga out sourcing sebanyak 40 orang
14000 series. Hanya RSCM yang sudah terakreditasi
internasional
dari
Joint
Commission International (JCI) Acreditation Standards
for
Hospitals
dengan
tetap
mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Quality Management System dan ISO 22000:2005 untuk Food Management
sebagai Cleaning Service. Produksi limbah di
82
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
System. Hal ini dikarenakan beberapa hal
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
2. Belum dirasakan perlu karena sistem
sebagai berikut:
manajemen lingkungan sudah diterapkan
1. Ketidaksiapan
dan
kegamangan
meskipun tidak bersertifikasi internasional.
manajemen dalam memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi untuk
Jumlah limbah Rumah Sakit yang diminimasi
memperoleh sertifikat lingkungan
dengan prinsip 3R per tahun adalah sebagai
berstandar internasional
berikut:
No. 1 2
3
Tabel 11. Jumlah Limbah Rumah Sakit yang Diminimasi (3R) RSUP RSCM RSPI Jenis Limbah Jumlah % Jumlah % Jumlah Sampah Padat Medis Sampah Padat 2.790 kg 66.012 4,1 2.160 kg Non Medis kg (bahan anorganik berupa kardus, kertas, plastik) Limbah Cair -
% 3
-
Sumber: Data olahan Sedangkan perbandingan jumlah SDM dengan jumlah limbah yang harus dikelola adalah sebagai berikut: Tabel 12. Jumlah SDM Pengelola Limbah Rumah Sakit
RSUP No 1 2
RSCM
Jenis Limbah Sampah Padat Medis Sampah Padat
Limbah SDM 50.449 kg
Limbah 235.572 kg
2.001 m3
1.645.332 19
3
RSPI
Non Medis Limbah Cair
194.449 m3
SDM
Limbah 11.240 kg 78.290
21 kg 304.789 m3
SDM
8 kg 63.875 m3
Sumber: Data Olahan
Perbandingan jumlah anggaran dengan jumlah limbah yang harus dikelola adalah sebagai berikut:
83
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Tabel 13 Jumlah Anggaran untuk Mengelola Limbah Unit Sanitasi di Rumah Sakit RSUP No
Jenis Limbah
RSCM Angga
Limbah
Angga
Sampah Padat Medis
50.449 kg
2
Sampah
2.001 m3
Limbah
Angga
Limbah ran
1
RSPI
ran 235.572 kg
350
ran 11.240 kg
Lebih 1.645.332
juta –
400 78.290
dari
Padat Non
juta -
kg 400
kg Rp. 2
450
Medis juta 3
Limbah Cair
194.449 m3
Milyar 304.789 m3
juta 63.875 m3
Sumber: Data Olahan Perbandingan sarana dan teknologi pengelolaan limbah di tiga Rumah Sakit adalah sebagai berikut: Tabel 14. Jumlah Sarana Pengelolaan Limbah Rumah Sakit RSUP
RSCM
RSPI
Jenis Jumlah
Unit
Limbah 50.449 kg
Pengelola 1 inc Kap.100 kg/jam 1 IPAL kap. 500 m3/hari
Jumlah
Unit
Jumlah
Unit
Limbah 235.572 Kg
Pengelola 1 inc, kap 200 kg/jam
Limbah 11.240 kg
304.789 m3
2 IPAL kap. total1300 m3/hari
63.875 m3
Pengelola 1 inc. Kap. 100 kg/jam 1 IPAL kap.500 m3/hari
Limbah Sampah Padat Medis Limbah Cair
194.449 m3
Sampah padat non medis dikelola bekerja sama dengan Suku Dinas Kebersihan Sumber: Data Olahan
Kebutuhan SDM lingkungan untuk
sampah padat medis sebesar 1.405 kg –
menangani masalah lingkungan di Rumah
11.218 kg pertahun atau 3,85 kg – 30,73 kg
Sakit, khususnya masalah pengelolaan limbah
perhari; sampah padat non medis sebesar
baik
kompetensinya
9.786 kg – 1.645.332 kg pertahun atau 26,8
merupakan masalah tersendiri bagi manager
kg – 4.507,8 kg perhari; limbah cair sebesar
Unit Sanitasi dan Lingkungan di RS. Rata-
7.984 m3 – 14.514 m3 pertahun atau 21,87
rata satu orang SDM lingkungan menangani
m3 – 39,76 m3 perhari.
jumlah
maupun
84
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Tabel 15.
Perbandingan SDM lingkungan dengan jumlah limbah Rumah Sakit RSUP
RSCM
RSPI
Jenis No.
19 Limbah
Limbah SDM
1
Sampah
21
Limbah
SDM 1:11.
11.240
218
kg
8
Limbah
50.449
235.572
SDM
1:2.65 Padat Medis
1:1.40
kg
kg 5 kg
2
Sampah Padat Non Medis
3
Limbah Cair
5 kg
2.001 m3
1:105 m3
1.645.332 kg
194.449 m3
1:10.2 34 m3
304.789 m3
kg 1:78. 349 kg 1:14. 514 m3
78.290 kg
1:9.78 6 kg
63.875 m3
1:7.98 4 m3
Sumber: Data Olahan
Proporsi jumlah SDM dan beban kerja yang
di Unit Sanitasi dan Lingkungan RSUP :
tidak ideal akan menghasilkan kinerja yang
RSPI : RSCM adalah 1 : 1,13 : 5 sedangkan
tidak maksimal dalam pengelolaan limbah.
perbandingan beban kerjanya adalah 1 :
Perbandingan jumlah anggaran yang tersedia
0,28 : 3,12.
Tabel 16. Perbandingan Anggaran Pengelolaan Limbah dengan Jumlah Limbah Rumah Sakit dengan RSUP sebagai
Pembanding RSUP No.
Jenis Limbah
RSCM Angga
Limbah 1 2
Sampah Padat Medis Limbah Cair Perbandingan sampah padat medis Perbandingan limbah cair Jumlah perbandingan
RSPI
Angga
Limbah
Angga
Limbah
50.449 kg 194.449 m3 1
ran 350 juta – 400 juta 1
ran 235.572 kg 304.789 m3 4,67
>2 milyar 5
11.240 kg 63.875 m3 0,22
1
1,57
0,33
2
6,24
0,55
1
3,12
0,28
ran 400 juta 450 juta 1,13
Sumber: Data Olahan
85
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Tabel 17.
Perbandingan SDM lingkungan dengan jumlah limbah Rumah Sakit RSUP
RSCM
RSPI
Jenis No.
19 Limbah
Limbah SDM
1
Sampah
21
Limbah
SDM 1:11.
11.240
218
kg
8
Limbah
50.449
235.572
SDM
1:2.65 Padat Medis
1:1.40
kg
kg 5 kg
2
Sampah Padat Non Medis
3
Limbah Cair
5 kg
2.001 m3
1:105 m3
1.645.332 kg
194.449 m3
1:10.2 34 m3
304.789 m3
kg 1:78. 349 kg 1:14. 514 m3
78.290 kg
1:9.78 6 kg
63.875 m3
1:7.98 4 m3
Sumber: Data Olahan
Proporsi jumlah SDM dan beban
anggaran yang tersedia di Unit Sanitasi dan
kerja yang tidak ideal akan menghasilkan
Lingkungan RSUP : RSPI : RSCM adalah 1 :
kinerja
1,13 : 5 sedangkan perbandingan beban
yang
tidak
maksimal
dalam
pengelolaan limbah. Perbandingan jumlah
kerjanya adalah 1 : 0,28 : 3,12. Tabel 18.
Perbandingan Anggaran Pengelolaan Limbah dengan Jumlah Limbah Rumah Sakit dengan RSUP sebagai
Pembanding RSUP No.
Jenis Limbah
RSCM Angga
Limbah 1 2
Sampah Padat Medis Limbah Cair Perbandingan sampah padat medis Perbandingan limbah cair Jumlah perbandingan
RSPI
Angga
Limbah
Angga
Limbah
50.449 kg 194.449 m3 1
ran 350 juta – 400 juta 1
ran 235.572 kg 304.789 m3 4,67
>2 milyar 5
11.240 kg 63.875 m3 0,22
1
1,57
0,33
2
6,24
0,55
1
3,12
0,28
ran 400 juta 450 juta 1,13
Sumber: Data Olahan
86
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
b. Capaian Indikator Kinerja Lingkungan 1. Capaian
Indikator
Hasil
-
Ketaatan terhadap pelaporan
-
Ketaatan terhadap
(Lagging Indicator) Pemenuhan
ketentuan teknis yang
atas indikator hasil dapat dilihat
dipersyaratkan
dari paramater pengukuran dibuat
oleh
Kementerian
Tim
yang
iii.
PROPER
udara:
Lingkungan Hidup.
Parameter yang digunakan Kementerian Lingkungan merupakan hasil
Pengendalian pencemaran -
oleh
Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan
Hidup
-
pengukuran on
Ketaatan terhadap pelaporan
the spot atas titik-titik penaatan
-
Ketaatan terhadap
yang telah ditentukan termasuk:
paramater Baku Mutu
i.
Emisi
Pemenuhan terhadap dokumen lingkungan/ijin
-
lingkungan: - Memilliki
ketentuan teknis yang dokumen
lingkungan/ijin
dipersyaratkan iv.
lingkungan
Pemantauan pengelolaan limbah B3
- Melaksanakan
-
ketentuan
dalam
Perijinan pengelolaan limbah B3
dokumen/ijin
-
lingkungan
- Neraca limbah B3 per
- Melaporkan pelaksanaan
Sumber limbah B3 periode
dokumen
lingkungan/ijin
-
Temuan dan Rekomendasi
-
Ketaatan terhadap
lingkungan ii.
Ketaatan terhadap
ketentuan teknis yang
Pengendalian pencemaran air: - Ketaatan terhadap ijin - Ketaatan terhadap paramater baku mutu
dipersyaratkan Hasil dari PROPER Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010-2012 adalah sebagai berikut:
87
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Tabel 19. Capaian PROPER Rumah Sakit Rumah Sakit
No
2010-2011
2011-2012
1
RSUP
Merah
Hitam
2
RSCM
Merah
Merah
3
RSPI
Biru
Biru
Sumber: Kementerian KLH
Keterangan:
dengan ketentuan dan/atau peraturan
a. Emas, diberikan kepada penanggung
perundang-undangan;
jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara
konsisten
d.
Merah, diberikan kepada penanggung
menunjukkan
jawab usaha dan/atau kegiatan yang
keunggulan lingkungan (environmental
upaya pengelolaan lingkungan hidup
excellency)
dilakukannya
dalam
proses
produksi
tidak
sesuai
dengan
dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang
persyaratan sebagaimana diatur dalam
beretika dan bertanggung jawab terhadap
peraturan perundang-undangan; dan
masyarakat;
e.
Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
b. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah
sengaja melakukan perbuatan atau
melakukan pengelolaan lingkungan lebih
melakukan
dari yang dipersyaratkan dalam peraturan
mengakibatkan
(beyond
kerusakan lingkungan serta pelanggaran
compliance)
pelaksanaan
sistem
melalui
kelalaian pencemaran
dan/atau
terhadap peraturan perundang-undangan
pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya
atau tidak melaksanakan sanksi
secara efisien melalui upaya 4R (Reduce,
administrasi.
Reuse, Recycle dan Recovery), dan
yang
2.
Capaian Indikator Proses (Leading
melakukan upaya tanggung jawab sosial
Indicator) Indikator proses merupakan
(CSR) dengan baik;
pengukuran atas implementasi prosedur penanggung
yang dilakukan atau mengukur faktor apa
jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah
yang diharapkan memperbaiki kinerja
melakukan upaya pengelolaan
lingkungan.
lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
kualitatif daripada kuantitatif
c. Biru,
diberikan
kepada
Lebih
banyak
bersifat
88
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
karena lebih menilai fungsi manajemen
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
-
dan implementasi prosedur yang
jawab dan kewenangn yang jelas
dilakukan
berdasarkan
penilaian
semantik,
pandangan,
persepsi
berdasarkan
Pembagian peran, tanggung
pengamatan
-
Pelatihan SDM lingkungan untuk meningkatkan kompetensinya
-
dan
Prosedur penyampaian informasi
penilaiannya terhadap sesuatu. Banyak
terkait masalah lingkungan yang
hal yang dapat diukur dari indikator
dihadapi
proses, termasuk diantaranya adalah motivasi
kerja
karyawan
dan
karyawan,
-
Record dan pengendalian dokumen
persepsi pelanggan.
-
Pengendalian operasional
Berdasarkan data yang didapatkan di
-
Prosedur antisipasi kecelakaan
kepuasan
dan kedaruratan
lokasi penelitian, sistem manajemen lingkungan sudah dipraktekkan oleh Unit
-
Pengelola Lingkungan di ketiga Rumah
secara berkala
Sakit, yang dapat dilihat dengan adanya: -
-
-
Evaluasi secara periodik terhadap
Kebijakan di bidang lingkungan
pencapaian sasaran dan target di
yang merupakan komitmen
bidang lingkungan
Rumah Sakit
Manajemen review atas sistem yang sudah
Visi dan misi yang jelas dan
dilaksanakan secara umum.
terukur
di
unit
organisasi
lingkungan -
Pemantauan dan pengukuran
KESIMPULAN
Prosedurstandardalam mengidentifikasi lingkungan manajer
masalah
yang
kelas
Berdasarkan melibatkan
menengah
di
dilakukan,
analisis
diperoleh
yang
kesimpulan
telah bahwa
kinerja lingkungan Rumah Sakit akan baik apabila Unit Pengelola Lingkungan di Rumah
Rumah Sakit (termasuk manajer
Sakit mempunyai SDM lingkungan yang
lingkungan)
cukup,
-
Perencanaan kegiatan
mempunyai sarana dan teknologi lingkungan
-
Penentuan sasaran, target dan
yang
program lingkungan baik jangka
lingkungan
pendek maupun jangka panjang
standar mutu.
ketersediaan memadai ditaati
anggaran
Peraturan dengan
di
dan bidang
menerapkan
89
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020
DAFTAR PUSTAKA Arfan
Ikhsan, Akuntansi Manajemen Lingkungan (Graha Ilmu, 2009) h.309
Ganis, A. Analisa Komparatif Tentang Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia, Thailand dan Jepang (Tesis, Universitas Negeri Jakarta, 2011) h.22 Kuhre, W. Lee. ISO 14031 Environmental Performance Evaluation, 1997, h.22 Laporan Implementasi RKL dan RPL RSCM Sem.1 Tahun 2013 Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Vol.7 No.1 Juni 2018 DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.05
Lingkungan Hidup (PROPER) Tahun 2010 – 2011 Putrawan, I Made. 2017. Leadership and SelfEfficacy: Its Effect on Employees Motivation. Advanced Science Letters 23 (1), 173-176. Rumah Sakit Persahabatan, Pelaksanaan Program Kerja Insatansi Sanitasi dan Pertamanan, 2012 Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Grasindo. U.S. EPA, 2005, Health Care Guide to Pollution Prevention Implementation Through EMS, Ohio, h.1
90