Hordeolum Internum.docx

  • Uploaded by: Lusi Utami
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hordeolum Internum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,543
  • Pages: 28
Laporan Kasus

Hordeolum Internum et Palpebrae Inferior Oculi Dextra

Oleh: Lusi Utami, S.Ked NIM. 1730912320067

Pembimbing: dr. Muhammad Ali Faisal, Sp.M, M.Sc

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN BANJARMASIN April, 2019

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I.

PENDAHULUAN ................................................................................. 1

BAB II. LAPORAN KASUS .............................................................................. 3 BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS ....................... 8 BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA

26

ii

BAB I PENDAHULUAN

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus dan streptokokus.1,2 Hordeolum adalah kelainan pada kelopak mata yang cukup sering di temukan di masyarakat. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anak-anak.2,3 Ada dua bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar zeis atau moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar meibom dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.1,3,4.5 Penderita hordeolum biasanya menunjukkan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan disertai nyeri jika ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman.1,5 Pada hordeolum internum, infeksi melibatkan kelenjar meibom dan benjolan menonjol ke arah konjungtiva, serta jarang mengalami supurasi dan tidak dapat memecah sendiri. Hordeolum eksternum melibatkan infeksi kelenjar moll dan/atau kelenjar Zeiss sehingga cenderung membentuk tonjolan ke arah kulit, ikut dengan pergerakan kulit, dan mengalami supurasi, memecah sendiri kearah kulit.6 1

Pengobatan hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif. Tindakan

konservatif

dapat

diberikan

berupa

kompres

hangat

untuk

mempersingkat peradangan kelenjar. Sedangkan untuk medikamentosa dapat diberikan antiinflamasi topikal maupun antibiotik, baik antibiotik topikal maupun antibiotik sistemik. Tindakan operatif dilakukan bila setelah diberikan terapi konservatif tidak terdapat perbaikan. Operasi dilakukan dengan anastesi lokal, berupa tindakan insisi untuk mengeluarkan nanah.1,2,5

2

BAB II LAPORAN KASUS 1.

Identitas Pasien 

Nama

: Nn. W



Umur

: 19 tahun



Jenis Kelamin

: Perempuan



Agama

: Islam



Alamat

: Jl. Veteran Kompleks A. Yani I RT 20 No. 3, Banjarmasin

2.



Pekerjaan

: Karyawan toko kecantikan



Suku

: Banjar



Tanggal pemeriksaan : 2 April 2019

Anamnesis

A. Keluhan Utama: Ada benjolan di kelopak mata kanan bawah. B. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poliklinik mata dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata bawah pada mata sebelah kanan. Keluhan muncul sejak 2 bulan yang lalu (sekitar bulan februari), diobati salep mata, sembuh dan muncul lagi sekitar pertengahan maret di tempat yang sama, yaitu di kelopak mata bawah kanan di sudut mata medial. Dibawa berobat ke RSUD Ulin dan dilakukan insisi, benjolan hilang. Satu minggu yang lalu (26 Maret 2019), benjolan 3

muncul lagi. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada mata kanan menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh, terasa gatal dan mengganjal bola mata. Keluhan penglihatan kabur (-), air mata berlebih (-), kotoran mata (-), kotoran berminyak di tepi kelopak mata (-), riwayat berobat sebelumnya (+) dan sembuh.

C. Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya (+). - Riwayat trauma (-) - Riwayat alergi (-) D. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.

E. Riwayat Alergi Riwayat alergi makanan (-) dan alergi obat-obatan (-).

F. Riwayat Pengobatan Riwayat pengobatan sebelumnya (+).

3.

Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis KeadaanUmum : Baik Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6

4

B. Pemeriksaan Tanda Vital Nadi

: 92 kali/menit, reguler dan kuat angkat

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Frekuensi Napas

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,7 ºC

Kepala – leher 

Mata : anemis (-/-), icterus (-/-), reflex pupil RCL/RCTL (+/+), isokor



Pembesaran KGB preaurikular (-)

C. Status Oftalmologis

1.

Visus

Mata Kanan (OD) 5/5

2.

Posisi Bola Mata

Sentral

Sentral

Ke segala arah

Ke segala arah

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-) + 10 mm (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) + 10 mm (-) (-) (-)

No

Pemeriksaan

Mata Kiri (OS) 5/5

Gerakan bola mata 3.

4.

Palpebra Superior

5.

Palpebra Inferior

6.

Fissura palpebral

7.

Konjungtiva Palpebra

Edema Massa Hiperemi Pseudoptosis Entropion Ektropion Krusta Ulkus Edema Massa Hiperemi Entropion Ektropion Krusta Ulkus Hiperemi Massa bergerombol Sikatrik

5

8.

Konjungtiva Fornix

9.

Konjungtiva Bulbi

10.

Kornea

11. 12.

COA Iris

Papil raksasa Folikel Hiperemi Sikatrik Papil raksasa Folikel Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliar Massa Edema Subconjunctival bleeding Bentuk Kejernihan Permukaan Ulkus Benda Asing COA Warna Bentuk

13.

Pupil

14.

Lensa

15.

Tekanan Bola Mata

Refleks cahaya langsung Refleks cahaya tidak langsung Kejernihan Iris Shadow TIO palpasi

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Cembung Jernih Licin (-) (-) sedang Coklat Bulat dan regular (+)

(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Cembung Jernih Licin (-) (-) Sedang Coklat Bulat dan regular (+)

(+)

(+)

Jernih (-) N

Jernih (-) N

Gambar 1. Gambar Benjolan pada Kelopak Mata Kiri Bawah 6

D. Pemeriksaan Penunjang 1. Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Pemeriksaan 2. Funduskopi Tidak dilakukan Pemeriksaan. E. Diagnosis Banding Diagnosis banding yang dapat ditentukan dari kasus ini yaitu: 1. Hoedeolum 2. Kalazion 3. Blefaritis F. Diagnosis Utama Diagnosis utama yang didapatkan pada kasus ini yaitu OD hordeolum internum palpebrae inferior. G. Tata laksana - Non medikamentosa: kompres air hangat dan pijat menggunakan kapas - Medikamentosa Gentamisin 0,3% eye ointemnt 6 kali/hari (OD) - Pembedahan : Insisi dan drainase.

7

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1.

Identifikasi Masalah Berdasarkan data medis pasien di atas, ditemukan beberapa permasalahan.

Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah: SUBJECTIVE Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada kelopak mata bawah pada mata kanan. Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata kiri. Benjolan ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin besar disetai nyeri jika tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar meibom.

OBJECTIVE Pada pemeriksaan oftalmologis pada mata didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra inferior oculi dextra yang disertai nyeri. Benjolan menonjol ke arah konjungtiva tarsal. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum interna merupakan infeksi pada kelenjar meibom sehinga ia tumbuh ke arah konjungtiva tarsal. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas, diagnosis kalazion dapat disingkirkan karena pada pasien ini terdapat tanda radang seperti nyeri, bengkak, 8

dan kemerahan. Pada kalazion, benjolan tidak nyeri dan tidak ada tanda radang seperti kemerahan dan bengkak. Blefaritis dapat disingkirkan karena tidak ditemukan adanya sekret berminyak di tepi kelopak mata.

2.

Analisa Kasus Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata

melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyebarkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.1 Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1 Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.2 Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.3

9

A. ANATOMI PALPEBRA Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (otot orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5 1. Kulit Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, dan tanpa lemak subkutan. 2. Muskulus orbikularis okuli Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Muskulus orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis. 3. Jaringan Areolar Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kujlit kepala.

10

4. Tarsus Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah). 5. Konjungtiva Palpebrae Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muaramuara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).3 Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.3

11

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5 Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.5 Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 6

12

Gambar 2. Anatomi Kelopak Mata6

B. DEFINISI Hordeolum (stye) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang terutama menonjol ke arah konjungtiva tarsalis disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

13

Gambar 3. Anatomi kelenjar palpebra7  Hordeolum Eksternum Hordeolum ekstrenum adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeiss di dasar bulu mata, atau infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.3  Hordeolum Internum Hordeolum internum adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra (pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan. Hordeolum internum mirip dengan kalazion, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan) dibandingkan dengan kalazion yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa intervensi.4

14

Gambar 4. Hordeolum eksterna10

Gambar 5. Hordeolum interna 2 Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolan memecah sendiri ke arah kulit. Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalam tarsus jarang memecah sendiri.

C. ETIOLOGI Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata. Staphylococcus aureus merupakan agen infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.1,3

15

D. FAKTOR RISIKO Berikut adalah faktor risiko terjadinya hordeolum :4 1. Penyakit kronik. 2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. 3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti blefaritis. 4. Diabetes 5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia. 6. Riwayat hordeolum sebelumnya 7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih 8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.

E. PATOFISIOLOGI Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva.2

F. GEJALA DAN TANDA Gejala 2,3 -

Pembengkakan 16

-

Rasa nyeri pada kelopak mata

-

Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

-

Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7 -

Eritema

-

Edema

-

Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata

-

Seperti gambaran absces kecil Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata

yang terasa nyeri untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum GEJALA TAMBAHAN Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala tambahan, yaitu : 

Benjolan di kelopak mata atas atau bawah



Pembengkakan lokal kelopak mata



Nyeri lokal kelopak mata



Kemerahan pada kelopak mata



Nyeri sentuh



Pengerasan kulit dari margo kelopak mata



Sensasi terbakar di mata



Terasa berat pada kelopak mata



Gatal pada bola mata 17



Iritasi pada mata



sensitivitas cahaya



Tearing



Ketidaknyamanan selama berkedip



Sensasi benda asing di mata

G. DIAGNOSIS BANDING Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas :  Hordeolum  Kalazion  Blepharitis12,13 Kalazion Kalazion merupakan peradangan lipogranulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Pada kalazion terbentuk nodul pada palpebra yang bersifat keras dan tidak nyeri.9 Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolumdibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kalazion cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada hordeolum. Selain itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya tidak menimbulkan rasa sakit meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan, serta berbeda dari segi ukurannya. Kalazion cenderung lebih besar dari hordeolum

18

Gambar 6. Kalazion di palpebra superior Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.9 Tabel 1. Perbandingan Hordeolum dan Kalazion Hordeolum

Kalazion

1.

definisi

Abses akut pada kelenjar kelopak Lipogranuloma kronik mata, biasanya disebabkan oleh akibat obstruksi muara staphylococcus. Dibagi menjadi kelenjar minyak meibom. hordeolum internum (kelenjar meibom) dan hordeolum eksternum (kelenjar Zeiss atau Moll)

2.

Faktor risiko

Diabetes, blepharitis, seborrheic Blepharitis, seborrheic dermatitis, acne rosacea, kadar lipid dermatitis, acne rosacea tinggi.

3.

tampilan

Semua usia, lesi terasa nyeri akut

4.

tanda

internal: bengkak dan merah, nyeri Tidak bengkak dan pada lempeng tarsal, membesar dan merah, bulat, melekat erat memecah ke arah kulit atau ke arah pada lempeng tarsal. konjungtiva.

Semua usia, lesi membesar perlahan dan tidak nyeri

Eksternal: bengkak dan merah, nyeri pada tepi kelopak mata dan menonjol ke arah luar (ke kulit). 19

5.

Tata Laksana

Internal: kopres hangat dan pijat. Kompres hangat dan pijat Antibiotik topikal. Antibiotik oral hanya diberikan jika ada preseptal Injeksi kortikosteroid selulitis, atau insisi dan kuretase. intralesi Eksternal: kompres hangat dan Insisi dan kuretase pijat, antibiotik topikal, antibiotik sistemik diberikan hanya jika ada epilasi pada kelenjar yang terkena.

6.

Kapan pergi ke ahli mata ?

Tidak ada perbaikan setelah terapi Tidak ada perbaikan konservatif setelah terpapi konservatif Muncul tanda selulitis preseptal Mengganggu penglihatan Suspek keganasan Benjolan muncul berulang Suspek keganasan

Blefaritis Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak atau margo palpebra. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.10

20

Gambar 7. Radang pada kelopak mata (blefaritis) Biasanya orang sering menganggap kelelahan pada mata, mata yang berpasir, terasa silau juga tidak nyaman bila terkena sinar matahari atau pada saatberada pada lingkungan yang berasap, memberikan gambaran berupa mata merah dan seperti ada benda asing di dalam mata.10

H. PENATALAKSANAAN Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8 Umum 1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup. 2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup. 3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius. 21

4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi. 5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea. Obat Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum. 1. Antibiotik topikal. Antibiotik topikla yang dapat diberika yaitu neomycin, polymixin B, gentamycin, chloramphenicol, ciprofloxacin, atau bacitrasin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.3 Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan.9 2. Antibiotik sistemik Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. 3 Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.5

Pembedahan

22

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 8 Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila: 6 -

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.

-

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi

jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.6

Gambar 8. Insisi dan Drainase Hordeolum Internum

23

I. KOMPLIKASI Komplikasi

hordeolum

dapat

berupa

mata

kering,,

abses,

dan

selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.8

J. PENCEGAHAN  Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang. 1,5  Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.  Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.  Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

24

BAB IV PENUTUP

Pasien seorang perempuan umur 19 tahun datang dengan keluhan ada benjolan yang terasa nyeri pada kelopak mata kanan bawah sejak 1 bulan yang lalu. Pernah sembuh, kemudian muncul lagi sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan terasa mengganjal, terkadang terasa gatal dan kelopak mata tampak bengkak. Tidak ada penglihatan kabur. Tidak ada riwayat alergi. Pemeriksaan status lokalis pada mata ditemukan benjolan pada kelopak mata kiri bawah, kemerahan, dan berisi pus. Visus kedua mata kanan 5/5. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada pasien mengarahkan pada hordeolum internum pada palpebra inferior oculi dextra. Pasien diberikan terapi bedah insisi dan drainase bahan purulen. Pasien juga diberikan obat salep mata gentamisin 0,3% dioleskan pada mata kanan 6 kali sehari.

25

DAFTAR PUSTAKA 1. Sidarta I. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2004. 2. Sidarta I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004: Hal 92-94 3. Emergency

Medicine

News.

http://journals.lww.com/em-

news/Fulltext/2002/06000/Diagnosis__A_Hordeolum.8.aspx.

diakses

tanggal 8 April 2019. 4. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta : Widya Medika, 2000. 5. Sidarta I. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2003. 6. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta, 2004 : 96-7. 7. Raftery AT, Lim E. Churchill’s Pocketbook of Differential Diagnosis. Elsevier’s, 2010. 8. Yanoff, M., Duker, J. Textbook Of Ophtalmology. Moaby Elsevier’s, 2010. 9. Watson AP. Treatment of chalazions with injection of a steroid suspension.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1040480/pdf/br jopthal00155-0093.pdf diakses tgl 10 April 2019. 10. Sidarta I. Ilmu penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002.

26

Related Documents


More Documents from "SorayaGrenavada"

Hordeolum Internum.docx
October 2019 12
Doc1.docx
April 2020 21
Appendicitis.pptx
December 2019 43
Urinary Retention.pptx
December 2019 39
Skripsweet.docx
July 2020 11