Hidrosefaluss Fix.docx

  • Uploaded by: Thitania Yolanda Viol
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hidrosefaluss Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 945
  • Pages: 6
BAB II PEMBAHASAN A. Pengkajian 1.

Keluhan Utama Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.

2.

Riwayat Perkembangan a. Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak. b. Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur. Keluhan sakit perut. 1) Wawancara a

DS : Pengertian penyakit oleh keluarga/pasien Kemampuan pasien untuk mengerti. Pernyataan sakit kepala, mual-muntah, kejang. Pernyataan kepalanya membesar

b

DO

:

Lingkar kepala melebihi normal. Terjadi peningkatan TIK (mual,

muntah, kejang). Fortanella/Sutura belum menutup. Tingkat kesadaran yang bisa diamati adalah gelisah, disorientasi, lethargi. Status tanda-tanda vital bervariasi terhadap nadi dan tekanan darah 2) Riwayat Kesehatan a

Dari riwayat kesehatan pasien dengan hidrosefalus dapat menunjukkan adanya : 1. Riwayat trauma sewaktu lahir 2. Riwayat penyakit dahulu, misal: perdarahan sebelum dan sesudah lahir, infeksi, neoplasma

3) Pemerikasaan fisik 1. Sakit kepala, mual, muntah, kejang 2. Penurunan kesadaran yang bisa diamati adalah gelisah, disorientasi, lethargi 3. Sunset sign pada mata 4. TTV yang bervariasi untuk tiap individu

5. Pembesaran lingkar kepala 4) Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Neurologi Untuk mengetahui status neurologis pasien, misalnya gangguan kesadaran, motoris/kejang, edema pupil saraf otak II 2. Pengukuran lingkar kepala Untuk mengetahui Progrestivitas atau perkembangan lingkar kepala 3. CT Scan Untuk mengetahui adanya kelainan dalam otak dengan menggunakan radio isotop, radioaktif dan scanner 4. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh 3.

Pemeriksaan Fisik a.

Inspeksi : 1 Anak dapat melioha keatas atau tidak. 2. Pembesaran kepala. 3. Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.

b.

Palpasi Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar. Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

c.

Pemeriksaan Mata 1. Akomodasi. 2. Gerakan bola mata. 3. Luas lapang pandang 4. Konvergensi. 5. Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas. 6. Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

4.

Observasi Tanda –tanda vital. Didapatkan data – data sebagai berikut : 1. Peningkatan sistole tekanan darah. 2. Penurunan nadi / Bradicardia. 3. Peningkatan frekwensi pernapasan.

5.

Diagnosa Klinis : 1 Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang ) 2 Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “ Crakedpot “ (Mercewen’s Sign) 3 Opthalmoscopy : Edema Pupil. 4 CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi komputer. 5 Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pre Operatif a) Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial

.

Data Indikasi : Adanya keluahan Nyeri Kepala, Meringis atau menangis, gelisah, kepala membesar Tujuan ; Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala berkurang Intervensi : -

Jelaskan Penyebab nyeri.

-

Atur posisi Klien

-

Ajarkan tekhnik relaksasi

-

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik

-

Persapiapan operasi

b) Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi. Data Indikasi : Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan akan keadaan anaknya. Tujuan : Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi.

Intervensi : -

Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam merawat anaknya. Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak terutama ketakutannya menghadapi operasi otak dan ketakutan terhadap kerusakan otak.

-

Berikan informasi yang cukup tentang prosedur operasi dan berikan jawaban dengan benar dan sejujurnya serta hindari kesalahpahaman.

-

Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang diserta muntah. Data Indikasi ; keluhan Muntah, Jarang minum. Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit. Intervensi : 

Kaji tanda – tanda kekurangan cairan



Monitor Intake dan out put



Berikan therapi cairan secara intavena.



Atur jadwal pemberian cairan dan tetesan infus.



Monitor tanda-tanda vital

2. Post – Operatif. c) Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan tekanan pada kulit yang dilakukan shunt. Data Indikasi ; adanya keluhan nyeri, Ekspresi non verbal adanya nyeri. Tujuan : Rasa Nyaman Klien akan terpenuhi, Nyeri berkurang Intervensi : -

Beri

kapas

secukupnya

dibawa

telinga

yang

dibalut.

Aspirasi shunt (Posisi semi fowler), bila harus memompa shunt, maka pemompaan dilakukan perlahan – lahan dengan interval yang telah ditentukan. -

Kolaborasi dengan tim medis bila ada kesulitan dalam pemompaan shunt.

-

Berikan posisi yang nyama. Hindari posisi p[ada tempat dilakukan shunt.

-

Observasi tingkat kesadaran dengan memperhatikan perubahan muka (Pucat, dingin, berkeringat)

-

Kaji orisinil nyeri : Lokasi dan radiasinya

d) Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak adekuat. Data Indikasi ; Adanya keluhan kesulitan dalam mengkonsumsi makanan. Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisil. Intervensi : -

Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.

-

Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan waktu yang cukup untuk menelan.

-

Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari bau – bauan yang tidak enak.

-

Monitor therapi secara intravena.

-

Timbang berta badan bila mungkin.

-

Jagalah kebersihan mulut ( Oral hygiene)

-

Berikan makanan ringan diantara waktu makan

3. Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui shunt. Tujuan : Tidak terjadi infeksi / Klien bebas dari infeksi. Intervensi : -

Monitor terhadap tanda – tanda infeksi.

-

Pertahankan tekhnik kesterilan dalam prosedur perawatan

-

Cegah terhadap terjadi gangguan suhu tubuh.

-

Pertahanakan prinsiup aseptik pada drainase dan ekspirasi shunt.

4. Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi. Tujuan

;

Pasien

bebas

dari

kerusakan

integritas

kulit

dan

Intervensi : - Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam. - Obsevasi terhadap tanda – tanda kerusakan integritas kulit dan kontrkatur. - Jagalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur. - Berikan latihan secara pasif dan perlahan – lahan.

kontraktur.

Related Documents

Hidrosefaluss Fix.docx
November 2019 10
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113

More Documents from "Ersi Ghaisani Masturah"

Hidrosefaluss Fix.docx
November 2019 10
Askep Rhd.docx
November 2019 18
Texto 5
April 2020 14
Guia.docx
November 2019 22