Klasifikasi dan interpretasi hasil pap smear (Astrid Savitri,dkk 2015)
Hasil tes pap smear memang memiliki tingkat keakuratan yang berbeda beda. Tergantung dari banyak hal. Walaupun begitu, perlu dijadikan patokan bahwa pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan yang baik serta kemampuan pengamatan dan kemampuan diagnosis yang baik akan membuat tingkat keakuratan tes semakin tinggi. Menurut Papanicolau, klasifikasi hasil tes dibagi menjadi lima kelas dengan interpretasi berbeda beda. Kelas Kelas 0 Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Klasifikasi Tidak terbaca Normal karena hanya ditemukan sel normal Radang ringan/ berat dengan penyakit yang diketahui secara pasti ataupun belum pasti. Ditemukan beberapa sel atipik tetapi tidak ada bukti keganasan
Radang dengan tanda prakanker. Gambaran sitolog mengesankan tetapi tidak konklusif keganasan Dicurigai ada kanker. Gambaran sitologi yang dicurigai sebagai keganasan Dipastikan ada kanker. Gambaran sitologi yang dicurigai sebagai keganasan.
Interpretasi Harus dilakukan tes ulang Identik dengan normal. Lakukan pemeriksaan tes pap smear. Ulang 1 tahun lagi Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadangkala disertai: Kuman atau virus tertendu, dan Sel dengan kariotik ringan. Lakukan pemeriksaan tes pap smear ulang 1 tahun lagi. Lakukan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulan 1 bulan setelah pengobatan. Ditemukan sel diagnostik sedang dengan keradangan berat. Lakukan pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan
Ditemukan sel sel yang mencurigakan ganas. Pasca pemeriksaan,lakukan biopsi. Segera lakukan tes pap ulang dengan kreping lebih dalam dan diambil tiga bagian. Segera meminta rujukan untuk biopsi konfirmasi. Ditemukan sel sel ganas. Pasca pemeriksaan, lakukan biopsi. Segera lakukan tes pap ulang dengan kreping lebih dalam dan diambil tiga bagian. Segera meminta rujukan untuk biopsi konfirmasi.
Faktor Resiko Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut : 1. Infeksi Human Papilloma ( HPV ) Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang berisiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga berisiko terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker serviks 2. Perilaku Seksual Berdasarkan penelitian, resiko kanker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Resiko juga meningkat bila berhubungan seks dengan laki – laki berisiko tinggi ( laki – laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita ), atau laki – laki yang mengidap penyakit “ jengger ayam” ( kondiloma akuminatum ) di zakarnya (penis) 3. Rokok Sigaret Wanita merokok mempunyai resiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan dengan wanita bukan terkandung nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok. Zat – zat tersebut dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus 4. Trauma Kronis Pada Serviks Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali ( banyak anak ), adanya infeksi, dan iritasi menahun 5. Kontrasepsi Oral dapat Meningkatkan Resiko 1,5 – 2,5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun 6. Defisiensi Zat Gizi Beberapa penelitian dapat menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya NIS 1 dan NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan resiko terkena kanker seviks pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin ( A, C, dan E )